KEPOLISIAN REKAYASA INDONESIA: BARBAR BRUTAL BIADAB REKAYASA VIDEO CCTV JESSICA WONGSO

  • last month
QUARTET JENDERAL SAMPAH: TITO KARNAVIAN, KRISHNA MURTI, FERDY SAMBO, DAN HERRY HERYAWAN Dalang Rekayasa Video CCTV Jessica Kumala Wongso.

Video CCTV yang telah direkayasa diputar di persidangan dan diberikan kepada sejumla ahli: psikolog Antonia Ratih Anjayani dan Sarlito Wirawan Sarwono, kriminolog Ronny Nitibaskara, psikiater Natalia Widiasih Raharjanti, toksikolog Nursamran Subandi dan I Made Agus Gelgel, dan kepada ahli huku pidana Edward Omar Sharif Hiariej.

Keenam jaksa penipu Ardito Muwardi, Shandy Handika, Sugih Carvallo, Hari Wibowo, Wahyu Oktaviandi, dan Maylany Wuwung berkomplot dengan sesama penipu perekayasa video CCTV Muhammad Nuh Al-Azhar (Kepala SubDit Komputer Forensik MABES POLRI, Ketua Asosiasi Forensik Digital Indonesia AFDI 2015-2019) dan Christopher Hariman Rianto yang diorkestrasi oleh Krishna Murti dan Tito Karnavian.

Isi flashdisk di tangan jaksa sendiri berubah waktu demi waktu tetapi mereka seolah tidak peduli dengan keutuhan (integritas) data yang ada di dalamnya. Sesi tanya-jawab dengan kedua ahli forensik digital penipu tersebut dirancang agar rekayasa yang mereka rencanakan berhasil menggiring publik dan hakim untuk memutuskan perkara sesuai dengan rekayasa mereka. Dan mereka berhasil.

Ahli IT gadungan Roy Suryo juga dalam beberapa wawancara TV menipu publik bahwa video CCTV yang ditampilkan di persidangan asli dan tidak direkayasa.

Video CCTV rekayasa tersebutpun menjadi pertimbangan hakim Binsar Gultom, Partahi Tulus Hutapea, dan Kisworo dalam memutuskan perkara.

Diharapkan para istri pelaku rekayasa Tri Suswati (istri Tito Karnavian), Nany Ariany Utama (istri Krishna Murti), INGRID CHAIYANLI (istri Christopher Hariman Rianto), Riri Ananingdyah Wibisono (istri Shandy Handika), dan lainnya untuk mendesak para suaminya untuk mengaku salah telah merekayasa video CCTV di kafe Olivier kasus Jessica Wongso. Karena sebagai sesama perempuan, seharusnya mereka memahami perasaan perempuan yang menjadi korban rekayasa para suami mereka.

Begitu juga keluarga Edi Darmawan Salihin: Made Sandy Salihin, Tiara Agnesia, Ni Ketut Sianti,
Arief Soemarko, dan lainnya agar mencari kebenaran kematian Mirna Salihin, berdasarkan bukti
ilmiah bahwa Jessica Kumala Wongso adalah korban rekayasa.

Begitu pula dengan para istri hakim Binsar Gultom, Sri Misgianti, agar menyadarkan suaminya bahwa keputusannya didasarkan video CCTV yang sudah direkayasa Muhammad Nuh Al-Azhar dan Christopher Hariman Rianto.

KITA TIDAK INGIN KASUS INI DAN PEGI SETIAWAN TERJADI DI REPUBLIK INI!!!

37 BUKTI ILMIAH REKAYASA VIDEO CCTV OLEH MUHAMMAD NUH AL-AZHAR DAN CHRISTOPHER HARIMAN RIANTO:
https://drive.google.com/file/d/1ufO4JQdDZSBvSzRnbjVQFJVWIZSIYU9e/view?usp=sharing



SEMANGAT MEMBONGKAR REKAYASA VIDEO CCTV KASUS JESSICA KUMALA WONGSO
RISMON HASIHOLAN SIANIPAR
Transcript
00:00Merdeka, salam horas dari kami di tepian Danetoba yang sangat indah.
