• 6 hours ago
Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan yang memiliki wilayah darat, laut dan udara tersebar dari Sabang di wilayah paling barat, hingga Merauke di wilayah paling timur. Oleh sebab itu dibutuhkan sarana dan prasarana infrastruktur transportasi yang memadai dan mencukupi, untuk menghubungkan dan menjangkau seluruh wilayah di Tanah Air. Dan salah satu infrastruktur yang bisa menjangkau seluruh wilayah-wilayah tersebut adalah transportasi udara, yang didukung dengan keberadaan dan operasional bandar udara atau bandara.

Keberadaan bandara hingga ke daerah terluar, terpencil, tertinggal dan perbatasan atau 3TP, menjadi bentuk kehadiran negara di masyarakat. Bandara terbukti menjadi simpul konektivitas antara wilayah Indonesia, sehingga seluruh masyarakat bisa merasakan hasil-hasil pembangunan, meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah, dan pemerataan pembangunan di seluruh pelosok negeri. Pemerintah dalam hal ini Kementerian Perhubungan juga terus membangun bandara di berbagai wilayah, dengan prioritas di wilayah yang potensial menjadi sumber-sumber pertumbuhan, pusat-pusat industri pariwisata, serta daerah-daerah penghubung yang dapat meningkatkan potensi ekonomi di sekitar kawasan tersebut.

Category

📺
TV
Transcript
00:00Jangan lupa untuk berlangganan dan klik tombol berikutnya untuk mendapatkan notifikasi terbaru video terbaru.
00:30Livestreaming kami bisa anda saksikan juga di idexternal.com
00:34Dan langsung saja kita mulai market review selengkapnya.
00:46Pemirsa Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki wilayah darat, laut, dan udara yang terbentang dari Sabang hingga Merauke.
00:53Dan untuk menyatukan wilayah-wilayah tersebut tentu dibutuhkan infrastruktur transportasi yang memadai
00:59dimana salah satunya melalui transportasi udara.
01:06Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan yang memiliki wilayah darat, laut, dan udara
01:11dan tersebar dari Sabang di wilayah paling barat hingga Merauke di wilayah paling timur.
01:17Oleh sebab itu dibutuhkan serana dan praserana infrastruktur transportasi yang memadai dan mencukupi.
01:23Untuk menghubungkan dan menjangkau seluruh wilayah di tanah air.
01:27Dan salah satu infrastruktur yang bisa menjangkau seluruh wilayah-wilayah tersebut adalah transportasi udara
01:33yang didukung dengan keberadaan dan operasional bandar udara atau bandara.
01:38Keberadaan bandara hingga ke daerah terluar, terpencil, tertinggal, dan perbatasan atau 3TP
01:44menjadi bentuk kaderan negara di masyarakat.
01:48Bandara terbukti menjadi simpul konektifitas antara wilayah Indonesia
01:51hingga seluruh masyarakat bisa merasakan hasil-hasil pembangunan
01:55meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah dan pemerintahan pembangunan di seluruh pelosok negeri.
02:01Pemerintah dalam hal ini kementerian perhubungan juga terus membangun bandara di berbagai wilayah
02:06dengan prioritas di wilayah yang potensial menjadi sumber-sumber pertumbuhan
02:10pusat-pusat industri, pariwisata, serta daerah-daerah penghubung
02:13yang dapat meningkatkan potensi ekonomi di sekitar kawasan tersebut.
02:17Dan selama masa kepemimpinan Presiden Jokowi Dodo
02:20sejak tahun 2014 hingga 2024
02:24Indonesia telah banyak menekokkan pengembangan dan pembangunan infrastruktur transportasi udara
02:29yang bertujuan untuk meningkatkan konektifitas dan pelayanan kepada masyarakat
02:33terutama di daerah 3TP.
02:36Adapun selama 10 tahun terakhir ini, pemerintah setidaknya telah membangun sebanyak 27 bandara baru
02:41yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia
02:43dari Jakarta Tim Liputan AIDX Channel.
03:14Selamat pagi Pak Samsu dan juga Pak Faiq.
03:18Selamat pagi Pak.
03:20Terima kasih atas kehadirannya dan langsung saja kita akan review terlebih dahulu
03:24dari perwakilan pemerintah khususnya di Kementerian Perhubungan ini, Pak Samsu.
