• yesterday
Bank Indonesia (BI) akan memberikan insentif Kebijakan Likuiditas Makroprudensial (KLM) kepada bank-bank penyalur kredit di sektor padat karya mulai 1 Januari 2025. Gubernur BI, Perry Warjiyo, mengatakan insentif ini diharapkan dapat membuat penyaluran kredit di sektor-sektor padat karya yang kini tumbuh terbatas dapat kembali bergairah. Dengan begitu, meningkatnya penyaluran kredit di sektor padat karya juga diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.

Sebelumnya, insentif berupa pengurangan giro kepada perbankan diberikan kepada bank-bank penyalur kredit di sektor padat modal yang pada masa Covid-19 terpuruk, baik dari segi penyaluran kredit maupun kinerja industri. Namun, setelah mendapatkan insentif, penyaluran kredit sektor-sektor seperti industri pertambangan berhasil tumbuh dua digit.

Category

📺
TV
Transcript
00:00Pemirsa Bank Indonesia akan memperluas kebijakan implementasi insentif likuditas makro prudensial
00:19dengan memberikan insentif kepada bank yang menyeluruhkan kredit pada sektor padat karya.
00:25Dan perluasan kebijakan tersebut diharapkan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.
00:34Bank Indonesia akan memperluas kebijakan implementasi insentif likuditas makro prudensial atau KLM
00:40untuk mendukung penyeluruhan kredit perbankan.
00:43Governor Bank Indonesia Peri Wardjo mengatakan bahwa pihaknya akan memberikan insentif
00:48kepada bank yang menyeluruhkan kredit pada sektor padat karya mulai Januari 2025 mendatang.
00:55Kedepan, penguatan KLM dilakukan untuk mendorong peningkatan kredit pembiayaan pada sektor-sektor usaha
01:05yang mendukung penciptaan lapangan kerja, serta sektor yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat
01:15termasuk kelas menengah bawah, segmen UMKM dan ultramikro-UMI, serta sektor hijau.
01:24Dengan tetap memerhatikan prinsip kehati-hatian.
01:31Peri Wardjo mengatakan insentif ini diharapkan dapat membuat penyaluran kredit di sektor-sektor padat karya
01:36yang kini tumbuh terbatas dapat kembali bergairah.
01:40Dengan demikian meningkatnya penyaluran kredit di sektor padat karya juga diharapkan dapat mendukung
01:44pertumbuhan ekonomi nasional.
01:47Sebelumnya insentif berupa pengurangan giro kepada perbankan diberikan kepada bank-bank penyalur kredit
01:52di sektor padat modal yang pada masa Covid-19 terburuk baik dari segi penyaluran kredit maupun kinerja industri.
01:59Dan setelah mendapatkan insentif penyaluran kredit sektor-sektor seperti industri pertambangan berhasil tumbuh dua digit.
02:05Sebaliknya penyaluran kredit untuk sektor-sektor padat karya seperti pertanian hanya tumbuh di kisaran 7,4%,
02:12industri pengolahan 7,22% dan perdagangan hanya 8,4%.
02:18Oleh karena itu untuk segera mendongkrak kinerja penyaluran kredit di sektor padat karya,
02:22kini Bank Indonesia tengah berupaya mempercepat pembuatan kebijakan penyaluran KLM
02:26kepada perbankan penyaluran kredit sehingga ditargetkan bisa diimplementasikan
02:30mulai 1 Januari 2025 mendatang.
02:47Selamat pagi, Pak Joshua.
02:49Selamat pagi, Mas Fras.
02:50Ya, salam sehat, Pak.
02:52Salam sehat selalu juga, Mas.
02:53Baik, terima kasih atas waktu yang disempatkan.
02:55Kita akan review terlebih dahulu seperti biasa bagaimana pandangan Anda begitu terkait dengan kebijakan insentif
03:01likuiditas makro prudensial KLM yang sudah dilakukan oleh Bank Sentral sampai dengan saat ini.
03:07Ya, saya pikirkan ini perjalanan dari kebijakan makro prudensial ini.
03:12KLM ini kan sudah dikeluarkan oleh Bank Indonesia sejak tahun 2022.
