• 7 hours ago
Presiden Prabowo Subianto menekankan pentingnya swasembada energi dalam pidato pertamanya usai dilantik pada 20 Oktober 2024 di Gedung Parlemen. Prabowo juga menegaskan akan berusaha memenuhi kebutuhan energi nasional atau swasembada energi. Prabowo mengingatkan bahwa ketergantungan pada sumber energi luar negeri menjadi ancaman serius di tengah ketegangan geopolitik global dan kemungkinan perang. Akibatnya, Indonesia harus memikirkan kemungkinan paling buruk dan memikirkan kebutuhan sendiri.

Swasembada energi yang akan dijalankan dalam pemerintahan Prabowo, antara lain dilakukan melalui upaya menggunakan energi panas bumi atau geothermal. Menurut Prabowo, Indonesia mempunyai cadangan yang cukup.

Category

📺
TV
Transcript
00:00Pemirsa Presiden Prabowo Subianto menyatakan bahwa suasembada energi masuk dalam program pemerintah dan untuk itu Prabowo menekankan pentingnya hilirisasi untuk mendukung target suasembada energi.
00:30Saudara-saudara sekalian, kita juga harus suasembada energi.
00:39Dalam keadaan ketegangan, dalam keadaan kemungkinan terjadi perang di mana-mana, kita harus siap dengan kemungkinan yang paling jelek.
00:55Negara-negara lain harus memikirkan kepentingan mereka sendiri.
01:03Kalau terjadi hal yang tidak kita inginkan, sulit akan kita dapat sumber energi dari negara lain.
01:13Karena itu kita harus suasembada energi dan kita mampu untuk suasembada energi.
01:25Demikian pernyataan Presiden Prabowo Subianto dalam pidato perdana usai secara resmi dilantik sebagai Presiden Republik Indonesia pada 20 Oktober 2024.
01:37Prabowo menuturkan Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah, baik sumber energi terbarukan maupun sumber energi fosil.
01:47Prabowo mengatakan Indonesia harus mampu memaksimalkan potensi dari sumber daya energi panas bumi hingga batu bara yang sangat melimpah.
01:58Kepala negara juga berharap program hilirisasi juga bisa dilakukan oleh para jajaran kabinetnya untuk dapat mendukung terwujudnya suasembada energi di Indonesia.
02:08Dan secara khusus untuk hilirisasi dalam mendukung suasembada energi, Prabowo menekankan tanggung jawab tersebut ada di lintas kementerian seperti kementerian investasi dan hilirisasi,
02:18kementerian perencanaan pembangunan nasional hingga kementerian energi dan sumber daya mineral.
02:25Nantinya kementerian koordinator bidang perekonomian dan ketua Dewan Ekonomi Nasional juga dapat ikut membantu untuk bisa melakukan inventarisasi proyek-proyek penting untuk program hilirisasi tersebut.
02:37Berbagai sumber IDX Channel
03:08dan sudah bergabung juga Pak Hendra Sinadia, Direktur Eksekutif Indonesia Mining Association.
03:13Halo Pak Hendra, apa kabar?
03:16Halo Udara, kabar baik. Terima kasih Pak Pras.
03:18Baik, terima kasih juga Pak Hendra atas waktu yang disempatkan.
03:21Kita langsung saja review ini Pak Yayan, bagaimana pandangan Anda tadi Pak Prabowo sudah menyebutkan suasembada energi sebagai salah satu program utama di Kabinet Merah Putih.
03:31Bagaimana tanggapan Anda?
03:33Oke, mungkin saya sebagai akademisi ya, pertama kita lihat dulu bahwa secara teori suasembada energi itu dapat dilihat berdasarkan pada empat dimensi.
03:43Yang pertama misalkan suasembada berbasis domestik, di mana penyediaan energi itu dipenuhi secara domestik, di mana fokus pada kebijakan ini yaitu kemudahan aksesibilitas.
03:54Dan kedua yaitu suasembada berbasis global, di mana penyediaan energi itu dipenuhi berdasarkan perdagangan internasional karena tersedia sumber daya energi global.
