• yesterday
Fokus perhatian masyarakat di Tanah Air di sepanjang pekan ini nampaknya masih mencermati proses seleksi kandidat calon anggota kabinet yang akan bertugas di Pemerintahan Presiden dan Wakil Presiden Terpilih Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Proses dimulai dari pemanggilan tokoh-tokoh yang memiliki beragam latar belakang profesi, mulai dari petinggi partai politik, profesional, purnawirawan TNI-Polri, artis, atlet, tokoh agama, relawan, hingga sejumlah menteri yang masih aktif di Kabinet Presiden Joko Widodo. Kemudian berlanjut kepada pembekalan yang disampaikan langsung oleh Prabowo Subianto.

Masyarakat, pelaku usaha maupun para pemangku kepentingan di bidang ekonomi pun, kini menaruh harapan terhadap kinerja para pembantu presiden di era kepemimpinan Prabowo-Gibran. Hal ini seiring dengan sejumlah tantangan yang masih menyelimuti perjalanan bangsa ini, dalam mewujudkan mimpi Indonesia Emas 2045, sekaligus menjadi negara maju. Sehingga bisa keluar dari jebakan negara berpendapatan kelas menengah atau middle income trap.

Category

📺
TV
Transcript
00:00...
00:02...
00:04...
00:06...
00:08...
00:10...
00:12...
00:14...
00:16...
00:18...
00:20Halo pemirsa apa kabar anda hari ini
00:22langsung dari studio AIDA channel Jakarta
00:24saya Prasetya Wibowo kembali hadir
00:26dalam market review program yang mengupas
00:28isu-isu penggerak ekonomi di Indonesia
00:30dan kita akan mencermati
00:32sejauh mana arah kebijakan
00:34ekonomi di pemerintah barunya
00:36karena tinggal menghitung jam saja
00:38kalau kita lihat begitu menghitung hari saja
00:40untuk pelantikan dari presiden dan wakil
00:42terpresiden terpilih Indonesia
00:44dan langsung saja kita mulai
00:46market review selengkapnya
00:48...
00:50...
00:52...
00:54...
00:56...
00:58...
01:00...
01:02...
01:04...
01:06...
01:08...
01:10...
01:12...
01:14...
01:16...
01:18...
01:20...
01:22...
01:24...
01:26...
01:28...
01:30...
01:32...
01:34...
01:36...
01:38...
01:40...
01:42...
01:44...
01:46...
01:48...
01:50...
01:52...
01:54...
01:56...
01:58...
02:00...
02:02...
02:04...
02:06...
02:08...
02:10...
02:12...
02:14...
02:16...
02:18...
02:20agar bisa terlepas dari stagnansi pertumbuhan di angka 5 persen.
02:24Ancaman deflasi yang terjadi dalam lima bulan terakhir,
02:27kemudian PMI industri manufaktur yang sudah meninggalkan level ekspansi selama tiga bulan,
02:32serta penurunan kelompok masyarakat menengah.
02:35Belum lagi ditambah dengan tekanan dari kondisi perekonomian global
02:38akibat konflik geopolitik yang semakin luas dan berkepanjangan.
02:42Dari Jakarta Tim Liputan, Haidek Channel.
02:51Pemirsa untuk membahas tema menarik kita kali ini,
02:54menanti arah kebijakan ekonomi pemerintah baru, kita sudah tersambung melalui Zoom
02:58bersama dengan Profesor Telisa Ulia Felianti,
03:00Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia.
03:04Selamat pagi, Prof. Telisa.
03:07I.
03:08Ya, salam sehat ibu.
03:09Ya, salam sehat.
03:11Baik, terima kasih juga atas waktunya dan sudah hadir juga ini
03:14dengan Mas Akbar Himawan Bukhori,
03:16beliau adalah Ketua Umum BPP Himpunan Pengusaha Muda Indonesia HIPMI.
03:19Selamat pagi.
03:20Selamat pagi, Mas.
03:22Salam sehat, Mas.
03:23Salam sehat buat kita semua. Selamat pagi, Prof.
