Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utamaLewati ke footer
  • hari ini
JAKARTA, KOMPASTV - Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni meminta pihak keluarga dari OCI Jansen Manansang dan pihak pelapor untuk duduk bersama.

"Sorry saya potong. Posisinya dalam kondisi berbeda. Saya sebagai pimpinan saya minta dalam situasional ini. Pihak sini (pelapor) menyampaikan menggebu-gebu Siapa yang suruh? Atas kemauan sendiri? Makanya diawal saya tanya. Maksud saya ngomong ada alurnya. Mau salah benar, pasti semua maunya benar," kata Sahroni.

Sebelumnya Direktur Taman Safari Indonesia (TSI) Group Jansen Manansang menyampaikan bahwa pihaknya mengalami kerugian di ruang publik akibat pemberitaan terkait dugaan penyiksaan di OCI.

Sedangkan dari pihak pelapor barharap ada Sejumlah eks pekerja Oriental Circus Indonesia (OCI) hadir di Komisi III DPR RI dan membeberkan dugaan tindak kekerasan hingga eksploitasi anak.

Produser: Yuilyana

Thumbnail Editor: Joshua

#ahmadsahroni #korbanOCI #tamansafari

Baca Juga Pemerintah Ungkap Hasil Negosiasi Dagang dengan AS: Tambah Impor Komoditas Pangan? di https://www.kompas.tv/nasional/588329/pemerintah-ungkap-hasil-negosiasi-dagang-dengan-as-tambah-impor-komoditas-pangan





Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/588336/momen-sahroni-potong-omongan-jansen-manansang-minta-duduk-bersama-pihak-pelapor
Transkrip
00:00Sudah tutup, sudah tutup. Jadi situasi yang disampaikan oleh para korban ini sebenarnya ujungnya kalau lihat tadi kita baca rekomendasi Komnas HAM.
00:17Pak Lawyer kan jelas ya, secara kekeluargaan, secara bagaimana harapan-harapan yang sebelas orang ini meminta keadilan Pak Janssen.
00:32Jadi sebenarnya teman-teman, ini gampang nyimpulinnya sih. Kuasa hukum sini, kuasa hukum sini duduk sama-sama, mungkin disaksikan oleh Direkskrim Um Pola Jabar,
00:47untuk memenuhi obrolan yang kiranya bagaimana ini selanjutnya, bagaimana hak daripada mereka-mereka dalam prosesi yang terdahulu.
01:02Agar minimal mengobati yang terjadi. Mungkin itu Pak Janssen. Jadi pertanyaan kalau ngomong hukum, kita tanya nanti sama Pak Direkskrim Um Pola Jabar.
01:17Pasti ngomongnya nanti kader luar sak. Jadi bingung. Ini pihak yang sebelas orang ini cuma minta keadilan saja Pak Janssen.
01:26Dihadiri oleh para teman-teman anggota DPR.
01:31Jadi kiranya pertemuan di ruangan ini, di tempat rakyat ini adalah meminta semua pihak untuk berkeadilan.
01:41Kalau lewat penegakan hukum, pasti enggak akan pernah ketempuh apapun.
01:48Karena kondisinya pasti kader luar sak. Bener enggak Pak Pola Jabar Barat?
01:54Tapi disini kita jangan mentang-mentang, Pak sudah kader luar sak jadi enggak bisa.
02:00Jangan juga enggak boleh.
02:01Ini adalah rasa ibah, adalah rasa bagaimana Pak Janssen untuk menyingkapi mereka-mereka yang penuh harapan untuk keadilan.
02:15Mungkin Pak Janssen juga sudah berumur, punya masih rasa perasaan.
02:22Yuk silahkan duduk kedua belah pihak bersama-sama.
02:29Agar di hadapan di komisi ini, di rumah rakyat ini, Bapak dan Ibu merasa juga meminta keadilan secara terbuka.
02:40Jangan nanti simpang siur di luaran tentang ini eksploitasi.
02:44Kagak ada benarnya pasti.
02:46Dan semua yang ngadu di ruang publik sekarang, pada pokoknya cuma berperkara lu eksploitasi.
02:55Lu begini, lu begitu.
02:58Nah setelah datang ke sini, harapan mereka cuma pengen keadilan.
03:03Harapan Pak Janssen.
03:05Nah, izin teman-teman, kalau kita kulitin ini urusan, enggak akan selesai.
03:13Hanya bisa diselesaikan para pihak duduk sama-sama dengan kepala dingin.
03:21Apa yang diharapkan sebelas orang ini kepada Pak Janssen dan pengelolanya.
03:27Walaupun ini kan sudah tutup ceritanya.
03:30Tapi ya Pak Janssen, mereka-mereka masih punya harapan lah.
03:36Minimal, yuk duduk sama-sama, kira-kira apa sih yang akan untuk dipermasalahin yang bisa selesai secepatnya.
03:47Saya harap keluar dari sini Bapak dan Ibu komunikasi untuk bertemu.
03:54Kira-kira begitu ya teman-teman ya.