04:04Kemudian suasembada berbasis efisiensi ekonomi, artinya berdasarkan pada kemampuan daya beli masyarakat.
04:11Dan yang terakhir itu suasembada energi berdasarkan pada prinsip ramah lingkungan.
04:15Nah jika kita gunakan pada konsep di atas, maka jika kita padankan dengan astagita Prabowo-Gibran, maka konsep suasembada berbasis domestik itu yang menjadi prioritas ataupun target.
04:26Nah ada beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk mencapai pada suasembada berbasis domestik tersebut, yaitu negara harus memiliki sumber daya yang melimpa ataupun resource abundant,
04:36di mana pada saat ini kita tidak memiliki khususnya untuk fossil fuels, itu kita sudah mengalami net importers sejak tahun 2004.
04:44Nah artinya bahwa walaupun demikian, kita harus menggali energi alternatif yang lain dan kemudian negara mampu untuk menyediakan beragam jenis energi bagi masyarakatnya berdasarkan energi tersebut,
04:58sehingga masyarakat memperoleh diversifikasi energi alternatif tanpa dibatasi hanya satu atau dua jenis energi saja.
05:04Nah jadi dari dimensi tersebut, maka suasembada tadi itu dapat diartikan bahwa harganya mudah, harganya murah, kemudian juga aksesibilitasnya itu mudah,
05:17sehingga energi tersebut dijangkau oleh siapapun, sehingga dengan menambahnya tadi, katakan energi alternatif tadi, kemudian bisa mengganti energi konvensional yang sifatnya fossil fuels,
05:30maka pasokan suplai energi tadi menjadi semakin meningkat dan menurunkan harga energi secara perlahan.
05:36Nah kalau misalkan kita lihat terhadap konsep peningkatan substitusi energi alternatif, khususnya untuk suasembada energi ini,
05:43nah kalau kita lihat saat ini bahwa Indonesia itu tidak sesuai dengan konsep tadi, kenapa?
05:50Karena kalau kita lihat CD energi setiap tahun itu semakin meningkat, dan kemudian kita tidak memiliki banyak alternatif energi sehingga pasokan masyarakat untuk memperoleh akses itu relatif terbatas.
06:02Nah sehingga apa? Sehingga ini menyebabkan bahwa adanya bottleneck antara suasembada konsep dengan suasembada yang diinginkan ataupun realitas di lapangan.
06:15Nah kalau misalkan kita lihat juga bahwa pada saat ini, kalau kita lihat sifat dari suasembada energi kita itu relatif mahal ya,
06:25kalau kita lihat intensitas terhadap biaya khusus yang untuk meningkatkan GDP itu selalu naik setiap tahun.
06:37Dan kalau kita lihat tidak hanya intensitas energi itu semakin naik, juga dia semakin kotor.
06:44Nah kita lihat bahwa karbon release, misalkan bahwa penggunaan energi yang kita gunakan pada saat ini itu tidak terlalu mengikuti terhadap net zero emission,
06:55misalkan seperti biofuel, kemudian juga bioethanol dengan produktivitas pertumbuhan saham kita yang rendah, kemudian kita membutuhkan lahan yang lebih luas,
07:05kemudian juga kita lihat bahwa di beragam laporannya dan juga saya melakukan beberapa penelitian,
07:11kalau misalkan kita menggunakan citra data satelit dengan data NASA, bahwa khususnya untuk sektor pertambangan itu banyak menggunakan land use,
07:26jadi sehingga akan meningkatkan perubahan khususnya emisi yang diakibatkan forestry and other land use ataupun volume.
07:34Nah kalau misalkan kita lihat, maka kalau tidak salah sekitar bulan kemarin saya sudah membuat ada paper juga,
07:44di beberapa wilayah yang mengembangkan khususnya untuk industri energi yang berbasis mineral, misalkan seperti nickel dan lain-lain,
07:53itu meningkatkan particulate matters yang 2,5 mikro itu memberikan dampak terhadap produktivitas manusia.
