Skip to playerSkip to main contentSkip to footer
  • 2 days ago
Survei Konsumen Bank Indonesia pada Maret 2025 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi masih tetap terjaga. Hal tersebut berdasarkan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) di Maret 2025 yang tetap berada pada level optimis, sebesar 121,1.

Meski IKK Maret 2025 masih berada di level optimis, namun terus mengalami penurunan selama 3 bulan berturut-turut, tepatnya sejak Januari 2025 yang berada di level 127,2. Kemudian di bulan Februari turun menjadi 126,4 dan berlanjut di bulan berikutnya yaitu 121,1.

Sementara itu, terjaganya keyakinan konsumen pada Maret 2025 ditopang Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang tetap berada pada level optimis, masing-masing sebesar 110,6 dan 131,7. Namun sayangnya, masih tercatat lebih rendah dibandingkan dengan indeks bulan sebelumnya yang sebesar 114,2 dan 138,7.

Category

📺
TV
Transcript
00:00Welcome to the Market Review.
00:29Web streaming kami seperti biasa bisa anda saksikan juga di idxchannel.com.
00:33Dan langsung saja kita mulai Market Review selengkapnya.
00:44Bank Indonesia mencatat indeks keyakinan konsumen di bulan Maret masih berada di level optimis,
00:50yakni 121,1.
00:51Meski demikian level tersebut mengalami penurunan sejak bulan Januari 2025 atau 3 bulan secara berturut-turut.
00:59Survei Konsumen Bank Indonesia pada Maret 2025 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi terjaga.
01:11Hal tersebut berdasarkan indeks keyakinan konsumen atau IKK di bulan Maret 2025,
01:15yang tetap berada pada level optimis sebesar 121,1.
01:20Meski kakak Maret 2025 masih berada di level optimis,
01:24namun terus mengalami penurunan selama 3 bulan berturut-turut,
01:27tepatnya sejak Januari 2025,
01:29yang berada di level 127,2 dan kemudian di bulan Februari turun menjadi 126,4,
01:35dan berlanjut di bulan berikutnya yaitu 121,1.
01:38Sementara itu terjaga keyakinan konsumen pada Maret 2025
01:43di utapang indeks kondisi ekonomi saat ini atau IKE
01:46dan indeks ekotasi konsumen atau IKK,
01:50yang tetap berada pada level optimis masing-masing sebesar 110,6 dan 131,7.
01:56Namun sayangnya masih tercatat lebih rendah dibandingkan dengan indeks kebulan sebelumnya,
02:00yang sebesar 114,2 dan 138,7.
02:04Dari Jakarta, Tindip Hutan, IDX Jumbo.
02:11Ya, pemirsa untuk membahas tema kita kali ini,
02:13strategi menjaga bagaimana penurunan beruntun dari indeks keyakinan konsumen.
02:18Kita sudah tersambung melalui Zoom bersama dengan Bapak Peter Abdullah,
02:22Direktur Esekutif Segara Institut.
02:23Halo Pak Peter, apa kabar?
02:26Alhamdulillah, kabar baik.
02:29Terima kasih juga atas waktu yang disempatkan.
02:30Kemudian sudah bergabung Pak Roy Nicholas Mande,
02:33German Affiliation Global Retail Association.
02:36Halo Pak Roy, apa kabar?
02:38Kabar baik, salam semangat.
02:40Sehat.
02:41Yes, selalu semangat ini Pak Roy,
02:42kalau kita bicara terkait dengan kondisi ekonomi Indonesia.
02:45Dan sebelum membahas lebih jauh,
02:47kita ke Pak Peter Abdullah terkait dengan review,
02:49terkait juga kinerja ekonomi nasional,
02:52dan juga ekonomi masyarakat nih Pak,
02:54di sepanjang kuartal 1 lah tahun ini,
02:56di tahun 2025,
02:57seperti apa sih kondisinya?
02:59Silakan Pak Peter.
02:59Ya, saya kira kita semua tahu ya,
03:04dalam beberapa bulan terakhir ini,
03:06perekonomian kita menghadapi turbulence yang luar biasa,
03:11dan itu saya kira seperti disampaikan tadi,
03:17salah satunya dicerminkan dari indeks keyakinan konsumen.
03:20Itu salah satu.
03:21Dan kalau kita lihat secara holistik,
03:26secara keseluruhan,
03:27kondisinya memang cukup mengkhawatirkan.
03:31Walaupun tadi disebutkan sebagai,
03:33bahwasannya indeks keyakinan konsumen,
03:35masih dalam level yang optimis,
03:38tetapi perlu dicermati penurunan,
03:41yang sudah terjadi selama 3 bulan berturut-turut,
03:44dan menurut saya penurunan itu,
03:46menggambarkan kondisi yang saya sebutkan tadi,
03:50mengalami gejolak yang cukup perlu diwaspadai.
