Skip to playerSkip to main contentSkip to footer
  • 2 days ago
Presiden Prabowo Subianto pada 27 Maret 2025 lalu telah menandatangani Instruksi Presiden Nomor 8 Tahun 2025 Tentang Optimalisasi Pelaksanaan Pengentasan Kemiskinan dan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem. Penerbitan Inpres dalam rangka optimalisasi pelaksanaan pengentasan kemiskinan dan penghapusan kemiskinan ekstrem di seluruh wilayah Indonesia, melalui keterpaduan dan sinergi program, serta kerja sama antar Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah.

Presiden Prabowo menginstruksikan untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan, sesuai tugas, fungsi dan kewenangan masing-masing untuk melakukan optimalisasi pelaksanaan pengentasan kemiskinan dan penghapusan kemiskinan ekstrem. Upaya tersebut untuk memastikan ketepatan sasaran dan integrasi program antar Kementerian/Lembaga, dengan melibatkan peran serta masyarakat.

Category

📺
TV
Transcript
00:00Welcome to the Market Review.
00:30Live streaming kami bisa anda saksikan juga di idxchannel.com dan langsung saja kita mulai Market Review selengkapnya.
00:45Presiden Prabowo Subianto telah menerbitkan instruksi Presiden atau Inpres tentang optimalisasi pelaksanaan pengentasan kemiskinan dan penghapusan kemiskinan ekstrim.
00:55Presiden memberikan tiga strategi kebijakan kepada pimpinan kementerian lembaga beserta kepala daerah.
01:05Presiden Prabowo Subianto pada 27 Maret 2025 lalu telah menandatangani instruksi Presiden nomor 8 tahun 2025
01:13tentang optimalisasi pelaksanaan pengentasan kemiskinan dan penghapusan kemiskinan ekstrim.
01:21Penderbitan Inpres dalam rangka optimalisasi pelaksanaan pengentasan kemiskinan dan penghapusan kemiskinan ekstrim di seluruh wilayah Indonesia
01:29melalui keterpaduan dan sinergi program serta kerjasama antara kementerian lembaga dan pemerintah daerah.
01:38Presiden Prabowo menginstruksikan untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai tugas, fungsi, dan kewenangan masing-masing
01:44untuk melakukan optimalisasi pelaksanaan pengentasan kemiskinan dan penghapusan kemiskinan ekstrim.
01:51Langkah tersebut untuk memastikan ketetapan sasaran dan integrasi program antar kementerian lembaga
01:56dengan melibatkan peran serta masyarakat.
02:01Presiden juga memberikan tiga strategi kebijakan yaitu pengurangan beban pengeluaran masyarakat,
02:06peningkatan pendapatan masyarakat, dan penurunan jumlah kantong-kantong kemiskinan.
02:12Selain itu, Presiden meminta untuk menggunakan data tunggal sosial dan ekonomi nasional
02:16untuk optimalisasi pelaksanaan pengentasan kemiskinan dan penghapusan kemiskinan ekstrim
02:20dalam menentukan sasaran program, termasuk program sekolah rakyat.
02:25Dari Jakarta, Tim Liputan, Aideksyonel.
02:32Ya, pemirsa untuk membahas tema kita kali ini,
02:34pemerintah pacu pengentasan kemiskinan ekstrim.
02:37Kita sudah tersambung melalui Zoom bersama dengan Ibu Hardini Puspasari.
02:40Dia adalah Ketua Komta Perencanaan Infrastruktur dan Pembiayaan Pembangunan Kadin Indonesia.
02:45Halo, Bu Hardini, apa kabar?
02:47Halo, Mas Pras. Alhamdulillah, kabarnya luar biasa.
02:50Baik. Ya, selalu luar biasa kalau memang Sikma Bu Hardini ini.
02:55Terima kasih juga atas kehadirannya.
02:56Dan sudah bergabung juga ada Pak Rizal Taufikrohman, Kepala Pusat Makroekonomi dan Keuangan Indef.
03:02Halo, Pak Rizal, apa kabar?
03:04Baik, Alhamdulillah, Mas Pras.
03:05Baik.
03:06Terima kasih juga, salam sehat Pak Rizal.
03:08Dan sebelum membahas lebih jauh, tadi sudah disampaikan Presiden Prabowo sudah mengeluarkan impres nih,
03:13tentang optimalisasi pelaksanaan pengentasan kemiskinan dan juga penghapusan kemiskinan ekstrim.
03:19Nah, apakah ini lagi-lagi nih Pak Rizal, menjadi angin segar begitu dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Indonesia?
03:27Ya, saya kira kebijakan atau impres nomor 8 2025 yang ditetapkan pada 27 Maret 2025 ini adalah kebijakan yang saya kira Presiden berupaya untuk mengintruksikan
03:51lebih dari 40 kementerian dan lembaga untuk bersinergi dalam upaya terpadu, kemudian terarah, terintegrasi dalam pengentasan kemiskinan,
04:02utamanya kemiskinan ekstrim.
