• 9 hours ago
Sejumlah ekonom menyoroti target Pemerintah Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, yang akan mengejar pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8%. Core Indonesia menyebutkan, Pemerintah harus serius dalam meningkatkan kinerja sektor manufaktur yang terancam mengalami de-industrialisasi. Untuk itu, perlu lompatan dari pertumbuhan ekonomi rata-rata 5% dalam 10 tahun terakhir, dengan meningkatkan sektor manufaktur.

Industri manufaktur dinilai memiliki peran penting dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi, mulai manufaktur pendukung pariwisata hingga manufaktur pertanian. Selain itu, sejak 20 tahun terakhir kontribusi manufaktur di Tanah Air cenderung turun. Sehingga tidak heran diperlukan kebijakan yang tepat dan aturan yang saling mendukung antar kementerian dan lembaga.

Category

📺
TV
Transcript
00:00...
00:02...
00:04...
00:06...
00:08...
00:10...
00:12...
00:14...
00:16...
00:18...
00:20Halo pemirsa, apa kabar anda hari ini?
00:22Langsung dari studio IDX Channel Jakarta
00:24saya Prasetyo Wibowo kembali hadir
00:26dalam Market Review, program yang mengupas
00:28isu-isu yang menjadi penggerak
00:30ekonomi di Indonesia. Livestreaming kami
00:32bisa anda saksikan juga di
00:34idxchannel.com dan pemirsa
00:36langsung saja kita mulai Market Review
00:38selengkapnya.
00:40...
00:42...
00:44...
00:46...
00:48...
00:50...
00:52...
00:54...
00:56...
00:58...
01:00...
01:02...
01:04...
01:06...
01:08...
01:10...
01:12...
01:14...
01:16...
01:18...
01:20...
01:22...
01:24...
01:26...
01:28...
01:30...
01:32...
01:34...
01:36...
01:38...
01:40...
01:42...
01:44...
01:46...
01:48...
01:50...
01:52dan aturan yang saling mendukung antar kementerian dan lembaga.
01:57Nah jadi, kalau nanti kita melewati ini, kita tidak akan bisa balik lagi.
02:02Maka menurut kita, kalau memang mau mendorong pertumbuhan ekonomi,
02:06kalau kita dalam jangka pendek tiba-tiba 8%,
02:09dengan berbagai kebijakan yang sudah dilakukan selama paling tidak 20 tahun terakhir ini,
02:13tidak bisa langsung tiba-tiba 2025 itu kita tumbuh 8%.
02:18Tapi kita bisa mulai dengan pertumbuhan di atas rata-rata 5%.
02:22Harus ada lompatan, karena semua negara memerlukan lompatan
02:27dan mengalami lompatan pertumbuhan tinggi ini dalam beberapa tahun
02:32untuk bisa keluar dari middle income trap.
02:37Sementara itu terkait susunan kabinet baru,
02:39Hendri tidak mempermasalahkan keberlanjutan Menteri-Menteri Ekonomi di era Presiden Joko Widodo
02:44yang diajak bergabung kembali dalam pemerintahan Prabowo-Subianto.
02:48Meski demikian, Hendri berharap Presiden Prabowo
02:51meyakini dan memberikan arahan kepada Kabinet Merah Putih,
02:54khususnya tim ekonomi untuk membuat strategi kebijakan
02:57yang bisa menggerakkan ekonomi di seluruh wilayah.
03:00Dari Jakarta, di Firmansyah, IDX Channel.
03:07Ya, Pemirsa, untuk membahas tema kita kali ini,
03:09strategi mengejar target pertumbuhan ekonomi 8%.
03:12Sudah tersambung melalui Zoom bersama dengan Ibu Hendri Safarini,
03:15Ekonomi Senil dan juga founder KOR Indonesia.
03:18Selamat pagi, Ibu Hendri.
03:19Selamat pagi, Mas.