03:25Ya, selamat pagi juga, Pak.
03:27Baik, terima kasih juga atas waktunya yang disempatkan.
03:29Kita akan langsung review terlebih dahulu nih dari Prof. Telisa.
03:32Anda bagaimana begitu melihat perjalanan bangsa ini dalam satu dekade lah,
03:36pemerintahan Presiden Jokowi-Dodo,
03:39begitu untuk capaian pembangunan ekonominya? Silahkan.
03:42Ya, tentunya secara umum kalau kita menilai ya dari sudut pandang pengamah,
03:46tentunya ada hal yang positif,
03:48tapi ada hal yang masih tetap perlu diperbaiki.
03:50Jadi kan itu sangat common ya dari satu dekade ini.
03:53Kita juga telah melalui berbagai badai.
03:56Kalau kita lihat dari 2014 sampai dengan 2024 ya,
04:00dalam 10 tahun ini.
04:02Apa saja yang sudah kita lalui kalau kita flashback
04:04dalam hal ekonomi dan pembangunan.
04:07Yang pertama itu sebetulnya Amerika sendiri kan mengalami resesi ringan
04:11itu di 2018-2019.
04:13Itu sudah ada tuh gejolak-gejolaknya ya
04:15dari sisi global dan lain sebagainya.
04:17Nah terus kemudian 2020 itu jelas adalah COVID-19
04:21yang telah menghantam dan kemudian adanya perang Rusia-Ukraina.
04:25Jadi ada 3 shock yang sebetulnya ada ya di dalam 10 tahun pembangunan ini.
04:30Ada 3 guncangan.
04:32Tapi alhamdulillahnya kita harus,
04:35sebagai bangsa tentu harus ada bersyukurnya ya.
04:37Bersyukur bahwa kita bisa melalui badai tersebut.
04:40Meskipun ya ada korban lah.
04:41Seperti ya kalau kita sedih tuh korban-korban COVID kan
04:43walau bagaimanapun ada ya.
04:45Tapi kan itu tidak hanya dialami oleh Indonesia ya.
04:47Dan saat itu kita negatif pertumbuhannya 2,09.
04:51Jadi kita pernah terkontraksi pada saat COVID.
04:54Tapi itu semua negara juga.
04:55Nah kita bisa pulih lebih cepat ya dari negara lain juga
04:58relatif kita juga harus bersyukur gitu.
05:00Dengan adanya dana PEN, dana SBAE kita bisa ini.
05:03Jadi dari sisi pertumbuhan ekonomi,
05:06ya selain tadi cerita yang COVID,
05:08kita memang bisa mempertahankan pertumbuhan ekonomi kita di tingkat 5%.
05:12Dan overall kemiskinan juga mengalami penurunan yang cukup signifikan
05:16dari tadinya double digit ke satu digit gitu.
05:19Dari sisi kemiskinan gitu.
05:20Nah itu kan juga, itu kita rasakan lah gitu.
05:23Dampak positifnya gitu.
05:25Jadi ada hal-hal positif tentunya ya.
05:28Bagaimana Indonesia masuk ke dalam upper middle income.
05:30Kita juga menjadi tuan rumah dari tiga event loh ya.
05:34G20, ASEAN 2023, Masyarakat Ekonomi ASEAN ya.
05:40Nah terus kemudian kita juga World Water Forum.
05:43Jadi ada tiga event besar yang berhasil kita selenggarakan gitu.
05:47Jadi artinya ya gitu lah.
05:49Tapi ada PR-PR juga yang tetap harus seperti masalah ketimpangan,
05:54masalah-masalah yang kita hadapi ya.
05:57Terutama dari sisi ke tenaga kerjaan,
05:59lapangan kerja masih ada diwarnai oleh PHK,
06:02seperti itu.
06:03Nah itu yang menjadi PR-PR kedepan.
06:05Jadi tetap ada PR juga yang harus diperbaiki.
06:09Nah lantas dari kacamata pelaku usaha,
06:11masyarakat Anda melihat bagaimana capaian pemenggunaan ekonomi
06:13dalam satu dekade ini?
