Cuan Bisnis Frozen Food Saat Pandemi
Dulu bisnis frozen food hanya bisa dilakukan oleh industri besar yang memiliki alat memadai. Sekarang dengan berbagai inovasi yang dilakukan anak muda frozen food bisa dilakukan bisnis UMKM atau skala rumahan. Beberapa pelaku usaha memberikan tips bisnis frozen food.
Raditya Adhyatma (25) nekat berbisnis frozen food di masa pandemi. Ia salah satu pengusaha kuliner UMKM terdampak pandemi. Bisnis rice bowlnya Eat Express yang berjualan dikantin Universitas Prasetiya Mulya dan sekolah Binus Serpong terpaksa berhenti beroperasi karena belejar online.
Laki-laki yang dipanggil Adit ini harus memutar otak supaya bisnis kulinernya tetap bertahan. "Itu karena bahan makanan gua sisa. Akhirnya gua eksperimen ke frozen food. Ini membuka peluang bisnis baru," terang Adit.
Setelah mempelajari metode memasak, pengawetan dan pembungkusan ia langsung membuat Eat Express versi frozen food. Menurutnya segmen pasar frozen food besar. Di zaman sekarang orang butuh makanan bernutrisi yang praktis karena gak sempat masak.
Sama halnya yang dilakukan oleh Dea Alya (25). Kalau Eat Express adalah rice bowl ayam, Dea memiliki Seisipi, olahan daging sei yang dijadikan frozen food. Dea terjun ke bisnis frozen food karena melihat kesempatan di masa pandemi ini. Meskipun orang banyak yang belajar masak, namun tetap ada orang yang gak sempat memasak untuk kebutuhan sehari-hari.
Ia bekerja sama dengan supplier daging sei asap untuk memenuhi kebutuhan dagangannya. Bekerja sama dengan supplier memberikan kemudahan berbisnis kuliner karena gak harus masak sendiri untuk penuhi permintaan. "Gua kan juga ada kerjaan. Jadi harus minta tolong orang buat penuhi pesanan pelanggan gua," kata Dea.
Bermodal product development dan online marketing Seisipi bisa mendapat pesanan 12 kg/minggu. Ke depannya ia akan belajar membuat sei asap sendiri supaya bisa memperkecil margin bisnis.
Bisnis frozen food di masa pandemi emang potensi cuan. Soalnya orang khawatir untuk makan di luar dan memilih makanan praktis dari rumah. Frozen food tetap makan bernustrisi dan lebih higenis karena terjadi proses pengolahan yang bersih.
Raditya Adhyatma (25) nekat berbisnis frozen food di masa pandemi. Ia salah satu pengusaha kuliner UMKM terdampak pandemi. Bisnis rice bowlnya Eat Express yang berjualan dikantin Universitas Prasetiya Mulya dan sekolah Binus Serpong terpaksa berhenti beroperasi karena belejar online.
Laki-laki yang dipanggil Adit ini harus memutar otak supaya bisnis kulinernya tetap bertahan. "Itu karena bahan makanan gua sisa. Akhirnya gua eksperimen ke frozen food. Ini membuka peluang bisnis baru," terang Adit.
Setelah mempelajari metode memasak, pengawetan dan pembungkusan ia langsung membuat Eat Express versi frozen food. Menurutnya segmen pasar frozen food besar. Di zaman sekarang orang butuh makanan bernutrisi yang praktis karena gak sempat masak.
Sama halnya yang dilakukan oleh Dea Alya (25). Kalau Eat Express adalah rice bowl ayam, Dea memiliki Seisipi, olahan daging sei yang dijadikan frozen food. Dea terjun ke bisnis frozen food karena melihat kesempatan di masa pandemi ini. Meskipun orang banyak yang belajar masak, namun tetap ada orang yang gak sempat memasak untuk kebutuhan sehari-hari.
Ia bekerja sama dengan supplier daging sei asap untuk memenuhi kebutuhan dagangannya. Bekerja sama dengan supplier memberikan kemudahan berbisnis kuliner karena gak harus masak sendiri untuk penuhi permintaan. "Gua kan juga ada kerjaan. Jadi harus minta tolong orang buat penuhi pesanan pelanggan gua," kata Dea.
Bermodal product development dan online marketing Seisipi bisa mendapat pesanan 12 kg/minggu. Ke depannya ia akan belajar membuat sei asap sendiri supaya bisa memperkecil margin bisnis.
Bisnis frozen food di masa pandemi emang potensi cuan. Soalnya orang khawatir untuk makan di luar dan memilih makanan praktis dari rumah. Frozen food tetap makan bernustrisi dan lebih higenis karena terjadi proses pengolahan yang bersih.