• 3 tahun yang lalu
Maraknya kabar soal suntikan vaksin ketiga (booster) membuat sebagian masyarakat berebut antre vaksin untuk yang ketiga kalinya. Padahal, ada kriteria-kriteria tertentu bagi orang yang bisa divaksin booster ini.

Indra Rudiansyah, peneliti sekaligus anggota tim percobaan klinis Oxford University untuk vaksin Astrazeneca mengungkapkan, vaksin Covid-19 pada umumnya diberikan dua kali dosis. Dosis pertama sebagai perkenalan awal tubuh terhadap bagian penting virus tersebut. Tubuh perlu waktu untuk memproses, belajar dari dosis pertama.

Sedangkan dosis kedua digunakan untuk menguji sistem imun. Lalu dibentuk sel-sel imun memori, yang bisa digunakan untuk melawan virus yang sesungguhnya.

Mengenai dosis ketiga, Indra yang juga merupakan alumni Beswan Djarum sebagai penerima program Djarum Beasiswa Plus, Bakti Pendidikan Djarum Foundation, menyatakan bahwa dosis ketiga ini berfungsi mempertahankan respons antibodi yang telah diberikan sebelumnya.

Menurut Indra dalam Bincang Media bertajuk "Fakta Seputar Vaksin dan Upaya Menuju Kekebalan Komunal" pada Kamis (29/7), masyarakat tidak perlu mendapat dosis ketiga. Sebab, vaksin bekerja secara kelompok dalam masyarakat, sehingga yang diperlukan adalah perluasan kelompok vaksin agar virus bisa cepat tereliminasi.

"Masyarakat luas tidak perlu dosis ketiga, tapi untuk nakes bisa dijadikan studi manfaat dari dosis 3 tersebut. Kita perlu monitoring dan observe dari dosis 3 tersebut untuk mensupport kebutuhan di masa depan," jelas Indra.