06:16Ya, mungkin secara global hampir sama
06:19apa yang disampaikan oleh Prof. Thalissa.
06:24Bahwa Indonesia selama kepemimpinan Presiden Jokowi
06:29itu berhasil membuat pertumbuhan ekonomi secara merata sekitar 5%.
06:37Dan capaian satu lagi, neraca perdagangan kita,
06:41ini menjadi sejarah bahwa 53 bulan berturut-turut mengalami surplus
06:47dari tahun 2020.
06:49Nah ini hal yang positif, artinya kepercayaan,
06:53investasi juga mengalami kenaikan.
06:58Artinya realisasi investasi yang berkualitas itu terjadi di Indonesia.
07:04Dan juga mengalami pengerataan.
07:06Artinya investasi yang masuk itu tidak hanya Jawa sentris,
07:09tapi di pemerintahan Pak Jokowi bisa membuat investasi merata
07:14sehingga menjadi Indonesia sentris.
07:16Nah ini capaian-capaian yang ke depan ini menjadi concern
07:22bagi pemerintah selanjutnya, ya ini Pak Prabowo,
07:25untuk bisa melanjutkan sesuai dengan visi misi
07:29dari Pak Prabowo pada saat kampanye adalah
07:32visi keberlanjutan dan penyempurnaan.
07:35Artinya beberapa hal yang disampaikan Prof. Telisa,
07:38ada beberapa yang mungkin belum sempurna
07:41di priorisasi Pak Jokowi, ini menjadi tantangan ke depan
07:44dan menjadi concern utama bagi pemerintahan ke depan
07:47agar bisa mengisi ruang-ruang yang belum sempurna tersebut.
07:50Nanti beberapa hal seperti penyerapan lapangan pekerjaan
07:54yang hari ini sudah dilaksanakan oleh Pak Presiden Jokowi
07:58dalam sektor investasi yang berkualitas yang seperti telah disebutkan
08:02hingga menyerap lapangan pekerjaan
08:04dan berimpek kepada pertumbuhan ekonomi nasional kita.
08:09Jadi secara global, kami dari dunia usaha merasakan bahwa
08:14pemerintahan Pak Jokowi selama 10 tahun ini berhasil
08:18menjaga pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan racap pendagangan kita.
08:23Baik, apresiasi positif begitu ya,
08:25boleh kita sematkan kepada pemerintahan Presiden Jokowi Dodo,
08:29meskipun tadi ada beberapa catatan
08:31dari Prof. Telisa maupun dari HIPMI sendiri.
08:34Kita akan bahas lagi, nanti kita lihat ini ada proses seleksi
08:36lebih dari 100 kandidat calon anggota kabinet dari pemerintahan Prabowo-Gibran
08:41ini sedang berlangsung.
08:42Kita akan bahas nanti di segmen berikutnya ya.
08:43Kita akan jadah dulu sebentar.
08:44Dan Pemirsa, pastikan Anda masih bersamakan.
08:55Ya, terima kasih Anda masih bergabung bersama kami dalam Market Review.
08:58Prof. Telisa, langsung saja kita lihat bagaimana dengan fokus masyarakat,
09:01mungkin juga pelaku ekonomi, pelaku usaha
09:03begitu mencermati proses seleksi yang tengah berlangsung,
09:06pembekalan dan lain-lain yang dilakukan oleh pemerintahan terpilih berikutnya.
09:10Dan melihat bagaimana dengan proses-proses seperti ini,
09:13di mana yang dipanggil lebih dari 100 kandidat dengan beragam profesi.
09:17Silakan.
09:20Ya, jadi menarik sekali ya melihat perkembangan terbaru gitu yang terutama ini
09:26bahwa ada proses pembekalan dulu.
09:29Itu kan tidak ada ya di presiden sebelumnya.
09:31Tapi di presiden sebelumnya kalau kita bandingkan,
09:34ini tanpa bermaksud apa-apa ya,
09:35kan kita cuma secara pengamat saja ya,
09:37bahwa sebelumnya itu kalau tidak salah ada proses
09:40masukan dari masyarakat.