03:55Nah, supaya Bapak, Ibu di hadapan masyarakat seluruhnya ingin meminta keadilan, datanglah ke sini.
04:05Dengan semua upaya.
04:08Tapi juga jangan semena-mena, enggak boleh.
04:12Ada unsur penegakan hukum, perlunya mereka adalah untuk menjadi seorang yang bisa menengahkan.
04:19Pak Janssen setuju enggak kira-kira para pelapor ini dengan harapan-harapan.
04:27Kebaikan Pak Janssen terbuka di ruangan ini.
04:31Kalau Pak Janssen bilang, saya siapa?
04:34Nah, jadi senang Pak Bapak selesai ruangan ini, sama-sama kita berjabat tangan.
04:39Dengan menyetujui bagaimana menyikapi selanjutnya harapan-harapan dari yang sebelas orang ini.
04:47Silahkan Pak.
04:52Pak Bapak Ketua Pimpinan dari Komisi 3, mungkin saya mau klarifikasi dulu.
05:05Tidak sepihak, karena sekarang kita sudah dirugikan, nama-nama dirugikan kemana-mana dengan makhluk media-media
05:15yang tidak terdiri tanggung jawab dan belum ada kebenarannya.
05:23Tentu kami juga minta Komisi 3, ada kehadilan balik kami.
05:27Kami juga punya karyawan, sekarang ribuan Pak, ada lima ribuan.
05:34Kalau satu, keluarga ada empat, lima ribu orang, ada dua puluh ribuan yang perusahaan tanggung jawab.
05:41Tentu kita juga kasihan mereka semuanya.
05:46Dan juga bisa tunjukkan kita juga bagaimana masyarakat sekitar lingkungan sana.
05:51Mereka juga harapan untuk daripada perusahaan ini.
05:55Dan begitu juga daripada bagaimana kepemdanya, bagaimana supplier yang semuanya.
06:02Itu penakutan daripada pernekonomian dari kota kita.
06:07Dan perkenalkan saya mungkin menjelaskan dulu supaya mengimbang.
06:12Karena saya terus membungkem.
06:15Dan kita, karena ini sudah almarhum juga orang tua kami.
06:20Asal usulnya, sudah tahun sekali ke mereka tadi, tanya pertama dulu.
06:25Yang dijawab ke sana, tolong Bapak mungkin.
06:28Kan itu diserahkan ke orang tua saya.
06:31Nah, kan saya juga enggak tahu.
06:33Kan saya masih kecil juga, di sirkus sama-sama mereka semuanya.
06:37Dan bedanya enggak berapa.
06:38Dan diserahkan sana.
06:39Perjanjian apa kita tidak tahu juga.
06:42Tapi kan sudah, ya Mbak Pak Tuhan, maaf ya.
06:46Mereka sudah diterusurkan ke tempat-tempat mereka punya manakan.
06:52Dari panti asuan, dari mana semua.
06:54Mereka sudah kenal, mereka datang ke rumah.
06:59Ini semuanya, menitip semuanya.
07:01Dan kadang-kadang kita malu ngomongkan ke media.
07:06Nanti kan kode etik seseorang ada HAM.
07:10Nah, kalau sini saya juga mungkin izin ya saya buka-bukaan.
07:13Kalau enggak nanti jangan nanya sepihak kami dirugi kan kita enggak ngomong.
07:19Tapi kalau kita ngomong kan sama-sama berasakan bagaimana ini kan.
07:26Saya contohkan, dulu ada dua contoh saya bawa sini kalau izinkan Bapak Ketua itu.
07:31Satu, mengenaikan Ida Pak.
07:35Untuk Ida, mengalami suatu, yaitu tuduhannya kepada kami,
07:40yaitu melantarkan saudara Ida ini.
07:44Memang Ida mengalami kecelakaan kerja.
07:47Yaitu saya tidak bisa memungkapkan itu betul kejadian.
07:51Bahwa yang namanya sirkus memang penuh resiko.
07:57Saya sendiri juga sakit juga Pak, pinggang.
08:03Saya tapi tidak main terapis Pak.
08:05Saya main yang adalah main akrobat Pak.
08:09Nah, itu tentu ada kedisiplinan untuk standarnya.
08:13Kedisiplinasi untuk kepada semua segala-galanya.
08:16Namun kami memiliki bukti waktu jatuh langsung pakai pesawat Garuda,
08:24yaitu tiketnya ada, nanti bisa dilakukan.
08:28Juga dibawa tanggal itu juga masuk ke rumah sakit sumber waras,
08:34dioperasi dengan dokter yang ini ada juga buktinya.
08:40Dan juga dirawat, yaitu Bapak Ibu anggota Dewan yang terhormat,
08:46yang terhormat, yaitu satu operasi pada zaman itu 39 juta ada kwetansinya pada tahun 89.
09:00Sebelum krisis monitor Pak, itu jelas sekali, berat sekali buat kita mungkin bisa tutup semuanya.
09:08Nah, tetapi apa itu semuanya, karena musibah Pak, kita usah makan.
09:14Langsung pesawat, langsung jalan, langsung bersakit.