03:29Bagaimana nih update dan review Anda terkait dengan bandara, kondisinya, kinerjanya
03:34dalam paling tidak 10 tahun terakhir ini.
03:37Terima kasih Mas Plas.
03:39Jadi secara umum sudah ada peningkatan
03:41terutama konektifitas
03:44dan juga yang ditujukan untuk pemerhatian ekonomi.
03:48Kurang lebih dalam 10 tahun terakhir ini
03:51sudah 27 bandara udara dibangun
03:54selain juga bandara-bandara existing yang sebelumnya sudah ada.
03:57Jadi secara umum peningkatannya sungguh luar biasa.
04:01Dan ini bisa didikmati oleh masyarakat, saya kira itu.
04:04Dari Johnny Airport sendiri bagaimana Anda melihat Pak Faiq
04:07begitu dengan kondisi bandara-bandara tadi?
04:08Jadi sampaikan pembangunan sudah ada 27 bandara baru nih 10 tahun terakhir, luar biasa.
04:14Terima kasih. Jadi kalau secara umum di Indonesia itu ada 251 bandara.
04:1937 bandara itu dikelola oleh Angkasa Pura Indonesia atau Injuring Airport.
04:25Itu merefleksikan 90% dari trafik angkutan udara di Indonesia.
04:31Jadi kita 37 bandara tapi sudah merefleksikan pelayanan terhadap 90% trafik angkutan udara.
04:38Dan dengan adanya Injuring Airport ini memang kita ingin memastikan
04:44bahwa pengelolaan bandara itu harus ditata secara lebih baik.
04:49Sehingga salah satu program transformasi yang sedang kita calonkan sekarang ini
04:54adalah dengan menyatukan Angkasa Pura I dan Angkasa Pura II.
04:57Diharapkan tentu saja ini bisa mengintegrasikan,
05:02terkait dengan tatanan ke bandara udaraan Indonesia yang lebih baik.
05:05Harapannya apa? Agar bisa memenuhi ekspektasi dari pemerintah
05:11untuk bagaimana mendorong pertumbuhan ekonomi,
05:14pemerataan ekonomi melalui konektivitas udara.
05:17Baik, lantas seberapa penting sebenarnya Pak Faiq,
05:19dari kehadiran ataupun keberadaan bandara sendiri nih
05:23kalau kita bicara mengenai konektivitas, kemudian pemerataan ekonomi di tanah air begitu?
05:28Kalau kita melihat dari undang-undang nomor 19 tahun 2003,
05:32itu BUMN ke bandara udaraan itu memiliki multi perang.
05:40Pertama sebagai infrastruktur negara, sebagai korporasi negara,
05:44dan juga sebagai agent of development.
05:46Jadi tugas kita itu tidak hanya sekedar mencari keuntungan
05:50dan memberikan dividen kepada pemerintah,
05:52tapi bagaimana kita bisa membangun konektivitas udara yang lebih baik
05:57untuk bisa mendorong pertumbuhan dan pemerataan ekonomi di Indonesia.
06:01Termasuk melakukan akselerasi kegiatan pariwisata.
06:05Nah, dengan peran itulah yang memang harus diperkuat.
06:10Nah, cara penguatannya adalah dengan melakukan strategi yang lebih terintegrasi.
06:15Saya sudah lebih dari 30 tahun di aviasi industri ya, di bidang transportasi.
06:21Salah satu kunci untuk bagaimana kita memperbaiki aviasi industri di Indonesia
06:27adalah harus bisa dilakukan secara terintegrasi.
06:30Bukan sendiri-sendiri.
06:32Dan juga harus kolaborasi dengan seluruh stakeholder yang ada.
06:35Jadi saya kira apa yang kita lakukan di Angkasa Pura Indonesia
06:39atau Ingeni Airport ini adalah bagian penting
06:42untuk bagaimana kita bisa lebih memberikan kontribusi
06:47terhadap aviasi industri di Indonesia
06:50untuk mendorong pertumbuhan dan pemerataan ekonomi yang tadi saya sebutkan.
06:54Nah, Pak Samsu, Anda melihat bagaimana kalau kita bicara mengenai
06:57konektivitas peran dari Direkturat Perhubungan Udara sendiri?
07:00Jadi terima kasih ya.