04:03Saya kira hal ini perlu diapresiasi, meskipun nanti tentu dalam implementasinya akan ada tantangan-tantangan.
04:14Karena kalau kita lihat dari data berkaitan dengan kemiskinan ekstrim, memang ditargetkan di 2026 itu 0%.
04:27Dan bahkan kalau kita lihat di 2024 itu di 0,64%, kemudian pelan-pelan turun.
04:38Karena kalau kita bicara kemiskinan ekstrim itu kan sebenarnya kemiskinan yang memang keraknya, itu sulit sekali untuk dibersihkan, dinaikkan levelnya.
04:50Dan memang harus lewat pendidikan, harus lewat pendidikan.
04:55Nah hanya saja dalam implementasi, nah ini yang apakah impres ini efektif enggak?
05:00Nah itu yang saya kira menjadi challenge di tengah kondisi saat seperti sekarang.
05:06Oke, Rizal. Nah dari kacamata kehadiran sendiri bagaimana Anda melihat dengan kehadiran IMPRES nomor 8 tahun 2025 ini, Bu Hardin?
05:14Apakah nanti sinergitas begitu kementerian lembaga, pemerintah daerah, dan tentunya juga pelaku usaha untuk bisa mengentaskan kemiskinan,
05:21menghapus kemiskinan ekstrim di Indonesia bisa lebih komprehensif gitu?
05:26Yes, Mas Pras. Jadi kalau kita lihat ya, kalau terkait kemiskinan, memang ini salah satu janji Presiden waktu itu,
05:32bahwa untuk mengentaskan kemiskinan, dan ini menjadi program Astasita itu menjadi 0%.
05:40Oke.
05:40Hal ini, Kak Dien melihatnya memang, kalau kita lihat by data ya, Mas, memang dari 83.000 desa saja yang ada di Indonesia saat ini,
05:49itu masih ada loh yang enggak punya listrik 3.100 desa, bayangin aja.
05:543.100 desa, berarti kan ini pentingnya ada keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
06:01Tapi kalau ini sesuai dengan sila kelima Pancasila kita ya, bahwa keadilan sosial ini penting sekali.
06:08Terkait dengan adanya pengentasan kemiskinan, ini harus dilakukan, karena ini akan membawa impak terhadap pertumbuhan ekonomi.
06:17Akan tetapi bagaimana sekarang kolaborasi daripada kami, tentunya dari KADIN, ini menginisiasi program yang mana bisa mensupport gimana pun juga,
06:30yang akan menopang perekonomian, itu adalah komoditi.
06:34Komoditi padanya di desa, di daerah ya.
06:37Jadi, saat ini kami menginisiasi program-program yang mana komoditi ini bisa diangkat dan dikaryakan,
06:44apalagi sekarang program pemerintah adalah hilirisasi untuk komoditi yang perlu diangkat.
06:51Karena ini ada kaitannya dengan program pemerintah, ketahanan pangan, dan pengentasan kemiskinan,
06:56ini mempunyai korelasi yang sangat kuat.
07:00Baik, tapi kalau kita cermati dengan kondisi yang ada saat ini,
07:02review Anda terkait dengan tiket kemiskinan, kemudian kemiskinan ekstrim lah di Indonesia,
07:09saat ini tuh seperti apa kondisinya Pak?
07:12Ya, kalau dilihat dari sisi angka, memang terjadi penurunan ya Mas Prasya,
07:19antara target dan realisasi,
07:22meskipun ada tantangan ya, utamanya,
07:27selama ini menjadi challenging adalah program-program seringkali tidak tepat sasaran.
07:38Oke.
07:38Tidak tepat sasaran.
07:40Dan sebaran penerima manfaat ini terkadang juga program-program tadi ya,
07:48misalnya PKH katakanlah begitu ya,
07:50atau juga apa namanya untuk pendidikan KIP,
07:57bantuan subsidi upah, dan macam-macam gitu ya bantuan-bantuan ini,
08:02nampaknya ini perlu dievaluasi.
08:06Nah, tentu ya saya setuju ya,
08:10impres ini diadakan hanya saja masalah efektivitasnya nih,
08:15harus mengevaluasi dulu ya,
08:18pengentasan kemiskinan yang pada saat ini.
08:22Misalnya ya,
08:23karena kalau kita bicara ingin mengentaskan kemiskinan,
08:26harus ada dua pendekatan ya,
08:31makroskop dan juga mikroskopnya.
08:33Kalau bicara makro,
08:35ya tentu saja berkaitan dengan pendataan,
08:38kemudian juga perbaikan dalam konteks delivery sistemnya,
08:41termasuk anggaran pengentasan kemiskinan,
08:45dan juga penguatan kelembagaan yang metabene,
08:48sebagai implementator ya,
08:52dari delivery system itu sendiri.