09:17Dan 3-4 bulan ada juga yang mengurus di rumah-rumah yang ada semua Pak.
09:24Ya, nanti bisa diunjukkan semua juga.
09:26Dan, kami juga memiliki bukti bahwa Ida bekerja di gaji, ada gajinya.
09:35Dan mereka Sabtu Minggu bisa pulang ke rumahnya,
09:38karena orang tuanya datang, udah lihat, udah tahu.
09:42Saksi-saksi semua ini, yang masih ada sekarang kami bawakan sini,
09:48itulah yang kita lakukan.
09:49Jadi, tidak kita bilang semenang-menang dilantarkan, tidak Pak.
09:55Sampai akhirnya, yaitu terapi ada juga, juga pulang juta terapinya.
10:02Jadi, ada tiga rumah sakit, ada dokternya datang ke rumah.
10:06Nah, jadi Musijang di tempat rumah, karena bosan katanya di rumah sakit,
10:11dibawa ke rumah, orang almarhum yang rumahnya disiapkan satu kamar,
10:16ada karmandi sendiri, ada suster, semuanya dilantarkan.
10:21Diantar ke rumah sakit, dokter datang begitu semuanya,
10:26bulak-balik, bulak-balik.
10:27Lalu, bosan, ya kita daripada rumah mungkin sendirian,
10:31anak-anak, kita pergi kerjakan amistrasi saja di Cisarua.
10:37Tidak kerja, hanya amistrasi amin saja.
10:40Itu juga ada kamar, ada suster.
10:42Sabtu Minggu, pergi pulang ke rumahnya.
10:45Nah, itu sudah tahu orang tuanya jemput semuanya.
10:48Nah, satu waktu memang orang tuanya jemput,
10:52mau bawa pulang, ya sudah selesaikan.
10:56Itu sebenarnya, jadi sudah pulang ke rumah,
11:01kita mundurkan diri ya semuanya.
11:03Itu jelasnya pada satu kasusnya,
11:07daripada Ida.
11:08supaya keadaan keadilan juga saya di sini bagaimana pertanggung jawabannya.
11:16Kita bawa ada berapa puluhan sampai setumpuk,
11:19bukti-bukti, kwetansi.
11:21Yang kebetulan masih ada itu semua cari.
11:24Nah, itu masih ada.
11:25Dan dokter apa semuanya kita tercatat.
11:28Jadi, yang terhormat juga memang itu yang terjadi yang sesungguhnya.
11:33Bukan kita bermain-main.
11:36Sungguh-sungguh terjadi dan sungguh-sungguh kita lakukan dokter terbaik.
11:40Saya ingat dokter lukas terbaik itu di sumber waras,
11:45itu yang dipanggikan.
11:46Bahkan bagaimana janjinya itu sampai orang tua saya,
11:49ada orang rumah yang lebih tahu Pak.
11:52Nah, ini Pak.
11:53Yang itu kan.
11:54Kalau yang kedua kali lagi ini,
11:56saya mohon juga izin kepada
11:59kedewan yang terhormat sekali
12:02supaya jangan difitnakan seperti
12:05dijelekin semuanya
12:08sampai kita terus.
12:09Karena kalau kita mau keluarkan,
12:12nanti ketanya orang besar,
12:13tekan kecil,
12:15kita kan enggak enak juga.
12:18Atau etika dibongkar,
12:21kalau dulu Komnas sudah tahu,
12:22bongkar,
12:23riwayat mereka ketahuan,
12:25ada bunker apa,
12:26nah kita silahkan,
12:27ya sudah diperiksa apa dulu?
12:29Rumah orang tua saya yang di Cisarua.
12:32Rumah khusus dan semuanya.
12:34Dan bisa dilihat sampai sekarang juga.
12:37Nah, saya mau contohkan satu lagi,
12:39minta izin.
12:41Tapi kalau ini ngomong ya minta izin sekali,
12:43kalau terbuka sekali ini,
12:45supaya tidak ada keimbangan,
12:48yang pelapor gitu juga,
12:50jangan sembarangan,
12:51negara kita punya hukum juga,
12:53tapi kita terus diam-diam-diam.
12:56Tapi karya kita itu teriak,
12:58kenapa tidak ada gini-gini,
12:58apa semuanya?
12:59Nah, ini juga ngomongkan.
13:01Tapi kami soal,
13:03hewannya kita sayang,
13:04apalagi manusia.
13:06Nah, tapi yang lain-lain,
13:07kita nanti akan satu persatu ngomongkan.
13:09bagaimana kan ya.
13:10Baik, saya contohkan ini dulu.
13:12Pak Ketua,
13:14mohon izin kali semuanya,
13:16atau satu ruang ini mungkin akan terbuka.
13:18Pak Yansan,
13:19saya potong ya.
13:21Ya, ya.
13:21Saya paham apa yang Bapak maksud.
13:24Bapak kalau ceritain nanti,
13:27seolah-olah Bapak membela diri,
13:30walaupun benar Bapak mengklarifikasi.
13:32Ya, betul.
13:33Pihak sini juga sama.
13:35Pasti akan juga mengatakan bahwa posisinya dalam kondisi yang berbeda.