00:14Oke, pemirsa kita akan derasak terus Kapolri ini ya,
00:20biar dia tidak memandang bahwa rakyat Indonesia itu isinya pengecut semua ya,
00:28mentang-mentang dia berseragam, punya pestol, punya undang-undang,
00:32langsung bisa mengugabi ya, mengetak-dertak supaya kita bungkam.
00:38Dalam kesempatan ini saya juga selalu ya menghimbau, menantang Kapolri.
00:48Sudah saya temukan 37 bukti ilmiah rekayasa oleh Laboratorium Komputer Forensik Mabes Polri
00:59dengan dumas presisi tiga kali. Jawaban sistem Anda, institusi Anda lah tidak berkadar pengawasan.
01:07Jawaban asal-asalan yang selalu kalian gembar-gemborkan, institusi dengan scientific crime investigation.
01:16Tetapi ketika saya lakukan pengaduan, laporan, aduan masyarakat,
01:22dumas presisi dengan bukti ilmiah tapi kalian tidak ada ilmiahnya sama sekali jawaban kalian itu.
01:29Padahal sudah saya buktikan perbuatan barbar, brutal, biadap yang pernah terjadi
01:39dari sebuah institusi di negara manapun.
01:43Inilah yang paling barbar, brutal, biadap dari sebuah institusi negara yang dibayar pajak.
01:51Laboratorium Komputer Forensik Mabes Polri itu menjadi studio animasi digital.
02:01Bayangkan, ini bukan Kepolisian Republik Indonesia tetapi ini Kepolisian Rekayasa Indonesia.
02:09Kepolisian yang melakukan rekayasa.
02:15Bayangkan brutal dan biadapnya ya Mabes Polri itu.
02:20Bagaimana kalian untuk mengkhianati pekerjaan kalian?
02:25Bukan justru menjaga secara sakral data digital yang sangat sensitif terhadap perubahan.
02:36Malah diobrak, abrik, diacak-acak, dianimasi, digaburkan, dibuat menjadi monokrom, dibuang semua informasi warna.
02:46Itu produk animasi, jadi apapun pergerakan Jessica yang ada di Meja 54,
02:53baik sesudah sebelum maupun sesudah Myrna saling datang adalah produk animasi kalian.
03:00Jangankan paperback bergerak sejajar, terbang pun ke langit bisa kalian buat.
03:06Superman pun bisa hadir di situ.
03:11Kinosaurus pun bisa jalan ke Cafe Olivier itu kalau cuma produk animasi.
03:17Inilah produk animasi di dasarkan menjadi dasar pertimbangan hakim.
03:23Dalam setiap jencang itu mulai dari Pengadilan Negeri Jakarta Pusat,
03:28Bandingkas Asia Pekah itu menjadi rujukan utama animasi Mabis Polri.
03:36Kan luar biasa itu brutal bar-bar biadapnya kalian terhadap rakyat yang menggaji kalian.
03:43Masih ada nama gak kalian? Wibawah.
03:47Saya mengusulkan kepada Pak Prabowo, turunkan derajat kepolisian Pak,
03:52sudah terlalu powerful terhadap rakyat Indonesia.
03:56Masukkan ke dalam Kemensos.
03:59Karena cuma menjaga rakyatnya tugasnya.
04:02Anggaran 114 triliun.
04:05Masa jadi animasi, studio animasi digital pekerjaannya di Mabis Polri sana?
04:12Kan luar biasa ini pengkhianatan terhadap rakyat ini.
04:15Ini tidak kurang dari sifat komunis ini seperti ini.
04:21Kepolisian yang seharusnya tempat rakyat mengadu, mencari kebenaran, mencari keadilan,
04:28malah tumpak rekayasa.
04:30Inilah luar biasanya Jenderal Listio Sigit Prabowo.
04:34Anda mungkin bisa peralasan, itu bukan zaman saya.
04:37Itu Tito Karnavian.
04:39Tapi kau sekarang inkamben dan saya laporkan tiga kali,
04:43jawabannya tidak berkader pengawasan.
04:46Jawaban apa itu? Jawaban orang bodoh itu.