08:55Nah, dalam konteks mikro misalnya,
08:57untuk program-program kemiskinan,
08:59pengurangan beban pengeluaran,
09:01kan sebenarnya kemiskinan saat ini,
09:05apakah mau difokuskan ya,
09:09pengurangan beban pengeluaran,
09:11atau mendorong kepada peningkatan income nih,
09:15gitu ya.
09:16Jadi hasil analisis kami,
09:18sebenarnya di dua tahun,
09:20lima tahun terakhir,
09:23bahwa harus ada,
09:24pergeseran,
09:27pengentasan kemiskinan itu,
09:29tidak hanya buffer beban pengeluaran saja,
09:32tapi harus digeser,
09:33peningkatan pendapatan.
09:35Saya setuju bagaimana menghidupkan sektor-sektor produktif,
09:40gitu ya,
09:41supaya memang bisa diakses oleh masyarakat yang miskin ini,
09:47melalui pendidikan.
09:50Dan IMPRES ini mendelegate kepada pendidikan informal itu,
09:56gitu ya.
09:56Dan bagaimana pendidikan informal yang sudah didapatkan ini,
10:00kemudian bisa di-deliver,
10:02tidak hanya oleh sektor usaha,
10:05gitu ya,
10:05atau lapangan kerja,
10:06tapi juga bisa mereka menciptakan lapangan kerja.
10:10Saya setuju bahwa,
10:12kalau kemiskinan ekstrim itu,
10:14dan juga angka kemiskinan itu,
10:15mayoritas kan adanya di desa, gitu ya.
10:18Maka penyelesaiannya juga harus berkaitan dengan ranah tipologi wilayahnya.
10:24Desa, berkaitan juga dengan pesisir,
10:28berkaitan juga non-pesisir,
10:30kemudian juga berbicara urban rural,
10:33dan kita juga berbicara sektoral,
10:36pertanian perkebunan perikanan,
10:37dan juga non-pertanian perkebunan perikanan.
10:39Saya kira itu juga menjadi penting ya,
10:42selain daripada kita memberikan,
10:46katakanlah,
10:47sekolah atau juga pendidikan,
10:53terutama berkaitan dengan sekolah rakyat.
10:55Karena kan salah satu program unggulan di dalam impresi itu kan sebenarnya sekolah rakyat, gitu ya.
11:00Matabene,
11:01perlilihan sekolah yang dirancang untuk memutus mata rantai kemiskinan melalui pendidikan.
11:06Ya kita setuju,
11:07karena kalau untuk keluar dari kemiskinan itu harus pendidikan, gitu.
11:09Tapi, ekosistem pada saat mereka sudah dididik,
11:14memiliki skill,
11:16nah ini harus bagaimana nih, kan gitu.
11:18Saya setuju, tadi Bu Hardin nih,
11:20bagaimana lapangan usaha ini,
11:22atau sektor usaha yang produktif,
11:24membuat komoditi atau hilirisasi,
11:27yang mungkin sesuai dengan skala usahanya, gitu ya,
11:31itu juga menjadi penting ya,
11:33tidak hanya membuat sekolah rakyat tadi.
11:36Nah itu dia Pak Rizal,
11:37di dalam impresi juga diatur,
11:38begitu ada tiga strategi kebijakan ya,
11:40untuk pengentasan kemiskinan ekstrim.
11:42Nanti kita akan bahas di segmen berikutnya Pak Rizal,
11:44Bu Hardin ini kita akan judah dulu sebentar ya,
11:45dan Pemirsa pastikan Anda masih bersama kami.
11:56Ya, terima kasih Anda masih bergabung bersama kami dalam Market Review Pemirsa,
11:59dan berikut ini kami sampaikan sejumlah data untuk Anda,
12:01terkait dengan tiga strategi tadi,
12:03untuk pengentasan kemiskinan ekstrim,
12:05yang sudah disampaikan dalam instruksi Presiden, begitu.
12:09Yang pertama ada pengurangan beban pengeluaran masyarakat,
12:13dan selanjutnya peningkatan pendapatan masyarakat,
12:16dan penurunan jumlah kantong-kantong kemiskinan.
12:20Baik, selanjutnya kita cermati dari sisi pendanaannya,
12:23untuk penghapusan kemiskinan ekstrim ini,
12:27apa saja, ada APBN,
12:28kemudian APBD,
12:31kemudian ada anggaran pendapatan dan belanja desa,
12:34juga termasuk di dalamnya,
12:35serta sumber lain yang sah dan tidak mengikat,
12:38sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
12:44Baik, kita lanjutkan kembali perbincangan bersama dengan narasumber kita,
12:47Pak Rizal Tafikrohman,
12:48kemudian juga Ibu Hardiri Pospasari.
12:50Nah, bicara mengenai beberapa informasi yang tadi sudah disampaikan,
12:54begitu, Anda melihat seperti apa?
12:55Pak Rizal, tadi beban pengeluaran,
12:58kemudian ada lagi pendapatan masyarakat,
13:00kantong-kantong kemiskinan,
13:01apakah tiga strategi ini yang memang apa ya,
13:05bisa dijadikan solusi yang solutif begitu,
13:08yang akan melibatkan kementerian lembaga dan juga pemerintah daerah nantinya begitu, Pak?
