ARDITO MUWARDI JAKSA PENIPU PEREKAYASA VIDEO CCTV MALAH NAIK PANGKAT!

  • last month
QUARTET JENDERAL SAMPAH: TITO KARNAVIAN, KRISHNA MURTI, FERDY SAMBO, DAN HERRY HERYAWAN Dalang Rekayasa Video CCTV Jessica Kumala Wongso.

Video CCTV yang telah direkayasa diputar di persidangan dan diberikan kepada sejumla ahli: psikolog Antonia Ratih Anjayani dan Sarlito Wirawan Sarwono, kriminolog Ronny Nitibaskara, psikiater Natalia Widiasih Raharjanti, toksikolog Nursamran Subandi dan I Made Agus Gelgel, dan kepada ahli huku pidana Edward Omar Sharif Hiariej.

Keenam jaksa penipu Ardito Muwardi, Shandy Handika, Sugih Carvallo, Hari Wibowo, Wahyu Oktaviandi, dan Maylany Wuwung berkomplot dengan sesama penipu perekayasa video CCTV Muhammad Nuh Al-Azhar (Kepala SubDit Komputer Forensik MABES POLRI, Ketua Asosiasi Forensik Digital Indonesia AFDI 2015-2019) dan Christopher Hariman Rianto yang diorkestrasi oleh Krishna Murti dan Tito Karnavian.

Isi flashdisk di tangan jaksa sendiri berubah waktu demi waktu tetapi mereka seolah tidak peduli dengan keutuhan (integritas) data yang ada di dalamnya. Sesi tanya-jawab dengan kedua ahli forensik digital penipu tersebut dirancang agar rekayasa yang mereka rencanakan berhasil menggiring publik dan hakim untuk memutuskan perkara sesuai dengan rekayasa mereka. Dan mereka berhasil.

Ahli IT gadungan Roy Suryo juga dalam beberapa wawancara TV menipu publik bahwa video CCTV yang ditampilkan di persidangan asli dan tidak direkayasa.

Video CCTV rekayasa tersebutpun menjadi pertimbangan hakim Binsar Gultom, Partahi Tulus Hutapea, dan Kisworo dalam memutuskan perkara.

Diharapkan para istri pelaku rekayasa Tri Suswati (istri Tito Karnavian), Nany Ariany Utama (istri Krishna Murti), INGRID CHAIYANLI (istri Christopher Hariman Rianto), Riri Ananingdyah Wibisono (istri Shandy Handika), dan lainnya untuk mendesak para suaminya untuk mengaku salah telah merekayasa video CCTV di kafe Olivier kasus Jessica Wongso. Karena sebagai sesama perempuan, seharusnya mereka memahami perasaan perempuan yang menjadi korban rekayasa para suami mereka.

Begitu juga keluarga Edi Darmawan Salihin: Made Sandy Salihin, Tiara Agnesia, Ni Ketut Sianti,
Arief Soemarko, dan lainnya agar mencari kebenaran kematian Mirna Salihin, berdasarkan bukti
ilmiah bahwa Jessica Kumala Wongso adalah korban rekayasa.

Begitu pula dengan para istri hakim Binsar Gultom, Sri Misgianti, agar menyadarkan suaminya bahwa keputusannya didasarkan video CCTV yang sudah direkayasa Muhammad Nuh Al-Azhar dan Christopher Hariman Rianto.

KITA TIDAK INGIN KASUS INI DAN PEGI SETIAWAN TERJADI DI REPUBLIK INI!!!