03:18Karena kita tahu bahwa kondisinya, situasinya adalah Bank Indonesia cenderung mengetatkan
03:26kebijakan moneternya pada tahun 2022 karena ada kondisi geopolitik di Rusia, Ukraine,
03:32inflasi meningkat, sehingga suku bunga pun global meningkat, sehingga Bank Indonesia pun juga
03:39ikut menaikkan suku bunganya, sehingga kebijakan moneter ikut mengetat,
03:43sehingga alternatif ataupun peluruhan kebijakan Bank Indonesia pun juga
03:48perlu diarahkan untuk tetap mendukung ketumbuhan.
03:52Yaitu dengan melonggarkan kebijakan makro prudensial dengan memberikan insentif,
03:57kebijakan insentif likuiditas makro prudensial pun KLM.
04:02Dan kalau saya melihat memang dengan pemberian insentif likuiditas tersebut,
04:09yakni pelonggaran GWM pada perbankan yang memberikan ataupun penyalurkan kredit
04:16kepada sektor-sektor yang tentunya menjadi sektor prioritas yang dipersyaratkan oleh Bank Indonesia,
04:28tentunya saya pikir ini juga di satu sisi memberikan dukungan ya, apa namanya,
04:35terjaga likuiditas bagi perbankan, dan di saat bersamaan pun juga ini memberikan dorongan positif
04:42kepada sektor-sektor yang juga di saat bersamaan ini menjadi sektor-sektor yang juga didorong oleh pemerintah.
04:50Yang diharapkan juga ini dapat bisa mengacu ketumbuhan ekonomi.
04:54Jadi saya pikir memang ini kan, dan ini kalau kita melihat ya dari sisi kinerja penyaluran kreditnya pun juga
05:03cukup positif ya dari sisi sektor prioritas tersebut dan memang sifatnya juga inklusif,
05:08dan juga berkaitan dengan yang berwawasan lingkungan ya.
05:12Jadi memang secara penyaluran kreditnya juga meningkat,
05:17lalu juga kita lihat juga dari sisi kinerja procurement pun juga tetap terjaga,
05:22sekalipun memang di tengah kondisi tadi sekubungannya sedang meningkat,
05:26dan juga dari sisi kondisi globalnya pun juga situasi tidak menentu dengan adanya kebijakan insentif likuiditas makroprudensial,
05:36sektor-sektor prioritas yang ditetapkan oleh bank Indonesia tersebut,
05:40ini di, apa namanya, kami nilai memiliki kinerja cukup baik dengan adanya pemberian insentif tersebut,
05:49insentif likuiditas tersebut, dan di sisi lainnya likuiditas perbankan pun juga tetap terjaga,
05:56sehingga tidak terjadi pengetatan likuiditas yang signifikan dari perbankan,
06:02sehingga secara umum makanya penyaluran kredit pun hingga saat ini pun juga tetap tumbuh optimal.
06:08Baik, nah dari sisi sektor-sektor yang menerima insentif likuiditas dari makroprudensial ini kan
06:15hadailirisasi, perumahan, kemudian UMKM,
06:18nah apakah memang sudah tepat begitu untuk menerima insentif tersebut dalam artian tepat sasaran, tepat guna begitu Pak Joshua?
06:26Ya kalau kita melihat apa sih percaratannya ya,
06:30karena kan kalau kita lihat tadi kan sektor prioritas, lalu sifatnya inklusif, dan juga berbawasan lingkungan,
06:36dan kalau kita lihat tadi dari kalau kita bicara sektor perumahan,
06:42lalu juga UMKM, parwisata, memang itu sektor-sektor hilirisasi,
06:47itu juga salah satu yang sudah masuk dalam sektor prioritas yang dipersyaratkan oleh Bank Indonesia
06:54dalam kebijakan insentif likuiditas makroprudensial tersebut ataupun KLM.
07:01Dan ini saya pikir dengan pemberian kebijakan insentif tersebut ini berhasil mendukung pemulihan ekonomi.