13:14Ya, karena selama ini kan program-program ini cenderung pada,
13:19apa namanya, pengurangan beban pengeluaran.
13:23Oke.
13:23Jadi, dorongan dari situ,
13:26ya sekarang itu justru harus memperbaiki
13:28bagaimana mereka keluar dari kemiskinan itu tidak hanya pendidikan tadi ya,
13:33tapi juga income-nya.
13:34Ya, peningkatan pendapatan,
13:36misalnya bekerja dengan kereta penerima,
13:38kemudian kan ada KUR, BSU, BPUM,
13:41kan dulu kan gitu ya.
13:42Betul.
13:42Kemudian pengurangan guna kantong-kantong kemiskinan itu,
13:45kalau di sebelumnya ada TORA ya,
13:48kemudian juga program air minum dan sanitasi layak, katakanlah.
13:52Nah, tentu,
13:54apa namanya,
13:56karena ini meribatkan lebih dari 40 KL,
13:59lebih dari 40 KL,
14:01maka sinergitas itu menjadi penting.
14:03Seharusnya nih,
14:04seharusnya,
14:05apa, ini bisa,
14:08bisa,
14:09bisa segera gitu ya,
14:12atau bisa cepat gitu,
14:13untuk pengentasannya.
14:15Ya, karena semua sektor bergerak.
14:17Cuma problemnya sekarang adalah,
14:18tantangannya,
14:19bagaimana yang kolaborasi,
14:21atau koordinasi multi sektor ini,
14:24nih Mas Pras,
14:25untuk,
14:26atau mengimplementasikan dari tiga strategi ini.
14:29Karena memang selama ini,
14:30untuk strategi mikro,
14:32yang harus dijalankan ya tiga,
14:33tiga strategi tadi,
14:34untuk,
14:35apa,
14:36antisipasi konsumsi,
14:38misalnya kemudian juga,
14:39pendapatan,
14:40dan juga pengurangan kantong-kantong kemiskinan.
14:43Dan setiap,
14:44strategi itu,
14:45ya,
14:46setiap KL harus,
14:47punya,
14:48apa,
14:49peran,
14:50dan juga kontribusinya.
14:51Tapi,
14:52bagaimana sinergitas?
14:53Nah,
14:53itu yang menurut saya menjadi tantangannya.
14:56Menarik,
14:56sinergitas.
14:57Kalau kita bicara mengenai kadin sendiri,
14:59bagaimana?
14:59Apakah juga akan melibatkan kadin daerah begitu?
15:01Sehingga bisa,
15:02mendukung pengentasan kemiskinan,
15:04dan penghapusan kemiskinan ekstrim di Indonesia.
15:07Bu Hardini.
15:08Ya,
15:08kalau menurut saya,
15:09kita perlu melakukan adanya,
15:11koordinasi daripada multi pihak ya Mas.
15:13Jadi,
15:13kalau kita lihat,
15:14ada pentahelix,
15:15di mana ada private sector,
15:17stektur kait ya,
15:19ini perlu adanya penguatan.
15:21Karena pertama gini sih,
15:22sebenarnya,
15:23masalah kemiskinan ini,
15:25ujungnya adalah,
15:27terkait juga terhadap,
15:28saat ini kita mengetahui bahwa,
15:30investasi juga di Indonesia,
15:32investornya banyak yang kabur.
15:33Ini mindsetnya,
15:34itu harus dirubah.
15:35Jangan ada investor yang masuk di Indonesia,
15:37itu jadi komoditi.
15:38Untuk mengejat investasi,
15:40misalnya ada penanaman modal asing dari luar,
15:42ini kan bisa membuka,
15:43lapangan pekerjaan baru ya.
15:45Kalau begitu,
15:46apa namanya,
15:47saya melihat bahwa,
15:48peran yang penting sekali,
15:50bahwa,
15:51pemudahan buat berinvestasi,
15:53misalnya,
15:54investor dia butuh lahan,
15:56lahannya disiapin,
15:57butuh SDM,
15:58SDMnya disiapin.
15:59Kedua adalah,
16:00peningkatan terhadap,
16:01komoditi yang dimiliki di daerah.
16:04Karena ini buat meningkatkan,
16:05pendapatan.
16:06Dimana,
16:06pastinya tentunya,
16:07pemerintah daerah ini,
16:08mempunyai,
16:09apa namanya,
16:10peranan yang sangat luar biasa.
16:12Karena kalau dikadin,
16:13itu mitranya pemerintah daerah adalah,
16:15kadin-kadin di daerah.
16:17Dan saya rasa,
16:18bahwa komoditi ini,
16:19nanti ke depan mas,
16:20yang akan memiliki kekuatan ekonomi itu,
16:23justru di daerah.
16:24Karena,
16:24semua komoditi itu,
16:26adanya di daerah.