03:55Dan ini,
03:57saya kira kita semua sudah tahu ya,
04:00indeks keyakinan konsumen itu,
04:03menggambarkan apa yang persepsi dari konsumen kita.
04:08Dan kita tahu konsumen itu terbagi-bagi.
04:10Ada konsumen yang di level kelas atas,
04:14menengah,
04:15dan kemudian dibawa.
04:16Sehingga saya maklum,
04:19kalau masih ada yang masih di level optimis,
04:22tetapi secara keseluruhan,
04:24yang perlu diwaspadi adalah penurunannya.
04:26Penurunan yang cukup dalam,
04:30dan terjadi secara berurutan,
04:32selama 3 bulan berturut-turut.
04:34Dan itulah gambaran bagaimana,
04:36kondisi perekonomian kita saat ini.
04:38Oke, Pak Peter,
04:39terlantas apakah ini masih sesuai dengan konsensus dari ekonomi sendiri,
04:42bahwa memang level dari IKK ini,
04:44ya oke lah masih di level optimis tadi,
04:46seperti yang Anda sampaikan juga.
04:47Tapi kan tren penurunan ini juga yang perlu kita waspadai begitu.
04:52Makanya yang saya sebutkan tadi,
04:53jangan kita melihat dari level optimisnya.
04:55Yang perlu kita waspadai adalah penurunannya.
04:59Karena kalau kita melihat ekonomi,
05:01kan kita tidak cukup hanya melihat satu indeks ya.
05:04Dan ini apalagi indeks ini adalah
05:06indeks yang diukur berdasarkan survei,
05:09survei terhadap persepsi.
05:11Sementara yang kita survei juga terdiri dari kelompok-kelompok masyarakat.
05:15Ada kelompok masyarakat bawah, menengah, dan atas.
05:17Yang tentunya cara melihat persoalannya berbeda.
05:22Pertanyaan-pertanyaan yang di dalam survei indeks keinginan konsumen,
05:27itu mungkin menyebabkan masih pada kelompok masyarakat tertentu,
05:31itu masih menyisahkan optimisme.
05:34Makanya indeks keinginan konsumen,
05:37perlu kita lihat juga,
05:39bisa kita bandingkan misalnya dengan indeks penjualan retail.
05:45Bisa kita lihat di situ.
05:46Kita lihat dari angka-angka lainnya.
05:48Sehingga ini akan menjadi sebuah memberikan gambaran yang lebih holistik
05:52terhadap kondisi perekonomian yang sesungguhnya.
05:56Baik, Pak Peter.
05:56Nah, Pak Rol, lantas seperti apa kondisi real
05:59kalau kita bicara industri retail di sepanjang kuartal 1 2025 ini?
06:05Ya, terima kasih, Mas Pras.
06:06Jadi, saya setuju dengan pendapat Pak Peter
06:11bahwa memang situasi kita ini sebenarnya sedang tidak baik-baik saja.
06:15Dan kondisi sedang tidak baik-baik saja ini
06:19harus ada komunikasi yang seibat.
06:23Jadi, status atau suasana untuk menjaga opini
06:27bahwa memang kita masih bisa mengendalikan segala sesuatu,
06:31tapi situasi yang kurang baik atau tidak baik-baik ini
06:33harus dikomunikasikan kepada publik.
06:35Nah, ketika kita melihat retail
06:37atau kita melihat sektor hilir
06:39yang tentunya kita bandingkan dari waktu ke waktu,
06:42diperkirakan, ya karena memang sekarang sedang menghitung ya
06:46anggota-anggota daripada pelaku usaha retail ini
06:49setelah lebaran,
06:52tetapi indikasi menandakan bahwa terjadi perlambatan
06:55dibanding dengan tahun lalu.
06:57Tahun lalu, ketika kita tahu di kuartal kedua
07:00merupakan pertumbuhan ekonomi yang tertinggi,
07:03tercatat di negeri kita 5,17 persen.
07:07Nah, karena pada kuartal kedua itu terjadi season yang sama
07:11lebaran dan bulan suci Ramadan.
07:14Tetapi untuk tahun sekarang,
07:17kita melihat dan kita mendapat laporan
07:19bahwa ada penurunan yang cukup signifikan.
07:21Kalau ketika tahun lalu,
07:23basket size atau transaksi di retail itu
07:26bisa di antara 15-18 persen,
07:29ada perubahan atau ada kenaikan,
07:31peningkatan dari masa sebelumnya,
07:34kalau sekarang justru turun.
07:37Turunnya sekarang beberapa yang menyampaikan ke kami
07:40bahwa ya tinggal single digit, Pak.
07:42Ya kalau single digit,
07:4418 persen single digit berarti kan 9 persen, Pak.
07:47Nah, jadi artinya,
07:49artinya produktivitas di sektor hilir pun
07:51terdampak karena
07:53ya kita melihat berbagai indeks
07:55yang sudah disurvey oleh Bank Indonesia misalnya.