13:41Saya sebagai pimpinan dalam rapat ini,
13:45saya minta Pak,
13:47dalam situasional ini,
13:50pihak sini juga jangan akhirnya menyampaikan benggebu-gebu.
13:55Tadi awal kan saya tanya,
13:57siapa yang suruh?
14:00Atas kemohon sendirikah,
14:02atau ada orang lain yang ada menuntut.
14:04Udah pokoknya hajar aja dulu.
14:05Kan kita gak tahu.
14:07Makanya saya di awal pertanya.
14:09Di tengah-tengah pun saya tadi bilang,
14:10jangan semena-mena.
14:12Itu maksud dan tujuan saya ngomong itu ada alurnya.
14:17Disampaikan tadi.
14:18Menyampaikan klarifikasi.
14:21Mau salah benar Pak?
14:23Pasti orang pengennya benar semua Pak.
14:26Gak ada yang mau kalah, gak ada.
14:29Tapi kan saya minta tadi,
14:30kalau Bapak merasa dirugikan dengan situasi ini,
14:35disini juga merasa dirugikan dalam kondisi yang berbeda.
14:39Makanya duduk sama-sama Pak.
14:40Bapak merasa bahwa saya minta dari para pelapor misalnya,
14:49tolong lurusin dulu.
14:51Jangan ngomong semau-mau-nya.
14:53Bilang di eksploitasi lah, inilah segala macam.
14:56Nanti Pak Yansen jabarin lagi.
14:58Nanti gak selesai ini barang Pak.
15:00Nah, di sisi momen ini Pak, Pak Yansen.
15:05Kiranya juga sama-sama duduk.
15:07Apa harapan Pak Yansen?
15:09Pak Yansen memang minta diklarifikasi.
15:12Terbuka di media bahwa situasi ini adalah begini misalnya.
15:17Itu bisa Pak.
15:17Yang penting Bapak dan sama-sama duduk.
15:20Jangan nanti,
15:22kalau Bapak mau klarifikasi ini,
15:24pening pala kita Pak.
15:26Di krim um juga pening palanya.
15:29Karena harus ngecek 35 tahun lalu.
15:32Parah nanti.
15:33So, saya minta Pak,
15:35nanti duduk sama-sama.
15:38Bapak merasa dirugikan karena satu grup saya
15:41terkena eksploitasi berita.
15:45Dirugikan kami.
15:47Bagaimana untuk penyelesaiannya?
15:48Kita di sini.
15:50Oke Pak,
15:51saya juga minta harapan ke Bapak Pak Yansen.
15:54Tapi tolong penuhin dulu
15:56terkait dengan apa yang menjadi
15:58perdamaian bersama.
16:01Supaya anak Pak,
16:02Bapak juga mungkin juga merasa dirugikan
16:04secara ruang publik.
16:06Wah, katanya begini,
16:08katanya begini,
16:09baru satu yang diceritain tadi kan Bapak udah sampaikan.
16:12Nah, kita harapannya Pak,
16:15Pak Yansen dan pihak sini
16:16duduk sama-sama Pak.
16:18Duduklah.
16:20Nanti orang tengahnya dirkrim umpol dajabar.
16:24Mana-mana yang mesti diselesaikan secara ruang terbuka,
16:28disampaikan,
16:29dan di bawah meja.
16:31Kalau tadi sesuai Komnas HAM sampaikan kan,
16:33kekeluargaan.
16:34Kalau ngomong nanti Bapak benar terus,
16:37nanti yang disini salah.
16:38Bapak nanti dihujat lagi.
16:40Oh, yuk bentang-bentang orang kaya,
16:42jadi ngomong senak-enaknya.
16:44Salah lagi Pak.
16:45Tapi yang disini juga enggak boleh juga.
16:48Menuduh bahwa ini enggak benar,
16:50enggak bisa ini.
16:51Tau-tau disini ada bukti.
16:53Oh ini loh,
16:54ini dikasih loh.
16:56Jadi jangan sampai gitu.
16:57Kita pengen di ruangan ini,
16:59Bapak dan Ibu ketemu,
17:01menyatukan satu persepsi yang sama.
17:05Yaudah,
17:06kita memang mungkin salah.
17:08Yang sini,
17:09ya Pak,
17:09saya mungkin ceroboh Pak,
17:11udah bikin konten Pak.
17:14Yang semuanya belum tentu benar.
17:16Bukan begitu Pak,
17:18dirkrim bom.
17:20Jadi izin Pak,
17:21daripada nanti cerita banyak nih,
17:22kan kita-kita nih kerjaannya masih banyak juga nih Pak.
17:25Jadi,
17:26kiranya Pak Jansen sama
17:27tim lawyer sini,
17:29duduk sama-sama,
17:31yuk dudukin,
17:32barangin.
17:33Apa?
17:34Kendak Bapak,
17:35kendak sini tadi udah disampaikan.
17:38Supaya jangan lagi ada tuh berita-berita.
17:41Pihak pelapor
17:42dan pihak pengelola,
17:45kiranya duduk bersama.