16:27Dan sekarang,
16:27pemerintah lagi,
16:28mengencanakan untuk ketahanan pangan,
16:31untuk membangun kekuatan di dalam negeri kita.
16:33Jadi,
16:34saya lihatnya,
16:35ini yang perlu dipersiapkan,
16:36dan perlu didampingi.
16:38Dan saya kasih aplaus juga sih,
16:39kepada pemerintah,
16:40karena juga,
16:41udah diatur dalam,
16:43PP nomor 47 tahun 2024,
16:45tentang penghapusan,
16:46piutang macet,
16:48dari UMKM.
16:49Ini juga,
16:50bisa membooster,
16:51apa namanya,
16:52membantu,
16:53mengentaskan,
16:54kemiskinan,
16:55dan,
16:55apa namanya,
16:57menyelesaikan permasalahan,
16:59yang ada saat ini.
17:01Baik,
17:01tapi kalau kita lihat,
17:02dengan kondisi penciptaan lapangan kerja,
17:04kemudian tadi,
17:04solusi kedua,
17:05adalah peningkatan pendapatan masyarakat,
17:07begitu strategi yang disampaikan dalam Impress.
17:09Anda melihat,
17:09bagaimana kesiapan masyarakat desa,
17:11begitu,
17:11dari sisi,
17:12tadi,
17:13pendidikan yang sudah disampaikan juga,
17:14oleh Pak Rizal,
17:15ada sekolah rakyat juga,
17:17yang akan ditingkatkan,
17:18dari sisi kualitas pendidikan,
17:19kemudian,
17:20bagaimana kesiapan mereka,
17:21untuk masuk ke dalam dunia kerja,
17:22di daerah,
17:23kalau memang nanti ada,
17:24penciptaan lapangan kerja baru,
17:25di daerah,
17:26begitu,
17:26ya,
17:28jadi gini mas,
17:28ini harus kita runut ya,
17:30kondisi yang,
17:31Indonesia,
17:32kalau 83 ribu desa,
17:34total itu,
17:35termasuk desa,
17:35kelurahan,
17:36dan adat,
17:37oke,
17:37tadi saya,
17:38sudah menyampaikan,
17:393100 desa,
17:40tidak punya listrik,
17:41kita sudah mau paji,
17:42banyak loh,
17:43yang tidak punya listrik,
17:44terus,
17:44itu yang paling penting,
17:45ketika kita bisa memberikan,
17:47ketersediaan di listrik,
17:48dan membuka connectivity,
17:50sehingga,
17:50itu benar-benar bisa mengangkat,
17:52perekonomian yang ada di desa,
17:54tentunya,
17:54orang itu cepat banget,
17:55beradaptasi,
17:56dengan adanya teknologi,
17:58dan juga,
17:59capacity building,
18:00kepada,
18:00apa namanya,
18:01teman-teman di daerah,
18:03sekarang,
18:03nanti akan ada trennya mas,
18:04dimana,
18:05ke depan itu,
18:06kita tuh pertama,
18:07untuk bertahan,
18:08salah satunya,
18:09kita harus bisa menguasai,
18:10AI dan kripto,
18:11ke depan,
18:12yang akan mempunyai,
18:13komoditi,
18:14itu justru di desa,
18:15di desa itu,
18:15yang mempunyai,
18:16potensi,
18:17ke depan,
18:18untuk transaksi digital,
18:20dan itu juga harus,
18:21disiapkan,
18:22dan dipikirkan,
18:22dari saat ini,
18:23karena,
18:24komoditi itu,
18:25bisa menjadi real world asset,
18:27ke depan,
18:27untuk menciptakan,
18:29apa namanya,
18:30token,
18:30atau NFT,
18:31atau kripto,
18:33di masa datang,
18:34justru nanti,
18:35akan berubah situasinya,
18:37kekuatan ekonomi itu,
18:38adanya,
18:39di daerah,
18:39adanya,
18:40dari desa.
18:41Baik,
18:41dan menarik,
18:42kita cermati,
18:43dari,
18:44impresi tadi,
18:45juga disebutkan,
18:45pemimpin,
18:46kementerian lembaga,
18:48kepala edara,
18:48juga harus menggunakan,
18:49data tunggal,
18:50sosial,
18:50dan ekonomi nasional,
18:51untuk optimalisasi tadi,
18:53untuk pelaksanaan,
18:53pengentasan kemiskinan ekstrim,
18:55seperti apa nanti,
18:56realnya,
18:56ataupun idealnya,
18:58begitu ya,
18:58seperti apa,
18:59kita bahas nanti,
18:59di segmen berikutnya,
19:00dan pemirsa,
19:01kami akan segera kembali,
19:02usai,
19:02pariwara,
19:03berikut ini.
