HAKIM BODOH ABAIKAN VIDEO CCTV PERCAYA KESAKSIAN HANIE DAN MARLON NAPITUPULU

  • 2 months ago
Video CCTV yang telah direkayasa diputar di persidangan dan diberikan kepada sejumla ahli: psikolog Antonia Ratih Anjayani dan Sarlito Wirawan Sarwono, kriminolog Ronny Nitibaskara, psikiater Natalia Widiasih Raharjanti, toksikolog Nursamran Subandi dan I Made Agus Gelgel, dan kepada ahli huku pidana Edward Omar Sharif Hiariej.

Keenam jaksa penipu Ardito Muwardi, Shandy Handika, Sugih Carvallo, Hari Wibowo, Wahyu Oktaviandi, dan Maylany Wuwung berkomplot dengan sesama penipu perekayasa video CCTV Muhammad Nuh Al-Azhar (Ketua Asosiasi Forensik Digital Indonesia AFDI 2015-2019) dan Christopher Hariman Rianto yang diorkestrasi oleh Krishna Murti dan Tito Karnavian.

Isi flashdisk di tangan jaksa sendiri berubah waktu demi waktu tetapi mereka seolah tidak peduli dengan keutuhan (integritas) data yang ada di dalamnya. Sesi tanya-jawab dengan kedua ahli forensik digital penipu tersebut dirancang agar rekayasa yang mereka rencanakan berhasil menggiring publik dan hakim untuk memutuskan perkara sesuai dengan rekayasa mereka. Dan mereka berhasil.

Ahli IT gadungan Roy Suryo juga dalam beberapa wawancara TV menipu publik bahwa video CCTV yang ditampilkan di persidangan asli dan tidak direkayasa.

Video CCTV rekayasa tersebutpun menjadi pertimbangan hakim Binsar Gultom, Partahi Tulus Hutapea, dan Kisworo dalam memutuskan perkara.

Diharapkan para istri pelaku rekayasa Tri Suswati (istri Tito Karnavian), Nany Ariany Utama (istri Krishna Murti), INGRID CHAIYANLI (istri Christopher Hariman Rianto), Riri Ananingdyah Wibisono (istri Shandy Handika), dan lainnya untuk mendesak para suaminya untuk mengaku salah telah merekayasa video CCTV di kafe Olivier kasus Jessica Wongso. Karena sebagai sesama perempuan, seharusnya mereka memahami perasaan perempuan yang menjadi korban rekayasa para suami mereka.

Begitu juga keluarga Edi Darmawan Salihin: Made Sandy Salihin, Tiara Agnesia, Ni Ketut Sianti,
Arief Soemarko, dan lainnya agar mencari kebenaran kematian Mirna Salihin, berdasarkan bukti
ilmiah bahwa Jessica Kumala Wongso adalah korban rekayasa.

Begitu pula dengan para istri hakim Binsar Gultom, Sri Misgianti, agar menyadarkan suaminya bahwa keputusannya didasarkan video CCTV yang sudah direkayasa Muhammad Nuh Al-Azhar dan Christopher Hariman Rianto.

KITA TIDAK INGIN KASUS INI DAN PEGI SETIAWAN TERJADI DI REPUBLIK INI!!!

37 BUKTI ILMIAH REKAYASA VIDEO CCTV OLEH MUHAMMAD NUH AL-AZHAR DAN CHRISTOPHER HARIMAN RIANTO:
https://drive.google.com/file/d/1ufO4JQdDZSBvSzRnbjVQFJVWIZSIYU9e/view?usp=sharing



SEMANGAT MEMBONGKAR REKAYASA VIDEO CCTV KASUS JESSICA KUMALA WONGSO
RISMON HASIHOLAN SIANIPAR
Transcript
00:00Oras, balik ke Akademi, dari tepian dadatuba yang indah hadir menyapa Anda yang ada di dalam dan luar negeri.
00:13Oke, pemirsa ya akhir-akhir ini kita diributkan dengan
00:18apa namanya, kasus kematian Fina Cerebon yang
00:24ujung-ujungnya balik lagi ya, balik lagi ya kembali ke awal, kembali ke awal, kenapa?