04:49Harusnya kan kalau saya salah, jawab dengan ilmiah juga.
04:54Tapi digambar-gemborkan through scientific crime investigation.
04:58Sentifik apa kalau bukti digital direkayasa?
05:01Digaburkan di animasi, dibuat warna menjadi gabuan.
05:05Segala macam, segala macem.
05:07Informasi yang penting dalam penegakan hukum.
05:12Malah disembarangan di obrak aprikolegalian di Mabis Polri.
05:16Kan luar biasa.
05:19Pengkhianatannya.
05:21Bagaimana kalian menginjak-injak hukum itu?
05:24Karena produk kalianlah, bukti-bukti rekayasa kalianlah yang dipakai oleh caksa.
05:29Disidangkan di situ.
05:30Sebagai fakta dipengadilin. Fakta rekayasa.
05:34Kalian memanfaatkan juga ketidaktahuan para caksa itu.
05:38Ketidaktahuan para hakim itu dalam manipulasi digital.
05:42Orang yang biasanya tidak tahu malah makin nekatkan.
05:45Menganggap itu benar.
05:49Makanya, saya sarankan kepada Jenderal Listio Sigit Prabowo.
05:54Anda kapolri. Anda jenderal. Saya cuma rakyat biasa.
05:58Yang saya sarankan.
06:02Aku itu, ya rekayasa Barber Putal Biadab.
06:06Berikan statement publik.
06:09Statement publik.
06:11Tugas anda ini.
06:13Untuk meminta maaf. Pertama mengaku salah.
06:17Telah melakukan rekayasa terhadap barang bukti digital.
06:21Saya tidak tahu berapa ribu kali kalian lakukan hal semacam ini.
06:24Makanya semprono di dalam PAP nya itu.
06:27Makanya saya tangkap basah.
06:29Yang orang yang sudah berbuat berkali-kali lah yang melakukan itu.
06:35Yang sesemprono itu ya.
06:37Minta maaf mengaku salah.
06:40Kau benahi institusimu.
06:43Minta maaf kepada rakyat yang menggaji kalian.
06:49Benahi itu institusimu.
06:51Tangkap, pecat semua yang terlibat.
06:53Pidanakan.
06:55Mulai dari Tito Karnavian.
06:58Karena dia ya, pada saat kasus itu,
07:00kalau ini lepas Jessica sebagai tersangka,
07:03tidak mungkin dia jadi kapolri.
07:05Dan sekarang mendagri.
07:06Itu akan menjadi cacat dalam dia.
07:09Karena penersangkaan Jessica memang ditandatangani oleh Krisna Murthy.
07:14Tapi persetujuan siapa?
07:16Kapolda.
07:17Ada Gelar Perkara.
07:19Ada Irwasda.
07:21Ada Pengawasan Penyidikan.
07:23Kok bisa produk rekayasa itu keluar dari baris apa itu?
07:29Kapolda Metro Jaya.
07:31Kan luar biasa ini.
07:33Ini sudah satu institusi ini secara sistemik.
07:36Melakukan rekayasa ini.
07:37Makanya Kepolisian Rekayasa namanya.
07:40Bukan Kepolisian Republik Indonesia.
07:42Kepolisian Rekayasa Indonesia.
07:44Kok bisa?
07:46Kapolda Metro Jaya.
07:48Produk resminya.
07:50Video CCTV rekayasa dan BAP rekayasa yang dipakai semua ahli.
07:55Dipakai jaksa.
07:57Dipakai oleh hakim.
07:59Luar biasa kalian.
08:00Oleh karena itu minta maaf.
08:02Mengaku salah.
08:05Jangan ulangin lagi.
08:07Pecah pidenakan semua.
08:09Baik itu Tito Karnavian.
08:11Krisma Murti.
08:12Gak mau tau rakyat siapa.
08:13Bintang tujuh pun.
08:14Bintang berapa itu gak mau tau ya.
08:16Bagi kami siapa yang rekayasa itu sampah masyarakat.
08:19Itu adalah musuh rakyat yang sesungguhnya.
08:22Komunis.
08:23Penjaja rakyat.
08:24Harus disingkirkan itu dari jabatan-jabatan.
