SELAMAT JESSICA WONGSO BEBAS BERSYARAT, LANJUT SIDANG PK BONGKAR REKAYASA VIDEO CCTV TITO KARNAVIAN

  • last month
QUARTET JENDERAL SAMPAH: TITO KARNAVIAN, KRISHNA MURTI, FERDY SAMBO, DAN HERRY HERYAWAN Dalang Rekayasa Video CCTV Jessica Kumala Wongso.

Video CCTV yang telah direkayasa diputar di persidangan dan diberikan kepada sejumla ahli: psikolog Antonia Ratih Anjayani dan Sarlito Wirawan Sarwono, kriminolog Ronny Nitibaskara, psikiater Natalia Widiasih Raharjanti, toksikolog Nursamran Subandi dan I Made Agus Gelgel, dan kepada ahli huku pidana Edward Omar Sharif Hiariej.

Keenam jaksa penipu Ardito Muwardi, Shandy Handika, Sugih Carvallo, Hari Wibowo, Wahyu Oktaviandi, dan Maylany Wuwung berkomplot dengan sesama penipu perekayasa video CCTV Muhammad Nuh Al-Azhar (Kepala SubDit Komputer Forensik MABES POLRI, Ketua Asosiasi Forensik Digital Indonesia AFDI 2015-2019) dan Christopher Hariman Rianto yang diorkestrasi oleh Krishna Murti dan Tito Karnavian.

Isi flashdisk di tangan jaksa sendiri berubah waktu demi waktu tetapi mereka seolah tidak peduli dengan keutuhan (integritas) data yang ada di dalamnya. Sesi tanya-jawab dengan kedua ahli forensik digital penipu tersebut dirancang agar rekayasa yang mereka rencanakan berhasil menggiring publik dan hakim untuk memutuskan perkara sesuai dengan rekayasa mereka. Dan mereka berhasil.

Ahli IT gadungan Roy Suryo juga dalam beberapa wawancara TV menipu publik bahwa video CCTV yang ditampilkan di persidangan asli dan tidak direkayasa.

Video CCTV rekayasa tersebutpun menjadi pertimbangan hakim Binsar Gultom, Partahi Tulus Hutapea, dan Kisworo dalam memutuskan perkara.

Diharapkan para istri pelaku rekayasa Tri Suswati (istri Tito Karnavian), Nany Ariany Utama (istri Krishna Murti), INGRID CHAIYANLI (istri Christopher Hariman Rianto), Riri Ananingdyah Wibisono (istri Shandy Handika), dan lainnya untuk mendesak para suaminya untuk mengaku salah telah merekayasa video CCTV di kafe Olivier kasus Jessica Wongso. Karena sebagai sesama perempuan, seharusnya mereka memahami perasaan perempuan yang menjadi korban rekayasa para suami mereka.

Begitu juga keluarga Edi Darmawan Salihin: Made Sandy Salihin, Tiara Agnesia, Ni Ketut Sianti,
Arief Soemarko, dan lainnya agar mencari kebenaran kematian Mirna Salihin, berdasarkan bukti
ilmiah bahwa Jessica Kumala Wongso adalah korban rekayasa.

Begitu pula dengan para istri hakim Binsar Gultom, Sri Misgianti, agar menyadarkan suaminya bahwa keputusannya didasarkan video CCTV yang sudah direkayasa Muhammad Nuh Al-Azhar dan Christopher Hariman Rianto.

KITA TIDAK INGIN KASUS INI DAN PEGI SETIAWAN TERJADI DI REPUBLIK INI!!!