09:42Jadi kalau yang, saya ingat ya di periode kedua,
09:45karena saya nggak terlalu mengamati yang pertama,
09:47di periode kedua Pak Presiden Jokowi itu,
09:49ada proses tuh seleksi dari masukan masyarakat juga.
09:52Jadi menerima nama-nama dari masukan masyarakat.
09:54Nah itu kan sebetulnya cukup baik ya ada.
09:57Nah ini sekarang saya nggak tahu nih proses menerima masukan masyarakat itu
10:01apa tidak diumumkan atau gimana.
10:02Kan bisa saja ada ya, tapi tidak diumumkan.
10:05Waktu itu memang diumumkan.
10:06Jadi silakan kalau ada mau masukan-masukan seperti itu ya.
10:10Jadi, nah ini kan setiap itu pasti ada reasoning dan ininya.
10:14Nah, tapi yang menarik juga di sini ada proses pembekalan
10:17yang sebelumnya tuh nggak ada pembekalan.
10:19Jadi diberikan supaya visinya sama.
10:21Nah yang saya appreciate adalah terutama untuk sekarang dikasih nih
10:24perkembangan geopolitik tuh seperti apa.
10:26Jadi kan geopolitik tuh sangat penting ya,
10:28karena mungkin background Pak Presiden terpilih ini kan
10:30sangat ini dengan geopolitik gitu kan.
10:32Nah terus yang kedua ada pembekalan mengenai anti-corruption.
10:35Nah itu saya setuju banget.
10:36Karena salah satu bottleneck ekonomi Indonesia,
10:39kenapa grudenya masih stagnant di 5 persen adalah
10:41IKOR kita tinggi, banyak corruption, banyak kebocoran.
10:45Nah, terus Pak Presiden terpilih juga menyampaikan,
10:48kalau mau jadi Menteri di kabinet saya,
10:50jangan cari uang di situ.
10:53Dan harus tidak boleh korupsi.
10:55Nah itu yang mudah-mudahan ada pakta integritasnya.
10:58Nanti itu supaya dijalankan oleh Menteri, Wamen,
11:02sampai ke Dirjen-Dirjen dan Eselon satunya gitu.
11:05Untuk komit pada hal tersebut begitu.
11:08Jadi karena itu corruption ini kan kita lihat di beberapa periode Presiden yang lalu kan
11:13masih ada kan di beberapa kementerian yang sudah kita lihat.
11:16Nah itu yang harus dikurangi.
11:19Bahkan kalau bisa dipangkas habis.
11:21Jadi anggaran itu nanti betul-betul optimal.
11:24Kan kita pengen anggaran itu betul-betul mendobrak pertumbuhan ekonomi kita.
11:29Jadi harapannya nanti Menteri-Menteri ini dikasih KPI.
11:32Satu, KPI nggak boleh korupsi.
11:34Yang kedua, KPI pertumbuhan ekonominya.
11:37Misalkan harus mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen.
11:40Nah itu harus ada KPI-nya.
11:42Itu sih menurut saya.
11:44Siapalah Menteri, bolehlah gini ya.
11:46Tapi tolong kasih KPI.
11:48Jadi kalau mereka tidak sesuai kinerjanya, harus mundur.
11:52Mas Akbar, antes bagaimana?
11:54Karena yang dipanggil pun juga ada kabinet yang masih aktif begitu ya.
11:58Dari pemerintahan saat ini.
12:00Memang ini sudah menjadi salah satu bukti begitu keberhasilan mereka.
12:05Dan apakah ini menjadi potensi bahwa memang jaminan keberlanjutan program
12:09pembangunan ekonomi pemerintah kedepannya juga?
12:12Ya, saya setuju dan sepakat apa yang disampaikan oleh Prof. Dalisa.
12:18Bahwa kabinet hari ini yang kita lihat di media-media
12:25bahwa ada pembekalan dan beberapa tokoh-tokoh nasional
12:29yang memang punya kompetensi dan punya kapabilitas yang hadir
12:35baik di Kartanegara, baik di Hambalang,
12:40pembekalan.