07:08Ya ini terlihat lah kalau kita lihat tadi,
07:11karena kan kalau kita bicara hilirisasi, misalkan ini kan menjadi game changernya,
07:17ataupun yang menjadi new source of growth-nya ekonomi Indonesia ke depannya.
07:22Apalagi kita mau mendorong hilirisasi, mendorong reindustrialisasi,
07:29kita nggak mau lagi bergantung pada komoritas sementaranya saja,
07:33jadi kita mengupayakan tadi dengan hilirisasi.
07:36Lalu kita bicara perumahan, ini kita bicara backward linkage,
07:40forward linkage dari sektor industri property ini kan,
07:43ataupun bahasa awamnya sektor ikutannya, sektor yang turunannya ini kan banyak sekali.
07:52Lalu UMKM tentunya ini adalah backbone dari perekonomian Indonesia.
07:56Lalu juga parwisata, ini juga berkaitan juga dengan UMKM.
08:01Parwisata pun juga ini berkaitan juga dengan industri bagaimana kita menumbuh kembangkan ekonomi daerah.
08:12Jadi saya pikir dengan sektor-sektor prioritas yang sudah ditetapkan tersebut,
08:16saya pikir ini sudah mendukung pemulihan ekonomi selama pandemi
08:19dan juga kita melihat dari sisi bagaimana,
08:23dan bersama tadi dari sisi sektor keuangannya pun,
08:26ini juga tetap menjaga stabilitas keuangan,
08:28dengan menjaga tadi likutan perbankan, terutama dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global.
08:36Baik, dengan tantangan ekonomi Indonesia saat ini kan ya kita tahu cukup besar juga
08:41begitu stagnasi dari pertumbuhan ekonomi, deflasi, kemudian PMI manufaktur yang turun,
08:45pergeseran kelas menengah, dan pelemahan daya beli masyarakat di mana bank Indonesia ini kan akan menggeser.
08:51Sektor penerimaan KLM tadi menjadi sektor padat karya, bagaimana Anda melihatnya?
08:56Ya, kita sebenarnya kita masih menunggu ya,
08:59kemarin kalau kita mengikuti press conference Pak Gubernur Bank Indonesia di RDG bulan ini,
09:07kita masih menunggu ya detailnya seperti apa, apakah ini kita perlu konfirmasi ulang lagi ya,
09:15apakah itu menggeser tepat ataukah menambahkan ya,
09:17karena kita perlu seberapa luas nanti ya pemberian kebijakan insentif likuiditas makro prudensialnya itu ya,
09:26karena kalau artinya menggeser berarti yang sebelumnya tidak diberikan lagi insentifnya kan seperti itu,
09:32tapi kalau misalkan ditambahkan berarti yang sektor-sektor sebelumnya tetap dipertahankan
09:38dengan ditambahkan tadi sektor yang padat karya.
09:41Jadi kita perlu menunggu lagi asesmen kajiannya dari Bank Indonesia seperti apa,
09:45namun saya melihatnya bahwa kalau ditambahkan tentu akan jauh lebih baik lagi ya,
09:50artinya memang sektor-sektornya akan semakin banyak,
09:54dan kalau kita melihat dari sisi artinya pemerintah ataupun dalam hal ini dengan korenasi dengan bersinergi dengan Bank Indonesia,
10:04Bank Indonesia pun juga dengan apa sebagai otoritas moneter,
10:10ini tentunya tadi memiliki bauran kebijakan termasuk makro prudensial,
10:15memiliki dukungan, memiliki otoritas untuk mengeluarkan kebijakan makro prudensial ini,
10:23tadi untuk memberikan tadi ya, untuk mendukung pembangunan berkelanjutan,
10:28tadi kita bicara UMKM, untuk juga penciptaan lapan pekerjaan,
10:32dan juga untuk memberikan nilai tambah pada perekonomian.