37 BUKTI ILMIAH REKAYASA VIDEO CCTV OLEH MUHAMMAD NUH AL-AZHAR DAN CHRISTOPHER HARIMAN RIANTO:
https://drive.google.com/file/d/1ufO4JQdDZSBvSzRnbjVQFJVWIZSIYU9e/view?usp=sharing



SEMANGAT MEMBONGKAR REKAYASA VIDEO CCTV KASUS JESSICA KUMALA WONGSO
RISMON HASIHOLAN SIANIPAR
Transcript
00:00Merdeka, selamat atas kebebasan bersyarat untuk Jessica Kumala Wongsoh ya.
00:14Kemarin tidak sempat buat video karena banyak tersibukan ya.
00:20Tapi mendengar berita, membaca, menonton berita turut senang lah ya.
00:26Meskipun masih ada persyaratan ya, bebas bersyarat ya.
00:31Dengan banyak analisa katanya kejanggalan segala macam ya.
00:39Yang penting keadilan harus nomor satu ya.
00:42Jangan ya, saya berharap tidak pernah lagi terjadi rekayasa semacam ini ya di Republik ini.
00:53Apalagi kita baru saja merayakan Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-79.
01:00Merenungi, menghayati nilai-nilai perjuangan para pejuang bangsa,
01:06pahlawan bangsa yang merelakan nyawanya demi bangsa ini.
01:15Saya berharap dan menerima informasi ya, tetap diajukan PK oleh Bang Oto.
01:25Saya juga berharap demikian agar kita kupas, bongkar semua ini.
01:30Rekayasa barbar, brutal, biadab yang pernah terjadi di muka bumi ini.
01:38Tentu yang dikoordinasi adalah Kapolda Metru Caya,
01:432016 Titok Karnavian,
01:46dan bawahannya Krishnamurti,
01:50dan ahli Muhammad Noah Lazar,
01:54dan Christopher Harimantrianto, tim eksekutor,
01:57dan sejumlah orang di balik mereka ya, di bawah mereka pasti itu,
02:02tim editor,
02:04berikut dengan para jaksa pengkhianat, Ardi Tomoardi, Sandi Andika,
02:08Sugi Karvalo, Harim Bowo, Malani Wubung, Wahyu Oktavian,
02:12di ini harus kita bongkar rekayasa brutal,
02:16barbar, biadab,
02:18yang mengkhianati nilai-nilai perjuangan para pahlawan bangsa.
02:23Sudah enak digaji rakyat,
02:25tiap bulan menerima gaji dari keringat rakyat,
02:28kalian manipulasi pula rakyat itu,
02:31kalian mangsa rakyat itu dengan kekuasaan kalian,
02:37tanpa perjuangan,
02:39kejuang bangsa kalian jadi apa kalian,
02:42masih tetap kita jadi budak penjajah Belanda dan Jepang itu.
02:48Ya, sembari menunggu PKI ini,
02:51saya ingin menyuarakan kepada Mahkamah Agung,
02:56siapapun ketuanya itu,
02:59kalian, saya selalu bilang,
03:01kalian yang memutuskan perkara,
03:05berdasarkan bukti rekayasa,
03:08kalian yang membuang kotoran,
03:10kalian digaji rakyat,
03:12ya kalian benahi ini,
03:15mengaku salah, minta maaf.
03:19Kepada rakyat,
03:21jangan sok gengsi, sok paling benar,
03:25sok gak pernah salah,
03:27kok bisa Binsar Guntum, Partai Tunusutapeya,
03:30dan Kisworo itu,
03:32percaya dengan video yang sangat gabur itu,
03:35anak kecil pun tidak mungkin percaya itu.
03:40Yang kabur seperti itu dijelaskan Muhammad Mahnu,
03:43Al-Azhar, dan Christopher Hariman Rianto,
03:46kok bisa diterima mentah-mentah,
03:48padahal dia lulusan sarjana hukum,
03:50magister hukum, ada yang dokter,
03:53tidak ada nilai kritis, tidak mungkin itu,
03:56periksa mereka bertiga,
03:58berkomplot itu pasti itu,
04:03plotnya adalah follow the money,