07:02Kita sudah melihat apa yang dilakukan oleh pemerintahan saat ini
07:05oleh Bapak Presiden dan juga dari Kementerian Perhubungan
07:08dibantu juga dengan KL-KL lain.
07:10Kita membangun tadi sudah sebutkan 27 bandar udara,
07:13merehabilitasi kurang lebih 64 bandar udara.
07:17Dan ini tentunya memberikan satu jaringan.
07:20Satu jaringan seperti yang disampaikan oleh Pak Fahik tadi.
07:23Kita harus bekerja dalam satu jaringan.
07:25Memang pemerintah fokus kepada wilayah-wilayah yang belum terjangkau.
07:28Ini bicara konektivitas.
07:30Nanti ada hub dan spoke yang akan simpul-simpul
07:34dan kelihatan saat ini masyarakat sudah mulai menikmati
07:39bagaimana menggunakan transportasi udara
07:42untuk mengakses daerah-daerah yang cukup.
07:44Tiga T.P. tadi yang kita sebut.
07:46Terluar, terdepan, kemudian kita tahu juga ini bisa dikatakan tertinggal
07:51dan di pedalaman.
07:53Ini pembangunannya seperti apa?
07:55Kalau memang tadi ada 27 bandara baru dalam 10 tahun terakhir.
07:58Jadi pembangunannya sangat masif saya kira.
08:02Sebagai contoh misalnya ke arah utara ada Miangas,
08:05ada Pulau Siau,
08:07kemudian ada Bulang Mongondo.
08:09Itu di pulau sendiri tapi susah dijangkau.
08:11Kemudian ada Pohuwato.
08:13Kemudian di timur itu di Papua.
08:15Kita juga mengembangkan Nabire.
08:17Ada Nabire baru sebetulnya tapi menjadi akses juga.
08:20Kemudian juga ada Fakwa.
08:22Fakwa itu juga penting.
08:24Kemudian di barat, walaupun timur, tapi di barat juga ada.
08:26Itu Mentawai.
08:28Untuk melakukan surfing.
08:32Jadi ada untuk keparawisata.
08:35Ini salah satu jadi bagian dari ekosistem parawisata yang disampaikan tadi Pak Faiq.
08:40Jadi pemerintah, Kementerian Perhubungan,
08:43memberikan akses yang lebih luas terhadap lokasi-lokasi itu.
08:48Untuk dinikmati oleh masyarakat.
08:50Bicara mengenai operasional, kemudian integrasi dengan banyaknya bandara baru beroperasi.
08:54Pak Faiq nanti kita akan bahas di segment berikutnya.
08:56Kita akan jeda dulu sebentar ya Pak Samsu.
08:59Pastikan Anda masih bersama kami.
09:09Terima kasih Anda masih bergabung bersama kami dalam Market Review.
09:12Kita akan lanjutkan kembali perbincangan menarik ini bersama dengan
09:15Bapak Samsu Rizal, Direktur Navigasi Penerbangan, Direkturat Jenderal Perhubungan Udara,
09:19Kementerian Perhubungan Republik Indonesia, dan juga Bapak Faiq Fahmi.
09:22Dia adalah Direktur Utama PT Angkasapura Indonesia
09:24atau Injourney Airports.
09:27Baik Pak Faiq, tadi sempat tertunda.
09:29Kalau kita bicara mengenai bagaimana mensinergikan komunikasi antar bandara,
09:34kan bertambah tuh, kemudian ada lagi daerah-daerah yang 3TP tadi.
09:39Seperti apa strateginya Pak Faiq?
09:41Jadi, apa yang kita lakukan ke depan ini adalah bagian penting
09:46untuk melakukan transformasi kebandaran udara di Indonesia.
09:50Yang salah satu persyaratan utama itu harus terintegrasi.
09:54Penggabungan AP1 dan AP2 menjadi Angkasapura Indonesia itu bagian penting
09:59dari strategi untuk pembenahan tatanan kebandar udaraan yang ada di Indonesia.
10:04Nah, ke depannya dengan satu kendali dan kemudian strategi yang bisa terintegrasi,
10:11kita akan develop bandara-bandara di Indonesia.
10:14Dari mulai Aceh sampai dengan Papua, 37 bandara yang dikelola oleh Angkasapura Indonesia ini
10:20nanti konsepnya adalah dengan mengembangkan konsep hub and spoke.