12:41Nah ini menunjukkan bahwa akomodatifnya Bapak Presiden
12:47untuk bisa menyerap seluruh putra-putri terbaik bangsa
12:52sesuai dengan bidangnya masing-masing.
12:54Saya melihat bahwa walaupun ada perwakilan partai politik
12:58tapi melihat bahwa sosok-sosok yang dilakukan pemanggilan
13:03dan juga pembekalan dalam beberapa hari ini
13:06ini adalah sosok-sosok orang yang memang kompeten
13:10dalam profesi dan bidangnya masing-masing.
13:13Kita belum tahu bahwa nomenklatur dan strukturnya
13:16orang-orang tersebut ditempatkan di posisi mana
13:19tapi melihat latar belakangnya dan juga melihat latar belakang
13:23keberlanjutan tim-tim ekonomi yang hari ini menjalankan
13:27pemerintahan Pak Jokowi yang dilihat berhasil
13:30dan dilihat merasakan bisa melakukan program keberlanjutan
13:34dan tidak mengulang lagi karena memang selama Pak Jokowi
13:38memimpin adalah tim ekonominya yang bisa langsung
13:41berlari kencang dan cepat untuk bisa
13:43mewujudkan pertumbuhan 8 persen tersebut.
13:45Oke, kebijakan ekonomi seperti apa berarti yang diinginkan
13:47dari pelaku usaha begitu kalau kita bicara mengenai
13:50kondisi ekonomi dan tantangan-tantangan tadi
13:52yang sempat kita sampaikan begitu ada pertumbuhan ekonomi
13:54yang stagnasi 5 persen, deflasi yang masih terjadi
13:56dalam 4 bulan terakhir, kemudian PMI manufaktur kita
13:59yang turun dalam 3 bulan ini.
14:02Ya, dari pelaku usaha tentu aspirasi kami adalah
14:06bagaimana polisi yang dilakukan oleh pemerintah
14:09yang akan datang ini bisa menjadi apa namanya
14:13angin segar bagi pelaku usaha.
14:16Perizinan yang tidak bertele-tele mudah
14:20dan bisa berpihak kepada pelaku usaha
14:22dan yang paling penting satu lagi adalah kepastian hukum
14:25bagaimana pemerintah baru nanti akan menciptakan
14:28iklim investasi yang ramah
14:30baik untuk pengusaha dalam negeri
14:33ataupun penandam modal asing dari luar negeri
14:36sehingga terjadi iklim investasi yang ramah
14:39yang bisa apa namanya
14:41memwujudkan ukuran yang bisa ramah
14:46terhadap masyarakat punya usaha.
14:48Nah, untuk itu memang pemerintah ke depan
14:51harus konsen terhadap ini
14:53karena pertumbuhan 8 persen
14:55yang dicatatkan oleh presiden terpilih
14:58membutuhkan serapan lapangan pekerjaan
15:01yang seluas-luasnya
15:03sehingga investasi harus masuk
15:05sehingga membuat industrialisasi baru
15:07hilirisasi yang akan mencapai pertumbuhan 8 persen tersebut.
15:11Baik, Prof. Telisa biasanya kita tahu
15:13dan mungkin mencermati bersama
15:14tantangan terkait dengan sinergitas
15:16ekosektoral begitu antara kementerian, lembaga
15:19begitu Anda melihat bagaimana
15:20dengan pun kita tahu jumlahnya semakin bengkak nih
15:23dari lembaga pemerintah yang akan datang.
15:26Ya, tentu ini suatu tantangan ya.
15:28Secara teori kan memang kalau makin banyak ya
15:30sinergitas ekosektornya akan semakin terkotak-kotak ya.
15:34Tetapi, ya belum tentu juga
15:36kalau misalkan ada suatu KPI bersama
15:39misalkan seperti yang selalu saya usulkan
15:41KPI bersamanya harus diperkuat.
15:43Jadi, setiap kapal tuh tadi
15:45seperti di private sector lah diterapkan gitu ya.