08:03Misalkan dipakai di wilayah Sulawesi Barat dan lainnya, sehingga menjadi catatan bahwa solusi suasem bada energi ini tidak hanya harus affordable,
08:15kemudian accessible, juga harus sustainable.
08:18Baik, itu dia keberlanjutan begitu ya kalau kita bicara mengenai isu yang saat ini juga mengemukap.
08:23Nah Pak Hendra, lantas bagaimana sebenarnya sih kondisi terkini dari industri pertambangan Indonesia khususnya dari subsektor mineral dan juga batubara ini Pak?
08:32Iya, selamat pagi.
08:34Semendapat dengan Pak Yayan tadi, suasem bada energi itu harus memperhatikan aspek affordability, kemudian accessibility, dan juga sustainability.
08:43Nah, dalam konteks ketahanan energi atau sumber suasem bada energi, saya ingin menyoroti yang dari aspek penggunaan energi untuk kelistrikan ya.
08:55Tadi secara umum Pak Yayan menyampaikan secara general.
08:59Nah, kalau kelistrikan sendiri itu kita masih mengandalkan fossil fuel ya.
09:04Sebagian besar, sekitar 68% sampai 70% itu masih mengandalkan komoditas batubara.
09:10Nah, kalau melihat di data dari Pak Presiden Prabowo, suasem bada yang berlimpah, mungkin dalam aspek tertentu kecukupan energi yang dipasok oleh batubara itu masih dapat dikatakan kita sudah suasem bada.
09:26Nah, kalau kita lihat dari data-data cadangan batubara kita, yang menurut data dari Badan Geologi Kementerian SDM, itu kita masih memiliki sekitar 30 miliar ton.
09:37Kemudian sumber daya 99 miliar ton.
09:41Nah, kalau hanya untuk penggunaan domestik saja, yang rata-rata itu sekitar 200 juta ton sampai 250 juta ton lah dikatakan yang paling maksimal.
09:53Kita masih memiliki berlimpah untuk penggunaan dalam negeri, untuk batubara ya.
09:59Bisa dikatakan untuk memasok kebutuhan energi yang terus meningkat, seperti yang disampaikan Pak Yayan tadi, pertumbuhan energi terus meningkat,
10:07untuk kelistrikan, untuk memasok rumah tangga, kemudian industri, apalagi kita dengan mencapai target 8% growth itu tentu industrialisasi harus lebih masif.
10:20Nah, komoditas batubara sebagai sumber energi yang affordable dan sangat banyak kesediaannya itu bisa mencukupi.
10:30Nah, tentu saja tantangannya bagaimana sustainability-nya ini yang dipertimbangkan.
10:35Jadi, dari sisi ketersediaan cadangan untuk suasanabada kelistrikan sendiri, saya rasa cadangan batubara kita sangat cukup untuk beberapa puluh tahun ke depan.
10:46Wow, berarti sudah bisa menjadi pinjakan yang cukup kuat nampaknya ya kalau kita lihat begitu terkait dengan ketendaga listrikan dari sektor batubara begitu yang
10:55ya ini bisa menjadi pinjakan untuk menuju suasanabada energi Indonesia ke depannya berarti Pak Hendra?
11:00Iya, tentu saja dengan hanya untuk penggunaan dalam negeri saja kita bisa masih punya ratusan tahun ya, berdasarkan data-data biologi tadi kan,
11:09hampir 100 miliar ton kalau dikonversi sumber daya menjadi cadangan.
11:14Sekarang tantangannya bagaimana kalau isu di batubara kalau ketersediaan itu pasti masih banyak ya untuk dalam negeri.
11:22Nah, di satu sisi juga kita berbicara mengenai pertumbuhan ekonomi karena batubara tentu kontribusinya terhadap ketahanan energi,
11:30suasanabada energi, juga untuk kebutuhan ekonomi dari penderma negara ekspor dan lain-lain.
11:35Dan juga multiplier efek karena ekosistem industri batubara kan bukan hanya dilihat dari penambangnya tapi rantai pasoknya juga cukup luas.
11:44Jadi aspek ekonomi, multipliernya, kemudian ketahanan energi.