07:58Indeks kepercayaan konsumen kita.
08:00Ini dari Januari 127
08:02turun di bulan Februari 126
08:07turun lagi di bulan Maret kemarin ini
08:10masuk di bulan Ramadan 121.
08:13Artinya ya memang dikonfirmasi
08:15dengan keadaan kepercayaan konsumen itu sendiri.
08:18Sehingga beberapa kami melihat
08:21bahwa memang ya ini perlu ada beberapa langkah-langkah
08:25yang sangat signifikan
08:26yang berkaitan dengan insentris fiskal
08:29yang targeted misalnya.
08:31Kemudian bagaimana penyaluran bantuan langsung
08:33supaya lebih tepat guna
08:36yang sesuai sasaran.
08:37Kemudian juga bagaimana stabilisasi harga,
08:40pengawasan, intervensi harga.
08:41Jadi banyak hal yang memang
08:42menjadi pekerjaan rumah
08:44yang nggak boleh dilupakan
08:45ketika bersamaan kita juga menghadapi
08:48turbulence ekonomi.
08:49Ya tarif dagang kita ya
08:52ekspor-import resiprokal kita
08:54itu terjadi perubahan yang sangat signifikan.
08:56Sekarang semuanya kan energi ke sana.
08:59Nah jangan lupa terhadap
09:00faktor fundamental kita
09:02bahwa pertumbuhan ekonomi kita
09:03masih ditopang
09:04ya 52 persen dengan konsumsi rumah tangga.
09:08Nah kalau konsumsi rumah tangga ini turun
09:09pasti PDB akan turun.
09:11Dan berharap untuk sampai tahun ini
09:14kita bisa lebih kurang sama
09:16seperti tahun lalu 5,01 persen
09:19bisa turun dari 5 persen bahkan.
09:22Nah ini yang kita
09:23nggak kendaki ya
09:24kita nggak harapkan
09:25karena memang ini
09:26penderak dari ekonomi kita
09:27masih di konsumsi rumah tangga.
09:29Seberapa jauh Pak Roy
09:30korelasi kalau kita cermati
09:32dengan indeks keyakinan konsumen
09:33yang mengalami penurunan
09:34dalam 3 bulan terakhir ini ya
09:36begitu Januari, Februar, Maret
09:38kemudian dengan daya beli masyarakat.
09:40Kita akan bahas nanti di segmen berikutnya Pak Roy.
09:42Pak Peter kita akan cerita dulu sebentar ya.
09:44Pemirsa pastikan Anda
09:45masih bersama.
09:46Anda masih menyaksikan market review.
09:57Pemirsa berikut ini kami sampaikan data
09:59terkait dengan survei dari Bank Indonesia
10:01mengenai indeks keyakinan konsumen
10:03yang mengalami penurunan
10:04dalam 3 bulan terakhir ini
10:06dari Januari, Februari, dan Maret.
10:09Itu dia.
10:10Dari 127,2 di bulan Januari tahun ini
10:13kemudian Februari menjadi 126,4 dan di Maret
10:17121,1 meskipun memang masih berada di level optimis
10:22karena batasannya adalah poinnya 100 gitu.
10:26Selanjutnya kita lihat PMI Manufaktur Indonesia
10:29dari Desember 2024 sampai dengan Maret
10:31tren menunjukkan kenaikan Desember Januari sampai dengan Februari 2025
10:36di 53,6 poin maksud saya.
10:40Kemudian di Maret ada penurunan lagi menjadi 52,4.
10:43Itu dia terkait dengan PMI Manufaktur.
10:45Dan selanjutnya
10:46ada pergerakan invasi
10:49kita akan cermati bersama
10:50pergerakan secara bulanan maupun tahunan
10:53yang sempat mengalami deflasi dalam 2 bulan terakhir
10:58begitu pergerakannya
10:59kemudian di bulan Maret sudah mulai terjadi inflasi lagi
11:021,65% secara bulanan
11:04kemudian 1,03% secara tahunan
11:07dan ini juga
11:07apakah juga dipicu dengan tadi
11:10level-level kondisi yang ada di Indonesia
11:12karena di situ ada momen Ramadan
11:14dan juga Idul Fitri.
11:16Baik, kita lanjutkan kembali perbincangan bersama dengan Pak Roy Nicholas Mande
11:19kemudian juga Pak Peter Abdullah.
11:21Nah, Pak Roy
11:22kalau kita lihat dengan beberapa
11:23KDIKK yang sudah disampaikan
11:25kemudian ada katakan juga ini
11:27ada hal yang perlu dicermati
11:29dari sisi daya beli masyarakat
11:31yang memang kita tahu konsumsi masyarakat
11:33menopang juga pertumbuhan ekonomi nasional.
11:35Nah, daya beli masyarakatnya sendiri
11:37apakah memang langsung tercermin
11:39dengan IKK yang juga cenderung turun ini, Pak Roy?