15:48Mungkin Pak Akbar disini dalam hal ini juga
15:50di private sector juga gimana sih
15:52kalau private sector tuh sangat kompetitif
15:54biasanya kita tuh punya KPI-KPI yang harus dijalankan.
15:57Nah, KPI-KPI itu super kuat di kelembagaan ini
16:00ini siapa yang megang ini.
16:01Dan PMO-nya harus kuat ya.
16:03Jadi, PMO tuh biasanya kalau ada bareng-bareng apa
16:05project management office nih
16:07misalkan KL yang terlibat, perindustrian, perdagangan
16:10Kemenkoperekonomian misalkan itu
16:12tiga-tiganya tuh harus bareng
16:13nah itu KPI bersamanya seperti apa.
16:15Jadi, sekarang tuh kalau bisa
16:17untuk tunjangan kinerja menteri itu
16:19ada kinerja KPI bersama.
16:21Jadi, kalau misalkan mereka gak memenuhi KPI bersama
16:24ya menterinya gak dapet tunjangan kinerja itu
16:26atau dipotong gitu.
16:27Karena tidak melakukan sinergi begitu.
16:29Jadi, ya bukan hanya misalkan
16:31kalau industri ya performance industri saja
16:33kalau perdagangan, performance perdagangan
16:35tapi ada bareng nih perdagangan dengan industri
16:37KPI bersamanya apa gitu misalkan.
16:40Nah, itu yang harus bareng-bareng gitu.
16:42Jadi, itu sama-sama gitu.
16:44Jadi, kebersamaan itu ada.
16:46Dan juga saya mungkin menyarankan ya
16:48ada salah satu yang terpikir
16:50yaitu ada kalau di private sector itu
16:52rotasi.
16:54Rotasi itu untuk merasakan
16:56di kementerian lain seperti apa.
16:58Jadi, menurut saya nanti ke depan tuh perlu ada talent mobility.
17:00Jadi, misalkan gini kan yang selama ini
17:02berseberangan misalkan
17:04antara perdagangan sama perindustrian.
17:06Nah, coba nanti diputar.
17:08Yang pertamanya di perindustrian, di perdagangan.
17:10Jadi, bisa saling cek
17:12oh ternyata disini tuh seperti apa gitu loh.
17:14Jadi, ada talent mobility sih.
17:16Jadi, ini gak bisa diselesaikan di level ministri
17:18tapi perlu leadership dari ministrinya gitu
17:20untuk bisa menggerakkan mobilitas itu
17:22saling memahami, oh ini seperti ini ya
17:24ternyata seperti itu.
17:26Bisa untuk memecah bottleneck juga begitu ya Prof ya?
17:28Antara kementerian tadi.
17:30Nah, strategi berikutnya apa yang harus dilakukan
17:32begitu apabila nanti sudah terbentuk
17:34kemudian bisa langsung tancap guys.
17:36Tapi, tahan dulu jawabannya. Kita akan jadal sebentar.
17:38Dan Pemirsa, kami akan segera kembali usai pariwara berikut ini.
17:40Baik Pemirsa, semakin menarik pembicaraan kita
17:50bersama dengan Prof. Telisa Valianti, Guru Besar
17:52Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia
17:54dan juga Mas Akbar Himawan Bukhori.
17:56Beliau adalah Ketua Umum BPP HIPMI.
17:58Baik Prof. Telisa, lantas bagaimana
18:00kalau kita cermati dengan strategi apa nih
18:02yang perlu segera diterapkan
18:04memang alaupun sudah ada pemataan
18:06dari calon-calon kabinetnya
18:08kemudian ada yang sudah aktif
18:10dan kemudian akan dilanjutkan
18:12berarti fokusnya kemana nih?
18:14Infrastruktur lagi kah, hilirisasi kah, atau bagaimana?
18:16Betul. Perlu prioritas ya.
18:18Karena kan gak mungkin kita semua kita kerjakan.
18:20Kita benar-benar, apa sih quick win ya
18:22dalam jangka pendek.