04:05apa yang ditawarkan Tito Karnavian saat itu,
04:08naik jabatan, duit,
04:10periksa itu,
04:12hakim agung,
04:13kalau anda masih hakim agung,
04:15pakai kata agung,
04:18harus diperiksa mereka bertiga itu,
04:22kenapa dia bisa percaya dengan
04:25orang idiot aja pun jadi hakim saat itu,
04:28tidak mungkin percaya itu,
04:30video CCTV itu otentik,
04:33bahkan di sidang saya sudah bilang itu rekayasa,
04:35tapi tidak diterima,
04:37yaitu, periksa itu mereka bertiga itu,
04:39terutama bin Sir Gultung itu,
04:41walaupun dia katanya sekarang sudah sakit-sakitan,
04:44tidak peduli rakyat,
04:46seret ke pengadilan,
04:48agar tidak ada lagi hakim yang memanfaatkan wawonannya,
04:52mendapatkan iming-iming,
04:54jabatan, uang, dan lain-lain,
04:58rakyat menuntut,
05:01ya mungkin bukan rakyat saya dan beberapa orang,
05:05ya, kalian harus berbesar hati,
05:09koreksi,
05:12ya kalau bisa sebelum sidang PK,
05:14daripada saya permalukan nanti di sana,
05:16bagaimana bin Sir Gultung memutuskan,
05:18pakai video CCTV rekayasa itu,
05:21apakah tidak tambah malu kalian,
05:23diliput oleh,
05:25liputan wartawan internasional,
05:27ya, tambah malu kan,
05:29lewat benahi,
05:31berbesar hati, mengakui salah,
05:33seret itu,
05:35bin Sir Gultung, Partai Tulus Utapia,
05:37dan Kisworo, ke pengadilan itu,
05:39ya,
05:41buktikan mereka itu mendapatkan naik jabatan kan,
05:43setelah itu hakim tinggi,
05:45dan lainnya, mereka semua,
05:48jangan,
05:50kalian sudah digaji rakyat,
05:52untuk duduk di situ,
05:54mengemban tugas hakim agung,
05:57agung apaan,
05:59kalau bukti rekayasa bisa,
06:01lolos mulai dari,
06:03pengadilan Negeri Jakarta Pusat,
06:05banding Kasasi,
06:07sampai PK,
06:09apakah tidak ada hakim yang rasional,
06:11di institusi kalian,
06:13tidak ada hakim yang punya logik,
06:15logika,
06:17kalian tanya aja orang idiot,
06:19mungkin sudah paham itu,
06:21video CCTV itu sudah buram,
06:23di KAP yang berkelas,
06:25itu kan,
06:27hal yang mustahil itu,
06:29bagi bin Sir Gultung,
06:31bisa ditipu-tipu seperti itu,
06:33kalau bukan karena iming-iming,
06:35jabatan dan uang,
06:37geng,
06:39paling ambisi di situ,
06:41itu harus diseret itu,
06:43ini doang,
06:47kepada juga,
06:49Kapolri,
06:51saya tidak takut,
06:53untuk di ancam sekalipun,
06:55Kapolri,
06:57ancaman penjara,
06:59mati sekalipun, saya tidak pernah takut,
07:01saya cuma takut sama Tuhan,
07:03itu aja,
07:05jangan pernah mengancam-ancam saya,
07:07saya konten kan malah,
07:09jadi,
07:11pesan saya kepada Kapolri,
07:13ini sudah sangat brutal,
07:15barbar biadab,
07:17bukti ini yang tidak terbantahkan,
07:19terserah kau lah,
07:21Kapolri,
07:23kalau mau kita kupas ini di pengadilan,
07:25tambah hancur,
07:27citra Polri yang sudah hancur,
07:29siapa lagi yang percaya itu,
07:33laboratorium forensik kalian,
07:35Mabes Polri,
07:37Mabes Polri,
07:39saya bongkar itu nanti satu persatu,
07:41tidak segan-segan saya katakan,
07:43barbar biadab,
07:45brutal yang pernah terjadi,
07:47bukan hanya di Indonesia,