00:30Karena para hakim bodoh ya, jaksa bodoh, manipulatif, hakim bodoh ya
00:36Semua karena kesalahan mereka dan kepolisiannya barbar ya
00:41ya bukti tidak ada, eh ada eh bukti
00:46Ya HP dihapus, dibuang data itu, CCTV entah kemana sampai sekarang tidak dibuka, hanya modal kesaksian inilah
00:54Saudara, bahayanya kesaksian ini menjadi fondasi dalam memutuskan perkara ya
01:01Padahal sudah ada data itu, tetapi dibuang, disembunyikan atau entah apalah, inilah kebobrokan dari
01:07penegak hukum di Indonesia ini
01:11Begitu pun juga ya, kasus Jessica Kumala Wongso ini ya, bagaimana
01:17dipertontonkan ke publik para ketiga hakim bodoh ini
01:21ya sudah video kabur, sudah seperti itu ya, anak-anak saja pun tidak percaya itu
01:27otentik ya, dari video yang ditampilkan sangat kabur
01:32Akibat rekayasa, Muhammad Nuhallah Asharan Christopher Hariman Rianto ya ditelan saja
01:38Secara mentah-mentah ya penjelasan Muhammad Nuhallah Asharan, kedua ahli penipu itu, oleh ketiga hakim bodoh ini
01:45Kalau nggak bodoh berarti dia berkomplot, kalau dia pintar
01:49ya, percaya pada video kabur berarti dia berkomplot
01:54ya, tapi kalau dia tidak pintar berarti dia bodoh
01:57Percaya saja dengan video kabur tersebut ya, inilah parahnya penegakan hukum di Indonesia harusnya
02:05Ya meskipun bobrok ya, Jessica Polda Mitorjaya 2016 saat itu
02:11ataupun jaksanya bekerjasama, manipulatif, penipu
02:16Tetapi kalau hakimnya smart, pintar dan punya integritas ini pasti peradilan kita tidak segini bobroknya ya
02:23Ya harusnya, bukan hanya integritas sih yang diperlukan oleh hakim
02:29Tetapi juga kepintaran ya, kecerdasan dalam
02:33dalam mimpin persidangan gitu ya, jadi harusnya
02:39yang menjadi hakim ini harusnya orang-orang yang paling smart di antara 280 juta ini ya, karena
02:46keputusan yang sudah salah, fatal itu sangat susah sekali di hukum di Indonesia ini untuk diubah
02:51Ya, karena kata inkrah ya, di Banding sudah diuji, di apa
02:56apa namanya, Kasasi, Pekas sudah diuji seperti dibilang Profesor Hukum Mugemi itu
03:01Edward Pomat Sariwiaris, tapi tidak ada dissenting opinion
03:05Ya iyalah bodoh semua kan, maksudnya
03:07dalam konteks ini dia yang Banding, Kasasi, dan lain-lain kan tidak paham manipulasi digital ya
03:14yang dilakukan oleh Muhammad Noah Lazar, bahkan saya katakan pun di persidangan, dikesampingkan, jadi
03:21bayangkan betapa bobroknya ya, hukum di Indonesia ini
03:24seorang Muhammad Noah Lazar dan Christopher Hariman Rianto bisa semana-mana ya beratraksi
03:30berdrama dengan
03:33para caksa penipu ya, untuk
03:35untuk menginjak-injak persidangan, dan mereka menang dengan rekayasa itu, dan
03:40keputusan yang berdasarkan rekayasa itu sangat susah sekali untuk diubah ya, sama seperti kasus
03:46Dina Cerebon ya, jadi
03:48entah apa-apanya ya, solusinya ya, solusinya adalah
03:53di samping berintegritas, punya moralitas ya, harusnya akhirnya jangan bodoh
03:59untuk apa berintegritas tapi bodoh
04:01ya harus dua-dua itu ya, untuk apa
04:04bodoh, pintar tapi tidak berintegritas ya, solusinya ya kalian lah yang punya
04:10pemenang sekarang ini di pemerintah untuk mengubahnya dan anggota-anggota DPR tersebut
04:15ya, harusnya kan dibuat seleksi ketat, sangat ketat ya, jangan seperti mereka tiga ini ya
04:23sangat bodoh ya, percaya pada video kabur ya, anak-anak saja punya intelijensi yang lebih tinggi dari mereka ya, menolak
04:30itu kok kabur pak, mak itu kok kabur mak
04:34gak percaya lagi anak-anak sekarang
04:37ya, sudah gitu keterangan atau kesaksian Marlon
04:41Nah, itu puluh dan hanya juta pun ditelan mentah-mentah ya, itulah kebodohan para hakim ini ya
04:48Vincent Guntung, Partai Tungsu Tapea dan Kisworo ya