19:03Ya Anda masih menyaksikan,
19:13market review pemirsa,
19:14dan kita cermati tadi,
19:15Presiden juga meminta,
19:16pemimpin,
19:17kepala daerah,
19:18kemudian,
19:19kementerian lembaga,
19:19ada data tunggal,
19:20sosial,
19:21dan ekonomi,
19:21begitu,
19:22untuk optimalisasi,
19:23pelaksanaan program,
19:25pengentasan kemiskinan ekstrim,
19:26pariwara,
19:27lantas,
19:27seperti apa nih,
19:28data idealnya,
19:30seperti apa,
19:30karena kita tahu,
19:31masalah data ini kan,
19:32permasalahan klasik,
19:33yang masih terjadi,
19:34hingga saat ini Pak Risa?
19:36Ya,
19:36sebelum,
19:38ke data tunggal,
19:40kan sebelumnya itu,
19:41ada Rek Sosek,
19:42gitu ya,
19:43kemudian ada,
19:44dari Kementerian Sosial,
19:46dan Kementerian UMKM,
19:47ya,
19:48kemudian,
19:48ada tiga sumber data,
19:51ya,
19:51dan memang,
19:53menjadi tantangannya,
19:54atau kendalanya,
19:55itu,
19:56tidak bisa di overlay,
19:58kan waktu itu,
19:59kemudian muncullah data tunggal,
20:01ya,
20:01memang harus,
20:03harus program,
20:04ya,
20:04tidak hanya kemiskinan,
20:05saya kira ya,
20:06jadi,
20:07program berbasis data tunggal,
20:08sosial ekonomi nasional,
20:10dan itu,
20:11by name,
20:12by address,
20:13dan clear,
20:13gitu ya,
20:14bahwa,
20:15itu menjadi,
20:17apa namanya,
20:18ya,
20:18sasaran yang tepat,
20:19tentu,
20:21itu akan mempermudah,
20:22mempermudah apa,
20:24pertama,
20:24dalam,
20:25mendorong,
20:26atau,
20:26meng-create,
20:27kurikulum,
20:27kan tentu saja,
20:28ya,
20:28termasuk juga,
20:29program-program inovatif,
20:31terutama,
20:31kalau menurut Impress,
20:33ini kan,
20:33ada sekolah rakyat tadi,
20:35ya,
20:35jadi,
20:36bagaimana sekolah rakyat ini,
20:38dengan pendekatan holistik,
20:40dan interintegrasi,
20:41bayangkan menggambungkan intervensi jangka pendek,
20:44misalnya,
20:44menengah pendapatan,
20:46dan juga panjang penurunan tantung kemiskinan,
20:50dengan melibatkan hampir 47 KL,
20:53TNI, Polri,
20:54hingga Pemda,
20:55dan tentu,
20:56ini menjadi challenging,
20:58gitu,
20:59bagaimana,
20:59berkaitan dengan,
21:00fragmentasi kelembagaan itu sendiri,
21:04yang berkaitan dengan,
21:05hopperlab,
21:06ego sektoral,
21:07gitu ya,
21:08ini menjadi challenging,
21:09dan,
21:09tentu,
21:10Presiden,
21:11punya,
21:12punya,
21:13punya satu,
21:14otoritas,
21:15gitu ya,
21:16untuk,
21:16melakukan,
21:19apa,
21:20namanya itu,
21:21tantangan fragmentasi ini,
21:23dan,
21:24ini menjadi challenging,
21:25nih,
21:26kalau ini kemudian bisa,
21:27ya,
21:28diantisipasi,
21:28dan diselesaikan,
21:29maka saya kira,
21:31program,
21:32yang diamanahkan dalam impresi ini,
21:34jauh akan lebih mudah,
21:35yang paling penting lagi adalah,
21:38memang keberhasilan dari impresi ini,
21:39sangat tergantung pada,
21:41satu rencana aksi teknokratik,
21:44yang sudah disesuaikan dengan,
21:46koordinasi,
21:47hampir 47 KL tadi,
21:49kemudian,
21:50perlu ada,
21:51evaluasi eksternal,
21:52gitu ya,
21:53kemudian juga,
21:54koordinasi,
21:55termasuk,
21:56yang menarik sebenarnya ya,
21:58bagaimana,
21:58sekolah rakyat ini,
22:02apa,
22:03namanya,
22:04koordinasi,
22:06gitu ya,
22:06dengan kementerian,
22:08pendidikan dasar dan menengah,
22:09kementerian agama,
22:11pemerintah daerah,
22:12TNI,
22:13dan juga,
22:14badan percepatan,
22:15pengentasan kemiskinan,
22:16ya,
22:16untuk melakukan integrasi,
22:17dan pengawasan,
22:18misalnya,
22:19nah,
22:20kalau kemudian,
22:21ini tidak,
22:23lus,
22:24gitu ya,
22:24nah,
22:25maka,
22:25tentu,
22:26impresi ini,
22:26akan,
22:28akan,
22:28banyak menghadapi tantangan,
22:30saya kira,