10:35Jadi saya pikir sih intinya adalah perkaitan UMKM itu saya pikir tidak bisa digeser ya,
10:42karena UMKM itu kan saya pikir komitmen penting sekali dan backbone yang tadi saya sampaikan di awal,
10:50ini UMKM perumahan, itu kan ini menjadi salah satu sektor-sektor penting,
10:57yang krusial yang tidak bisa dilepaskan lagi dari program Indonesia,
11:02belum lagi hilir sasi, apalagi pemerintah Presiden Jokowi belakangan ini pun juga baru saja meresmikan beberapa smelter
11:11yang akan ke depannya pun juga akan peningkatan produksi, nilai tambahnya pun akan terus meningkat,
11:20jadi ini pun juga perlu dukungan, jadi saya pikir mungkin ke depannya kita masih akan menunggu kajian
11:28ataupun pembahasan yang di Bank Indonesia seperti apa,
11:31apakah ditambah ataupun digantikan atau sebagainya, kita masih akan harus menunggu seperti itu Mas.
11:38Kita juga perlu tahu mekanismenya akan seperti apa nantinya,
11:41apakah juga memang penyesuaian ataupun pengurangan giro perbankan lagi atau tidak,
11:45kita bahas nanti di segmen berikutnya Pak Joshua, kita akan jadi dulu sebentar dan pemirsa,
11:49kami akan segera kembali usai pariwara berikut ini.
12:00Ya semakin menarik perbincangan kita bersama dengan Bapak Joshua Pardede,
12:03Walaikum Salam Pembatasan TV IKA,
12:05Pak Joshua kita akan lanjutkan kembali,
12:06bicara mengenai kondisi yang tadi, bicara mengenai mekanismenya,
12:10ini akankah sama begitu upaya-upaya yang dilakukan Bank Sentral tadi
12:13untuk terkait dengan KLM ke beberapa sektor industri yang Anda harapkan,
12:17ini pun masih perlu menunggu waktu lagi, apakah memang pergeseran sasaran kebijakankah
12:22atau memang perluasan begitu ya Pak Joshua, Anda melihatnya bagaimana?
12:26Ya pandangan saya sih sebenarnya ini harapannya diperluas,
12:30karena kalau tadi digeser artinya kalau kita bicara tadi sektor perumahan
12:35yang sebelumnya sudah diberikan insentif likuiditas makroprudensial,
12:41artinya kalau itu tidak diberikan kembali,
12:44nah ini khawatirnya apalagi kita kaitkan lagi dengan kondisi dimana PPN, DTP ini akan berakhir di tahun ini,
12:53artinya tidak ada lagi misalkan kita asumsikan tidak dilanjutkan lagi tahun depan,
12:57ini tentukan akan menjadi faktor pemberat ya buat sektor properti,
13:02yang tadi saya sampaikan bahwa ini sektor properti ini, sektor ikutannya banyak sekali,
13:08jadi ini harus kita pertimbangkan lagi, perlu dipertimbangkan juga,
13:13lalu juga terkait dengan UMKM,
13:15UMKM ini pun sebenarnya sekalipun memang skalanya mikro,
13:22dan ini sebenarnya kemarin juga ditekankan juga dalam RDG,
13:26dalam preskonnya RDG bahwa Bank Indonesia pun juga tetap mendukung ini ya,
13:31pendorong, mendukung pembiayaan kepada UMKM mikro,
13:36karena ini menjadi backbonenya Perekonomian Indonesia,
13:38jadi saya pikir sih harapan kami ini diperluas,
13:44artinya tentu akan ada perluasan di sana,
13:47tentunya mungkin insentifnya, bobotnya mungkin lebih besar ke padat karya,
13:53karena konsennya, bacaan kita bersama saat ini kan memang betul ya,
13:58kelas menengah daya belinya sedang menurun,
14:00dengan semakin banyak tenaga kerja yang bekerja di sektor informal,
14:08jadi bagaimana saat ini kita mendorong supaya pertumbuhan ekonomi kita
14:14dalam jangka menengah panjang ini bisa tumbuh optimal lagi,
14:18kita balikkan lagi ya,
14:19trajektori pertumbuhan kita ini agar kembali tubuh tinggi lagi,
14:24nah ini dengan mendukung pembiayaan kepada sektor padat karya,
14:27meaning bahwa,
14:28karena selama ini kalau kita lihat dari sisi penyaluran kredit kepada sektor-sektor padat,
14:36kalau kita lihat investasi lah,
14:39yang gampang ya,