07:49di seluruh dunia, dan itu akan diliput internasional,
07:51minimum media Australia,
07:53Malaysia, Singapura,
07:55bayangkan,
07:57dampaknya terhadap investasi nanti,
07:59bagaimana
08:01penegakan hukum yang hancur parah seperti ini,
08:03bukti rekayasa
08:05yang dilakukan oleh Mabes Polri,
08:07karena Muhammad Noah Lazar
08:09saat itu,
08:11kepala sudit forensik digital,
08:13komputer forensik Mabes Polri,
08:15dan dia sekarang naik pangkat kau buat,
08:17jadi ses pus lapor,
08:19sekretaris pusat laboratorium
08:21forensik Mabes Polri,
08:23bayangkan manusia cahat,
08:25biadab, iblis seperti itu,
08:27bisa naik pangkat di jajaran institusi kalian,
08:29yang semuanya kalian
08:31sudah manusia rusak,
08:33bisa manusia sampah seperti itu,
08:35jadi naik jabatan,
08:39ya, harusnya
08:41Kapolri ini mengakui,
08:43yah, kami telah melakukan rekayasa,
08:47atas nama Mabes Polri,
08:49kami siap menerima
08:51hukuman dari rakyat,
08:53kami minta maaf, ini buktinya,
08:55kami tangkap Tito Karnavian,
08:57Krishnamurti, Muhammad Noah Lazar,
08:59Christopher Hariman Rianto,
09:01kau periksa juga Kapolri,
09:03kenapa itu Nur Samran Subandi
09:05bisa, seorang katanya dokter,
09:07menghitung mundur waktu aja,
09:09salah,
09:11dokter apaan itu,
09:13yah, laboratorium
09:15topsikologi Mabes Polri,
09:17menghitung mundur waktu aja,
09:19harusnya 1620,
09:21jadi 1639,
09:23menghitung mundur anak SD aja itu,
09:25soal anak SD itu,
09:27kok bisa salah, periksa dia itu,
09:29apakah memang kesalah murni,
09:31atau memang rekayasa, dicocok-cocokkan,
09:33ke waktu
09:35tangan Jessica di animasi
09:37Muhammad Noah Lazar,
09:39itu, kau periksa itu,
09:41itu mengatas nama kan,
09:43laboratorium
09:45topsikologi Mabes Polri itu orang,
09:47gila gak itu,
09:49yah, bangsa yang besar seperti ini,
09:51laboratorium
09:53topsikologi, hitung mundur, salah,
09:55udah gitu
09:57pake excel, mengaku
09:59scientific crime investigation,
10:01udah gitu juga
10:03model matematika, pengurahan
10:05cyanida pake kodratik,
10:07parabolik terbuka,
10:09apa gak bodoh semua kalian
10:11di Mabes Polri itu,
10:13pengurahan cyanida pake parabolik
10:15terbuka,
10:17soal anak SMP
10:19aja itu pun udah salah itu,
10:21pengurahan cyanida pake
10:23parabolik terbuka,
10:25sinusoidal,
10:27bukan sinusoidal, parabolik terbuka,
10:29persamaan kodratik,
10:31komponen A X kodrat
10:33tambah B X tambah C,
10:35A nya positif, maka dia akan naik terus,
10:37kalau A nya positif,
10:39gimana ini,
10:41parah sekali,
10:45Kak Polri juga harus memeriksa itu,
10:47Imadi Agus Gelgel,
10:49dari mana dia bisa punya
10:51kesimpulan error
10:530,1 persen,
10:55atau keakuratan 99,9 persen,
10:57mana bukti numeriknya,
10:59klaimnya itu,
11:01karena data dia cuma 6 sampel,
11:03tidak ada metode satu pun
11:05di dunia ini, 6 sampel,
11:07diakui keakuratan 0,1 persen,
11:11error 0,1 persen,
11:1399,9 persen,
11:15karena waktu saya minta di email bukti numeriknya,
11:17tidak bisa dia berikan itu,
11:19karena tidak pernah ada,
11:21yang dia berikan hanya adalah,
11:23bukan keakuratan,