22:31mungkin perlu ada tadi,
22:32semacam roadmap,
22:34atau kemudian,
22:35perencanaan,
22:36yang lebih terukur,
22:37lebih terstruktur,
22:38oke,
22:39kemudian juga,
22:41apa namanya,
22:42jangka pendek,
22:43menengah,
22:44maupun jangka panjang,
22:45baik,
22:45kira-kira itu,
22:46nah,
22:46Pak Rizal,
22:47bagaimana dengan ketimpangan,
22:48ataupun disuaritas kemiskinan,
22:49antara wilayah perkotaan,
22:50dan pedesaan,
22:51begitu yang BPS,
22:52juga sudah menyampaikan,
22:53bahwa ini kan,
22:54cukup lebar,
22:54begitu,
22:55Anda melihat,
22:56apakah memang,
22:56butuh ekstra effort,
22:58begitu,
22:58untuk mengatasi ini,
23:00ya,
23:01kan,
23:01memang tadi sudah sampaikan,
23:03untuk menyelesaikan kemiskinan itu,
23:04akan efektif,
23:05kalau ada tip,
23:06tipologi kemiskinannya,
23:07diselesaikan based on itu,
23:09oke,
23:09jadi,
23:09pesisir,
23:10men-pesisir,
23:11karena tingkat kemiskinan,
23:13di pesisir,
23:14dan pesisir,
23:15determinannya juga beda,
23:16mas,
23:17misalnya yang di pesisir,
23:18tingkat kemiskinan itu,
23:19karena keterbatasan teknologi,
23:21akses terhadap kredit,
23:22akses pemasaran,
23:23hasil tangkapan,
23:24tapi kalau dengan pesisir,
23:26misalnya,
23:26akses pendidikan,
23:28ya,
23:28kreditnya,
23:29kemudian sanitasi,
23:30misalnya rumah layak,
23:31dan air minum,
23:32katakanlah,
23:33oke,
23:33kemudian juga misalnya,
23:34urban rural tadi,
23:35mas,
23:36kalau yang di,
23:38kemiskinan di rural,
23:39ya,
23:40memang,
23:40itu juga berbeda,
23:41misalnya di urban itu lah,
23:43layak berkaitan dengan,
23:44aksesibilitas,
23:45apa,
23:46konsumsi,
23:47ya,
23:47bahan bakar,
23:49kemudian perdagangan,
23:50kalau yang di rural,
23:51kan berkaitan dengan,
23:52akses keuangan,
23:53kredit,
23:54kepemilikan aset,
23:55dan pekerjaan,
23:56sehingga,
23:57sekolah tadi,
23:58ya,
23:58sekolah rakyat tadi,
24:00mestinya mempertimbangkan,
24:01tipologi ini,
24:02sehingga,
24:03dan outputnya adalah,
24:05sesuaikan dengan,
24:06kebutuhan-kebutuhan tadi,
24:08termasuk juga,
24:09misalnya,
24:09kemiskinan di sektoralnya,
24:10kemiskinan pertanian,
24:12dan non-pertanian,
24:13itu juga harus,
24:13dipisahkan gitu,
24:15karena tidak bisa,
24:15gebiah-uyah,
24:16semuanya disamakan gitu,
24:18nggak bisa,
24:18sesuai dengan tipologi itu.
24:20Yes,
24:20yang bisa dikatakan memang,
24:21effortnya harus berbeda,
24:22begitu antara wilayah,
24:23yang disesuaikan dengan,
24:25kearifan lokal,
24:26begitu ya,
24:26terkait dengan kondisi masyarakatnya,
24:28kondisi demografi,
24:29dan lain-lain.
24:29Nah,
24:30lantas bagaimana,
24:31Bu Hardini,
24:31Anda melihat,
24:32mungkin rekomendasi,
24:33saran begitu,
24:34strategi apa,
24:35yang mungkin bisa melibatkan,
24:36dunia usaha,
24:37khususnya di Indonesia,
24:38begitu untuk bisa terlibat langsung juga,
24:40dalam program pengentasan,
24:41kemiskinan ekstrim di Indonesia.
24:44Saran kami sih,
24:45kira-kira,
24:46kalau misalnya,
24:47kebijakan dijalankan,
24:48secara konsisten,
24:50dan terlalu,
24:51misalnya gini,
24:52di tahun 2025,
24:53sampai 2006,
24:542002,
24:55misalnya terjadi,
24:56penurunan yang signifikan,
24:58melalui bantuan sosial diperluas,
25:00dan pembangunan infrastruktur desa,
25:02seperti yang tadi,
25:02konektivitas internet,
25:04dibikinin juga digital platform,
25:06dan konektivitas building,
25:07buat desa.
25:08Terus,
25:08tahun kedua,
25:09tahun 2027,
25:11sampai 2028,
25:12kita bisa fokus,
25:13pada pemberdayaan ekonomi,
25:15di rumah tangga miskin,
25:17UMKM,
25:18kooperasi desa,
25:19dengan pelatihan,
25:20BUMDES,
25:20dan juga pelatihan kerja.