10:23Jadi kita bagi wilayah Indonesia itu menjadi 6 region,
10:28dan masing-masing region itu yang nanti kita akan kembangkan menjadi satu hub tersendiri
10:33dan bandara-bandara yang ada di sekitarnya itu menjadi feeder atau spoke.
10:38Sehingga ini akan lebih membuka akses Indonesia secara lebih luas
10:44tanpa harus terlalu banyak bandara yang bersatus internasional.
10:47Karena konektivitas udara itu bisa dikembangkan dengan konsep hub and spoke
10:53memperhatikan karakter Indonesia.
10:56Saya memberikan contoh misalnya di Amerika Serikat itu ada sekitar 200 bandara,
11:02tapi yang bersatus internasional itu hanya 12,
11:05tapi itu tidak mengurangi accessibility dari luar menuju ke wilayah manapun di Amerika
11:11karena dengan konsep hub and spoke.
11:13Dan konsep ini sebenarnya sangat ideal untuk diterapkan di Indonesia.
11:15Cuma memang persaratannya adalah memang harus terbangun konektivitas yang bagus
11:21antara bandara hub and spoke-nya.
11:25Dan ini yang menjadi salah satu PR kita di Angkasa Pura Indonesia
11:30untuk bagaimana membangun konektivitas yang lebih terintegrasi.
11:35Kata kuncinya adalah kita memang harus berkolaborasi dengan seluruh stakeholder yang ada
11:42dan harus bekerja secara terintegrasi.
11:45Karena ini menyangkut banyak kepentingan ya.
11:49Sehingga memang strategi aviasi industri Indonesia itu tidak hanya bisa diselesaikan oleh
11:55kita di pengelola bandara tapi juga melibatkan seluruh stakeholder yang ada.
11:59Dan saya optimis ya dengan pola hub and spoke dan kemudian
12:04konektivitas yang bagus ke seluruh wilayah Indonesia.
12:08Ini akan sangat signifikan membantu mendorong pertumbuhan dan pemerataan ekonomi Indonesia
12:12melalui pergerakan penumpang maupun logistik di Indonesia.
12:17Betul, yang paling utama memang bagaimana tadi
12:21keterikatan antara bandara itu konektivitasnya juga semakin solid, semakin baik begitu ya Pak Faiq ya.
12:27Nah dari sisi regulator bagaimana?
12:30Sebenarnya jumlah bandara yang beroperasi di Indonesia.
12:35Terima kasih Mas Prasetyo.
12:36Jadi untuk memberikan gambaran ya tadi.
12:39Beliau dari IPI itu mengeluarkan 37.
12:43Tapi total yang bandara yang sekarang itu ada sekitar 257 dan yang melayan itu sekitar 240.
12:49Jadi 240 ada 37.
12:52Jadi memang tadi konsep hub and spoke itu menjadi penting.
12:55Karena dengan hub and spoke itulah kita lebih efisien dan juga bisa mengalirkan sebetulnya
13:00untuk didikmati oleh masyarakat-masyarakat yang ada di posisi-posisi yang di luar tadi.
13:04Jadi dari terbang kemudian ke bandara yang besar kemudian baru bisa misalnya ke luar negeri dan lain-lain.
13:11Jadi memang saya kira perlu strategi, kerjasama,
13:16bagaimana kita tetap menghidupkan seluruh bandara-bandara ini sebagai satu sistem.
13:22Jadi yang tadi 37 sisanya itu adalah di bawah kementerian perhubungan.
13:26Jadi memang dibutuh dukungan tidak hanya dari kementerian juga tapi kementerian lain dan juga pemerintah daerah.
13:32Jadi pemerintah daerah juga memainkan peranan penting.
13:35Karena bandar udara itu salah satunya adalah fungsinya sebagai pintu gerbang.
13:39Kalau pintu gerbang itu harus ada rumahnya.
13:42Kalau mau diratakan ekonominya harus ada ekonominya.
13:45Baru kita ratakan. Dan salah satunya adalah melalui transportasi udara.
13:48Ya itu dia. Bahkan pemerintah daerah juga akan ditukungan dengan pendapatan nasional daerah yang pertama ya.