11:25bukan keakuratan
11:27berdasarkan data pengujian,
11:29tetapi data pelatihan,
11:31yang dia klaim 99,9 persen itu,
11:33adalah korelasi,
11:35self correlation,
11:37output dari model
11:39terhadap data pelatihan,
11:41ya iyalah,
11:43pelajaran S1 juga,
11:45sudah tahu itu salah,
11:47kenapa, itu bukan terhadap
11:49data pengujian, tetapi data pelatihan,
11:51mana ada di dunia ini,
11:536 sampel mengaku error 0,1 persen,
11:55cuma Imadi Agus Gelgel itu saja,
11:59memalukan,
12:01sekarang profesor, tetapi,
12:03tidak pernah melakukan uji,
12:05validasi uji,
12:07terhadap data lagi,
12:09eh data pengujian,
12:11mengklaim 99,9 persen,
12:13itu kan penipuan di persidangan,
12:15keakuratan 0,1 persen,
12:17data cuma 6 cuplik,
12:196 sampel,
12:21pakai metode apa dia,
12:23cuma pakai metode regresis saja,
12:25mana mungkin dapat
12:27keakuratan 0,1 persen,
12:296 sampel,
12:31tidak ada data validasi,
12:33tidak ada data pengujian,
12:35tidak ada bukti numerik dia mendapatkan itu,
12:37cuma mengatakan dari
12:39sopir yang saya gunakan pada saat dokter,
12:41ya sopir apa,
12:43mana bukti numeriknya,
12:45yang dia tampilkan adalah korelasi,
12:47korelasi itu artinya,
12:51keakuratan terhadap
12:53data pelatihan,
12:55output model dia terhadap data pelatihan,
12:57itu bukan terhadap
12:59data uji, dia tidak punya data uji,
13:01dari 6 itu berapa
13:03data uji dia, cuma 6 sampel,
13:05ini kan penipuan di persidangan ini,
13:07Imadi Agus Gelgel ini,
13:09saya minta di email,
13:11tidak berani dia menunjukkan bukti numerik,
13:13metode apa yang anda lakukan, regresi apa,
13:15karena di persidangan dia
13:17katakan pakai regresi,
13:19ya metode yang
13:21cukup klasik itu, mana mungkin
13:23dapat 0,1 persen eror,
13:27Topsikologi
13:29ini yang berdua ini cuma mencocok-cocokkan
13:31terhadap
13:33waktu animasi tangan
13:35Jessica yang dilakukan oleh Muhammad Noah Lazar,
13:39luar biasa Indonesia ini ya,
13:41kalau kaya gini persidangan,
13:43dipanggil ahli yang bisa mencocok-cocokkan
13:45ahli A, ahli B, tanpa bertanggung jawab
13:47membuktikannya, bagaimana ini,
13:49dia bisa semua kita masuk penjara
13:51kalau seperti
13:53Imadi Agus Gelgel ini semua,
13:55ahlinya, mana buktinya,
13:57coba tunjukkan Imadi Agus Gelgel,
13:596 sampel,
14:01jangan 0,99
14:03ya, koefisien korelasi
14:05yang anda kasih sama saya,
14:07itu koefisien korelasi itu terhadap
14:09data pelatihan, bukan data pengujian
14:11anda mengklaim
14:13output keakuratan
14:150,1 persen eror,
14:17luar biasa Imadi Agus Gelgel ini ya,
14:19profesor tapi
14:21tidak bertanggung jawab,
14:23mana bukti numeriknya,
14:25profesor apa anda ini,
14:27coba anda peperkan itu, tulis dulu
14:29dalam bentuk paper atau
14:31ya 1-2 alaman uji numerik
14:33terhadap klaimmu itu, biar ditertawakan
14:35orang kan,
14:37ujian model matematika tidak sesederhana itu,
14:39saya juga,
14:41ketika disertasi,
14:43saya menggunakan pemodelan
14:45apa itu,
14:47pangkat 3 ya, untuk
14:49elliptic cube,
14:51itu kriptografi, jadi berbicara
14:53semua dokter pasti, itu bicara