04:52bayangkan, ditelan mentah-mentah tanpa ada
04:56verifikasi apapun, ditelan mentah-mentah sedotan sudah ada di dalam gelas padahal ada video CCTV 7 ya
05:04ya, jadi untuk apa, menegaskan kesaksian palsu
05:11hanya juta pun dan Marlon Naviduk puluh dihusaklah video CCTV tersebut, digaburkan
05:16oleh Mohamad Nual Hazar dan Christopher Hari Marianto ya
05:20harusnya kesaksian dari Marlon Naviduk puluh bisa di
05:23diverifikasi video CCTV 7 yang mereka sudah potong itu ya
05:28harusnya 15.57 sampai 17.17 harusnya bisa itu di
05:34verifikasi, malah dihancurkan, dihusak oleh Mohamad Nual Hazar
05:38ya, keterangannya si hany juta pun juga bisa diverifikasi dengan video CCTV 7, 17.17
05:44sampai 18.39, tapi dihancurkan
05:49itulah rusaknya moralitasnya dari tiga jenjang ini ya
05:54kepolisian ya
05:56khususnya Polda Metro Jaya pimpinan Tito Karnavian, sudah merusak
06:00mereka yayasa video CCTV
06:03para caksa pimpinan Ardhito Muardi berkomplot mengubah ubah isi playlist
06:09menampilkan, menyidangkan
06:11video CCTV rekayasa dan percaya video kabur itu lah
06:14si Ardhito Muardi dia anak-anak aja
06:18kalau dia apa ya, dia lebih pintar dari Ardhito Muardi ya, tapi karena dia manipulasi
06:24penipu, ya ingin naik
06:26jabatan, ya dia terima saja video kabur itu
06:30begitu pun dengan fase terakhir hakim, bodoh
06:33bodoh atau manipulatif ya
06:35kalau dia pintar
06:36pasti dia tidak percaya dengan video kabur itu
06:39pasti dia tidak percaya dengan
06:41kesaksian Marlon dan Hany dengan begitu saja
06:44tunjukkan kepada saya itu, pergerakan sedotan itu, kok bisa pindah itu
06:48pada saat Agustriono
06:50disajikan katanya
06:51di atas meja, kok bisa itu
06:54pindah ke
06:55apa sedotan ke dalam gelas
06:58sesuai kesaksian Marlon dan Hany
07:00coba tunjukkan
07:01video CCTVnya, kan begitu kalau pintar ya
07:05kalau bodoh ya
07:08yaudahlah, inilah realitas
07:11hukum di Indonesia ini ya, para hakim bodoh
07:14dipakai untuk
07:16apa namanya, menentukan nasib orang dan susah kali
07:19mengubah keputusan para hakim bodoh ini
07:23susah, sangat susah ternyata
07:26apalagi sudah ingkrah ya, dibanding apa segala macam
07:29ya mereka ya tidak paham lah
07:30orang mungkin
07:32cuma kopas saja dari keputusan sebelumnya
07:34ya dibaca atau tidak ya urusan mereka ya, kan tidak tahu
07:38ya sudah, tanda tangan saya lihat
07:40ya kopas dari keputusan sebelumnya ya, jadi
07:43mungkin dibaca-baca sedikit
07:45enggak, banding, enggak, ini keputusannya
07:48kasasi juga begitu
07:50ya, mereka juga begitu ya, jadi
07:53keputusan orang-orang bodoh ini ya
07:56bodoh manipulatif ini diperkuat-diperkuat
07:58dalam setiap sencang
08:00aduh, parah kali hukum di Indonesia ini Pak
08:04Pak Jokowi
08:08ya okelah kita lihat lagi ya bagaimana sih
08:10apa kesaksian
08:12Marlon dan Hani ya
08:14Hani dan Marlon ya mengatakan sedotan sudah ada dalam kelas
08:16dan tidak diperifikasi
08:19ya
08:20dan ketika ingin memperifikasikun
08:22video CCTV-7 itu sudah dihancurkan resolusinya
08:252 juta jadi setengah juta piksel per frame itulah
08:28ya bagaimana secara struktural orang ini menggunakan kesaksian palsu, dusta
08:34ya
08:34berkomplok dengan caksa, berkomplok dengan
08:38ya, lek forensik Mabespori, Muhammad Noah Lazar ya
08:42dihancurkan resolusi itu supaya tidak bisa diperifikasi
08:45kalaupun
08:46apa ya, kalaupun hakimnya pintar
08:49ya, tunjukkan dulu video CCTV-7 itu, menunjukkan apa
08:53menandakan perpindahan sedotan
08:56eh, sudah direkayasa juga ya dikaburkan ya
09:00sehingga berkomplok ini semua ini
09:03dan
09:04digaji rakyat pula para orang-orang bodoh dan manipulatif ini ya
09:08aduh, susah kali Pak
09:10berbicara apa?