13:52Kalau dengan adanya satu bandara sendiri.
13:54Nah Anda melihat bagaimana tadi dengan wilayah-wilayah terluar, terdepan dan juga berdalaman tadi.
13:59Sehingga ini benar-benar bentuk kehadiran negara di sana.
14:04Jadi ini saya kira ya transportasi udara ini kan memotong banyak hal yang misalnya menyebrangi lautan.
14:11Ini memotong waktu.
14:13Dan memberikan kesempatan kepada orang untuk melihat potensi sebetulnya.
14:17Melihat potensi, membawa investasi.
14:21Dan pemerintah daerah dapat memanfaatkan sebetulnya keberadaan bandar udara.
14:25Jadi memang ini suatu kerja bersama.
14:27Nanti sedikit lebih sedikit dari pinggir ke tengah.
14:30Kemudian lebih ke tengah lagi dari tempat yang dikelola oleh API.
14:35Kita akan mencapai suatu efesiensi yang sesuai dengan tema ini ya.
14:40Konektivitas dan juga pemerintahan ekonomi.
14:43Nah orkestrasinya, Pak Fai, kan berarti ada 37 dikelola API.
14:49Kemudian dari pemerintah sini 200 lainnya bagaimana supaya saling bersinergi.
14:53Sehingga nanti akan benar-benar bisa mendukung tadi pemerintahan ekonomi juga dan konektivitas.
14:59Jadi kalau dari jumlah bandara yang ada di Indonesia, saya merasa bahwa itu sudah cukup sebenarnya.
15:06Tinggal kita bangun bagaimana konektivitas antar bandara itu menjadi lebih bagus.
15:11Isu utama justru bukan di kesiapan bandara atau fasilitas bandara.
15:16Justru adalah jumlah penerbangan yang masih sangat terbatas.
15:19Nah sebagai gambaran adalah sebelum pandemi COVID, kita itu mengoperasikan 740 pesawat untuk melayani rute domestik.
15:27Tapi setelah pandemi COVID dan sekarang ini baru beroperasi sekitar 420 pesawat.
15:35Jadi masih kurang banyak.
15:37Sehingga salah satu faktor kunci bagaimana kita bisa mengoptimalkan konektivitas udara adalah
15:44kita harus menambah jumlah kebutuhan pesawat secara lebih signifikan.
15:47Jadi perhitungan yang saya lakukan mungkin kita masih butuh sekitar 350 pesawat untuk bisa melayani seluruh wilayah Indonesia.
15:55Nah ini yang menjadi salah satu isu penting.
15:58Termasuk isu sekarang harga tiket mahal.
16:01Karena memang demand and supply-nya itu nggak balance.
16:04Sebenarnya minat terhadap angkutan udara itu sudah sangat besar.
16:08Cuma memang keterbatasan pesawat.
16:10Nah ini saya kira menjadi salah satu isu yang harus diselesaikan
16:15agar bandara-bandara yang jumlahnya sudah sangat banyak ini benar-benar bisa dioptimalkan, tidak underutilized.
16:22Yaitu dengan menyiapkan lebih banyak armada untuk bisa mengoperasikan.
16:28Karena dengan karakteristik negara kepulauan,
16:31saya kira salah satu kunci akselerasi pertumbuhan ekonomi, pemerataan,
16:35itu harus melalui konektivitas udara untuk angkutan penumpang maupun logistiknya.
16:41Nah yang terjadi sekarang ini kecenderungannya adalah tidak balance.
16:46Trafik terpusat di wilayah Jawa dan kemudian sedikit di Sumatera.
16:51Di wilayah timur yang notabene-nya adalah wilayah kepulauan,
16:54justru membutuhkan lebih banyak lagi konektivitas udara melalui angkutan penerbangan
17:00yang tidak hanya disuplai dengan konsep charter,
17:04tapi harus regular flight agar bisa lebih murah.
17:07Nah lantas bagaimana dari Kementerian Perhubungan sendiri melihat kondisi seperti saat ini?
17:12Kita tahu ini 10 tahun sudah dibangun 27 bandara,
17:15kemudian konektivitas juga terus dikuatkan lagi di sisi bagaimana tadi armadanya
17:20yang masih menjadi tantangan tersendiri justru dibandingkan dengan infrastrukturnya.