11:44Ya, jelas Mas Prasya
11:45jadi tadi saya sudah memberi contoh
11:48kondisi real di lapangan
11:50kami mendapat laporan memang terjadi perlambatan
11:52dibanding dengan tahun lalu.
11:54Basket size daripada pembelanjaan masyarakat
11:57itu berkurang hampir sekitar 30-35%
12:01sehingga itu menandakan memang terjadi perlambatan.
12:05Dan kita tahu, kita sudah dapat informasi
12:08dari berbagai survei juga bahwa
12:10memang kecenderungan tahun ini
12:12masyarakat itu 56-57% itu menabuk.
12:17Jadi memang mereka mengurangi
12:18transaksi spending money-nya.
12:21Kemudian mereka juga bisa ketahui
12:23ya laporan informasi mudik juga turun 24%
12:27dan macam-macam indikator.
12:29Kita tahu juga tadi yang informasi dari IDX adalah
12:32deflasi terjadi.
12:34Nah ini semuanya kan menggambarkan memang
12:35kondisi daya beli itu
12:38sangat berbeda dengan tahun lalu.
12:41Yang mampu itu restraint.
12:44Mereka menabuk.
12:46Sementara yang tidak mampu
12:47atau yang tidak punya kemampuan
12:50karena di pihak-pihak saudara-saudara kita
12:53kemudian juga yang memang terkendala
12:55dengan kondisi korporasinya
12:58sehingga harus pengurangan pekerjaan
13:01atau membuat middle level itu
13:02yang selalu kita sebutkan turun level.
13:05Nah itu kan semuanya menggambarkan
13:07bahwa memang terjadi pelemahan
13:08dalam daya beli.
13:10Dan ini sebenarnya yang perlu dikomunikasikan
13:13dan harus dicari jalan keluar
13:15oleh pemerintah.
13:16Karena pemerintah harus hadir di masyarakat.
13:19Bagaimana caranya mengembalikan daya beli
13:21di saat industri atau deindustrialisasi terjadi
13:25secara sedo.
13:27Ya belum secara keseluruhan.
13:28Karena ada beberapa industri yang masih bertumbuh.
13:31Tapi ada yang sudah tergerus.
13:33Nah bagaimana misalnya program kewirausahaan.
13:36Itu dibangkitkan lagi dong.
13:38Supaya apa?
13:39Supaya masyarakat punya channel-channel wirausaha
13:42sehingga mereka memiliki kemampuan
13:44penghasilan yang dari
13:46tidak hanya dari sektor non-formal ya.
13:49Karena pekerjaan formalnya yang tergerus.
13:52Tapi juga dari mirausaha yang diciptakan oleh masyarakat.
13:55Oleh pemerintah maksud saya.
13:57Kepada masyarakat.
13:58Nah ini menjadi penting.
13:59Tidak bisa nanti.
14:02Atau ya kita tahu.
14:03Kita mengapresiasi ada rencana operasi merah putih.
14:07Tapi kan itu tidak kita bicara dalam waktu yang short term ini.
14:12Belum bicara bagaimana nomenklaturnya.
14:14Belum bicara bagaimana dengan kata kelolanya.
14:17Bagaimana alokasinya pada saat kita punya APBN juga sedang
14:21defisit untuk membiayai hal-hal yang lain.
14:25Nah kemirausahaan yang paling cepat apa?
14:27Ya itu.
14:28Misalnya warungnisasi.
14:31Untuk yang ter-PHK itu diberikan kesempatan membuka warung
14:34di support barangnya.
14:36Karena kalau ilmu jual dagang warung itu gak perlu belajar.
14:39Gak perlu untuk mengikuti sekolah dulu.
14:43Keahlian tertentu.
14:45Diberikan kesempatan itu misalnya.
14:47Yang langsung ke tempat sasaran.
14:49Bukan yang fenomenal.
14:51Atau yang sifatnya seremonial.
14:53Nah itu untuk meningkatkan daya beli.
14:55Kalau kita hanya bicara mengenai perlumahan daya beli
14:57dari waktu ke waktu.
14:59Ya gak ada solusi.
15:00Harus ada solusinya.
15:01Dengan kemuruan usaha.
15:03Oke Pak Reh.
15:03Nah Pak Pitar bagaimana Anda melihat begitu dengan
15:05kondisi real yang dialami begitu untuk pelaku industri retail.
15:09Sementara data-data tadi sudah disampaikan.
15:11Ada inflasi yang kamu beli lagi terjadi.
15:13Begitu apakah?
15:13Karena memang sudah tidak ada lagi diskon tarif restri.
15:16Kemudian juga ada momentum Ramadan Idul Fitri.
15:18Kemudian bagaimana dengan PMI Manufaktur yang juga di bulan Maret
15:21ya turun dibandingkan dengan bulan Februari begitu Pak Pitar?