14:55model matematika untuk yang science
14:57dan engineering, jadi bukan
14:59anak anda yang tau ya, tapi jangan
15:01pernah anda mencoba-coba untuk
15:03klaim 0,1 persen dari data
15:056 sampel yang semua
15:07dipakai untuk data pelatihan,
15:09data validasi dan data pengujian
15:11tidak ada, itu kan kebohongan
15:13itu, hanya karena mentang-mentang
15:15hakim tidak pernah tau tentang itu,
15:17pengacara jaksa,
15:19jadi anda
15:21terlihat pintar di depan orang yang tidak
15:23tau, coba itu bawa
15:25di seminar model anda itu, biar kita kuliti,
15:27saya akan datang ke udayana
15:29kalau anda mau
15:31menyeminarkan itu, membuktikan itu
15:33secara numerik, saya tantang anda
15:35Nur Samran,
15:37Imadi Agus Gelgel,
15:39buktikan dulu, atau buat video
15:41bukti numerik itu,
15:43jangan petentang-petenteng
15:45anda itu,
15:49ya berikutnya juga kepada
15:51jaksa agung,
15:53sebelum PKI ini berbesar hati
15:55periksa, tangkap, didanakan
15:57itu, para jaksa-jaksa
15:59pengkhianat rakyat,
16:01ketuanya mulai Ardi Tomu Ardi,
16:03Sandian Dika Sugikar, Faluh Hariubowo,
16:05Malen Wubung, Wahyu Oktavian,
16:07ditangkap, didanakan, bagaimana
16:09mereka memperlakukan barang bukti
16:11berubah-ubah, kerjasama dengan
16:13Titok Karnavian, Krisna Murti,
16:15mengubah-ubah barang bukti
16:17digital, jangan
16:19beralasan lagi kami tidak tau,
16:21tau kalian, dan kerjasama,
16:23pasal 340
16:25Kuhab, apalagi ini Ardi Tomu Ardi,
16:27malah kalian buat Nek Jabatan
16:29dan Hariubowo,
16:31ini kan pengkhianatan terhadap rakyat,
16:33anda jaksa
16:35agung tinggal 2 bulan lagi juga
16:37berkuasa, setelah itu tidak dikenal
16:39oleh siapapun, kecuali anda
16:41melakukan pembersihan besar-besaran,
16:43kalau tidak ya sama seperti
16:45jaksa agung lainnya,
16:47unheard of,
16:49unknown, karena tidak pernah
16:51ada jasanya untuk rakyat, ya cuma
16:53tanda tangan aja duduk
16:55di jabatannya sana,
16:57tapi
16:59kalau anda mau bersikeras
17:01ayolah kita sidang PK,
17:03semudahan secepatnya ini,
17:05dalam bulan-bulan ini atau
17:07bulan depan,
17:09biar kita bongkar kebobrokan
17:11para jaksamu,
17:13kebobrokan,
17:15menangani barang bukti digital
17:17dengan semena-mena,
17:19menipu di persidangan, katanya
17:21tidak mengubah, atau menyentuh
17:23barang bukti digital itu,
17:25mulutnya itu,
17:27paling hebat, hanya karena
17:29mentang-mentang di pengadilan,
17:31yang hakimnya pro sama dia, ya hebat lah,
17:33siapapun bisa itu.
17:37Jadi,
17:39itulah pesan saya kepada jaksa agung,
17:41kalau ini
17:43tidak mau dipermalukan,
17:45ya bongkar, pidanakan, pecat mereka
17:47dan minta maaf, benai
17:49ini, karena ketiga institusi kalian
17:51yang membuat kotoran ini,
17:53dari polisi, jaksa,
17:55sama hakim, membuat putusan yang
17:57berdasarkan perkara, kotoran ini
17:59kalian yang buat, kalian bersihkan.
18:03Rekayasa ini kalian yang berbuat, tiga institusi
18:05ini, bersihkan, minta maaf sama
18:07rakyat.
18:09Sebelum PK ini dimulai,
18:11tapi kalau kalian masih bersikras, mudah-mudahan
18:13lah nanti
18:15media internasional meliput