14:40investasi itu kan saat ini kan makin gampang atau lebih mudah untuk berinvestasi
14:46di sektor yang padat modal dibandingkan yang padat karya,
14:49sehingga dari sisi kinerjanya pun nilai tambahnya kalau kita melihat data PDB,
14:54BPS ini juga kinerja dari sektor-sektor padat modal itu jauh lebih kinclong dibandingkan yang padat karya,
15:01sehingga itupun juga makanya akhirnya dari sisi perbankan melihatnya,
15:05karena kinerja berdasarkan kinerja sektorannya,
15:09sektor-sektor padat karya ini kinerjanya kurang optimal,
15:16dibandingkan dengan sektor-sektor padat modal,
15:18sehingga ada interpretasi juga ya,
15:21kalau misalkan interpretasinya mungkin saja ada kecenderungan ya,
15:25dari sisi penyaluran kredit pun juga ada kecenderungan bahwa,
15:29misalkan ya kita bicara penyaluran kredit,
15:32pertumbuhan penyaluran kredit data OJK sampai dengan bulan Juli,
15:36penyaluran kredit ke sektor pertambangan,
15:38mungkin ini kan juga padat modal ya,
15:40pertumbuhannya 31%,
15:43sedangkan untuk penyaluran kredit kepada sektor pertanian yang padat karya,
15:47ini hanya 8%,
15:49jadi artinya kita bisa melihat disini langsung bahwa,
15:54sektor-sektor yang padat karya ini,
15:58belum menjadi,
16:01belum cukup optimal dari sisi penyaluran kredit,
16:06karena tadi banyak risikonya,
16:08mungkin kalau kita bicara faktor risikonya,
16:10kalau kita bicara dari sisi instabilitas laburnya sendiri,
16:16tenaga kerja,
16:17karena kalau kita bicara ada kebijakan kemarin,
16:20misalkan ada tapera,
16:21lalu juga misalkan ada potongan-potongan untuk tenaga kerja,
16:27tentunya kan ini akan ada demo dan sebagainya,
16:30sehingga ini pun tentunya akan menjadi risiko juga,
16:33buat pelaku usaha ataupun industri ya,
16:36sehingga makanya saat ini tren yang lagi meningkat juga,
16:40adalah penggunaan mesin-mesin,
16:44saat ini pun juga lagi cukup berkembang,
16:47sehingga memang ini challenge-nya besar sekali,
16:49di tengah era digitalisasi,
16:51di tengah era digitalisasi,
16:54penggunaan mesin-mesin mungkin cenderung lebih produktif,
17:01saya bilang ini bisa lebih produktif,
17:03tapi di bersamaan pun juga,
17:05kita tetap perlu harus mendukung sebenarnya,
17:08sektor-sektor padat karya,
17:10karena pada akhirnya,
17:11sektor-sektor padat karya ini pun juga akan bisa menyerap tenaga kerja,
17:16karena pada akhirnya tadi,
17:17permasalahan kelas menengah itu harus dijawab juga,
17:20kelas menengah yang melambat itu,
17:22karena kalau tidak ada penyerapan tenaga kerja,
17:26nanti pada akhirnya permasalahan kelas menengah itu akan makin buruk,
17:32artinya tentunya selain incentive ini,
17:35saya pikir menurut saya pun juga perlu ada kebijakan sekural juga,
17:39misalkan dengan peningkatan kualitas SDM-nya,
17:42dari sisi pendidikan, kesehatan,
17:43itu pun saya pikir juga perlu ada blueprint-nya juga,
17:46sehingga benar-benar di kebijakan pemerintah ini,
17:50tidak hanya dari sisi lapang usahanya saja,
17:54tapi juga dari sisi sektor keuangannya saja,
17:58tapi juga dari sisi bagaimana penyedia pendidikan,
18:01kesehatannya,
18:02agar tadi SDM kita bisa kualitasnya meningkat,
18:05sehingga produktifitas kita meningkat,
18:06sehingga pada akhirnya kita bisa bersaing nanti,
18:10dengan tadi mesin-mesin,
18:11sehingga produktifitasnya SDM kita pun bisa lebih meningkat lagi,
18:16sehingga manufaktur ini pun juga akhirnya tadi,
18:20akan dengan penggunaan dari tenaga kerjanya,
18:25akan bisa lebih dipertimbangkan,
18:28bisa karena tadi lebih produktif misalkan,
18:31sehingga akhirnya incentive dari KLM-nya pun juga akhirnya akan lebih rasional,
18:39ataupun akan lebih mengamplifikasi kebijakan dari sisi terkait dengan pendidikan dan kesehatan.
