• 4 hari yang lalu
KOMPAS.TV - Sejak bencana 2018, sebagian besar warga pesisir Pantai Mamboro memilih tetap tinggal di dekat laut meski pemerintah telah menyediakan hunian tetap di Tondo.

Jarak yang jauh dari pantai dan ketergantungan ekonomi sebagai nelayan menjadi alasan utama mereka enggan pindah.

Sebagai alternatif, pemerintah menawarkan dana stimulan untuk membangun hunian di lokasi yang lebih aman, lebih dari 100 meter dari zona rawan bencana.

Dengan pendampingan Arsitek Komunitas (Arkom), warga membangun hunian tetap secara mandiri menggunakan dana tersebut.

Teknologi Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA) diterapkan, namun tetap mempertahankan model rumah panggung, khas masyarakat pesisir.

Sebanyak 38 rumah telah dibangun di Hunian Tetap Mosinggani Mamboro, terdiri dari 10 rumah panggung yang mengedepankan kearifan lokal dan 28 rumah tapak.

Bersama Arkom dan berbagai lembaga, warga mulai menata lingkungan untuk menghadapi perubahan iklim dan meningkatkan resiliensi terhadap bencana.

Keberhasilan ini menjadikan Mosinggani Mamboro sebagai contoh kampung tangguh bencana di Palu.

Pada 2021, Arkom Indonesia bersama warga Mamboro meraih World Habitat Award Bronze Winner dari PBB (UN-Habitat) atas inisiatif pembangunan rumah kolektif untuk habitat yang lebih baik.

Sejak bencana, pembangunan di Mamboro juga sudah menerapkan mitigasi bencana secara menyeluruh, dengan melibatkan pemerintah, swasta, dan masyarakat dalam program Kampung Tangguh Bencana atau Kampung Resilien.

#palu #kampung #resilien

Baca Juga Pencarian Jurnalis Metro TV Sahril Helmi di Perairan Tidore Terus Dilakukan di https://www.kompas.tv/regional/572033/pencarian-jurnalis-metro-tv-sahril-helmi-di-perairan-tidore-terus-dilakukan



Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/572035/hunian-tetap-mosinggani-mamboro-jadi-contoh-kampung-tangguh-bencana-di-palu

Dianjurkan