17:24Jadi ini kita berbicara tentang konsep,
17:27artinya memang transportasi udara ini kurang lebih ada 5 perannya.
17:32Jadi pertama tentang pesawatnya sendiri, tentang ruang udara sendiri,
17:37yang hari ini kita bicara tentang bandar udaranya,
17:40kemudian juga tentang keamanan penerbangan dan juga bisnis transportasi udara.
17:44Nah ini sudah diidentifikasi oleh pemerintah,
17:46saya kira semua kementerian sudah bekerja baik ya,
17:50berupaya mencoba mendatangkan pesawat dan juga menurunkan harga tiket,
17:56dan kementerian perhubungan sudah berkolaborasi dan juga berkoordinasi
17:59dengan kementerian terkait di bawah kementerian koordinator Menko Marves.
18:03Jadi kurang lebih ada 4 nih sebetulnya yang menjadi butuh ya,
18:07artinya butuh kolaborasi.
18:09Jadi yang pertama untuk menjaga, mendatangkan pesawat ya tadi yang saya bagikan Pak Fahifah.
18:14Jadi yang pertama adalah memang kita harus memenumbuhkan industrinya sendiri,
18:19industri transportasi supaya bisa menarik.
18:22Kalau begitu dia pulih maka akan kita bisa,
18:24tapi ada tantangan.
18:26Pertama memang supply chain yang terbatas,
18:28itu yang pertama.
18:30Kedua untuk suku cadang,
18:32karena ada perang dan lain-lain.
18:34Yang kedua tentang harga aftur sendiri,
18:36kemudian juga membutuhkan juga,
18:40itu dengan kementerian Menek BUMN ya tentunya,
18:42kemudian juga kita butuhkan insentif dari pajak-pajak,
18:47dan yang terakhir adalah kita juga harus melihat bahwa nilai tukar ya,
18:56kita pendapatnya rupiah,
18:58tapi operasinya menggunakan dolar.
19:02Jadi nilai tukar ini juga menjadi,
19:04jadi kestabilan itu juga menjadi penting bagi industri transportasi udara.
19:08Resolusi apa yang sudah dipetakan kita akan bahas nanti di segmen berikutnya,
19:11kita akan jidah kembali sebentar ya Pak.
19:13Dan pemirsa kami akan segera kembali usai pariwara.
19:17Bagaimana menurut Anda?
19:22Kalau menurut saya sih bagus ya,
19:25jadi memang apa namanya,
19:27pembangunan itu memang dipusatkan di daerah,
19:30jadi akhirnya dengan adanya bandara-bandara itu,
19:33jadi masyarakat bisa dengan mudah menjangkau wilayah-wilayah yang memang terpencil,
19:39atau tidak di daerah luar,
19:41yang akhirnya yang biasanya mungkin kita susah,
19:44nah jadinya setelah ada pembangunan itu,
19:46ya jadi mudah gitu sekarang.
19:48Ya itu bagus untuk membuka konektivitas,
19:50sekaligus untuk membuka ekonomi secara,
19:54apa ya, secara merata hingga ke pelosok sih.
19:57Kalau menurut pengalaman saya ini,
19:59saya sudah beberapa mungkin di daerah terluar ya,
20:01misal Sorong atau Morotai,
20:03itu pembangunan bandaranya pun,
20:05selain bandaranya menghubungkan konektivitas,
20:07juga terbangun atau tercipta ekonomi di sekeliling daerah itu sih,
20:11sehingga mengejut ekonomi daerah juga.
20:13Itu sangat positif ya,
20:15karena untuk meningkatkan konektivitas,
20:17dan juga menurunkan biaya logistik kita yang termasuk tinggi,
20:22bahkan di negara-negara di Asia Tenggara,
20:24kita masih relatif yang tinggi juga.
20:26Dan itu memberikan multiplier efek yang sangat besar
20:29dari sisi ekonomi nasional maupun di daerah-daerah.
20:33Baik kita akan lanjutkan kembali,
20:35pas Amsud tadi sempat tertudah lantas,
20:37bagaimana solusi-solusi apa yang sudah terpetakah
20:39dalam 10 tahun terakhir,
20:40kita sudah mendapatkan capaian-capaian positif
20:43di industri penerbangan kita,
20:45dan khususnya dari Direkturat Jenderal Perhubungan Udara.