17:46Setelah nanti keluar ruangan ini,
17:48kalau ada wartawan yang tanya,
17:50sudah kami sampaikan
17:52bahwa kita akan duduk bersama,
17:55saling silang,
17:56apa yang menjadi,
17:57apa yang mesti disampaikan kedua belah pihak.
18:01Jadi Pak,
18:02kita ini Pak,
18:02jadi orang gede salah,
18:04orang kecil salah Pak.
18:05Berat Pak,
18:06jadi kita-kita ini berat.
18:08Kita mau belain ke kanan salah,
18:09ke kiri salah,
18:10tapi kita gak mau belain dua-duanya Pak.
18:12Kita pengen Bapak dan Ibu
18:14sama-sama duduk,
18:16selesaikan permasalahan secara damai.
18:19Kekurangan pasti ada,
18:21disini apalagi?
18:22Pasti ada kekurangannya.
18:24Dari kekurangan itu yuk,
18:25sama-sama,
18:26agar jangan jadi liar di Republik ini,
18:28cuman gara-gara ngomong eksploitasi.
18:31Sedangkan eksploitasi banyak Pak.
18:33Kemarin di Jakarta,
18:34di Priuk Pak,
18:35eksploitasi jalan Pak.
18:3610 jam macet Pak.
18:38Sebel Pak.
18:40Itu eksploitasi juga namanya.
18:41Tapi karena ini Pak,
18:43udah disini,
18:44keluar ruangan ini,
18:45selesai rapat,
18:46mari kita secara pikir
18:48dengan cara damai,
18:49yang baik-baik.
18:51Tepuk tangan dulu buat kita semua.
18:52Ijin Pak,
18:57izin kan,
18:58kalau tidak,
19:00dari keluarga saya lihat hati kan,
19:01semuanya kan juga,
19:03rasanya keadilan kurang.
19:05Kan kelihatannya nanti image itu,
19:08mereka tuh melari,
19:09kan tadi sudah mau dengar.
19:10Nah kenapa melari?
19:13Nah ini kan satu,
19:15tugas,
19:16apa,
19:17dasarnya Pak,
19:19kenapa melarikan diri,
19:20kenapa ini semuanya,
19:21itu kan diumumkan.
19:24Nah saya contoh dulu satu,
19:26supaya bisa lebih,
19:28lebih jelas lagi dari dewan,
19:30yang kami hormatkan.
19:32Kalau kan masih di bedingnya,
19:33oh lari,
19:34dipukul,
19:35di ini pakai,
19:35ini kan,
19:36kalau patok sirkus Pak,
19:39lebar sekitar sepahak kita Pak,
19:41satu setengah meter,
19:42itu kalau untuk bermukul orang,
19:45mengangkat dua tangan juga gak bisa Pak,
19:46bagaimana ngayunin Pak,
19:48itu untuk ditancap ke tanah,
19:50untuk ngikut tambang.
19:51Jadi itu satu meter setengah,
19:53atau begini semuanya.
19:55Nah kalau di setrum,
19:56katanya,
19:57loh,
19:58ya kalau kita ada setrum-setrum saya,
20:00mungkin saya mati Pak,
20:01langsung jantung stop Pak.
20:03Itu gajah itu semuanya.
20:04Dan itu kan,
20:06gak dipakai semua Pak,
20:07ada kita bawa,
20:08saksi nanti bisa mengomong Pak,
20:09jadi Dewan,
20:10juga pimpin bisa dengar semua Pak.
20:13Kalau enggak,
20:14ini kenapa,
20:14ada setrum-setrum itu,
20:15untuk menjaga kalau gajah,
20:17ngamuk bagaimana,
20:18kepada itu,
20:19atau bagaimana terakhir,
20:22di tendang mati gitu semuanya,
20:24ada alas senjatanya,
20:25itu peraturan dari polisi,
20:27ada Pak.
20:28Nah baik Pak,
20:29barangkali ini,
20:29saya mesti ngomong dulu,
20:30kalau enggak,
20:31kenapa,
20:32melarikan diri.
20:34Nah ini kan semuanya,
20:35kalau kita ini,
20:36mungkin baru bisa,
20:37mengetahukan,
20:38ya mohon,
20:40Dewan juga,
20:41yang terhormat,
20:42bukan ini kan,
20:43kita sudah,
20:44kepaksa-kepaksa ini,
20:46yang mesti jelaskan semua,
20:47jadi,
20:47mengimbangkan,
20:48tidak dikamah,
20:49nanti juga bisa ada saksi-saksi,
20:51sini Pak,
20:52itu Pak Ketua,
20:53saya minta mohon.
20:57Bagaimana?
21:01Ya misalkan Pak,
21:05ya kalau mereka melarikan,
21:07tentu melanggar disiplin Pak,
21:09apa itu Pak?
21:11Nah itu kan,
21:12susah kami mau ngomong sini kan,
21:13melakukan yang,
21:16ya persetubuhan yang tidak jelas itu Pak,
21:20lalu hamil,
21:21lari,
21:23gugurkan,
21:26itu Pak.