09:12belum sempat, baru tanya
09:14itu es kopi siapa?
09:15baru Jessica bilang, kan lu yang pesan Min di WA
09:18lalu Mirna bilang
09:20oh ya ampun, untuk apa dipesanin dulu
09:23maksud gue nanti aja
09:25tapi anyway thank you ya, karena Mirna orangnya baik
09:27jadi dia bilang, oh yaudah anyway thank you ya, udah dipesanin
09:30lalu dia duduk
09:32dia langsung minum
09:33oh langsung minum?
09:33jadi kita belum ada percakapan
09:35saya belum nanya apa kabar, belum nanya halo, semuanya belum
09:39si Mirna langsung minum?
09:40Mirna duduk, dia langsung tanya, setelah dibilang oh minuman dia
09:44dia bilang, oh ya
09:45oh
09:46untuk apa dipesanin dulu, nanti aja
09:48yaudah anyway thank you ya
09:50lalu dia duduk
09:51yang apa itu gelas, bentuknya gelas atau cangkir, atau
09:54gelas tinggi segini
09:55gelas besar, gelas tinggi
09:57kemudian
09:59ada sedotan atau pipet ada
10:02di dalam gelas itu
10:04yang saya alami, begitu Mirna duduk, dia langsung mengaduk
10:07oh mengaduk
10:08langsung mengaduk, langsung minum
10:09minum
10:11sedotan itu dulunya di bawah
10:13atau di samping
10:15atau sudah tertangkap di gelas
10:17di gelas, karena Mirna langsung mengaduk
10:19mengaduk
10:20ya
10:20jadi sambil duduk dan mengaduk gini sama Mirna
10:24dalam yang saya alami itu, yang saya lihat
10:26Mirna langsung mengaduk sangat cepat, duduk langsung mengaduk
10:29ya
10:30dia langsung minum
10:31minum
10:31langsung minum
10:32pokoknya dia duduk, dia langsung teguk minum
10:35setelah minum
10:36itu sudah ada saudara lihat di meja itu
10:39ya
10:39kopi
10:40ya
10:40itu sudah lengkapkah
10:42berisi
10:43tinggal minum
10:45ya
10:45atau masih gelas
10:47bersama es, batu es sama susunya
10:52jadi ketika saya mengantarkan koktel
10:55hmm
10:56itu di meja itu sudah tertata
10:59jadi situ sudah ada paper bag tiga
11:01ada kopi
11:02hmm
11:03itu sudah ada pipet di dalamnya
11:05sudah ada pipet
11:06ya
11:07yang sedotan itu
11:08ya
11:09bukan keadaan
11:11terbungkus dengan semacam pisau begitu, bukan?
11:14bukan
11:16jadi
11:17gelas kopi itu masih utuh
11:20gelas?
11:21gelas kopi itu masih utuh
11:22masih utuh?
11:23belum diminum
11:23belum diminum?
11:24ya, jadi masih standar
11:29oke lah ya, setelah kita dengar itulah
11:31ditelan bulat-bulat oleh para hakim bodoh ini ya
11:33menentukan nasib orang dengan kesaksian
11:36padahal ada video CCTV 7
11:38ketika ditampilkan kabur
11:40ini kok kabur?