37 BUKTI ILMIAH REKAYASA VIDEO CCTV OLEH MUHAMMAD NUH AL-AZHAR DAN CHRISTOPHER HARIMAN RIANTO:
https://drive.google.com/file/d/1ufO4JQdDZSBvSzRnbjVQFJVWIZSIYU9e/view?usp=sharing



SEMANGAT MEMBONGKAR REKAYASA VIDEO CCTV KASUS JESSICA KUMALA WONGSO
RISMON HASIHOLAN SIANIPAR
Transcript
00:00Horas, Baligi Akademi datang kembali ke hadapan Anda sekalian dari tepian Dadatoba yang indah sekali.
00:14Oke, pemirsa kita memang negara kita ini sangat amburadul ya dalam bidang hukum ya.
00:22Sangat-sangat amburadul ya.
00:25Inilah legasi dari Pak Jokowi ya meninggalkan kondisi beradilan, kondisi justice system yang sangat luar biasa, amburadul.
00:39Semua posisi sudah diisi oleh para prekayasa ini, para prekayasa hukum.
00:48Kalau Tito Karnavian sampai detik ini tidak tersentuh hukum, Jaksa Sampah ya apa itu, Jenderal Sampah itu,
00:56Kresna Murti juga belum, Verdi Sambu sudah, dan satu lagi itu Heri Heriawan malah di Staf Khusus Menteri Dalam Negeri ya,
01:08sama Jenderal Sampah saling melindungi.
01:10Belum lagi Muhammad Noah Lazar, Kombespol itu, si Sampah itu saksi ahli penipu,
01:17berikut dengan Christopher, belum juga ya, kita tunggu saja akhir dari cerita ini.
01:24Kalau sampai mereka tidak bisa tersentuh hukum di Republik ini, maka kita tidak lagi percaya oleh hukum di Indonesia ini ya.
01:36Para Jaksa-Jaksa pengkhianat ini, kalau tidak bisa hukum menyentuh mereka, menghukum mereka,
01:43maka kita tidak mau lagi percaya dengan hukum di Indonesia ini, kita menolak percaya.
01:49Bagaimana, mungkin mereka enak-enak saja ya, sudah melanggar HAM, pelanggaran HAM,
01:56berarti itu menggunakan video CCTV rekayasa sebagai barang bukti digital,
02:02malah lagi nih, si Ardi Tomo Ardi nih, jabatannya makin mentereng,
02:07bayangkanlah, Jaksa penipu rekayasa, pelanggar HAM berat begini, malah naik pangkat dia, saya baca beritanya.
02:15Sebelumnya dia Aspitsus, Kejaksaan Tinggi Jawa Timur, malah naik dia, naik ke Kejaksaan Agung,
02:21jadi koordinator pada Jaksa Agung Muda, bidang tindak pidana khusus Kejaksaan Agung.
02:28Bayangkanlah, mentalitas semacam ini, malah naik pangkat bahkan,
02:33jadi bisa kita simpulkan bahwa sistem hukum di Indonesia ini sudah diwasahi oleh guru ITA.
02:40Para rekayasa ini ya, pelanggar HAM berat ini ya manusia ini.
02:46Membiarkan, menyajikan, video CCTV rekayasa di persidangan,
02:51berkomplot dengan titok Karnavian, Krishnamurti, Muhammad Noah Lazar,
02:56Gustopper, Hari Maryanto, dan semua jajaran-jajaran prekayasa,
03:00Polda Metro Jaya 2016, mengotak-atik barang bukti digital,
03:04dan menipu di persidangan.
03:07Mulutnya Sandihan Dika itu,
03:09izin yang mulia, saya tidak mengubah, kami tidak mengubah atau menyentuh barang bukti.
03:15Place this, menipu.
03:19Di tempat yang katanya Agung, orang mencari keadilan di pengadilan,
03:22malah menipu dengan bukti yang sudah di rekayasa.
03:26Dan ini orang-orang ini, naik pangkat, bahkan sudah ke pusat mereka.
03:31Bayangkan mau bagaimana wajah hukum di Republik ini,