15:26Ya saya kira disampaikan oleh Pak Roy tadi ya.
15:29Berbagai indikator itu kan tidak berdiri sendiri ya.
15:33Berbagai indikator itu saling terkait ya.
15:36Penurunan misalnya indeks keinginan konsumen itu dikonfirmasi
15:39dengan penurunan di indeks penjualan retail ya.
15:42Dan juga penurunan di PMI-nya kita ya.
15:47Semua data itu berhubungan.
15:50Demikian juga dengan tingkat inflasi kita yang masih sangat rendah ya.
15:54Yang tingkat inflasi kita itu kalau kita bedah itu
15:56yang naik itu ada di inflasi inti.
15:59Tetapi di inflasi inti kalau kita buka lagi
16:02itu lebih disebabkan oleh kenaikan harga emas.
16:04Ya jadi tetapi di sisi lain kalau kita bedah
16:10terjadi penurunan demand yang mengkonfirmasi
16:14apa yang disampaikan oleh Pak Roy tadi
16:15yaitu penurunan daya beli ya.
16:17Jadi saya sangat mendapat dengan apa yang disampaikan oleh Pak Roy
16:21data ini, angka-angka ini harus disikapi.
16:25Karena tidak mungkin kita bisa mengharapkan sebuah perbaikan
16:29kalau seandainya tidak ada respons yang tepat
16:33terhadap fenomena penurunan yang sedang kita hadapi sekarang ini.
16:38Gejolak yang ada di global itu sebenarnya
16:41bisa kita sampingkan dulu sebenarnya.
16:45Karena persoalan kita lebih kepada persoalan domestik sekarang ini.
16:49Pertumbuhan ekonomi kita seperti disampaikan oleh Pak Roy tadi
16:52lebih bertumpu pada konsumsi rumah tangga.
16:56Sementara konsumsi rumah tangga
16:59kalau kita melihat angka-angka dari
17:01misalnya dari indeks keyakinan konsumen
17:04indeks penjualan retail
17:06ini kan menunjukkan
17:08dan kemudian inflasi
17:09itu menunjukkan penurunan semua
17:11yang disebabkan oleh penurunan daya beli.
17:14Jadi kalau kita ingin menyelamatkan
17:16perekonomian nasional kita
17:17fokuslah kepada domestik
17:20fokuslah untuk mengembalikan
17:22daya beli
17:23agar supaya perekonomian ini bisa berputar kembali
17:26mesin penggeraknya ini adalah daya beli.
17:29Kalau kita tidak memperbaiki daya beli
17:32perekonomian domestik ini
17:33akan sangat sulit untuk kita
17:35harapkan bisa tumbuh
17:37sebagaimana yang ditargetkan oleh pemerintah.
17:40Bahkan tumbuh 5% pun akan sulit
17:43kalau
17:44daya beli masyarakat tidak bisa kita bangkitkan kembali.
17:48Penurunan daya beli
17:50penurunan daya beli
17:51itu adalah sebuah hal yang nyata
17:53yang jangan kita deny.
17:56Ini kan kita masih dalam proses denial.
17:58Kita mengatakan
17:59tidak, tidak, tidak.
18:01Padahal itu sudah jelas sekali
18:03di angka-angka berbagai
18:04yang kita sebutkan tadi
18:06jelas sekali itu terjadi.
18:09Bagaimana kita tidak mengatakan
18:10terjadi penurunan daya beli
18:11ketika masyarakat itu sendiri
18:12kehilangan pekerjaan.
18:14Ketika masyarakat itu sendiri
18:16kehilangan
18:17omset.
18:19Kalau pengusaha kan
18:21ngomongnya omset ya Pak Roy ya.
18:23Kalau omsetnya turun misalnya.
18:26Pada periode lebaran
18:27yang seharusnya terjadi
18:28kenaikan yang luar biasa
18:29justru terjadi penurunan.
18:31Itu kan
18:32ini kan sesuatu yang harus kita
18:34khawatirkan ya.
18:36Harus kita respon
18:37dengan langkah-langkah yang tepat
18:39dengan kebijakan yang tepat.
18:41Nah itu dia.
18:41Kalau kita bicara mengenai strategi
18:43respon kemudian kebijakan
18:45tadi apa yang perlu dilakukan tadi ya.
18:46Kalau misalnya tadi kan sempat Pak Roy
18:48ada insentif fiskal.
18:49Kemudian bagaimana
18:50stabilisasi harga.
18:52Dan juga ada di dalamnya itu
18:53tarif yang
18:54kaitannya
18:55kondisi global itu juga
18:56menjadi suatu hal yang perlu
18:57dicermati begitu Pak.
19:00Nah
19:00dalam hal itu
19:01ya yang kita sekarang ini
19:03justru
19:03menjadi pertanyaan
19:05yang saya kira ini menjadi
19:06pertanyaan kita
19:07kita semua ya.