18:24Jadi, Kementerian ini,
18:26kabinet ini, maksud saya,
18:28itu perlu segera merumuskan
18:30roadmap kerjanya.
18:32Jadi, strategi jangka pendek itu apa,
18:34menengah apa, panjang. Nah, yang quick win ini apa sih?
18:36Setelah di-derive tentu dari jangka panjangnya
18:38jangka panjangnya Indonesia Emas 2045
18:40cuman kan itu general banget
18:42Indonesia Emas 2045 itu kayak apa
18:44misalkan tadi ya udah dirumuskan, harus tumbuh
18:468% misalkan kayak gitu
18:48dengan kemiskinan ekstrim
18:500%, jadi kan 0-8
18:52walaupun itu jargon menurut saya, tapi itu
18:54penting loh, untuk kita capai
18:56visi bersamanya itu apa nih?
18:58Udah ada. Nah, terus kita di-derive nih ke belakang
19:00Nah, strategi jangka pendeknya ini apa
19:02untuk mencapai yang 8%
19:04dan kemiskinan 0% itu
19:06gitu. Nah, misalkan harus
19:08didorong tadi melalui apa? Misalkan melalui
19:10industrialisasi. Nah, harus
19:12konsisten gitu loh
19:14industrialisasi. Dan
19:16alokasi anggaran
19:18alokasi apa, ya untuk industrialisasi
19:20itu gitu loh. Itu harus konsisten
19:22Nah, itu dirumuskan bersama. Nanti kementerian
19:24ini gimana bagi
19:26tugasnya, kayak gitu sih. Kalau saya sih melihat
19:28cara kerjanya harus seperti itu ya
19:30bareng-bareng gitu. Jadi nggak cuman kementerian
19:32justru malah kementerian bikin-bikin justru
19:34harus ada grand design-nya. Dalam hal ini mungkin
19:36kementerian Bapak Nas, perencanaan pembangunan
19:38nasional itu, kan
19:40sebetulnya udah ada RPJMN,
19:42RKP, dan lain sebagainya. Tapi itu harus lebih implementable
19:44lagi dan dibicarakan dengan
19:46semua KL, begitu. Dengan KL
19:48yang baru ini, gitu loh. Jadi nanti masing-masing tuh
19:50udah dikasih PR, ini PRnya ini
19:52dibagi-bagi gitu loh. Tapi grand design
19:54perencanaannya itu seperti
19:56apa, itu yang harus disepakati
19:58begitu loh. Apa kita mau
20:00di negara industri, ya industrialisasi.
20:02Terus ada memang program-program makan bergizi
20:04gratis. Itu kan untuk mendukung kesehatan
20:06dalam rangka meningkatkan SDM kita.
20:08Eh, maaf, mendukung pendidikan ya
20:10maksudnya pendidikan dan kesehatan karena
20:12mengurangi stunting dan lain sebagainya. Nah, itu
20:14ada juga sebagai program. Tapi ujungnya
20:16itu apa? Ujungnya itu kita
20:18menjadi lebih produktif, ingin
20:20naik kelas, keluar dari
20:22middle income dan melalui industrialisasi.
20:24Nah, industrialisasi itu bisa dengan
20:26hilirisasi sumber daya alam, SDM-nya
20:28seperti apa, resourcenya seperti apa, gitu.
20:30Jadi itu sih mudah-mudahan grand design-nya
20:32itu ada dan segera dibagikan ke menteri-menteri
20:34yang mau bekerja ini, gitu.
20:36Nah, Mas Akbar, kolaborasi seperti apa
20:38berarti yang diharapkan dari pelaku usaha
20:40sehingga tadi pembangunan ekonomi
20:42berkelanjutan, target 8% bisa tercapai,
20:44angka kemeniskinan juga bisa terus
20:46ditekan, dan penciptaan lapangan kerja. Karena kan
20:48Presiden Jokowi juga sudah mengingatkan
20:50beberapa waktu lalu dengan disrupsi digital
20:52begitu. Ada penggunaan
20:54masif yang tinggi
20:56sekali ya, terkait dengan teknologi,
20:58akhirnya mengancam juga dunia kerja kita,
21:00begitu, Mas Akbar.