21:27Nah ini bukti ada Pak,
21:28kawin lagi,
21:31bukan kawin Pak,
21:33hubungan gelap,
21:34nah ini kan,
21:35yang musum begini kan,
21:37hubungan musum,
21:37hubungan yang,
21:39di luar nikah,
21:41ya itu begitu terjadi,
21:42terjadi begini semuanya,
21:45nah kalau itu kita keluarkan nanti apa,
21:46keluarganya,
21:48nanti bagaimana Pak,
21:50atau punya,
21:52dan juga pindah-pindah,
21:55ada yang sudah punya istri,
21:56di satu tempat,
21:58masing itu juga berbuat,
22:02nah ini Pak,
22:04jadi kami juga,
22:05serba susah,
22:08nah kita juga ada bukti-bukti,
22:09semua kenapa kita ini semuanya,
22:12itu yang kadang-kadang,
22:14kita tuh,
22:15kalem gitu semuanya,
22:16kan sudah,
22:17melaksanakan apa yang dulu,
22:19Komnas HAM sudah lakukan,
22:22berdamai semua,
22:22sudah dilakukan,
22:24kapan selesai,
22:25nanti kalau saya sudah meninggal,
22:27kena anak saya lagi,
22:28tapi kan perusahaan sudah tidak ada,
22:30tutup suahnya Pak,
22:31dan lainnya,
22:32jadi,
22:33itu kan yang benar,
22:35kalau dulu nekar semuanya,
22:36disini,
22:37ya kita sudah doakan,
22:39biar mereka dapat tempat yang baik semuanya,
22:42semuanya,
22:43dan mereka juga,
22:44tidak ganggu suah,
22:45sekarang kok,
22:46orang-orang tidak ada semuanya ini,
22:48ditimbukan lagi,
22:49bahkan sekarang menimpannya,
22:51hampir kita,
22:53ketahuan malu sekali dengan semuanya,
22:55tetapi,
22:56yang tahu,
22:57tidak benar semua juga,
22:59pengen ceritakan,
23:00ini tidak benar,
23:00tidak benar,
23:01berita ini tidak benar,
23:03nah ini Pak,
23:04Dewan yang kami terhormat,
23:05itulah,
23:06kita juga sini semuanya,
23:07bukan kita bilang ini,
23:08kita juga pemain,
23:10saya juga pemain juga Pak,
23:11kita juga pemain sama latihannya,
23:14jadi masing-masing ada,
23:16yang perbuatan masing-masing ini,
23:17kalau benar-benar,
23:19ya lakukan ini,
23:21ya,
23:21kalau mau,
23:22sip Pak Yansan,
23:23teres,
23:24teres,
23:25aman,
23:26Pak Yansan,
23:27kelukesan sudah selesai,
23:28silakan Pak,
23:30kuasa hukum,
23:31terima kasih pimpinan,
23:33Pak kuasa hukum,
23:34sebentar,
23:35sebelum mengomong,
23:36jadi jangan nanti ngomong lagi,
23:37nanti ini begana begini,
23:39jangan lagi ya,
23:40ini,
23:40ini agar,
23:42di ruang terbuka ini,
23:43secara transparan,
23:45keluhan masing-masing,
23:46kita dengerin,
23:48dan,
23:49saya harapannya cuma satu,
23:50keluar dari ruangan ini,
23:52Bapak dan Ibu bersamaan duduk,
23:54apapun resikonya,
23:55jangan lagi ada UAI,
23:57nanti begana begini,
23:58Pak,
23:59Pak Yansan,
24:00apapun pasti salah,
24:02mau hubungan gelap lah,
24:04ini lagi hubungan-hubungan gelap,
24:05memang gelap-gelap enak Pak,
24:07jangan lagi ada hubungan terang lagi,
24:09nggak ada lagi itu,
24:09nggak ada Pak,
24:10wih sudah pokoknya,
24:11pengen duduk sama-sama,
24:12minta diperhatiin nih Pak,
24:13cuman itu doang,
24:15lebihnya nggak ada,
24:16nah silahkan,
24:17terima kasih pimpinan,
24:19memang tidak ada ujungnya,
24:21kalau saling berdebat,
24:23tetapi apa yang disampaikan Pak Yansan tadi,
24:26bahwa ada bukti-bukti,
24:28tolong kami dikasih bukti,
24:29bahwa sekian puluh tahun bekerja,
24:32mereka itu mendapatkan gaji,
24:34Ida,
24:35tadi yang disampaikan Pak Yansan,
24:37ketemu dengan orang tua,
24:38itu setelah cacat,
24:41sebelum cacat,
24:42disembunyikan,
24:42dicari orang tuanya,
24:44setelah tidak berguna,
24:46baru dikembalikan ke orang tua,
24:48setelah cacat,
24:50seperti yang sekarang ini,
24:52satu rupiah pun,
24:53nggak usah satu juta,
24:55satu rupiah pun tidak dapat,
24:56santunan,
24:57maka kembali lagi,
24:59kalau ini kembali ke rekomendasi Komnas HAM,
25:04selesai kekeluargaan,
25:07nggak pernah dijalankan,
25:08oke satu,