11:41harusnya kalian bilang gitu
11:43sama Muhammad Noah Lazar dan Christopher
11:45kalian telan bulat-bulat juga semua penjelasannya
11:48hee, mabuk-mabuk
11:50ya
11:50nah inilah kesaksiannya Hani ini
11:53ya, dari keputusan nih
11:55bahwa setelah saksi melihat tayangan rekaman CCTV
11:57saksi ingat
11:58ya, setelah melihat video CCTV rekayasanya
12:01Muhammad Noah Lazar dan Christopher
12:04sedotan yang sudah ada di dalam gelas
12:05inilah kesaksian dia ya di keputusan
12:11terus Marlon
12:13ya, ini juga tidak terverifikasi ya
12:15sedotan
12:17nah, dia mengatakan
12:18berada pada diadapan terawat dan sedotan sudah
12:22berada dalam gelas
12:23namun tutup sedotannya masih menempel pada ujung sedotannya kan
12:27nah inilah parahnya
12:30ya
12:31harusnya kalau agak cerdas sedikit ya
12:33kalau dia enggak
12:34berkomplot ya
12:35para hakim itu
12:37ya kan tinggal dijejak gitu
12:39dijejak gitu pergerakan Jessica
12:42ya
12:43diantara 16.24.18
12:45Wip Agustriono
12:47mengaj...
12:48menyajikan VIC
12:49terus
12:51si
12:51apa
12:52Marlon
12:5216.27.48 ya
12:543...
12:543 setengah menit ya
12:553 menit 30 detik
12:56ada gak pergerakan Jessica memindahkan
12:59sedotan itu
13:00ya, dari atas meja ke
13:02ke apa namanya
13:04ke dalam gelas
13:05kan tidak terverifikasi
13:06jadi semua berdasarkan kesaksian
13:08kesaksian itu banyak sekali manipulasi ya
13:11dan
13:12di Amerika ya
13:14tentu terjadi juga di Indonesia ya
13:15salah tangkap
13:16salah dakwa
13:17salah tuntut
13:18salah pidana
13:19itu semua
13:20hampir semua berdasarkan
13:22kesaksian palsu
13:23ya
13:24kalau kalian baca itu ya
13:25saya baca di internet itu
13:27hampir semua itu kejadiannya karena
13:29akibat kesaksian palsu ya
13:31semacam
13:32Hany Jutabun dan Marlon Gabi
13:33itu 10 ini ya
13:34padahal kan tinggal di
13:36jejak aja kepindahannya itu
13:37tapi
13:38ya itulah direkayas oleh Muhammad Mahmud Al-Azhar
13:41dan Christopher Hariman Rianto
13:432 juta piksel menjadi setengah juta piksel
13:45semua menjadi kabur
13:47ya sehingga
13:48ketika mereka menerangkan
13:51apa namanya
13:52eee ini
13:53posisi sedotan
13:55ketika Myrna Salihin
13:56eee apa
13:57meminumnya ya sudah kabur
13:59dan langsung aja dia dengan kabur-kabur begitu
14:02ya 1780
14:03eh 171830
14:05171831
14:07Christopher mengatakan aja
14:09karena
14:10terlihat Myrna langsung meminum
14:13karena tidak ada pergerakan mengambil sedotan
14:16jadi sedotan sudah ada di dalam kelas
14:18padahal itu sudah hasil rekayasa dia ya
14:21ya
14:22dengan kabur-kabur tersebut
14:23pergerakannya dipercepat akibat
14:26apa namanya
14:27downsampling laju
14:30laju apa laju ke
14:32pencuplikan
14:33eee laju
14:35prim rate ya laju prim
14:36dari 25 menjadi 10 kan
14:38harusnya 25 jadi 10 jadi
14:41dibuang aja sebagian prim
14:42sudah tidak terlihat itu pergerakan tangan Myrna Salihin lah
14:47ya
14:48mani manusia-manusia manipulatik penipu
14:52komplotnya
14:54Mohamad Mahlazar Christopher
14:56Ariman Rianto komplot dengan caksak
14:59merusak barang bukti digital
15:02dan
15:03dan hakim bodoh ini menyetujui saja ya
15:07padahal tidak tahu dia
15:10apa tidak peduli dia ya kan
15:11yang penting naik hakim tinggi aku
15:13kata si tiga hakim bodoh ini