18:46Pak Joshua, berkaitan dengan upaya-upaya ataupun mekanisme dari incentive sendiri yang mungkin,
18:53kan selama ini ada pengurangan giro perbankan,
18:55dan apakah pembiayaan ini yang memang lagi-lagi menjadi booster,
19:00ya memang menjadi ikon utama kalau kita bicara mengenai incentive yang diberikan terkait dengan KLM
19:04dari Bank Sentral sendiri untuk sektor padat karya ini?
19:08Ya, saya pikir mekanismenya hampir sama kalau kita bicara,
19:12kalau bank-bank yang akan menyalurkan kredit kepada sektor-sektor tersebut,
19:21prioritas tersebut yang dipersahankan oleh Bank Indonesia,
19:24maka akan diberikan pelonggaran incentive likuiditas,
19:28yakni dengan penurunan GWM.
19:30Tentunya dengan penurunan GWM itu akan sangat bermanfaat buat bank,
19:39karena akan ada pelonggaran likuiditas di sana,
19:41artinya dengan penurunan GWM ini kan berarti ada tambahan likuiditas,
19:45dan tambahan likuiditas itu akan disalurkan oleh bank kepada sektor-sektor tersebut.
19:51Nah, mungkin dari sisi banknya,
19:53ya tentunya ini dari sisi banknya tadi ya,
19:56dari sisi Bank Indonesia tadi mensyaratkan sektor-sektor tersebut padat karya.
20:01Nah, mungkin dari sisi banknya pun juga prinsip kehati-hatian
20:05dan juga bagaimana untuk menjaga portfolio kreditnya pun juga tetap harus dipertimbangkan.
20:10Sekalipun tadi ada penurunan GWM,
20:12lalu juga ada potensi peningkatan dari sisi kreditnya, asetnya meningkat,
20:18namun agar tadi jangan memberikan risiko di kemudian hari,
20:23ya artinya dari sisi pengeluaran risiko, menyimpan risikonya pun juga harus tetap dikeluarkan dengan baik,
20:33sehingga nanti portfolio kreditnya untuk sektor-sektor padat karya
20:37yang dikategorikan sektor prioritas dalam sektor padat karya ini
20:42benar-benar berkualitas ataupun dengan risiko kreditnya yang cukup terkendali ataupun rendah.
20:48Baik, tapi Anda melihat sendiri potensinya bagaimana kalau memang padat karya bisa dibantu begitu?
20:54Karena ini menjadi salah satu sektor yang juga terdampak pandemi COVID,
20:59kemudian pelembahan daya beli masyarakat,
21:01ancaman lagi importasi barang-barang tekstil dan produk tekstil lainnya begitu Pak Joshua?
21:06Ya, memang ini tidak gampang ya.
21:10Mungkin, makanya ini kan butuh waktu ya, makanya Bank Indonesia pun juga tidak buru-buru mengumumkan
21:17kebijakan inisiatif makroprodusenial ini di RDG bulan Oktober ini ya,
21:21karena masih ada beberapa bulan lagi sampai dengan nanti efektif di tahun depan ya,
21:281 Januari 2025, sehingga saya pikir memang yang perlu harus dipertimbangkan dan diperhatikan lagi adalah
21:37yang lebih penting lagi tadi adalah bagaimana sektor padat karya tersebut apa,
21:44karena kalau kita melihat dari sisi jumlahnya, jumlah tenaga kerjanya itu kan yang paling besar itu pertanian ya,
21:53tenaga kerjanya 40,72 juta, lalu juga perdagangan 72,09 juta,
21:59tenaga kerja dan manufaktur 18,88 juta.