11:49Dan yang menjadi isu tentu ke depan adalah bagaimana teknologi untuk mengurangi emisi ini harus kita terus kembangkannya.
11:59Baik ekosistem pengembangan, kemudian teknologi yang digunakan begitu sehingga akan lebih lagi ramah lingkungan bisa dikatakan.
12:06Begitu kita akan bahas nanti di segmen berikutnya Pak Hendra, Pak Yen, kita akan jeda dulu sebentar.
12:09Dan Pak Mirsa, kami akan segera kembali usaha jeda berikut ini.
12:12Kita akan lanjutkan kembali perbincangan bersama dengan Bapak Hendra Sinadia, Direktur Eksekutif Indonesia Mining Association.
12:29Kemudian juga Pak Yayan Satyakti, Pengamat Ekonomi Energi dari Universitas Panjajaran.
12:34Baik Pak Yayan, lantas bagaimana kalau Anda melihat terkait dengan ekosistem tadi pengembangannya seperti apa,
12:39kemudian pemanfaatan teknologi tingginya juga yang tadi sudah disampaikan oleh Pak Hendra,
12:43sehingga bisa mendukung program suasemada energi di Indonesia tapi tetap menjaga kualitas lingkungan kita.
12:51Oke, ini memang yang agak komplikasi kalau misalkan kita lihat.
12:57Kalau dari sisi pembangkit, saya kira apalagi dengan PLTU,
13:02itu memang kalau kita lihat dari sisi komposisi biayanya,
13:07atau pun list cost, LCOI-nya itu kan relatif paling kompetitif dibandingkan dengan yang lain.
13:15Kalau kita katakan bahwa kita akan suasemada, memang bahwa PLTU itu yang paling kompetitif.
13:25Nah, tetapi jika kita lihat bahwa kalau misalkan kita ingin disesuaikan dengan national determined contribution,
13:34maka PLTU tersebut itu harus mulai didekomisioning,
13:38dan kemudian itu sudah mulai bergeser di tahun 2030 sampai dengan tahun 2050.
13:44Artinya ada mulai passing out of call.
13:46Nah, sehingga kita melakukan kerjasama yaitu dengan menggunakan just energy transition partnership,
13:53kemudian mendekomision kan beberapa PLTU.
13:56Karena apa?
13:57Karena kalau misalkan kita lihat bahwa PLTU ini itu tidak dalam jangka panjang itu akan berkurang.
14:07Karena apa?
14:08Karena kalau misalkan PLTU itu digunakan,
14:10maka di sini sustainability kita ataupun pertumbuhan ekonomi kita itu akan terganggu dalam jangka panjang.
14:18Kenapa?
14:19Karena itu akan menambah bahan emisi, kemudian keluar emisi berarti lebih kotor,
14:25kalau lebih kotor itu bisa menurunkan produktivitas,
14:29dan sehingga bisa mempengaruhi terhadap pertumbuhan ekonomi.
14:32Nah, sehingga pencapaian pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang Indonesia
14:36dengan menggunakan energi kotor ini itu tidak begitu bagus dalam jangka panjang.
14:40Nah, kalau misalkan kita lihat suasana energi yang diinginkan oleh Pak Prabowo itu,
14:46kalau misalkan kita lihat di astacitanya itu tidak berbasis pada energi khususnya batubara ya,
14:54tetapi berbasis pada energi nabati,
14:57dan kemudian berbasis misalkan kemarin ada geotermal.
15:00Jadi artinya bahwa beliau menginginkan bahwa substitusi suasembade energi ini itu tidak tergantung,
15:06dan kalau kita lihat juga bahwa coal, nikel, dan lain-lain itu adalah accessible resources.
15:11Artinya sumber daya tersebut itu akan hilang, dan kemudian harusnya itu kita hemat.
15:17Jadi kita hemat, kemudian juga kita harus meningkatkan nilai tambah dari penggunaan energi tersebut,
15:26dan kita harus padupat juga dengan ekosistem industri yang lain.
15:30Nah, patut dicatat bahwa peningkatan ekosistem industri yang paling tepat khususnya bagi Indonesia,
15:38sebagai katakan kita ini emerging economist.