08:28Bahkan dari polisi.
08:30Supaya citra polisi baik.
08:33Jangan seperti ini.
08:34Kalian bungkam.
08:35Masya Allah.
08:36Ini bakal apa?
08:37Ini bakal larut.
08:38Terdekomposisi.
08:40Dari pikiran rakyat.
08:42Dari ingatan rakyat.
08:46Saya juga bingung ini ya.
08:48Dengan bungkamnya komisi tiga.
08:50DPRRI pada tugasnya adalah.
08:53Melakukan rapat kerja dengan Kapolri ini ya.
08:57Sudah saya laporkan bungkam.
08:59Yang lurus mereka itu cuma perutnya saja.
09:02Bermilulah.
09:03Politiklah.
09:04Padahal komisi tiga tugasnya untuk mengawasi penegakan hukum di Indonesia.
09:08Tapi bungkam.
09:10Cuma mikirin perutnya saja.
09:12Harusnya kan panggil ini Kapolri ini.
09:14Kenapa terjadi.
09:16Man animasi ini ya.
09:18Kalau gak benar itu.
09:19Katanya Rizmon itu.
09:21Kalian tantang harusnya duen.
09:22Debat publik itu.
09:24Atau tangkap dia kalau dia hoaks.
09:26Kan gak gitu.
09:27Terus.
09:28Harusnya kan dipanggil.
09:30Terus dibuatlah kebijakan.
09:32Bagaimana ini mengatur.
09:34Ada undang-undang kek.
09:36Atau apa kek.
09:37Peraturan untuk mengawasi siapa yang memegang.
09:39Barang bukti digital ini.
09:41Kalau dibarang bukti dia kuasai secara absolut.
09:44Tidak ada pengawasan sama sekali.
09:46Inilah hasilnya.
09:47Mereka ya sabar berbrutal biadab.
09:50Harusnya kan komisi tiga memanggil ini.
09:52Ini kepentingan rakyat.
09:54Ini malah.
09:55Mikirin siapa yang jadi calon gubernur lah.
09:57Calon bupati lah.
09:59Wali kota lah.
10:00Cuma perutnya aja.
10:01Untuk dapat proyek.
10:04Harusnya ini kepentingan rakyat.
10:06Karena kalian juga bisa jadi korban rekayasa.
10:09Begitu kalian dapat.
10:11Kejahatanmu bisa diperas kalian.
10:13Dimanipulasi bukti kalian.
10:17Apalagi kalau kalian sudah tertangkap korupsi.
10:19Ditambah-tambah ini itu.
10:21Skrip WA chat kalian.
10:23Atau kalian diperas.
10:25Ya itulah.
10:26Sekarang kalian pura-pura.
10:28Mereka mau tahu kalian dengan urusan rakyat.
10:30Padahal kalian juga bisa berpotensi.
10:33Menjadi mangsa mereka.
10:35Para manipulator di baris krim kok di sana.
10:39Itulah kalian bungkam.
10:40Padahal kalian kan harusnya bisa panggilin orang ini.
10:43Pada saat rapat kerja.
10:44Kenapa seperti ini?
10:46Tindak telah judi.
10:49Jangan dibiarkan liar isu ini.
10:52Pecat pidana kan semua yang terlibat.
10:55Digaji rakyat kok.
10:57Komisi tiga.
10:58Cuma ngurusin perutnya aja sendiri.
11:02Gak berani manggil kapur ini.
11:04Padahal kalian kan sederhana.
11:06Kalian wakil rakyat.
11:08Ini orang pengguna angkaran.
11:10Pengguna wawelang.
11:11Pengguna kekuasaan.
11:12Undang-undang yang kalian buat.
11:14Harusnya kan ada pengawasan seperti itu.
11:17Ini bungkam aja.
11:20Komisi tiga.
11:21Mengurusin hukum.
11:22Tapi gak ada taringnya sama sekali sama kapur ini.
11:26Apakah kalian takut juga kalian punya kartu korupsi juga?
11:31Sehingga takut.
11:33Itu kan persepsi publik.
11:34Kenapa kalian takut sama kapur ini?
11:37Sejajarnya kalian harusnya.
