"Saksikan tayangan kami Official Youtube IDX Channel di Program Market Buzz, Rabu (16/04/2025) dengan tema Menilik Implikasi Negosiasi Tarif RI-AS Pada IHSG."
Category
📺
TVTranscript
00:30Dan BBNI turun 5,9% tertekan Sentiment X Date Dividend.
01:00Dan kami hadirkan pemirsa informasi terkait agenda emiten pada hari ini Rabu 16 April 2025, BJBR Rapat Umum Pemegang Saham, KDTN RUPS, Tris RUPS, kemudian BBNI DPS Dividend Tunai, BBTN DPS Dividend Tunai, HAIS DPS Dividend Tunai, SORA DPS Dividend Tunai, dan Saham Roti Adekum Dividend Tunai.
01:29Dan pemirsa kami update informasi seputar bursa Asia di mana Nikkei 225 ini terpantau mengalami pelemahan 0,52%, SDI naik 0,04%, pemirsa kemudian Kospi turun 0,29%, dan Hang Seng ini mengalami pelemahan 0,71%.
01:54Dan pemirsa sudah tersambung melalui line zoom bersama dengan Abdul Haq Al-Faruqi, analis dari snogsnow.id.
02:05Halo Mas Abdul, apa kabar?
02:08Halo Mas, kabar baik.
02:10Iya, Mas Abdul, kalau kita lihat nih IHSG kemarin pada penutupan perdagangan menguat 1,15% ya, ke 6.441, yang juga menandakan penguatan selama 4 hari berturut-turut nih hampir 8% begitu ya.
02:22Dan kita lihat nanti pembukaan perdagangan sesaat lagi akan seperti apa?
02:26Review Anda, apakah ini masih dalam tren volatilitas yang kemudian naik turun?
02:30Atau kemudian bisa menandakan tren optimis untuk bullish nih Mas Abdul?
02:35Hmm, oke. Kita lihat ya bahwasannya memang IHSG ini masih, saya katakan masih tertolong ya.
02:43Karena kalau kita review ke beberapa pekan terakhir ya, di mana memang ketika Donald Trump mengenakan tarif resiprokel ke beberapa negara ya,
02:53tentunya tarif tersebut lumayan cukup tinggi.
02:56Dan Indonesia juga terkena salah satunya.
03:00Di sana, volatilitas cukup tinggi yang terjadi di bursa-bursa Asia maupun bursa Eropa ya.
03:07Kita lihat penurunannya cukup dalam, lebih dari 8% seperti sempat terjadi di Dow Jones juga.
03:14Itu penurunan sangat signifikan.
03:16Tetapi memang bursa saham Indonesia masih terselamatkan karena libur lebaran.
03:21Dan akhirnya mengalami trending halt ketika pembukaan pasca libur lebaran di 8 April 2025.
03:28Tapi kita lihat lagi, ketika pembukaan market Indonesia di situ sudah mulai timbul beberapa kebijakan baru lagi dari Donald Trump
03:37yang mengindikasikan adanya penundaan terkait dengan kebijakan tarif yang akan dikenakan oleh Donald Trump kepada negara-negara eksportir ke Amerika Serikat.
03:49Nah, penundaan tersebut terjadi 90 hari ke depannya sejak ditetapkan kebijakan penundaan tersebut.
03:56Sehingga memang ketika penundaan ini terjadi, di tanggal 10 April, penundaan ini membangkitkan gairah lagi pasar saham di Indonesia.
04:06Hal ini tercermin di bawah dari ISG sebesar kurang lebih 7,9%, sempat naik lebih dari 8%, tetapi closing kemarin itu di 7,9% penguatannya.
04:18Sehingga memang penundaan tarif ini menjadi sentimen utama mengapa ISG mengalami kenaikan yang sangat signifikan dalam 4 hari terakhir.
04:27Nah, selanjutnya memang penguatan dari ISG ini juga diikuti dengan penguatan bursa-bursa global dan Asia.
04:34Nah, seperti misalnya kita lihat di GI setelah turun cukup signifikan, di tanggal 10 April juga di GI mengalami penguatan itu hingga 8%,
04:43lalu juga ada Nikkei yang menguat 7,7%, dan kita lihat dari bursa Hong Kong, itu ada angseng, itu menguat 13,9%.
04:52Sehingga memang penundaan tarif selama 90 hari ini menjadi sentimen pertama pendongkrat pasar saham yang ada di seluruh dunia termasuk di Indonesia.
05:01Baik, tapi optimisme Anda setidaknya untuk pekan ini dan pekan depan lah Mas, ini sebenarnya volatilitasnya masih naik turun begitu,
05:09ataukah benar-benar sudah ada trend bullish yang bisa kita mulai optimis begitu?
05:13Karena kalau kita lihat dari bursa Amerika Serikat ini Dow Jones, S&P 500, kemudian Nasdaq juga ditutup merah nih gitu.