25:22Terus,
25:22di tahun 2029,
25:23misalnya,
25:24pemerintah bisa mencapai,
25:25angka kemiskinan,
25:27yang ekstrim,
25:27sudah mendekati 0%,
25:29bila yang tadi,
25:30saya sampaikan,
25:31sudah dilakukan.
25:32Meski memang,
25:33secara statistik,
25:34mungkin tersisa,
25:35margin 0,5,
25:36sampai masih,
25:371%,
25:38sesuai dengan faktor geografis,
25:41yang terpencil di wilayah,
25:43maupun kelompok rentan khusus.
25:47Agar proyeksi mendekati 0%,
25:49satu,
25:50tidak hanya fokus,
25:51pada bantuan,
25:51ya Mas Pras,
25:52karena kita harus punya kreativitas,
25:54dalam,
25:55apa namanya,
25:56meningkatkan pendapatan daerah,
25:57dengan komoditi,
25:58yang dimiliki,
26:00masing-masing daerah.
26:00Kedua,
26:01transformasi ekonomi lokal,
26:03digitalisasi desa,
26:05investasi SDM,
26:06dan harus adanya kolaborasi,
26:09yang erat,
26:10antara pemerintah pusat,
26:11daerah,
26:12dan sektor swasta,
26:13dan masyarakat sipil.
26:14Pentahelix ini,
26:15harus diperkuat,
26:17koordinasinya.
26:19Baik,
26:19tapi kalau kita lihat,
26:20dengan proyeksi Anda terakhir,
26:21bagaimana,
26:23upaya pemerintah,
26:24untuk menghentaskan,
26:25kemiskinan Indonesia?
26:26Saat ini,
26:27saya lihat,
26:28Pak Prabowo,
26:29sangat fokus sekali,
26:30dengan,
26:30pandeminya,
26:31sampai,
26:32dengan ada instruksi,
26:34yang baru juga dikeluarkan.
26:35Oke.
26:35Dan,
26:36sudah kami sampaikan,
26:37bahwa memang,
26:38saat ini,
26:39masih ada faktor penghambat ya,
26:40tapi ini tergantung,
26:42pada bantuan,
26:44tanpa,
26:44pemberdayaan jangka panjang,
26:46masih memang tadi ada,
26:47ketimpangan,
26:48di wilayah,
26:49khususnya di Indonesia Timur,
26:50ini yang,
26:51mau dikenjot,
26:52untuk daerah NTT,
26:53sampai ke Papua,
26:54itu betul-betul,
26:55masih banyak,
26:56yang ketertinggalan,
26:56dan sangat,
26:57masih miskin,
26:58dan memang,
26:59saat ini kita tahu,
27:00keterbatasan anggaran,
27:01untuk,
27:03apa namanya,
27:04pemerintah,
27:05untuk membus,
27:05ini semua,
27:06maka dari itu,
27:07perlu adanya kreativitas,
27:08dari,
27:09teman-teman,
27:10di swasta,
27:11yang ada di daerah,
27:12untuk melihat,
27:13bahwa,
27:14sebenarnya,
27:14dengan permasalahan,
27:15yang dihadapin,
27:16ini mempunyai,
27:17peluang potensi,
27:18yang luar biasa,
27:19yaitu,
27:19mengembangkan,
27:20komoditi,
27:21yang dimiliki,
27:22oleh masing-masing daerah,
27:23banyak sekali,
27:24komoditi,
27:25yang masih,
27:25belum tergali,
27:26kita punya,
27:27banyak sekali,
27:28sumber kekayaan,
27:29alam,
27:30dan sumber daya mineral,
27:32yang perlu sekali,
27:33peranan kita semua,
27:35untuk mewujudkan,
27:36pertumbuhan ekonomi,
27:378%,
27:38mengentaskan,
27:39kemiskinan,
27:390%,
27:40dan,
27:41menuju Indonesia emas,
27:422045.
27:43Itu dia,
27:43optimisme,
27:44yang masih terus dibangun,
27:45untuk bisa mengentaskan,
27:45kemiskinan,
27:46dan juga,
27:46kemiskinan ekstrim,
27:48di Indonesia,
27:48begitu baik.
27:49Bu hari ini,
27:50Pak Rizal,
27:50terima kasih banyak,
27:51antas informasi,
27:51update,
27:52dan juga analisis,
27:52yang sudah diberikan,
27:53kepada Pemirsa,
27:54pada hari ini,
27:55selamat melanjutkan,
27:56aktivitas Anda kembali,
27:57salam sehat,
27:58sampai juga,
27:59berjumpa kembali,
27:59Bu,
28:00terima kasih,
28:01Pak Rizal.
28:01Terima kasih banyak.
28:02Pemirsa,
28:03jangan berenjak dari tempat Anda,
28:04karena sesat lagi,
28:05kami masih akan kembali,
28:06dengan tema menarik lainnya,
28:07menanti,
28:08realisasi kebijakan,
28:09penghapusan utang,
28:10UMKM.
28:11Terima kasih telah menonton!

Recommended