15:42Nah, kalau kita dalam teori ekonomi disebutkan,
15:45kalau misalkan kita menggunakan asumsi business as usual,
15:48katakan dengan menggunakan perfect competition, atau misalkan constant return fiscal,
15:53setiap penurunan emisi itu akan menurunkan juga pertumbuhan ekonomi.
15:57Kenapa Amerika Serikat tidak melakukan ratifikasi pada saat itu Kyoto Protocol?
16:03Karena mereka tidak ingin kalau misalkan emisinya turun, pertumbuhan ekonominya juga turun.
16:09Nah, kalau misalkan kita ingin meningkatkan pertumbuhan,
16:12sedangkan bagi Indonesia, kita ingin pertumbuhan ekonominya naik 8%.
16:16Artinya apa? Artinya bahwa emisi ketika emisi itu ingin turun,
16:21tetapi kita menginginkan produktifitas itu ingin naik.
16:25Artinya apa? Artinya bahwa investasi yang harus kita lakukan,
16:28itu kita harus melakukan apa? Resource saving.
16:31Kemudian juga ada energy efficiency.
16:34Kemudian juga banyak sekali yang sifatnya,
16:36kalau dalam misalnya ekonomi, namanya increasing return to scale.
16:39Nah, kalau increasing return to scale itu artinya apa?
16:42Artinya teknologi industri yang digunakan,
16:44baik itu pembangkit maupun industri hilirisasi,
16:47itu harus bersifat capital intensive dan low emission reduction.
16:53Nah, kebutuhan investasinya itu berapa kali?
16:56Nah, berdasarkan hasil perhitungan saya coba-coba,
16:59saya memiliki model ekonomi ya,
17:03nah itu kebutuhannya berapa kali?
17:05Kalau misalkan kita ingin capai sampai 8%,
17:07itu kebutuhannya 4-5 kali.
17:10Nah, ini kita mampu nggak untuk mencapai kebutuhan,
17:13katakan agar apa? Agar emisinya bisa diturunkan,
17:17kemudian juga growth-nya itu bisa tetap, apalagi bisa sampai 8%.
17:21Nah, itu berarti kebutuhan yang sekarang dibutuhkan,
17:25itu hanya meng-cover sekitar 20-30%,
17:29sedangkan sisanya yang 70% itu siapa?
17:32Itu Indonesia yang harus bisa membiayai agar kita mampu,
17:37nah ini kita ceritanya bukan 8% dalam 5 tahun ya,
17:40ini 8% itu saya skenario-nya sampai dengan 20 tahun,
17:4324 tahun sampai dengan 2050.
17:46Jadi kalau misalkan sekarang Pak Prabowo ingin menggenjot katakan 8%
17:50melalui energi alternatif,
17:52ini agak repot, kecuali kalau misalkan Prabowo sampai 3 atau 4 periode ya,
17:56nah itu mungkin bisa.
17:59Bayangin menarik.
18:00Lantas Pak Hendra, Ima melihatnya sendiri bagaimana?
18:02Apakah bisa beriring, seiring sejalan?
18:04Kalau kita bicara mengenai tadi memanfaatkan energi sendiri
18:07untuk bisa mengejar suasemada energi,
18:09lantas bentuk perumusan kebijakan yang ideal itu seperti apa?
18:12Agar konsistensi dari program suasemada energi juga bisa tercapai.
18:18Ya tentu itu pilihan kebijakan yang akan diambil oleh berita.
18:22Setiap pemerintah tentu mempertimbangkan resources,
18:26kemampuan ekonomi juga dan juga faktor-faktor lain
18:29dalam memperhatikan kebijakan yang tepat bagi negara masing-masing.
18:33Tadi yang saya sampaikan Indonesia dari sisi kecukupan,
18:36kita punya cukup banyak ya untuk kelistrikan itu batu bara
18:40bahkan ratusan tahun jika ingin digunakan dalam negeri.
18:43Isunya tentu saja adalah teknologi.