18:17betapa berber, brutal, dan
18:19biadabnya kalian.
18:23Rakyat akan tahu
18:25betapa berber, brutal, dan biadabnya
18:27kalian. Saya sudah lapor juga, Komisi
18:29Kejaksaan, Kapori,
18:31Mahkamah Agung juga, Komisi Judisi
18:33ya, tetapi seolah-olah kalian
18:35tidak butuh rakyat,
18:37padahal tiap bulan
18:39gajimu dari rakyat, gaji kalian
18:41semua itu.
18:43Kami bayar tajak 11%
18:45untuk kalian.
18:47Tunggu, tenang,
18:49di AC, makan, main golf,
18:51tapi
18:53itu semua dari rakyat itu, rumah dina
18:55sekalian.
18:57Yang terakhir, pesan
18:59saya sama Kapori,
19:01periksa itu Narusamran Subandi,
19:03samping yang lain.
19:05Dan, siapa itu?
19:07Nadia Gusgelgel.
19:09Jangan dia itu
19:11bungkam dia, seolah-olah apa yang
19:13klaim dia di persidangan
19:15error 0,1% itu menjadi
19:17kebenaran.
19:19Itu harus bisa diuji publik.
19:21Imadia Gusgelgel.
19:25Saintifik, klaimmu itu
19:270,1% error harus bisa
19:29diuji oleh publik. Tunjukkan bukti numeriknya.
19:31Metode apa kau buat?
19:336 sampel bisa 0,1% error.
19:35Jangan macam-macam anda.
19:39Hanya karena anda dokter,
19:41profesor, tidak mengenal itu.
19:43Dalam dunia saintifik,
19:45dalam dunia sains, semua
19:47harus bisa diuji oleh publik
19:49kebenarannya.
19:51Lakukan seminar
19:53di universitasmu.
19:55Biar kami tonton dari mana anda dapat
19:57uji numerik. Buat program
19:59komputer kalau bisa.
20:01Suruh
20:03rekan sejawat di sana untuk membuktikannya.
20:07Jangan meng-claim 0,1%
20:09apa yang anda tampilkan itu cuma
20:11set correlation,
20:13korelasi diwi.
20:15Artinya apa? Ya output model
20:17terhadap data pelatihan. Itu sih bukan
20:21bukan error itu.
20:23Error pelatihan itu. Ada
20:25tiga
20:27madagas gel-gel ya.
20:29Error pelatihan, error validasi,
20:31dan error pengujian.
20:33Itu model matematika
20:35yang benar. Anda masih pada
20:37fase 1.
20:39Tidak bisa itu klaim 0,1%
20:41dan anda akan ditertawakan dunia.
20:43Bagaimana 6 sampel
20:45mengaku yang ribuan
20:47sampel aja
20:49madagas gel-gel belum tentu
20:510,1% error. Biar anda
20:53tahu. Walaupun
20:55seribu sampel, apalagi ini cuma
20:576 sampel. Anda tahu overfitting,
20:59underfitting dalam pemodelan
21:01matematika.
21:05Parah anda ini ya.
21:07Diminta untuk membuktikan numerik
21:09di email. Kayak
21:11nggak mau tahu. Padahal
21:13akibat metode
21:15regresi
21:17abel-abel anda itu
21:19masuk orang ke penjara dan dipercaya
21:21oleh publik.
21:23Metode regresi abel-abel.
21:25Cuma klaim seperti itu.
21:27Parah anda ini.
21:29Oke, pemirsa. Sekian
21:31dulu ya. Terakhir, selamat
21:33bebas bersyarat pada Jessica.
21:35Ya, karena ini
21:37komplotan ini semua sudah ya, sistemik.
21:39Ada ahli abel-abel,
21:41ada saksi ahli
21:43forensik penipu, prekayasa,
21:45ada caksa pengkhianat, penipu.
21:47Pokoknya, busuk
21:49sekali semua mereka ini ya.
21:51Ya mungkin,
21:53dapet proyek atau apa ya, selain jabatan
21:55itu para ahli-ahli
21:57abel-abel itu. Oke,
21:59sekian dulu sampai jumpa di
22:01video kami selanjutnya.
22:03Merdeka!

Recommended