19:09Justru
19:09langkah pemerintah
19:10untuk melakukan
19:11tanda kutip
19:12efisiensi
19:13atau reolokasi
19:14anggaran
19:15itu menjadi pertanyaan.
19:16Karena itu yang kemudian
19:18benar-benar menghantam
19:19beberapa sektor
19:20perekonomian kita.
19:22Terutama misalnya
19:22sektor
19:23pariwisata
19:24sektor perdagangan kita.
19:26Karena itu kan
19:27mengalami penurunan
19:28yang luar biasa.
19:29Kita
19:30sudah punya pengalaman
19:32bagaimana kita dulu
19:33misalnya
19:34mengurangi
19:35perjalanan
19:36dinas
19:37ASN.
19:38Itu langsung
19:39terdampak
19:40perhotelan kita.
19:41Langsung terhadap
19:41restoran-restoran kita.
19:43Nah ini
19:44hal-hal
19:44kebijakan yang
19:45seperti ini
19:45sebenarnya
19:46perlu kita
19:47evaluasi.
19:49Di dalam
19:50kondisi
19:51perekonomian
19:51yang sedang
19:52menurun
19:52peran pemerintah
19:54meningkatkan
19:55stimulus
19:56itu menjadi
19:57sangat penting.
19:58Bukan
19:58kita kurangi.
20:01Di sisi lain
20:02kebijakan
20:02moneter juga
20:03yang harus
20:04lebih ekspansif.
20:06Sementara
20:07saat ini
20:07kita tahu
20:08kebijakan
20:08moneter kita
20:09sangat
20:10bersifat
20:10kontraktif.
20:11Jadi
20:12kalau kita
20:13ngomongin
20:14teori
20:14secara teori
20:15apa yang
20:16sedang dilakukan
20:17sekarang ini
20:18kebijakannya
20:18tidak cukup
20:20kondusif
20:20untuk
20:21perekonomian
20:21kita.
20:22Di sisi
20:23fiskal
20:23kita mengalami
20:24kontraktif
20:26di sisi
20:27moneter
20:27kita mengalami
20:28kontraktif.
20:29Jadi
20:29dua
20:30hantaman ini
20:31terhadap
20:31perekonomian
20:32kita.
20:33Nah ini
20:33saya kira
20:34perlu sekali
20:34kita evolasi.
20:35Baik Pak Peter
20:36dan menarik juga
20:37kita cermati
20:37survei Bank Sentral
20:38juga mencatat
20:39indeks kondisi
20:40ekonomi saat ini
20:40atau IKE
20:41kemudian
20:41indeks ekspektasi
20:43konsumen ini
20:43masih juga berada
20:44di level optimis
20:45begitu ya
20:45masing-masing
20:46di 110,6
20:47dan 131,7
20:49namun
20:49lagi-lagi
20:50lebih rendah
20:50dibandingkan
20:51dengan bulan
20:52sebelumnya
20:52di 114,2
20:53dan 138,7
20:55kita akan bahas
20:56nanti di segmen
20:56berikutnya Pak Peter
20:57Pak Roy
20:58kita akan jendela
20:58kembali sebentar ya
20:59dan pemirsa
20:59kami akan segera
21:00kembali
21:00usai paruara
21:01berikut ini.
21:02ya terima kasih
21:11Anda masih bergabung
21:12bersama kami
21:12dalam Market Review
21:13dan kita lanjutkan
21:14kembali
21:14perbincangan menarik ini
21:15bersama dengan
21:16Bapak Peter
21:16Abdullah
21:17Bilo adalah
21:17Direktur Asekutif
21:18Segara Institute
21:19kemudian juga
21:19Pak Roy
21:20Nicholas Mande
21:21beliau adalah
21:22Chairman
21:22Evaluation
21:23Global Retail Association
21:24nah
21:25kalau kita bicara
21:26mengenai data
21:27yang tadi sudah disampaikan
21:28begitu survei bank sentral
21:29juga ada
21:30indeks kondisi ekonomi
21:31saat ini
21:32kemudian indeks
21:32ekspektasi konsumen
21:33yang masih berada
21:34di level optimis
21:35tapi masing-masing
21:36lagi-lagi juga
21:37tercatat
21:38lebih rendah
21:38begitu Pak Peter
21:39dibandingkan dengan
21:40bulan sebelumnya
21:41analisis Anda
21:42seperti apa nih
21:43Pak Peter?