22:02Jadi sebenarnya kalau kita bicara tadi Mas Pra sampaikan ada tekstil segala macem,
22:08ternyata ada pertanian sebenarnya, 40,72 juta.
22:11Dan kalau kita melihat lagi, kalau kita mau inline apa, kita selaraskan lagi dengan misalkan program pemerintahan Pak Prabowo Gibran ke depannya,
22:22misalkan makan bergizi gratis, kenapa kalau kita bisa kaitkan dengan peningkatan produktivitas pertanian,
22:28kenapa kita hanya mau bicara manufaktur, kita juga bisa bicara juga pertanian,
22:34kenapa InsertDV itu padat karya kan ada pertanian, ada perdagangan, juga ada manufaktur,
22:39kita coba eksplorasi juga bagaimana pertanian,
22:43karena tadi saya sampaikan bahwa penyaruran kredit ke sektor pertanian,
22:47saat ini masih relatif lebih rendah dibandingkan sektor-sektor padat modal,
22:51sehingga ini yang saya pikir harus kita kembalikan lagi,
22:55bahwa sekalipun memang ini kurang seksi buat perbankan,
23:02tapi justru saya pikir dengan arah ke depannya, dengan ketahanan pangan apalagi,
23:09justru saya pikir potensi masih cukup besar,
23:14dan di samping tadi, karena kan semangatnya kita adalah mendorong penyerapan tergak kerja,
23:18jadi kalau kita mau menyasar tadi semangat penyerapan tergak kerjanya,
23:24tadi pertanian, perdagangan tadi adalah UMKM,
23:27perdagangan itu adalah erat banget kaitannya dengan UMKM,
23:31jadi kalau kita bicara manufaktur,
23:35kita perlu lebih berhati-hati lagi manufakturnya yang tadi,
23:42karena manufaktur ini kan tadi sudah ada penggunaan teknologi, penggunaan mesin-mesin,
23:46jadi perlu kita sisir lagi mana sektor-sektor manufaktur
23:52yang bisa kita optimalkan, yang tadi masih bisa memiliki daya saing,
23:59sehingga penetapan anti-sektor prioritas untuk manufakturnya ini benar-benar tepat sasaran,
24:04sampai nanti ujung-ujungnya malah yang manufakturnya ini justru yang malah penggunaan mesinnya banyak misalkan,
24:12ataupun yang padat modal misalkan seperti itu,
24:17ataupun misalkan yang konten importnya besar juga,
24:19jadi saya pikir persyaratannya ataupun assessmentnya ini harus lebih mendalam lagi,
24:25sampai sebelum nanti kebijakan KLM ini dikeluarkan oleh Bank Indonesia.
24:29Ya, sudah ada batasan-batasannya ya,
24:31sektor-sektor mana yang mungkin nanti akan menerima tambahan ataupun perluasan dari insentif KLM tadi,
24:36sehingga benar-benar tadi tepat sasaran begitu ya,
24:38dan dirasakan manfaatnya langsung oleh pelaku industrinya sendiri,
24:42dan tadi ada peningkatan penciptaan lapangan pekerjaan,
24:45dan peningkatan dari kesejahteraan masyarakatnya sendiri.
24:47Baik Pak Joshua, terima kasih banyak ini waktu sharing dan juga analisis yang sudah Anda sampaikan kepada pemirsa pada hari ini,
24:54selamat melanjutkan aktivitas Anda kembali, salam sehat Pak Joshua.
24:57Salam sehat, salam sehat.
24:59Ya pemirsa, satu jam sudah saya menemani Anda dalam Market Review,
25:02berbahari terus informasi Anda hanya di IGX Channel,
25:05Yotra's Worthy and Comprehensive Investment Reference.
25:08Jangan lupa salsikan program First Session Closing yang akan tayang pukul 11.30 waktu Indonesia Barat.
25:14Karena urusan masa depan harus terdepan.
25:16Aku Investor Saham, ya saya Prasetyo Wibowo beserta seluruh kerabat kerja yang bertugas pamit undur diri.
25:23Terima kasih, sampai jumpa.
25:46Sub indo by broth3rmax

Recommended