05:21Sejauh apa sih volatilitasnya masih akan terjadi selama pekan-pekan terdekat ini?
05:25Untuk volatilitas sendiri, kemungkinan terjadi masih tinggi ya, kita lihat penguatan GSG sudah sangat tinggi dalam 4 hari terakhir,
05:36dan memang butuh beberapa koreksi untuk GSG bisa kembali melakukan penguatannya.
05:41Tapi kalau kita lihat memang penguatan GSG sebesar 8% ini sudah cukup overbought,
05:47sehingga memang potensi koreksi akan terjadi untuk di akhir pekan ini, di hari ini, tersusulnya, dan hari Kamis, besok,
05:56akan ada koreksi, ataupun koreksi yang terbatas.
05:59Karena memang kita lihat lagi bahwasannya memang potensi koreksi ini akibat penguatan saham-saham blue chip yang sudah signifikan,
06:07ataupun saham-saham konglumerasi yang sudah naik signifikan,
06:10serta memang kepercayaan konsumen yang dirilis pada perdagangan lalu,
06:16kemarin kalau tidak salah itu turun sangat signifikan dari angka 126 ke angka 121 pada bulan Maret,
06:23sorry, iya, pada bulan Maret 2025.
06:25Nah, penurunan kepercayaan konsumen ini diakibatkan memang kemungkinan dari beli masyarakat yang berkurang,
06:32lalu ada penghasilan masyarakat yang turun,
06:33serta memang kelas menengah di Indonesia itu bertambah, sorry, turun 20%,
06:40sehingga memang ini menjadi sebuah sentimen negatif yang akan melemahkan pasat saham di Indonesia,
06:48kemungkinan untuk di pekan ini, seperti itu.
06:50Baik, tadi Anda katakan setidaknya di akhir pekan masih ada potensi penurunan,
06:54ataupun koreksi terbatas begitu ya, salah satunya tadi didorong dengan penurunan kepercayaan konsumen.
06:59Nah, tapi kalau kita lihat juga berita terbaru nih, Mas Abdul,
07:02Indonesia per hari ini begitu ya mengiripkan delegasinya ke Amerika Serikat,
07:06ada Menko Perekonomian Erlangga Hartarto,
07:08kemudian dari Perwakilan Dewan Ekonomi Nasional,
07:11Menteri Keuangan ini dikirim per hari ini begitu sejauh apa sih Anda melihat
07:15negosiasi yang akan dilakukan bersama dengan US, USTR,
07:19dan stakeholders lainnya akan menjadi sentimen cukup positif kah untuk hari ini?
07:25Iya, tentunya kita lihat lagi ya,
07:28apa saja yang dibawa oleh delegasi Indonesia ke Amerika Serikat ya,
07:32ada beberapa poin utama yang dibawa untuk dinegosiasikan kepada Amerika Serikat.
07:39Nah, untuk beberapa poin tersebut memang cukup penting ya,
07:43karena memang ini berhubungan dengan trade balance pada Amerika Serikat.
07:48Nah, contohnya seperti memang tingkat komponen dalam negeri atau TKDN,
07:52memang itu menjadi sebuah masalah yang akan dinegosiasikan pada Amerika Serikat,
07:57selanjutnya memang ada penawaran pada Amerika Serikat dari Indonesia terkait dengan relaksasi pajak ya,
08:04seperti pengurangan PPN ataupun PPH ya, terhadap produk-produk dari Amerika Serikat,
08:10dan juga nanti ada pemotongan biaya masuk dari Amerika Serikat.
08:14Nah, selanjutnya juga ada penawaran investasi ini dari Indonesia kepada Amerika Serikat,
08:19yang kita ketahui bahwasannya Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alamnya,
08:24dan juga memang sektor migas di Indonesia itu cukup lebih maju ya dibandingkan Amerika Serikat,
08:30khususnya di nikel, sehingga memang nanti akan ada investasi dari sektor migas yang akan ditawarkan oleh Indonesia,
08:37serta juga dari tim IT atau sektor IT akan juga diinvestasikan ke Amerika Serikat.
08:42Itu juga salah satu penawarannya,
08:44serta memang ada tambahan RI menambah impor dari Amerika Serikat.
08:50Nah, ini juga penawaran yang mungkin akan memicu,
08:54yang mana memicu negosiasi ini akan lebih calm gitu,
08:58sehingga memang nanti hasilnya juga akan diharapkan sesuai rencana,
09:03sehingga kebijakan resip prosesnya itu akan kemungkinan diturunkan,
09:06walaupun memang tidak mungkin 0% ya, dari 32% seperti itu.
09:10Baik, menarik tadi ya dikatakan mungkin Indonesia punya penawaran-penawaran yang cukup menarik,
09:16begitu ya terkait dengan TKDN, pengurangan PPN, investasi, pembukaan keran impor,
09:21dan kami akan menanyakan lebih lanjutnya bagaimana proyeksi Mas Abdul terkait level support dan resisten IHSG terdekat,
09:26tapi tahan dulu Mas Abdul akan kita tanyakan usai jeda berikut ini,
09:29tetaplah bersama kami di Market Pass.