03:34Mister Presiden Joko Widodo.
03:37Ambillah tindakan, rombak semua, bersihkan.
03:41Begitu loh. Anda kan tinggal dua bulan lagi ini, berkuasa kurang mungkin ya.
03:46Dua bulan inilah, masa ditinggalkan seperti ini.
03:51Untuk Presiden berikutnya.
03:53Ambil tindakan itu, Mensesnex sudah saya laporkan itu.
03:57Menteri Sekretariat Negara, Pratikno.
04:02Jawabannya cuma formalitas seperti ini.
04:05Ini jangan main-main ini Pak Jokowi.
04:07Bisa kerusuhan seperti di Bangladesh dan di lainnya.
04:12Ini, pendegakan hukum, itu yang paling penting daripada konstruksi.
04:17Tol, IKN, segala macam. Ini yang kita butuhkan.
04:21Yang paling utama, hak asasi manusia.
04:24Persamaan di depan hukum.
04:29Bagaimana kita sama di depan hukum,
04:31kalau Jaksanya saja berkomplot dengan polisi.
04:36Tito Karnavian, Krishnamurti,
04:38berkomplot mengubah-ubah barang putih di kita.
04:40Semua rakyat bisa kena, bahkan anggota DPR sana pun bisa kena.
04:45Tapi kalian semua memilih bungkam.
04:48Seolah-olah ini bukan masalah kalian.
04:50Masalah kami, rakyat kecil.
04:52Padahal pada saat kampanye dulu,
04:55hukum tidak pandang bulu.
05:00Kalau kampanye hebat sekali, ketika kita melapor
05:04ke Komisi Kejaksaan, Komisi Yudisyal,
05:07Mahkamah Agung, Jaksa Agung, semua diem.
05:10Menteri Menkopol hukam.
05:12Seolah-olah kami, rakyat kecil, tidak diperlukan.
05:17Seolah-olah kami tidak penting.
05:19Kami pembayar pajak.
05:21PPN sudah tahun depan 12 persen.
05:24Beli apapun sudah pakai pajak.
05:27Masa orang-orang seperti ini, sampah-sampah ini,
05:30dibayar oleh pajak kami?
05:32Harusnya orang yang berintegritas,
05:34orang yang benar-benar agung dalam bekerja.
05:39Bukan menggunakan barang bukti rekayasa.
05:43Seperti Ardi Tomwardini malah naik pangkat.
05:47Memangnya dia dibayar oleh siapa?
05:49Dibayar oleh rakyat.
05:51Kami ingin Jaksa yang berintegritas.
05:53Jaksa yang benar-benar menggunakan, mencari keadilan
05:57berdasarkan kebenaran, bukan berdasarkan rekayasa
06:00untuk prestasi dia.
06:02Ini orang sudah naik sekarang ini.
06:04Dari Asbisus naik lagi.
06:07Kita cek beritanya.
06:10Ya ini, Jaksa Agung ini.
06:13Memutasi.
06:14Sudah saya laporkan pun ke orang ini.
06:17Nggak peduli orang ini.
06:18Padahal cuma dua bulan lagi.
06:20Entah jadi apa dia, entah dua bulan lagi.
06:24Tapi tidak malah membenah institusinya.
06:27Malah seperti mengecek.
06:30Kita laporkan, malah dinaikkan pangkatnya.
06:34Ini lantasnya apapun namanya pun saya lupanya orang ini.
06:37Jaksa Agung ini.
06:39Nggak peduli kita.
06:41Berguna nggak jabatanmu itu untuk rakyat.
06:43Malah jadi sampah lihat ini.
06:46Ardi Tomoardi sebagai koordinator pada Jaksa Agung Muda.
06:51Bidang tindak pidana khusus ke Jaksa Agung.
06:54Bagaikan.
06:55Jaksa dengan moralitas rendah semacam itu
06:58malah naik pangkat digaji oleh rakyat
07:02dengan segala macam fasilitasnya.
07:04Tambah tinggi pangkatnya.
07:06Itu kan seperti merendahkan ya