18:46Jadi setiap hal yang dikatakan oleh Pak Yayang,
18:49ini teknologi emisi yang dihasilkan dari pembangkit listrik
18:53berbasis batu bara, ini memang sangat tinggi.
18:55Tapi teknologi terus berkembang dan juga banyak pembangkit
18:59yang udah mulai menggunakan ultra super critical,
19:02emisinya lebih rendah, namun tentu saja ini masih mahal.
19:05Dan clean coal teknologi atau carbon capture,
19:09ini yang sebenarnya yang sangat diharapkan bisa sebagai game changer,
19:13tapi ini yang masih mahal.
19:15Tentu saja pilihan kebijakan bagaimana Indonesia,
19:19pemerintah Indonesia bisa mengupayakannya,
19:23bagaimana teknologi ini bisa diperoleh
19:26atau mungkin dengan dukungan negara-negara luar.
19:29Di sisi lain ada pilihan kebijakan untuk mempercepat
19:32atau co-faced out yang tadi disampaikan oleh Pak Yayang.
19:36Pemerintah punya hitung-hitungan ya,
19:38bagaimana kondisi keuangan negara,
19:40satu sisi kita punya surplus batu bara untuk kelistrikan
19:44dan satu sisi kita juga menghadapi tantangan untuk pertumbuhan,
19:49apalagi industri, ini harus berkembang cepat
19:52dan yang paling penting untuk mendukung industrialisasi tentu energi.
19:57Nah di sini mungkin bisa dilihat bagaimana model pembangunan di China,
20:03salah satunya di Tiongkok ya,
20:05karena mereka juga punya cadangan batu bara terbesar di dunia,
20:08cadangan sumber energi terbarukan juga sangat besar,
20:12mereka membangun secara masif energi terbarukan,
20:16tapi di satu sisi juga mereka memanfaatkan energi fosilnya,
20:20terutama batu bara seiring sejalan dengan terus meningkatkan teknologi.
20:25Nah model-model itu tentu bisa juga menjadi referensi bagi pemerintah,
20:31karena kita harus akui terlepas dari banyaknya komproversi,
20:36batu bara ini masih menjadi sumber energi yang diandalkan,
20:39dalam 10 tahun terakhir ini growthnya terus meningkat,
20:43meskipun di tengah tekanan resesi,
20:46kuncinya adalah di teknologi,
20:49dan juga banyak upaya-upaya perusahaan-perusahaan
20:52untuk mengurangi emisi dengan menggunakan sumber energi terbarukan,
20:56ini tren juga sudah berkembang,
20:58tentu saja pengelolaan lingkungan, reklamasi, dan lain-lain,
21:01dan juga kita jangan lupa untuk mengurangi emisi kita punya karbon,
21:05potensi karbon yang sangat besar sebenarnya,
21:08yang belum banyak dimanfaatkan.
21:10Nah itu dia, dari sisi IMAH sendiri apakah sudah mendorong anggotanya
21:13untuk bisa menggunakan teknologi-teknologi tertinggi tadi,
21:16kemudian sehingga bisa lagi meminimalisasi dari kondisi lingkungan
21:21yang terdampak dengan adanya pemanfaatan energi fosil?
21:26Ya sudah banyak yang dilakukan,
21:28salah satunya tadi yang disorotin oleh Pak Yayan,
21:32ini penggunaan biodiesel, ini mandatory dari government,
21:35meskipun dari sisi operasional ini terus terang juga beban biayanya lumayan,
21:40tapi kita sudah melakukan itu,
21:42di satu sisi memang penggunaan polu akan berdampak,
21:45kami dari sisi pelaku usaha sebagai mitra pemerintah
21:48tentu mentaati bagaimana aturan pemerintah,
21:51masalah emisinya seperti apa,
21:53kami yakin itu pasti mengurangi emisi,
21:55meskipun berdampak terhadap polu,
21:57kemudian juga teknologi pertamanan berkembang,
21:59banyak otomatisasi sekarang dilakukan,
22:03bahkan kendaraan bawah tanah juga,
22:05truk-truk listrik juga sudah mulai berkembang,
22:08dan ini mungkin 5-10 tahun akan masif,
22:11penggunaan listrik elektrik di pertambangan,
22:14juga pengangkutan vessel juga sudah mulai menggunakan
22:18secara bertahap bio fuel,
22:20jadi teknologi terus berkembang,
22:23jadi dengan teknologi terus berkembang,
22:25apalagi kalau carbon capture ini sudah bisa diterialisasi,
22:28harusnya potensi emisi dari pertambangan batu bara,
22:31ini bisa direduce,
22:33di satu sisi kita juga bisa mengakselerasi pembangunan ekonomi kita,
22:38dan juga energi terbarukan,
22:40dan investasi di energi terbarukan,
22:42ini juga banyak didrive oleh perusahaan-perusahaan yang berbasis fosil,
22:46nah ini juga menariknya,
22:47bahwa perusahaan batu bara semakin meneka growth,
22:50mereka juga berinvestasi di sumber energi terbarukan.