25:09yang kedua tadi disampaikan,
25:11orang tuanya,
25:12anak-anak ini yang menyampaikan ke bapaknya Pak Adi,
25:15ini Lisa saksi hidup,
25:17yang ngambil Pak Yansan,
25:19kasih kesempatan dia cerita,
25:21bagaimana dipisahkan dengan orang tuanya,
25:24dia nangis di dalam mobil itu,
25:26mumpung ada,
25:27bagi saya ini pelanggaran berat,
25:30ayuklah,
25:31apa yang disampaikan oleh pimpinan tadi,
25:33niatan baik itu,
25:35diterima dengan lapang dada,
25:38dan ini tidak bicara soal sebelas,
25:39masih ada yang di luar,
25:41yang tidak bisa hadir di sini,
25:43tapi mereka adalah kabur dari sirkus,
25:46kalau memang kerasan,
25:47nggak mungkin kabur,
25:49tapi karena banyak kekerasan di situ,
25:52usia lima tahun,
25:53sepuluh tahun,
25:54belum berani kabur,
25:55setelah di atas 16 tahun,
25:57baru berani kabur,
26:00kasih kesempatan,
26:01ibu-ibu ini cerita,
26:03supaya,
26:04ada hal bahwa,
26:05ini masa lalu,
26:07betul dulu belum ada undang-undang HAM,
26:09belum ada undang-undang pelindungan anak,
26:12betul,
26:13tetapi sekarang ini sudah ada undang-undang pengadilan HAM,
26:17potensi dibuka kasus,
26:18karena tidak mengenal kada luar sah,
26:22tetapi karena pimpinan sudah punya itikat baik,
26:25kami diem,
26:26tapi kalau ternyata saling menyalahkan,
26:28menyudutkan,
26:30tentu,
26:31mereka-mereka ini juga emosi,
26:34dipisahkan dari orang tua loh ini,
26:36bertahun-tahun,
26:37nggak bisa ketemu,
26:38kecuali setiap bulan,
26:40orang tuanya datang,
26:41ada bukti foto,
26:42ini loh,
26:42orang tuanya butet,
26:43ini orang tuanya ide,
26:45buktikan mana itu setiap bulan,
26:47setiap tahun misalnya,
26:48nggak ada sama sekali,
26:51sampai hari ini mereka ini,
26:52mayoritas tidak tahu asal-usulnya,
26:55kasih kesempatan,
26:56ayo,
26:56dulu yang ambil siapa,
26:58Pak Janssen,
26:58di mana dia ambilnya,
26:59di Mangga 2,
27:00cari orang tuanya,
27:02nggak ada kesempatan itu pimpinan,
27:04terima kasih.
27:05Oke,
27:06kan apa saya bilang,
27:08nggak ketemu nanti,
27:10yang benar Pak Janssen,
27:11dengan segala kerendahan hati,
27:14dengan segala keterbukaan perasaan,
27:16pikiran Pak Janssen sebagai juga pemain,
27:19ini sikapi dengan seksama,
27:21yuk duduk sama-sama,
27:22nggak usah sari kesalahan,
27:23pasti nggak akan benar,
27:26dirkrim um,
27:27nanti pusing lagi kerja baru Pak,
27:29balik lagi mikirin,
27:30datangin lagi itu tempat TKP,
27:33nanti orang tua diundang,
27:34periksa,
27:35duit anggarannya kagak ada,
27:37ngurusin penyelidikan,
27:38khusus sirkus nanti,
27:40jadi Pak Janssen dan tim,
27:42berkenan ya,
27:43duduk sama-sama,
27:44di sini juga berkenan ya,
27:46jangan lagi ngomong di berita,
27:48udah stop berita,
27:49nggak ada lagi berita,
27:50udah,
27:51duduk sama-sama,
27:52kalau seminggu nggak selesai,
27:56nah,
27:56datang lagi sini,
27:57baru kita laporin ke Polda,
27:58mana yang benar,
28:00mana yang salah,
28:01nanti baru berlanjutlah prosesnya,
28:05demikian Pak Janssen,
28:06supaya jangan ini ntar bilang,
28:07oh ini orang tua bagaimana,
28:09pusing Pak,
28:11lebih baik duduk sama-sama,
28:13disaksikan oleh Pak Dirkrim,
28:15um, Polda Jabar,
28:16mana yang baik,
28:17mana yang salah,
28:19mana yang kurang,
28:20mana yang oke,
28:21dudukin sama-sama,
28:23pertemukan perwakilan,
28:24duduk pengelola,
28:26perwakilan dari sini,
28:27pertemukan duduk sama-sama,
28:28untuk menjadi pembahasan yang lebih lanjut,
28:30nanti kalau sudah final,
28:33Bapak udah oke kanan-kiri,
28:35nah,
28:35Bapak kirim surat ke Komisi 3,
28:37terima kasih Pak,
28:38sudah selesai,
28:40nah,
28:40kita senang dengar ya,
28:42kalau gini Pak,
28:42ini,
28:43ini,
28:44warga-warga ini,
28:45Komisi 3,
28:46nanti nggak selesai-selesai juga,