11:43Harusnya kalian tindak lanjuti ini.
11:46Komisi tiga.
11:49Bayangkan lah.
11:50Bukan hanya Jessica tentunya.
11:52Tentunya ini korban rekayasa mahabis putri ini.
11:56Karena memang sudah sangat lihat yang mereka melakukan.
11:59Kalau saya delihat itu.
12:01Kerusakan barang bukti digital.
12:04Manipulasi kasus Jessica.
12:06Ini mereka ini sudah sangat terbiasa.
12:09Melacurkan keahliannya.
12:13Dengan wewenangnya berseragam polisi.
12:17Untuk merekayasa kasus.
12:19Mungkin di kasus lain memalak dia.
12:22Memeras.
12:23Supaya jangan ini saya tambah-tambah ini bukti digital.
12:27Eh saya peras.
12:28Bayar.
12:30Kan luar biasa ini.
12:32Kepolisian rekayasa Indonesia ini.
12:35Kenapa komisi tiga DPR
12:37diam saja kayak
12:39orang yang kayak hantu di sana.
12:42Tak apa makan gaji budak.
12:45Masa kami rakyat yang gak digaji
12:47malah mengurusi ini.
12:49Harusnya kalian lah tugas kalian ini.
12:51Digaji tiap bulan ratusan juta.
12:53Masa kami rakyat yang capek.
12:56Kalian gaji tiap bulan.
12:58Entah apa tunjangan kemana-mana kalian.
13:01Memanggil orang ini.
13:02Ini kan rekan sejawat kalian.
13:04Rekan kerja kalian ini.
13:06Makanya rapat kerja.
13:08Ini adalah
13:10rekan kerja kalian.
13:12Yang perlu kalian awasi.
13:13Kapolri ini wewenangnya luar biasa.
13:17Dia bisa menangkap orang, memidana orang.
13:21Wewenang yang besar harus di
13:24diri dengan pengawasan yang
13:26kuat.
13:27Ini diam saja.
13:28Bungkam saja.
13:29Sudah rekayasa barbar, brutal,
13:31biadap, begini saja.
13:32Komisi tiga gak berani manggil.
13:34Memanggil saya saja pun gak berani.
13:36Saya laporkan sudah ke setnik DPR.
13:38Diam saja.
13:39Jawaban juga cuma formalitas.
13:41Nanti sudah kami hampakan.
13:43Rujuk ke pimpinan
13:45komisi tiga.
13:46Jawaban apaan itu?
13:47Jawaban sampah itu.
13:49Jawaban orang malas.
13:51Gak berani ngambil risiko.
13:53Maunya gajian saja.
13:57Tapi pada saat kampanye
13:59mengemis suara rakyat,
14:01sok Superman,
14:03sok orang hebat semua.
14:07Inilah produk animasi Mabes Pohri.
14:11Produk animasi.
14:15Ini adalah produk animasi
14:17rekayasa
14:19barang bukti digital.
14:21Diantarkan langsung sama Krishna Murthy,
14:23Kompes Pol saat itu, ke Kejaksaan Negeri.
14:25Diantarkan langsung
14:27sama orang ini.
14:29Kan luar biasa cacatnya, luar biasa
14:31brutal biadapnya Krishna Murthy ini.
14:33Video CCTV rekayasa,
14:35PAP rekayasa,
14:37yang direkayasa Mohamadullah Naser
14:39dan Christopher Harimandrianto.
14:41Diantarkan manusia laknatnya ini
14:43ke
14:45apa namanya, ke Kejaksaan Negeri
14:47sebagai bukti menersangkakan
14:49Jessica
14:51memasukkan dia ke Celticus,
14:53mendakwa, memidana, menuntut.
14:55Aduh.
14:57Inilah manusia ber-berbutan biadap ini.
14:59Udah irjenpol dia sekarang.
15:01Berka rekayasa.
15:03Pertanyaannya udah berapa ratus, berapa ribu
15:05kasus direkayasa orang ini.
15:07Dengan tanpa hati
15:09orang ini merusak barang bukti digital.
15:11Itu pertanyaan
15:13kepada Kapolri.
15:15Apakah Anda
15:17pengecut Anda pernah merekayasa?