22:53Oke, ini menarik.
22:54Pak, yang terakhir bagaimana Anda melihat proyeksi ke depan,
22:56begitu terkait dengan suasana energi,
22:58begitu supaya tadi bisa ada harmonisasi antara energi fosil dan terbarukan?
23:06Mungkin kalau saya lihat ini yang menjadi masalah itu di transisi energinya ya,
23:11karena sampai sekarang itu walaupun sudah kita memiliki ada pembiayaan,
23:15dan juga semoga ada transport teknologi terhadap katakan fosil ke renewables,
23:23kemudian juga ini mungkin harus dibangun rencana yang lebih konkret.
23:29Kalau misalkan kita lihat di GTP,
23:31di GTP ya katakan ada decommissioning,
23:34kemudian juga energi alternatifnya ada,
23:36tapi ini masih belum clear,
23:39kira-kira itu akan seperti apa.
23:41Nah kalau misalkan,
23:43saya mungkin cenderung pada saat ini,
23:45mungkin kita dalam jangka pendek itu mungkin harus membangun semacam
23:51kebijakan energi dengan PLTU yang memang,
23:55kalau misalkan kita lihat bahwa itu PLTU memang yang paling bersih,
24:01dan kalau saya agak mengkhawatirkan ya,
24:03kalau misalkan nuklir ya,
24:04tapi mungkin lebih baik memperbaiki PLTU itu dengan bersifat lebih ramah lingkungan,
24:10kemudian juga lebih bersifat sosiete development juga,
24:14dan kemudian agar proses ini itu bisa secara perlahan,
24:20karena untuk pengembangan renewables juga itu tidak hanya dalam jangka waktu 5-10 tahun,
24:25beberapa jara maju itu perkembangannya mungkin harus sejak 15-20 tahun yang ramah.
24:31Baik, itu dia.
24:32Berarti tetap aja PR dan tantangannya masih ada,
24:34yang penting bagaimana commitment keseriusan dari pemerintah sendiri untuk bisa menjalankan tadi,
24:39supaya energi terbarukannya juga bisa terlaksana dengan baik,
24:43kemudian tadi energi fosil bisa juga menjadi salah satu cadangan lah,
24:47paling tidak andalan juga kita bisa memanfaatkan energi listrik di Indonesia.
24:52Baik, Pak Ian terima kasih banyak atas waktu yang disempatkan,
24:54kemudian Pak Hendra terima kasih juga atas sharing informasi yang sudah Anda update kepada pemirsa pada hari ini,
25:00selamat melanjutkan aktivitas Anda kembali dan sampai berjumpa kembali.
25:04Pak Ian, Pak Hendra terima kasih.
25:08Baik pemirsa, satu jam sudah saya menemani Anda dalam Market Review,
25:12dan memberi terus informasi Anda hanya di IDX Channel,
25:15Yotra Sporti and Comprehensive Investment Reference.
25:18Karena urusan masa depan harus terdepan,
25:20aku investor saham, ya saya Prasetyo Wibowo,
25:23beserta seluruh kerabat kerja yang bertugas pamit undur diri,
25:26terima kasih, sampai jumpa.
25:42Terima kasih.

Recommended