20:48Lantas bagaimana Anda melihat capaian ini
20:50tetap berlanjut begitu, capaian-capaian ini?
20:53Jadi kan capaian kapasitas saya kira sudah tadi sudah disampaikan,
20:56sudah semakin meluas,
20:58artinya sudah mencukupi,
21:00dan kita sudah melihat juga,
21:02sudah ada kita bagaimana mengefesienkan pelayanan.
21:06Dan sekarang kita fokus kepada adalah
21:08menghidupkan industri,
21:10meningkatkan kemampuan industri transportasi udara,
21:13yang tadi ada 5 sistem tadi,
21:15bandara pesawat, bandara ruang udara,
21:18dan juga tentunya salah satunya adalah bandara dan keamanan.
21:23Saya kira ini sangat penting.
21:25Kalau saya kasih gambaran ya,
21:27kita ini punya modal 1,
21:30jadi ada darat, laut, udara.
21:32Kalau darat itu 1 per 3.
21:34Kalau perairan itu 2 per 3.
21:36Kalau ruang udara itu 3 per 3.
21:38Karena lebih luas.
21:40Nah ini kita harus manfaatkan betul ya,
21:42untuk transportasi udara,
21:44tentunya dengan berkolaborasi dengan transportasi lainnya,
21:46dan dengan mendorong bisnis industri.
21:52Ini tentunya akan sangat berdampak kepada yang lain,
21:55termasuk ke bandara udara dan juga pelayanan konektivitas.
21:58Salah satunya sudah munculnya,
22:01apa namanya?
22:03Mas Kapai Baru.
22:05Ini saya kira sudah suatu sinyal,
22:08kita bisa melompat lebih baik lagi.
22:11Lebih bergairah lagi untuk industri Mas Kapai penerbangan kita.
22:15Lalu bagaimana Anda melihat strategi ke depan?
22:17Karena kan kita tahu ini tentu ada tentangan,
22:20dan tetap saja harus ada solusi yang sediapkan.
22:23Saya melihat usaha keras dari pemerintah
22:27untuk menciptakan iklim usaha di angkutan udara Indonesia yang lebih baik.
22:32Dan itu bisa direfleksikan dalam bentuk Undang-Undang Cipta Kerja.
22:35Kalau dulu untuk membangun perusahaan Arlen,
22:43itu membutuhkan 5 pesawat yang dimiliki sendiri,
22:48dan 5 pesawat yang dikuasai,
22:50bisa menggunakan leasing dan sebagainya.
22:52Sekarang ini pemerintah sudah memberikan kemudahan,
22:55cukup dengan 1 pesawat yang dimiliki sendiri,
22:59dan 1 pesawat yang dikuasai.
23:01Jadi artinya sebenarnya ini adalah 1 kemudahan yang luar biasa
23:06untuk perusahaan untuk bisa membuka perusahaan penerbangan di Indonesia.
23:12Karena kemudahan yang sudah diberikan oleh pemerintah,
23:15dan saya kira ini merupakan waktu yang tepat sekarang ini
23:18untuk lebih banyak lagi mendorong jumlah pesawat
23:21yang dioperasikan oleh Arlen-Arlen yang ada di Indonesia,
23:25melalui penambahan armada maupun pembukaan perusahaan penerbangan baru di Indonesia
23:29yang saya lihat sudah mulai kelihatan beberapa Arlen baru yang dioperasikan,
23:34karena itu menjadi salah satu hal yang sangat positif.
23:37Jadi pemerintah mungkin perlu lebih aktif mendorong
23:41bagaimana iklim usaha ini benar-benar bisa mendorong swasta
23:46untuk bisa berkiprah, meningkatkan konektivitas udara
23:49melalui penerbangan yang didirikan.
23:52Dan itu peranan juga dari pengelola bandara menjadi sangat utama,
23:55dan dari API sendiri tidak perlu dilakukan lagi.
23:56Pemirsa kalau boleh saya sampaikan,
23:59PT Angkasa Pura Indonesia atau Injourney Airport
24:02juga menerima 34 penghargaan prestasi dunia,
24:05Airport Service Quality Awards,
24:07dari organisasi ke Bandar Udara Dunia
24:10yang menaungi 2.110 bandara di 169 negara.