15:19Gitu.
15:21Parah sekali.
15:23Disajikan
15:25di persidangan oleh manusia
15:27pengkhianat ini
15:29juga ya, si Ardi Tomoardi.
15:31Flashdisknya berubah-ubah.
15:33Isi flashdisk
15:35barang bukti berubah-ubah, mengaku
15:37di persidangan, kami tidak menyentuh
15:39mengubah sama sekali yang mulia.
15:41Mulutnya Sandiandika.
15:43Inilah penipu.
15:45Naik pangkat juga dia.
15:47Sekarang, ya.
15:49Udah kepala kejaksaan negeri kemarin.
15:51Jakarta Timur atau apa.
15:53Setelah kasus rekayasa ini selesai.
15:55Sukses. Aspitsus.
15:57Dia di Kejaksaan Tinggi Jawa Timur.
15:59Sekarang di Kejaksaan
16:01Agum ini. Bentar lagi
16:03orang ini posisi kunci ini.
16:05Di Kejaksaan Agum.
16:07Manusia apa ini?
16:09Mana ada keadilan dan kebenaran
16:11kalau bukti
16:13apa ya, rekayasa.
16:15Nah, orang ini
16:17dipakai untuk menilai
16:19kelajiman dan ketidaklajiman Jessica
16:21di persidangan.
16:23Dari bukti
16:25video CCTV hasil rekayasa.
16:27Dimilai orang ini, lajim.
16:29Tidak lajim.
16:31Padahal,
16:33dari jejak digital,
16:35dari skrip
16:37yang di ekstraksi
16:39dengan selebrit, ada beberapa
16:41aktivitas
16:43WACET Jessica sambil menunggu.
16:45Tapi dia bilang orang ini tidak ada.
16:47Karena memang tidak ditunjukkan.
16:49Ya.
16:51Inilah orang ini dipakai untuk menilai
16:53lajim dan tidak lajim.
16:55Dari bukti rekayasa.
16:57Inilah peradilan sesat.
16:59Akibat bares skrip Polri
17:01menjadi pusat
17:03studio animasi digital.
17:05Ya.
17:09Ini dipakai oleh
17:11Krishnamurti untuk menilai
17:13lajim tidak lajimnya Jessica.
17:15Dengan menonton video CCTV itu,
17:17rekayasa itu, ini kan buru ber-ber-
17:19brutal biadap ini.
17:21Apa enggak, bagaimana ya kalian
17:23Komisi 3 DPR mendengar ini?
17:25Mau
17:27mau cuma
17:29gajiin ya kalian duduk di situ?
17:32Kok kami capek-capek mengurus ini?
17:34Harusnya kau yang keluar-keluar di sini.
17:36Tugasmu itu.
17:40Ini dipakai ini, coba.
17:42Untuk menilai lajim dan tidak lajim.
17:44Ya.
17:46Bagaimana kalau dia
17:48Ya.
17:50Video CCTV Kafe Olivieri itu misalnya
17:52paperback jadi dinosaurus.
17:54Mungkin dinilai dia juga, mungkin ya mereka
17:56dua ini. Ya. Kami mengamati
17:58ada ketidaklajiman
18:00dinosaurus di sana sedang meeting
18:02atau buang air.
18:04Kan.
18:06Bisa jadi ya, mereka enggak tahu
18:08kan apa yang dinilainya adalah hasil
18:10rekayasa Mohamad Noah Lazar, ya.
18:12Sedang buang air di meja
18:145-4
18:16dinosaurus. Ya kan.
18:18Tidak lajim kejadian itu.
18:20Kan. Konyol ini.
18:22Ya. Psikolog, kriminolog
18:24dipakai oleh Krishnamurti
18:26untuk mengamati
18:28video CCTV animasi.
18:30Luar biasa.
18:32Pengadilan paling sesat.
18:34Luar biasa sesatnya.
18:36Belum lagi ini.
18:38Imad Yagus Gelgel, dokter.
18:40Ya.
18:42Eh, siapa ini? Nur Samran Subandi.
18:44Ya.
18:46Sudah pakai persamaan kuadratik untuk
18:48untuk persamaan
18:50Sianida dikompusi
18:52satu-satunya di negara Konoha.