07:08keluhan masyarakat.
07:10Jaksa Agung ini kok bisa gitu lho.
07:13Saya sudah laporkan.
07:15Ih bener-bener luar biasa.
07:18Jadi hukum di Indonesia ini sudah sangat dikuasai oleh para mafia ini.
07:22Bayangkan lah manusia-manusia semacam ini
07:25jadi pejabat teras ke Jaksa Agung.
07:28Pelanggar hambrat.
07:31Menggunakan video CCTV rekayasa untuk
07:34memenangkan kasus.
07:36Sedih tidak di republik ini.
07:38Inilah penjajahan oleh
07:41kulit sawah matang.
07:43Musuh di dalam selimut kita.
07:45Musuh di dalam
07:47negara kita sendiri.
07:48Dan ini Presiden Jokowi diem.
07:51Saya bingung lihat Pak Jokowi ini.
07:54Dua bulan laginya Pak.
07:55Benahi Pak.
07:57Kami tidak butuh IKN.
08:00Kami lebih butuh
08:02apa itu?
08:03Pendegakan hukum.
08:06Kami lebih butuh itu.
08:07Karena semua menyentuh kebutuhan masyarakat itu.
08:14Pak Jokowi, Pak Jokowi.
08:16Dua bulan lagi.
08:19Belum lagi ini.
08:20Hari bawah.
08:21Jaksa penipu rekayasa itu juga ini.
08:24Naik ke
08:26Koordinator pada Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Umum.
08:30Kejaksaan Agung.
08:31Sebelumnya dia
08:33Aspidum.
08:34Asisten pidana umum.
08:36Apa itu?
08:37Kejaksaan tinggi DKI Jakarta.
08:39Jadi
08:40terus mau dibawa kemana ini?
08:43Pendegakan hukum ini.
08:44Kalau semua rekayasa seperti ini naik jabatan
08:48seperti mengejek ya masyarakat.
08:50Tidak mau tahu ya.
08:57Nah inilah buktinya.
08:59Barang bukti di otak atik si Ardi Tomu Ardi.
09:02Jaksa sampah ini ya.
09:04Suka-suka dia.
09:05Sip holder CCTV 7 berubah.
09:079 berubah.
09:083 berubah.
09:09Dan segala macam berubah.
09:12Aduh.
09:13Belum lagi mereka.
09:14Hitung mundur pun tidak cek dan recek.
09:17Menerima saja ini hitungan mundur salah dari Rustam Rasubandi.
09:20Yang dia klaim 16.39.
09:22Padahal kalau dilong mundur
09:24anak SD saja bisa menghitung mundur ini.
09:27Ardi Tomu Ardi.
09:28Jadi 16.20.
09:30Sengaja enggak kau cek itu.
09:32Kau biarkan.
09:33Kau tahu tapi kau diam.
09:3516.20.
09:36Jessica sedang ada di
09:38kasir.
09:39Untuk close bill.
09:40Diam saja kau mulutmu itu.
09:42Jaksa apa kau enggak?
09:44Kecermat.
09:45Jaksa bodoh.
09:46Tapi apa ya?
09:47Udah bodoh.
09:48Integritas nol.
09:50Penipu.
09:51Pelanggar HAM lagi.
09:53Semua.
09:55Kecahatanmu.
09:57Belum lagi.
09:59Enggak.
10:00Apa enggak kalian periksa ini?
10:01Kenapa ini?
10:02Gabuan ini.
10:03Monokrom.
10:04Kamera 3.
10:05Kamera 2.
10:06Kamera 4.
10:07Kamera 15.
10:08Di pantry.
10:10Parah sekali.
10:11Jaksa apa kau itu?
10:15Udah gitu.
10:16Kesaksian Marlon AP20.
10:17Sengaja kalian sajikan.
10:18Tanpa verifikasi.
10:20Sedotan sudah ada dalam glas.
10:22Murni penipuannya
10:24Marlon AP20.
10:26Tidak ada verifikasi dari video CCTV7
10:28pergerakan Jessica menaruh
10:30sedotan dari atas meja ke
10:32ke glas.
10:34Sengaja kalian majukan ini
10:36saksi penipu
10:38Marlon AP20 ini.
10:40Yang diadopsi terus.
10:42Mulai dari pengadilan negeri sampai
10:44PK.
10:46Ditelan bulet-bulet oleh semua
10:48hakim di setiap tingkatan itu.
