Anak Indonesia terindikasi gemar mengonsumsi makanan dan minuman yang berisiko bagi kesehatan.
Berdasarkan laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada anak umur 3 tahun ke atas pada 2018, kebiasaan konsumsi minuman manis mencapai 91,49%.
Persentase itu jadi yang tertinggi dibandingkan makanan dengan bumbu penyedap (88,4%), makanan manis dan mie instan (87,9%), makanan berlemak (86,7%), dan makanan asin (72,7%).
Konsumsi makanan dan minuman berisiko tersebut terhitung lebih dari satu kali sehari atau 1-6 kali dalam sepekan, yang artinya berbahaya bagi kesehatan karena dapat meningkatkan risiko obesitas, kerusakan gigi, kerusakan ginjal, dan lainnya.
Dari laporan yang sama juga terlihat konsumsi buah dan sayur anak usia sekolah sangat rendah. Sebanyak 95,9% dari kelompok usia tersebut bahkan mengalami kekurangan konsumsi buah dan sayur.
Berdasarkan laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada anak umur 3 tahun ke atas pada 2018, kebiasaan konsumsi minuman manis mencapai 91,49%.
Persentase itu jadi yang tertinggi dibandingkan makanan dengan bumbu penyedap (88,4%), makanan manis dan mie instan (87,9%), makanan berlemak (86,7%), dan makanan asin (72,7%).
Konsumsi makanan dan minuman berisiko tersebut terhitung lebih dari satu kali sehari atau 1-6 kali dalam sepekan, yang artinya berbahaya bagi kesehatan karena dapat meningkatkan risiko obesitas, kerusakan gigi, kerusakan ginjal, dan lainnya.
Dari laporan yang sama juga terlihat konsumsi buah dan sayur anak usia sekolah sangat rendah. Sebanyak 95,9% dari kelompok usia tersebut bahkan mengalami kekurangan konsumsi buah dan sayur.
Category
🗞
Berita