15:16ya gak mau tau aku dengan
15:19nasib
15:19itu kan anak-anak orang lain tuh
15:21bukan anakku itu
15:22mungkin dalam hati mereka seperti itu ya
15:26hanya ada dua pilihan
15:28alasan logis ya
15:30sama orang ini tiga
15:31kalau gak bodoh ya kerja sama
15:35kalau dia bodoh berarti gak layak dia jadi hakim orang ini ya
15:39karena keputusannya itu sangat menentukan kita sebagai rakyat
15:42para hakim bodoh ini
15:44ya
15:44kebodohannya menentukan nasib orang lain
15:48kan parah seperti itu ya
15:50ditelan mentah-mentah semua
15:52ditelan bulat-bulat tanpa verifikasi apapun
15:54telan bulat-bulat
15:55video gabut pun dipercaya
15:57ini bodohnya ini sudah sangat ekstrim ini ya
15:59kebodohan akut ini
16:01para hakim bodoh ini ya
16:03sudah bodoh merasa pintar lagi kalau di persidangan
16:07ya
16:07padahal ilmu dia kan
16:09kalau
16:11terhadap ilmu lain buka pikiran
16:13belajar dari para ahli
16:14jangan langsung
16:15wah ini
16:16karena dia polisi dia yang benar
16:18memaknoalasar
16:19itulah didikulah kalian
16:21ya
16:22buka pikiran
16:24kalau berseberangan tanya pihak yang independen
16:26ahli independen
16:27buka pikiran karena banyak hal yang gak kau tau di luar hukum
16:32ya jangan
16:33makhluk menjadi makhluk super intelijen
16:36ya
16:37karena banyak
16:38bidang yang
16:40kalian gak tau
16:41ya gak sanggup otak kalian
16:43gitu
16:47ya inilah
16:48penjelasan memaknoalasar si penipu ini ya
16:51inilah
16:52ya tentang sedotan bawah di dalam cctv itu
16:55tidak jelas terlihat sedotan sudah berada di dalam gelas
16:59namun Mirna datang
17:02dari analisa pergerakan tangan Mirna
17:04sedotan sudah berada di dalam gelas ini
17:06padahal sudah diancurkan
17:07ya
17:07dua potongan yang dia
17:09lakukan terhadap
17:12ya video cctv 7
17:13ya
17:14sengaja dia potong satu menit sebelum datang Mirna Salim
17:17supaya bisa ngedit dua bagian ya
17:19sebelum Mirna Salim datang dan sesudah
17:21nah yang sesudah ini diedit juga
17:22yang sebelumnya juga sudah diedit
17:25ya sesudah 17.17
17:26dan sebelum itu juga 17 ya
17:28dihancurkan tuh semua
17:31bayangkan ya
17:3273 persen hilang informasi itu akibat
17:35downscaling dia ini kan
17:36kerusakan luar biasa
17:38luar biasa semua
17:39maknoalasar pengecutnya
17:41kombespol tapi pengecutnya kayak apa ya
17:44ya
17:45ditantang pun nanti di podcast
17:46gak pernah mau datang itu
17:48dulu di tv juga
17:50gak pernah mau datang
17:51pengecut ya
17:53tapi kalau sudah di
17:55tempat yang sudah dikondisikan
17:57di persidangan kayak hebat kali ya kan
17:59ketika tidak dikondisikan takut
18:02ya
18:03di tempat yang netral ya
18:04tidak didukung oleh caksa sama hakim kau
18:07pengecut kau
18:08maknoalasar sudah saya tantang berkali-kali
18:11sama Mbak Christopher
18:13bahkan di minggu depan
18:14di diskursus
18:16saya minta lagi datang kalian
18:19ya
18:20walaupun hanya resuryuk
18:24nah ini juga
18:26ya keputusan
18:27ini kesaksiannya si
18:29Christopher ya
18:30si penipu itu juga
18:32aduh sedot
18:33bahwa benar ahli bisa
18:35menjelaskan bahwa sedotan sudah ada dalam gelas minuman sebelum korban
18:38blablabla
18:39itulah hasil rekayasanya
18:40berhasil CCTV di atas dapat dilihat
18:43sedotan sudah berada dalam gelas ya