10:52Kenapa 3 menit 30 detik itu bisa
10:54berubah tempat itu tanpa verifikasi?
10:56Hanya mengandalkan kesaksian
10:58Marlon AP20.
11:00Ya karena tidak ada.
11:02Semua
11:04video CCTV yang ada di
11:06Cafe Olivia kalian kaburkan.
11:08Tidak puas dikaburkan.
11:10Dibuat jadi monokrom.
11:12Jaksa sampah kau.
11:16Tunggulah waktunya your downfall.
11:18Your downfall.
11:20Your downfall kalian semua.
11:22Akan tiba waktunya.
11:24You cannot cheat
11:26the nature.
11:28Bisa kau bungkam sekarang.
11:30Bisa kau menikmati
11:32kekuasaanmu.
11:34Bisa kau menikmati pasitasmu.
11:36Tapi anda tidak bisa menipu
11:38alam semesta ini.
11:40Yang super smart ini.
11:42You cannot fool
11:44the nature.
11:46The nature.
11:48Bisa kau dengan
11:50tangkat-tangkatmu itu.
11:52Tangkat sampahnya itu bagi kamu.
11:54Karena seharusnya jaksa yang lain yang mendapat
11:56hak untuk
11:58jaksa berintegris lain yang harusnya menempati
12:00posisi itu. Bukan kau.
12:02Kau
12:04penipu kau.
12:06Pelanggar hambrat kau.
12:08Di persidangan
12:10kalian sola olah.
12:12Saya ingin
12:14kalian laporkan hanya mengambil dari video
12:16dari
12:18Kompas TV dan lainnya. Kalian sendiri
12:20pelaku prekayasa itu.
12:22Isi playlist kalian buka-buka.
12:24Kalian potong-potong. Kalian
12:26sesuka hati kalian.
12:28Kadang dua, kadang empat. Kadang dua, kadang
12:30tiga.
12:32Parah segali.
12:34Manusia licik kayak kau.
12:36Tunggu saja ya.
12:38Waktunya. Lihatlah.
12:40Ardhito, your downfall.
12:42Gak berani kau
12:44kalian keluar itu. 6 jaksa penipu
12:46itu. Kenapa? Karena saya
12:48berdasarkan bukti dan saya
12:50punya keingmuan ini 30 tahun. Mau
12:52kalian lawan apa? Apalagi
12:54suruhlah itu
12:56Emmanuel Lazarus, Christopher Ariman Rianto,
12:58ahli kalian itu maju. Jangan coba
13:00Rosario saja kemana-mana.
13:02Seolah-olah kalian mengandalkan
13:04Rosario sebagai cheerleader.
13:06Harusnya kan kalian bertanggung jawab. Bukan
13:08Rosario.
13:12Ada juga yang disembunyikan oleh
13:14orang ini dari persidangan ya. Bukti
13:16itu ya. Selama ini
13:18yang saya tahu cuma flash disk 32 GB.
13:20Ternyata
13:22di keputusan, mulai dari
13:24pengadilan negeri, banding
13:26kasasi sampai
13:28PK, ini ada muncul satu unit
13:30hard disk eksternal merek
13:32WD My Passport
13:34Ultra 500 GB warna
13:36hitam. Ini tidak pernah dihadirkan di persidangan.
13:38Kok bisa ada ini di
13:40apa ya,
13:42di barang bukti gitu lho. Ini kan
13:44penyusupan barang bukti ini
13:46kenapa tidak diputarkan dari
13:48hard disk eksternal ini ya?
13:50Dito, kalau kau mau mencari
13:52kebenaran
13:54di persidangan.
13:56Apa itu
13:58di VR Telviu itu
14:00kalian bilang sudah kosong.
14:02Sudah terhapus. Ini ternyata
14:04ada satu unit hard disk eksternal.
14:06Ini penyusupan barang bukti ini
14:08tidak pernah ada ini dihadirkan
14:10di persidangan ini.
14:12Parah sekali.
14:14Terus disini ada juga dua
14:16contoh, dua buah contoh sedotan
14:18tapi sedotannya hilang menurut