09:31Iya, dan Pemirsa kami masih tersambung melalui Line Zoom bersama dengan Mas Abdul Hak Al-Faruki,
09:37selaku analis Stocksnow.id.
09:39Halo Mas Abdul.
09:42Iya, halo Mbak.
09:43Baik, kita lihat ini IHSG mengalami penguatan tipis gitu ya di pembukaan perdagangan,
09:48dan ada sejumlah saham-saham yang menguat, ada Fore, Antam, AADI, TPI, Abumi,
09:52kemudian pusatnya di INTP, Laba, INPC, Pegas, dan juga Mesin begitu ya.
09:57Tapi kami tanyakan lebih lanjut tadi Mas terkait dengan bagaimana proyeksi Anda terkait dengan level support
10:03dan juga resistensi di IHSG terdekat Mas.
10:08Oke, untuk IHSG sendiri ya di sini, kemungkinan senderung IHSG mengalami koreksi terlebih dahulu,
10:15memang koreksinya masih cukup terbacas ya, di luar memang kebijakan dari Amerika Serikat,
10:21yang kemungkinan nanti di luar ekspetasi ya seperti itu ya,
10:25untuk support terdekat IHSG itu kemungkinan saya melihat ada support dari dynamic MA20 disitu
10:33bisa menjadi support dynamic di 6.356, dan juga untuk resistensinya itu di kisaran level 6.554 hingga 6.606.
10:47Itu bisa menjadi resistensi yang kurisimati oleh Prestor.
10:49Baik, resistensi di 6.554 sampai 6.606 gitu ya Mas ya.
10:55Kalau kita lihat di perdagangan kemarin memang sudah banyak sekali diwarnai dengan sentimen dividen dan juga buyback gitu ya.
11:03Tapi kemudian sudah mulai berlalu gitu ya sentimen dari dividen,
11:08tapi mungkin buyback sendiri masih ada, AAD ini masih akan buyback 4 triliun rupiah.
11:13Anda melihat seperti apa nih review-nya?
11:14Oke, untuk AAD sendiri ya disini memang angka buybacknya cukup besar dibandingkan dengan emiten-emiten yang lainnya,
11:25dan juga memang selain AAD, banyak emiten melakukan buyback ya,
11:30khususnya untuk di semester 1 2025 ini.
11:33Nah, kalau kita lihat AAD ini kemungkinan akan mendongkrat kenaikan harga dari AAD yang mana kita lihat bahwa AAD sejak dari peak levelnya itu sudah turun kemungkinan lebih dari 50%,
11:45sehingga memang di sana ada potensi AAD untuk bisa kembali lagi ke peak levelnya,
11:52tapi memang dalam jangka waktu panjang seiring dengan AAD yang dilakukan oleh emiten ya.
11:57Nah, tentunya ASI buyback ini bertujuan untuk meningkatkan harga saham dan juga meningkatkan kepercayaan dari investor terhadap emiten ADI,
12:06yang mana memang ketika spin-off dengan AAD, di sini ADI menjadi prima dona,
12:11karena memang harapan dari investor adalah tingginya yield dari dividen yang akan dibagikan oleh ADI,
12:19walaupun memang tahun buku 2024 tidak dibagikan di tahun 2025 dan memang kita lihat lagi di tahun 2026 apakah dibagikan dari laba tahun 2025.
12:34Jika nanti dibagikan kemungkinan memang apresiasi terhadap dari AAD ini akan meningkat dengan seiring dengan kebijakan yang akan dilakukan oleh perusahaan terkaya dengan kembali yang dividen,
12:44karena memang emiten batubara terkenal dengan dividen yieldnya yang tinggi, seperti itu.
12:50Baik, berarti saat-saat ini menjadi saat yang tepat untuk kemudian entry atau bagaimana nih Mas Abdul?
12:56Oke, saya bisa bilang untuk ADI sendiri di harga range Rp 5.000 hingga level Rp 7.000,
13:02itu bisa menjadi area range buy yang cukup konservatif untuk para investor,
13:07karena kita lihat bahwa sebenarnya memang aset dari ADI ini setara dengan ITMG ataupun WTS,
13:14sehingga memang juga dibandingkan dengan harga saat ini memang masih terlampau jauh nih spread dari ITMG, WTS, dan ADI,
13:22sehingga masih ada ruang yang sangat signifikan kenaikannya bagi ADI,
13:26tapi dalam jangka waktu panjang ya untuk ADI sendiri, seperti itu.
13:30Baik, Mas Luk, di range Rp 5.000 sampai Rp 7.000 ini sudah jadi rekomendasi ya?
13:35Baik, Mas Luk, di range Rp 5.000,