21:44jadi kalau kita melihat
21:45angka-angka tersebut
21:46pertama
21:48yang harus kita waspadai
21:50adalah
21:50tren penurunannya
21:52oke
21:52itu yang sudah kita bahas tadi
21:54nah
21:55ketika kita melihat
21:57angkanya masih di level optimis
21:59maka yang seharusnya
22:00bisa kita
22:02jadikan
22:03pegangan kita
22:05adalah
22:05angka optimis ini
22:06bisa kita jadikan
22:07sebagai modal
22:08modal kita untuk
22:10mengartikan
22:12bahwasannya
22:12kita masih punya
22:14optimisme
22:16untuk kita bangkit
22:17kita tidak boleh
22:19membiarkan
22:20tren penurunan ini
22:21terus berlangsung
22:22hingga
22:23pada level
22:25yang sudah kita
22:25nggak bisa bangkit lagi
22:26atau
22:27susah untuk
22:28bangkit kembali
22:29kalau seandainya
22:30angkanya
22:31sudah pada level
22:32pesimis
22:32maka upaya
22:33untuk bangkitnya
22:34pasti akan
22:34memerlukan
22:35energi yang lebih besar
22:37sekarang ini
22:38kita masih di dalam
22:39pada posisi
22:41optimis
22:42yang artinya
22:43para pelaku
22:44ekonomi
22:44itu dengan
22:45sentuhan
22:46yang tidak
22:46begitu susah
22:47yang tidak
22:47begitu berat
22:48itu bisa
22:49bangkit kembali
22:50nah
22:52ini yang
22:53saya kira
22:54perlu menjadi
22:55masukan
22:56bagi pengambil
22:57kebijakan
22:57perlu
22:59segera
22:59untuk mengambil
23:00tindakan
23:01perlu mengambil
23:01kebijakan
23:02jangan sampai
23:03terlambat
23:04sekarang ini
23:05masih dalam
23:05posisi optimis
23:06artinya
23:07kita belum terlambat
23:08untuk mengambil
23:09kebijakan
23:09yang perlu
23:11yang tepat
23:12tadi
23:12agar supaya
23:13perekonomian kita
23:14bisa bangkit kembali
23:15baik-baik
23:16nah
23:16kalau dari
23:17teman-teman retail
23:18sendiri
23:18Pak Roy
23:19strategi apa
23:20yang akan dilakukan
23:21atau sudah disiapkan
23:21begitu untuk
23:22menyikapi kondisi
23:23saat ini
23:23pelemahan daya
23:24beli masyarakat
23:24tentunya juga
23:25akan berdampak
23:25nantinya
23:26terkait dengan
23:26kinerja juga
23:27dari industri retail
23:28sendiri nih Pak Roy
23:29ya tentunya
23:31kami
23:32sekarang
23:33sedang
23:33merevisi
23:35kembali
23:35bisnis-bisnis
23:36model
23:37dari pelaku
23:38Saritil
23:39kemudian
23:40kita juga
23:40perlu menyikapi
23:42bahwa
23:43ketika adanya
23:44misalnya
23:44harapan untuk
23:45memberi diskon
23:47kemudian juga
23:48memberikan potongan
23:49dan sebagainya
23:50ternyata
23:51di masa-masa
23:52sekarang itu
23:53tidak menjadi
23:54hal yang signifikan
23:55karena
23:56ya itu tadi
23:57Pak Peter sudah katakan
23:58daya belinya
23:59memang melambat
24:00sehingga
24:00kita gak
24:01ya
24:02kita taulah
24:03yang seperti
24:04bulan Ramadan kemarin
24:05ada beberapa program
24:06yang diminta
24:07bukan dari kami
24:09tetapi
24:09diminta oleh
24:10pemerintah
24:11untuk memberikan
24:11diskon
24:12nah sebenarnya
24:13satu sisi
24:13diskon ini
24:14yang diminta ini
24:15ya untuk kita
24:16praktekkan
24:17atau untuk
24:17jalankan
24:18itu tidak langsung
24:19berhubungan dengan
24:20peningkatan
24:21karena memang
24:21masalah daya beli tadi
24:22kemudian yang kedua
24:23kalau kita sering
24:24diminta untuk
24:25memberikan diskon
24:26ini contoh sederhana
24:27saja
24:27gak membuat produktif
24:29usaha retail
24:29karena kita harus
24:31memotong margin
24:32kita harus mengurangi
24:34baik bagi konsumen
24:36tapi bagi produktivitas
24:37retail
24:38untuk tetap sustain
24:39untuk tetap bisa ekspansi
24:41itu gak baik
24:42untuk
24:43untuk kinerja
24:44nah ini kan
24:45harus seimbang
24:46jadi kita tetap
24:47kembali lagi
24:47akan melihat
24:49menyikapi
24:50bahwa
24:51resort angka 100
24:52untuk
24:53IKK
24:53ya masih di atas 100
24:55kemudian juga
24:56IEK
24:57dan juga
24:58apa indeks-indeks
24:59lain yang tentu
25:00disurvey oleh
25:01Bank Indonesia
25:01ini perlu