18:45semanipulasinya dia itu
18:47aduh parah kali Indonesia ini
18:51kebutalannya si Christopher ini ya
18:53sengaja dia
18:55dia potong 1717-1839
18:58dihancurkan resolusi baru dia analisa
19:00pergerakan tangan Myrna Salihin
19:03luar biasa
19:04apa nggak ada ya wawonan
19:07Presiden atau Menkopolhukam
19:09kek atau apa yang sudah saya laporkan
19:11itu peduli sama rakyat ya
19:12sudah jelas-jelas brutal, biadap, ber-ber
19:15manipulasi semacam ini juga semua diem
19:18Takvori diem, Menkopolhukam diem
19:21tak siapa yang punya wawonan di Indonesia ini
19:23kita laporkannya, jadi
19:25kalau ini dibiarkan ya mereka lanjut aja terus ya
19:28para hakim bodoh dan manipulatif
19:31caksa dan apa ya terus berlangsung
19:34bobroklah hukum
19:36maka akan vigilante dan bubar negara ini
19:40kenapa Presiden sudah saya laporkan
19:42ke Mensesnya pun didiamkan
19:45belum lagi Menkopolhukam
19:47diharapkan Menkopolhukam yang baru tegas
19:49tetapi ya pengecut juga
19:52Takvori
19:53apalagi Komisi Judisiil
19:56Kejaksaan, Komisi Komponat
19:58sampai detik ini saya cek, enggak ada
20:01aduh parah sekali ini
20:03susah sekali ya kalau sudah hukum
20:06rekayasa seperti ini mengubahnya susah sekali ya
20:09ini keputusan para hakim bodoh ini
20:11susah sekali untuk diubah
20:14dengan kata inkrah itu rakyat sudah bisa
20:16sudah terkunci
20:18dengan kebodohan mereka ini
20:20susah kali, walaupun sudah kita tunjukkan
20:22bukti ilmiah rekayasa tetap saja
20:24susah untuk mengubahnya
20:27tidak ada yang menanggung resiko
20:29semua aman, semua manual azhar
20:32dilindungi oleh Kapolri 5.10 disana
20:34si Kristopher ntar kemana rumbahnya
20:42belum lagi kebrutalan kebiadaban
20:44Nur Samran Subandi, menggunakan Excel
20:46katanya ilmiah
20:48tapi aplikasi perkantoran
20:50mengurangkan
20:5210 Januari 2016
20:5410.30 pun salah
20:56mengurangkan 90 jam 9 menit
20:5836 detik
21:00jadinya 16.39
21:03padahal harusnya 16.20
21:05Jessica sedang ada di
21:11di Kasir
21:13aduh parah sekali
21:15ini sudah
21:17laboratorium toksikologi
21:20mengurangkan waktu saja
21:22secara manual, salah
21:24ini
21:26aduh, Mabis Polri
21:28dia bawa-bawa laboratorium Mabis Polri
21:30itu, Nur Samran Subandi
21:32coba bayangkan, mengurangkan manual
21:34saja 10 Januari 2016
21:3610.30 siang
21:38dia mengurangkan sebesar 90 jam 9 menit
21:4036 detik, salah
21:42jadi 16.39, harusnya 16.20
21:44cukup manipulatif itu
21:46sudah cuma pakai Excel
21:48sampelnya cuma 5
21:50mana ada pemodele
21:52matematikan 5 sampel
21:54yang sudah begitu pakai kuadratik lagi
21:57menaik untuk
21:59bertambahnya waktu naik, ini produk
22:01apa, ini Mabis Polri
22:03entah buat program
22:05kayak seperti ini, saya aja pribadi bisa melakukan program
22:07masa Mabis Polri
22:09nggak bisa
22:11itu untuk menang-menangan ya, manipulasi
22:13si Tito Karnavian, Krishna Murthy
22:15itu, taruh aja Excel itu
22:17modelkan aja, cocok-cocokkan
22:19nanti pas itu mundur, ya cocok-cocokkan aja
22:21ke tangannya
22:23si
22:25tangan animasinya
22:27hasilnya si
22:29Noah Lazar
22:31luar biasa kerusakan ini, oke dah,
22:33sampai sekian dulu
22:35di
22:37sampai disini, sampai berjumpa di video
22:39kami selanjutnya, Horas!

Recommended