24:15Mungkin bisa diceritakan sedikit nih, prestasi apa yang dicapai,
24:18apakah ini bisa menjadi semangat baru bagaimana kita menciptakan tadi
24:22konektivitas dan pemerintahan ekonomi melalui bandara?
24:25Ya terus terang saja kami cukup terkejut
24:28dengan banyaknya penghargaan yang kita terima.
24:30Karena terus terang saja penghargaan yang diberikan ini
24:34adalah penghargaan yang sangat prestisius,
24:37yang dikeluarkan oleh ECI,
24:39yang merupakan organisasi ke Bandar Udara di dunia,
24:44yang melayani 2.110 airport berada di 169 negara.
24:54Dan penghargaan ini karena kita bisa menunjukkan bahwa
24:59kita bisa memberikan customer experience yang lebih baik kepada pengguna jasa.
25:04Ini adalah salah satu hal yang memang sedang kita lakukan
25:10melalui proses transformasi untuk memberikan pelayanan yang lebih baik
25:14terhadap seluruh pengguna jasa.
25:16Kalau dulu itu bandara hanya sebagai tempat orang naik turun pesawat,
25:19tapi sekarang bagaimana customer kita di bandara itu
25:24bisa mendapatkan pengalaman yang menyenangkan
25:27dan bisa terpenuhi kebutuhannya di bandara.
25:29Dan itu kita lakukan secara sisematis
25:32sehingga harapannya ke depan layanan kita
25:35benar-benar bisa berskala global, berstandar internasional.
25:39Dan ini terus kita lakukan
25:43dan apresiasi yang diberikan oleh ECI
25:45dalam bentuk penghargaan 34 SQ Award ini
25:49salah satu hal yang saya kira memotivasi kita
25:52untuk terus bisa melakukan perbaikan-perbaikan ke depannya.
25:55Jadi kita sebenarnya gak mengejar penghargaan,
25:58tapi penghargaan yang kita terima ini adalah refleksi dari apa?
26:01Perubahan-perubahan yang sudah kita lakukan.
26:03Apresiasi yang justru didapatkan dari hasil ataupun upaya yang sudah dilakukan.
26:08Baik Pak Samson terakhir bagaimana Anda melihat optimisme
26:11dari sisi Kementerian Perhubungan,
26:12begitu khususnya dari Kementerian Perhubungan Udara
26:15melihat bagaimana kondisi transportasi udara
26:19kemudian ke bandar udara kita begitu ke depan.
26:22Saya sangat optimis dengan apa yang sudah dijalankan,
26:27dikembangkan dalam 10 tahun terakhir.
26:29Sudah banyak pembangunan infrastruktur
26:33dan kita melihat sudah recovery dari sejak COVID.
26:38Jadi demand sudah ada.
26:39Tinggal bagaimana kita mengefesienkan aset.
26:43Dan juga perlu diketahui,
26:45tidak hanya bandar udara,
26:47tapi bandar udara ini juga butuh dukungan.
26:50Salah satunya adalah,
26:52mungkin adalah capaian kita di pengambil arian ruang udara FIR.
26:57Ruang udara itu juga salah satu untuk mendukung bandar udara.
27:01Itu bagaimana mengakses.
27:03Kemudian yang kedua adalah,
27:05bicara tentang keamanan.
27:06Jadi kita juga,
27:08Kementerian Perhubungan yang sudah diaudit oleh IKEA
27:11juga mencapai nilai yang cukup untuk nilai keamanan di Indonesia.
27:14Yaitu namanya USAP.
27:16Jadi dengan kapasitas yang makin besar,
27:20yang sudah tersedia,
27:22aksesnya makin mudah,
27:24efesiensi yang dilakukan oleh PT API,
27:27kami sangat optimis bahwa industri transportasi udara
27:32akan jauh lebih berkembang
27:33dan dinikmati dan menjadi alat untuk pemerataan ekonomi.
28:04program First Session Closing yang akan tayang pukul 11.30 waktu Indonesia Barat.
28:09Karena urusan masa depan harus terdepan,
28:11aku investor saham.
28:13Saya Prasetyo Wibowo beserta seluruh krebet kerja
28:16yang bertugas pamit undur diri.
28:18Terima kasih, sampai jumpa.
28:33Terima kasih, sampai jumpa.

Recommended