25:02tidak hanya
25:03dari kami
25:04pelaku usaha
25:05yang apa
25:06terus akan
25:07berupaya
25:07memperbarui
25:09atau mentransformasikan
25:10usaha
25:11daripada kita
25:12sehingga bisa diserap
25:13atau bisa
25:14dijangkau
25:15terjangkau oleh masyarakat
25:16tapi harus ada
25:17peran pemerintah
25:18ya misalnya
25:19saya ambil contoh juga
25:20adanya
25:21ini kan kita
25:22akan cukup panjang
25:23sampai akhir tahun
25:24ketika masyarakat
25:25punya pola belanja lagi
25:26nah berarti kan
25:28ini kita menghindari
25:29supaya
25:29jangan sampai
25:30kita menuju
25:31kepada resesi
25:32ketika dua kali
25:33bertumbuhan kita turun
25:35maka kita disebut
25:36negara resesi
25:37nah ini bagaimana
25:38cara terobosannya
25:39misalnya
25:40bisa dipikirkan lagi
25:41ya penerapan
25:42insentif fiskal
25:43yang targetin
25:44ya misalnya
25:45pembebasan
25:46atau pengurangan
25:46pajak di barang-barang
25:49kebutuhan pokok
25:50pada saat
25:51daya beli
25:51lebih rendah
25:52dan sektor-sektor
25:54atau barang-barang
25:54komunity
25:55yang dianggap
25:56menjadi
25:56primadona
25:57bagi masyarakat
25:58dan dibutuhkan
25:59ya
26:00ini perlu
26:01perlu dikaji
26:02memang kita punya
26:03pendapatan pajak
26:04tidak signifikan
26:05rasio teks pajak
26:06kita masyarakat
26:07tapi gak ada jalan lain
26:08ketika kita
26:09mau menjaga daya beli
26:10selain
26:11membuat program
26:12kewirausahaan tadi
26:13solusinya
26:14oke
26:14tapi harus juga
26:15dilihat
26:15bagaimana penerapan
26:16insentif fiskal
26:17yang targeted
26:18bukan yang
26:19secara general
26:20nah ini sangat penting
26:22oke
26:22nah langkah-langkah
26:23seperti itu kan
26:24mesti
26:24disatukan
26:26dikomunikasikan
26:27juga dengan pelaku usaha
26:28sehingga kita bisa
26:30memberi masukan
26:30dan ini bisa dilakukan
26:31dilaksanakan
26:32ini yang kita tunggu
26:34sebenarnya
26:34apa yang kita bisa
26:36juga
26:36terima dari pemerintah
26:38oke Pak Roy
26:39dan Pak Pita terakhir
26:40bagaimana proyeksi Anda
26:41begitu tadi
26:41yang penting
26:42bagaimana menjaga
26:43level dasar
26:44begitu optimisme
26:45sendiri untuk
26:46indeks-indeks
26:47keyakinan konsumen
26:48IEK
26:48kemudian
26:49IEK
26:49Anda melihatnya
26:50bagaimana
26:50begitu ke depannya
26:51ya ini akan
26:53sangat bergantung
26:54dari
26:55tadi
26:56respons atau
26:57kebijakan yang
26:57diambil oleh pemerintah
26:59kalau
27:00tidak ada
27:01gebrakan
27:02kebijakan
27:04dari
27:04pemerintah
27:05yang cukup
27:06signifikan
27:07saya khawatir
27:08ini trendnya
27:09akan terus menurun
27:10oke
27:10yang kita butuhkan
27:12adalah respons
27:13dari pemerintah
27:14tadi saya kira
27:14Pak Roy juga
27:15menyuarakan
27:16lain-lain
27:16baik ya
27:18kita tunggu nanti
27:19respons pemerintah
27:20seperti apa
27:21begitu di samping
27:22kita juga
27:22bagaimana
27:22mengatasi kondisi
27:24global
27:24begitu di mana
27:25tim juga
27:26sedang dikirim
27:26untuk negosiasi
27:27terkait dengan
27:28kebijakan tarif
27:28resiprokal di Amerika
27:30Sereka
27:30tetap fokus juga
27:31ke dalam negeri
27:32untuk bisa meningkatkan
27:33daya beli masyarakat
27:34baik
27:34Pak Peter Abdullah
27:35terima kasih banyak
27:36atas kehadiran
27:36analisis yang diberikan
27:37Pak Roy
27:38terima kasih juga
27:38atas update
27:39yang sudah disampaikan
27:40dari sektor retail
27:41di Indonesia
27:42selamat melanjutkan
27:42aktivitas Anda kembali
27:44salam sehat
27:44sampai berjumpa kembali
27:45terima kasih Pak Peter
27:46Pak Roy
27:46terima kasih
27:48ya pemirsa
27:50jangan beranjak
27:50dari tempat Anda
27:51karena sesaat lagi
27:52kami masih akan kembali
27:53dengan tema menarik lainnya
27:54terkait dengan
27:55peningkatan cadangan devisa
27:56demi stabilitas rupiah
27:58selamat menikmati
28:28terima kasih
28:31terima kasih

Recommended