14:20kalian. Ini contoh
14:22apa ini? Kalau sedotan
14:24banyak di warung. Sedotan yang
14:26dipakai atau contoh doang ini?
14:28Kok bisa jadi barang bukti ini?
14:30Parah
14:32sekali.
14:34Penyusupan ini, point 20 ini ya
14:36tidak pernah dihadirkan
14:38satu unit hard disk eksternal
14:40500 GB. Entah apa ini.
14:42Entah-entah isinya. Gak tahu kita ini.
14:44Entah-entah apa isinya ini.
14:46500 GB
14:48My Passport Ultra
14:50hard disk eksternal. Tidak pernah
14:52dihadirkan di persidangan. Tidak pernah diputarkan
14:54isinya apa. Cuma
14:56flash disk. Kalian itu aja
14:58yang sudah kalian otak-atik isinya.
15:00Aduh, mencari kebenaran
15:02pasal 340 QHAP
15:04Gila gali lah
15:06kawardito. Demi
15:08pangkatmu itu
15:10untuk menang kau, masuk
15:12ke Wabah. Mana lah karirmu ya?
15:14Aduh, penipu gali Wabah.
15:16Memang manusia
15:18sampah memang. Inilah
15:20ya
15:22teman-teman penonton.
15:24Inilah manusia-manusia macam.
15:26Inilah sebenarnya pengkhianat rakyat.
15:28Penjajah ya.
15:30Inilah yang membuat orang-orang semacam.
15:32Inilah yang membuat kita itu susah maju.
15:34Mereka memanfaatkan
15:36hukum itu. Fasilitas
15:38kekuasaannya untuk
15:40kepentingan perutnya. Untuk kepentingan
15:42jabatannya. Bukan untuk rakyat.
15:44Padahal digajin rakyat. Inilah
15:46orang-orang semacam ini yang
15:48menghambat kemajuan rakyat.
15:50Kemajuan Republik ini. Mana ada
15:52kemajuan Pak Jokowi?
15:54Ya. Kalau tidak ada
15:56pendagangan hukum
15:58yang adil dan berdasarkan kebenaran.
16:00Tidak mungkin itu IKN itu
16:02berguna. TOL itu
16:04berguna. Kalau tidak
16:06ada keadilan.
16:10Satu kali huru hara
16:12nanti hancur itu semua Pak. Lihat
16:14Bangladesh Pak. Kondisi saat ini.
16:16Semua rusak fasilitas
16:18umum. Itulah kalau tidak ada
16:20keadilan pendagangan hukum.
16:22Belajarlah dari Bangladesh
16:24dan lainnya.
16:26Kok manusia-manusia sampah
16:28ini malah naik.
16:32Tidak disentuh hukum lagi sih.
16:34Tidak pernafian.
16:36Krisna Murti, Muhammad Noah Lazar,
16:38Eri Heriawan,
16:40Christopher itu.
16:42Apakah negara ini sudah menjadi negara
16:44mafia Pak Jokowi?
16:46Mafia hukum.
16:48Jangan bungkam Pak.
16:50Bungkam berarti Anda itu
16:52bersama dengan
16:54prekayasa itu. Itu arti bungkam
16:56itu Pak Jokowi.
17:00Begini negara
17:02ini. Bapak-bapak memimpin
17:04Indonesia ini kok jadi begini.
17:06Negara hukum ini kok jadi
17:08barbar brutal biadab seperti ini.
17:10Kami rakyat
17:12seolah tidak punya pemimpin.
17:16Kami rakyat entah kepada siapa
17:18kami mengadu.
17:20Luar biasa ini.
17:22Kebarbaran, kebutalan, hukum ini.
17:24Sesat semua.
17:26Hukum
17:28dipakai untuk kepentingan
17:30naik jabatannya dia. Hukum
17:32dipakai untuk di prekayasa.
17:34Kalau
17:36barang bukti aja yang ditayangkan
17:38di televisi aja bisa
17:40berbarbar brutal biadab gitu di prekayasa.
17:42Apalagi kasus-kasus yang
17:44tidak terekspos media. Bayangkan
17:46lah itu Pak Jokowi. Hancurnya
17:48Republik ini. Hancur