18:54Ya. Persamaan kuadratik
18:56dipakai untuk menghitung
18:58laju dikomposisi
19:00atau pengurahan Sianida
19:02yang bisa jadi pabrik nanti kalau
19:04waktu diper
19:06apa ya, diperpanjang, diperbesar
19:08malah gelas Sianida jadi pabrik Sianida.
19:10Inilah. Sudah gitu salah
19:12itu mundur lagi.
19:14Sudah salah model matematiknya.
19:16Salah ngitung, mundur lagi orang ini.
19:18Dokter.
19:20Hitungan manualnya seharusnya 16.20
19:22dia hitung 16.39
19:24cocok dengan tangan animasinya
19:26Mohamad Noah Lazar dan Christopher.
19:28Ini orang juga.
19:30Tukang sulap.
19:32Bagaimana 6 sampel
19:346 data harian
19:366 sampel harian
19:38bisa meng-clip error 0,1%.
19:40Ini kan tukang sulap ini.
19:42Cuma 6 sampel. Cuma pakai
19:44metode regression.
19:46Regression linear.
19:48Hehehe.
19:50Bisa dia
19:52dia sulap dengan keakuratan
19:5499,9%.
19:56Tidak ada bukti numerik.
19:58Dia cuma bilang, dengan sopir yang saya pakai
20:00pada saat saya yang mengambil dokter
20:02dia sopir rata.
20:04Kan?
20:06Bukti numeriknya apa? Inilah
20:08orang-orang dipakai.
20:10Sehingga cocokan
20:12dengan hasil animasi Mohamad Noah Lazar
20:14dan Christopher. Sudah coba.
20:16Metode apalah
20:18di dunia ini cuma 6 sampel data
20:20bisa di-clip 0,1%.
20:22Regressinya pun
20:24tidak disebutkan metode regression apa.
20:26Tiba-tiba dari 6 cuplik data
20:28saya dapat metode matematika
20:30by exponential
20:32menurun dengan keakuratan
20:3499,9% atau
20:36error 0,1%.
20:40Data cuma 6 cuplik data harian.
20:42Berbiasa.
20:44Data science
20:46harusnya malah jadi pseudoscience.
20:50Jadi ilmu semu.
20:52Ilmu kerang-kerangan, ilmu sulap.
20:54Inilah dipakai oleh
20:56Christopher.
20:58Kayak siapa?
21:00Krishnamurti.
21:02Dan Tito Karnapian.
21:04Kepul Damitrujaya dan Direktur Istimewa.
21:06Inilah.
21:08Ini juga ini. Dipakai.
21:10Dokter Forensik Selangkurnomo.
21:12Forensik Budi Sampurna juga.
21:16Tentang
21:18pengamatan terhadap video CCTV
21:207, pukul 17.17
21:22sampai 18.39.
21:24Di situ
21:26Mirna Salihin mengebas-ngebas.
21:28Itu diamati.
21:30Video CCTV rekayasa itu.
21:32Apakah mengebasnya
21:34sekali, ribuan kali, bisa
21:36diulang-ulang oleh Muhammad Noah Lazar
21:38untuk menggiri
21:40Forensik ini.
21:42Dokter Forensik ini.
21:44Dan mereka yakin, karena mereka
21:46tidak tahu mungkin ya, video CCTV
21:48itu dari rekayasa.
21:52Nah ini juga, datanglah si
21:54Profesor UGM,
21:56Edward Omar Sarifi Haris
21:58dengan statement-nya
22:00di suatu podcast, CCTV gak mungkin
22:02dari rekayasa. Inilah.
22:04Omongan
22:06seorang profesor, guru
22:08besar hukum bidana,
22:10mengomentari, menilai
22:12yang bukan bidangnya.
22:14Sekarang malu lah dia, coba.
22:16Apalah omongannya dia sama
22:18mahasiswanya, coba.
22:20Atau mungkin dia sudah tidak tahu malu lagi ya.
22:22Dia terbiasa mungkin kayak gitu.
22:26Video CCTV rekayasa itu dipake lah.