21:06Masih di-mute, sepertinya?
21:08Kami di HMI juga
21:10sudah membuat roadmap,
21:12tadi apa yang dikumpulkan oleh Prof. Telisa,
21:14roadmap Indonesia Mas tahun
21:162045. Di dalamnya
21:18adalah, strong point-nya adalah pertumbuhan
21:208%. Pertumbuhan 8%
21:22ini, ini variabelnya
21:24contoh program
21:26RPJMN yang sekarang
21:28dilakukan pemerintah di tahun
21:302025 sampai tahun 2045
21:32itu sudah masuk program
21:34hilirisasi
21:36bukan hanya di tingkat komunitas
21:38nikel, tapi juga sudah di sektor pangan.
21:40Nah, untuk itu juga
21:42ada program pemerintah, makan siang
21:44bergizi gratis, tidak hanya
21:46untuk meningkatkan di sektor
21:48pendidikan kita, tapi
21:50juga di sektor sumber daya
21:52manusia kita yang berkualitas untuk
21:54menghadapi bonus demografi di tahun 2030
21:56sampai tahun 2040.
21:58Nah, sumber daya manusia yang berkualitas ini
22:00juga penting agar usia
22:02produktif kita menjelang Indonesia
22:04Mas tahun 2045
22:06dan, apa namanya,
22:08menumpukan target
22:108% pertumbuhan ekonomi,
22:12manusia Indonesia ini harus manusia
22:14manusia yang berkualitas.
22:16Sehingga sumber daya manusia kita ini
22:18bisa berkualitas dan berdaya
22:20tinggi. Di sisi lain,
22:22industrialisasi ini menjadi penting
22:24karena program hilirisasi yang
22:26hari ini sampai pertambangan nikel
22:28saja, yang itu juga masih
22:30barang setengah jadi berupa feronikel,
22:32industrialisasinya harus terjadi
22:34sampai dengan Indonesia mampu
22:36membuat pabrik baterai sendiri.
22:38Dan juga di sektor blue ekonomi
22:40juga ada rumput laut yang bisa kita hilirisasi
22:42sehingga menjadi industrialisasi.
22:44Di sektor pangan juga,
22:46ini Pak Prabowo sangat konsen terhadap
22:48sektor pertanian, sehingga
22:50hilirisasi di sektor pertanian ini bisa terjadi.
22:52Industri kelapa sawit,
22:54sehingga bisa menjadi B100.
22:56Hal seperti ini yang memang
22:58membutuhkan roadmap.
23:00Sehingga, tadi saya sepakat sekali apa yang
23:02disampaikan oleh Prof Jalisa,
23:04bahwa Indonesia ini
23:06harus membuat peta jalan
23:08yang harus dilakukan oleh
23:10semua sektor lini yang hari ini dibentuk
23:12dalam sebuah kabinet,
23:14strukturalnya ini berubah
23:16dari mindset reformasi struktural
23:18menjadi industri.
23:20Mindset reformasi industri.
23:22Sehingga, hal-hal yang sudah
23:24dibuat oleh pemerintahan hari ini,
23:26dalam hal ini pemerintahan Pak Jokowi,
23:28baik itu infrastruktur yang sangat
23:30masif dilakukan, bukan hanya Jawa Centris,
23:32tapi Indonesia Centris, ini bisa
23:34bermanfaat bagi menopang
23:36terjadinya pertumbuhan
23:38pengusaha, sehingga bisa terjadi
23:40iklim, sebuah iklim ataupun
23:42ekosistem dunia usaha yang bisa
23:44masif untuk mewujudkan pertumbuhan 8%
24:14Ini juga update terbarunya ya,
24:16terkait dengan harapan baru juga dari pelaku usaha,
24:18terkait dengan pemerintahan baru ke depan.
24:20Selamat melanjutkan aktivitas Anda kembali.
24:22Salam sehat, terima kasih Prof Jalisa.
24:24Terima kasih.

Recommended