17:50benar Republik ini.
17:52Tahu jawab Anda. Makanya
17:54pada saat
17:56apa itu? Debat.
17:58Ada penegakan hukum
18:00di situ. Salah satu topik.
18:02Itu paling penting.
18:06Dua bulan laginya Pak Jokowi.
18:08Aduh. Gimana
18:10Republik ini. Penegakan hukum
18:12ini. Tumpas lah ini Pak.
18:14Prekayasa semacam ini.
18:16Kan sudah saya bilang juga ke Kapolri.
18:18Kalau saya salah saya siap ditangkap.
18:20Saya siap dipenjarakan.
18:22Apa susahnya sih Kapolri
18:24mempertemukan saya dengan
18:26Krishnamurti, Tito Karnavian,
18:28Muhammad Mahalasa dan para jaksa ini?
18:30Apa sih susahnya? Untuk kebenaran,
18:32untuk keadilan di Republik ini.
18:34Kalau ini sudah menjadi SOP,
18:36SOP rekayasa di semua tingkatan
18:38mulai dari polisi,
18:40jaksa sampai hakim. Ya hancur lah
18:42Indonesia ini sudah.
18:44Sudah hancur. Total
18:46Indonesia ini. Tidak ada
18:48lagi gunanya itu. Apa itu?
18:50Konstruksi.
18:52Apa itu? Tol.
18:54IKN segala macam.
18:56Tidak ada gunanya itu Pak.
18:58Kalau penegakan hukum semacam ini.
19:00Baru ber-brutal biadab.
19:04Ini kan jaksa
19:06sampah penipu ini malah naik pangkat.
19:08Ini kan mengkhianati orang yang bayar bajak.
19:10Setiap hari
19:12bayar beli di Marti
19:14itu PPN 11%.
19:16Terus bayar bajak. Terus.
19:18Naik pesawat
19:20bayar bajak. Naik tol
19:22bayar bajak. Masuk tol bayar bajak.
19:24Segala macam bajak.
19:26Malah dipakai untuk
19:28membayar para penipu.
19:30Salah rakyat sendiri sih.
19:32Diam. Karena kita terbiasa
19:34bungkam. Kita terbiasa takut.
19:38Karena rakyat biasa takut. Maka terjadilah
19:40rekayasa violence by
19:42power.
19:44Peace of power itu kan karena
19:46kita bungkam terus.
19:48Kita bungkam merata. Kita dianggap
19:50budak oleh mereka.
19:52Yang pasti kita harus bayar bajak
19:54untuk membiayai para
19:56pengkhianat rakyat ini.
19:58Ya karena salah kita sendiri.
20:00Bungkam. Takut.
20:02Media juga takut.
20:04Saya hubungi juga media
20:06tidak ada yang berani mengangkat ya.
20:08Televisi itu.
20:10Tidak ada yang berani.
20:12Mereka pilih-pilih topik.
20:14Topik-topik aman. Begitu kita sebutkan
20:16Tito Karnavian, Krishnamurti langsung jadi
20:18pengecut.
20:20Satupun tidak ada yang berani.
20:26Saya mendesak juga.
20:28Kalau bisa mahasiswa
20:30bersuara lah.
20:32Bukti-bukti ini
20:34sudah sangat ilmiah. Sudah sangat jelas.
20:36Ngapain kalian
20:38nggak bersuara ini untuk masa depan kalian kok
20:40Kalau kita kan 20
20:4210-20 kalender lagi
20:44maksimum sudah masuk
20:46kekuburan. Bagaimana ini
20:48penegakan hukum semacam ini ber-brutal
20:50biadab seperti ini
20:52yang akan diwariskan
20:54dan kalian diam.
20:56Mahasiswa ini memang agak
20:58kurang dalam sensitivitas terhadap
21:00lingkungannya
21:02terhadap penegakan hukum
21:04saat ini.
21:06Kalau politik secepat kali bergerak
21:08tapi dalam penegakan hukum
21:10tidak mau tahu.
21:12Oke Pemirsa
21:14sampai jumpa di video kami selanjutnya
21:16dari tepian Denetoba yang
21:18indah. Horas!

Recommended