28:48Pak Janssen,
28:50keluarga dari,
28:51para pemain cirkus,
28:54mantan pemain cirkus,
28:56terima kasih sudah hadir di sini,
28:58kita berharap Bapak Ibu,
29:00mendapatkan jalan yang cukup ringan,
29:03dan mendapatkan jalur yang cukup luar biasa,
29:07Pak Dikrim Um,
29:08mohon bantuan,
29:09untuk kedua belah pihak,
29:10duduk sama-sama,
29:12lawyer juga nanti,
29:13mungkin dari lawyer sini,
29:15jangan berasarkan,
29:16nanti,
29:16nanti,
29:17wah ini berasarkan Komnas HAM,
29:20ini begini,
29:21ini begini,
29:21jangan juga,
29:23keterbukaan saja,
29:24hati yang luas dibuka,
29:27jadi,
29:28jangan nanti nanti nanti,
29:28nanti Bapak dianggap,
29:29menang-menang berduit,
29:31nanti kita merasa orang kecil,
29:34jangan ya Pak ya,
29:35Pak lawyer nanti,
29:37juga,
29:37nanti jangan emosi kalau ketemu,
29:39Bapak Janssen juga diwakili dengan perwakilannya,
29:42juga tenang,
29:43satu sama lain duduk,
29:45cari jalan tengah,
29:46yang terbaik bagaimana,
29:48tidak dalam,
29:49pada posisi kesalahan,
29:50dan jangan lagi ada,
29:51di ruang publik,
29:52untuk konten,
29:53atau berita,
29:55saya akan beritain ini kepada,
29:57berita nanti setelah keluar dari ruangan ini,
30:00untuk menyampaikan bahwa,
30:02Bapak Ibu adalah,
30:03pengen keterbukaan,
30:05untuk mencari damai,
30:06tujuan yang lebih indah,
30:08dan lebih tenang,
30:10terima kasih teman-teman,
30:11Bapak Ibu sekalian,
30:11pimpinan,
30:13andai kata,
30:14tadi waktu yang disampaikan,
30:15satu minggu,
30:16tidak ada kesepakatan apa,
30:18itu tadi saya bilang,
30:19laporin saja,
30:22pimpinan begini,
30:23di dalam surat kita,
30:24yang kita ajukan kepada,
30:25pimpinan komisi tiga,
30:28kecil bagi kami,
30:29bahwa kalau ada etikat baik,
30:31dari OCI,
30:32maupun Taman Safari,
30:34kita keterima,
30:35tetapi kalau dilihat,
30:36dari sambutan jawaban-jawaban,
30:39di media,
30:39kok menurut saya kecil,
30:41untuk bisa,
30:41sebab,
30:42mereka juga sangat tersakiti,
30:45karena jawabannya,
30:46tidak mengakui,
30:48kalau bagi kami,
30:50sederhana,
30:50okelah,
30:51soal kekejaman,
30:52pembuktiannya susah,
30:54tetapi,
30:56diambil sejak kecil,
30:57dipisahkan dengan orang tua,
30:59itu pembuktiannya mudah,
31:00dan mereka mengakui itu,
31:02dan ini pelanggaran hambrat,
31:04apalagi di dalamnya,
31:06terjadi perbudakan,
31:07membudakan,
31:09dan terus terang,
31:10ini sejarah kelam,
31:11yang menurut saya,
31:13ayo kita ungkap,
31:14kita akhiri,
31:16harapan kami,
31:17di komisi tiga lah,
31:18kita mendapatkan,
31:19keadilan ini,
31:20sehingga,
31:21tolong jangan langsung,
31:22diberikan,
31:23kepada pihak kepolisian,
31:25nyatanya,
31:26kasus ini sudah pernah di SP3,
31:28oleh pihak kepolisian,
31:29dan itu sungguh,
31:30mengecewakan buat kita,
31:3197 dilaporkan,
31:3499 SP3,
31:37tanpa pelapor,
31:38juga dikasih tahu,
31:41jadi sekali lagi,
31:42kami berharap,
31:43ada keadilan di sini,
31:45ada peluang,
31:45undang-undang ham digunakan,
31:47undang-undang pengadilan ham digunakan,
31:49supaya sejarah kelam ini,
31:52bisa mendapatkan keadilan,
31:54terima kasih bimbenan,
31:55terima kasih,
31:56pokoknya itu 97,
31:5798 tadi bilang,
31:5897,
31:5999,
32:00ini 2025,
32:02tenang aja,
32:03jangan khawatir,
32:04polisi sekarang lebih takut,
32:05untuk keterbukaan,
32:06dan kami percaya,
32:07komisi 3,
32:08nah,
32:09karena percaya,
32:10kasih waktu,
32:11kalau 7 hari,
32:12tidak diberikan ruang yang baik,
32:14Bapak laporin lagi,
32:15nanti kita yang pantau urusannya,
32:17terima kasih,
32:18wabarakatuh,
32:19wabarakatuh,
32:19wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
32:21selamat menikmati,
32:22selamat menikmati,
32:23selamat menikmati,

Dianjurkan