22:28Hakim Bin Sargultum
22:30Kisworo Partai Tulusutapaya
22:32untuk inilah, saya kopas ini langsung
22:34dari keputusannya mereka.
22:36Semua tentang CCTV ini,
22:38bahkan di sebuah podcast dengan Rosit ya,
22:40Bin Sargultum itu, dengan undang-undang
22:42ITI, kami memutuskan
22:44ketika itu
22:46ada tangan
22:48memasukkan sesuatu,
22:50yang kami dugas,
22:52jangankan satu tangan, Bin Sargultum.
22:54Di edit pun seribu tangan bisa
22:56di sana.
22:58Kaki bisa, ke langit juga bisa.
23:00Dengan percaya
23:02kau gabur-gabur seperti itu,
23:04kayak anak kecil kau bisa digirim-giring.
23:06Yakin pula kau.
23:08Aduh.
23:10Hakim jadi bodoh.
23:12Hakim bodoh dibayar rakyat.
23:14Nah ini,
23:16pertimbangan kasasi.
23:18Pertimbangan hakim kasasi,
23:20bahwa setelah ahli dokter Selamat Purnomo
23:22mempelajari rekaman CCTV
23:24peristiwa pidana tersebut pada
23:26yang memperlibatkan mengibas-ibas
23:28mulutnya,
23:30kemudian kejang dan sesak nafas.
23:32Bayangkan lah, Selamat Purnomo ini
23:34dengan gabur-gabur itu dia bisa mengatakan
23:36itu sesak nafas,
23:38mengibas-ibas mulutnya, kejang.
23:40Bayangkan. Bentuk cacing pita
23:42kayak gitu bisa disimpulkan
23:44seperti itu.
23:46Eh, mengibas berapa kali?
23:50Bisa jutaan kali
23:52diulang-ulang oleh Muhammad Mullah Lazar,
23:54itulah animasi.
23:56Pertimbangan.
23:58Ya ini gak tahu hasil
24:00rekayasa ya.
24:02Perbaikilah ini
24:04Kapolri Jendralistio
24:06Sigit Prabowo.
24:08Jangan berharap kau
24:10bungkam rakyat,
24:12bungkam rakyat diam,
24:14lupa dari ingatan rakyat.
24:16Ini jaman teknologi
24:18media sosial.
24:20Akan terekam semua ini.
24:24Usul saya,
24:26seperti saya bilang,
24:28ya, mengaku salah,
24:30ya, mengaku salah,
24:32minta maaf secara terbuka institusi
24:34kalian itu.
24:36Tangkap, pecat, didanakan.
24:38Mulai dari Tito Karnavian,
24:40Krishnamurti, Muhammad Mullah Lazar,
24:42Christopher Harimandrianto,
24:44dan semua jaksa-jaksa itu.
24:46Periksa juga keterlibatan Bin Sargultum,
24:48hakim itu, Partai Tulus Dutapaya,
24:50dan Kisworo.
24:52Kok bisa gampang dia seperti orang idiot
24:54aja.
24:56Harusnya menolak itu video
24:58seperti ini. Masa hakim lebih
25:00bodoh daripada
25:02yang orang idiot.
25:04Kan perlu ditindaklanjuti.
25:06Sepanjang itu
25:08tidak
25:10kalian lakukan,
25:12maka
25:14Laboratorium Forensik Mabespori
25:16itu cuma jadi studio
25:18animasi digital. Jangan pernah
25:20kalian percaya, saudara-saudara.
25:22Jangan pernah kalian percaya
25:24produk itu.
25:26Itu adalah produk animasi
25:28rekayasa. Dari
25:30kepolisian, rekayasa
25:32Indonesia.
25:34Dibayar rakyat menjadi
25:36polisi rekayasa.
25:38Dibayar rakyat dengan geringat rakyat
25:40Rp114 triliun.
25:42Rp400 ribu
25:44bernyawa per tahun menyumbang kita
25:46ke institusi ini justru untuk
25:48merekayasa rakyat.
25:52Oke, sekian dulu.
25:54Pemirsa dari
25:56Beligi Akademi
25:58di tepian Denetoba yang indah.
26:00Merdeka!

Recommended