03:21Ya, salam sehat, Ibu.
03:22Sehat, alhamdulillah. Baik.
03:25Terima kasih Anda masih bersama kami.
03:27Dan langsung saja, ini kalau kita cermati, Ibu Hendri,
03:30pemerintah kita tahu juga sudah membentuk Kabinet Merah Putih.
03:34Kemudian ada juga tokoh-tokoh atau pemimpin dari kementerian sebelumnya
03:39yang juga diajak kembali untuk terlibat di pemerintah saat ini.
03:42Apa yang bisa kita cermati untuk kondisi-kondisi seperti ini?
03:46Ya, kalau kita melihat dari sisi tim ekonomi,
03:52semua tahu bahwa sebagian besar itu dari Kabinet Jokowi.
03:58Berartinya, kalau memang Pak Prabowo betul-betul sesuai dengan janjinya,
04:05akan melakukan berbagai prioritas yang berbeda dengan prioritas Pak Jokowi,
04:12artinya tentu Pak Presiden Prabowo tidak mudah.
04:18Artinya harus ada upaya untuk merubah paradigma pendekatan
04:25yang selama ini digunakan oleh tim ekonomi dari Pak Jokowi, kan?
04:30Misalnya, selama 10 tahun terakhir, kita tahu bahwa industri manufaktur itu
04:37pertumbuhannya di bawah pertumbuhan ekonomi.
04:41Dan share-nya terhadap PDB terus turun dalam 10 tahun terakhir.
04:45Artinya, kalau memang Pak Prabowo meyakini bahwa dalam astat cita
04:51itu salah satunya adalah industrialisasi,
04:54maka semestinya harus ada guideline, harus ada direction yang jelas
04:59bahwa saya tidak mau yang seperti 10 tahun yang lalu.
05:02Karena saya ingin menghidupkan kembali industri.
05:05Kalau itu tidak dilakukan, tentu saja tim yang sama akan melakukan hal yang sama, Mas.
05:10Jadi ini yang mungkin bisa menjadi caratan.
05:14Tapi apakah benar bahwa Pak Prabowo itu akan melakukan revitalisasi industri secara besar-besaran?
05:20Ini kan menjadi pertanyaan yang lain lagi.
05:23Karena kemarin di dalam pidato pun,
05:26beliau tidak menekankan bahwa bagi saya revitalisasi industri manufaktur
05:31ini akan menjadi driver.
05:33Semestinya kan itu ada penegasan.
05:36Tapi itu juga tidak. Hanya pangan dan energi.
05:40Padahal kita tahu dalam PDB kita share manufaktur itu masih terbesar.
05:45Lapangan kerja terbesar juga di situ.
05:47Dan kesempatan kita untuk mendorong manufaktur itu juga waktunya tinggal sempit.
05:52Nah jadi, apakah Pak Prabowo memiliki pemahaman yang utuh
05:57tentang kondisi ekonomi saat ini dan apa yang harus dilakukan,
06:01sehingga sektor mana yang harus digenjot terlebih dahulu,
06:04dan apa direction kepada para menteri ekonomi yang harus diprioritaskan dalam 5 tahun ini,
06:10itu harusnya menjadi satu.
06:13Baik. Bu Hendry, tapi kalau kita cermati memang target 8%
06:17dan kemudian ada semua ada pangan, energi, pengantasan kemiskinan, dan lain-lain.
06:21Apakah memang pada saat bicara mengenai industri manufaktur,
06:25itu bagian daripada implementasi menuju target dari tadi,
06:29suasana pada pangan, energi, dan juga mungkin bicara mengenai penciptaan lapangan kerja juga di sana?
06:36Ya, pastilah. Kalau target untuk 8% itu saya rasa kita harus sepakat.
06:42Apakah kemudian belum bisa tercapai tahun depan atau 2026 itu tidak masalah.
06:49Tetapi dengan menentukan target yang tinggi,
06:52itu memang satu hal yang diakini bahwa pertumbuhan kita itu harus tinggi,
06:58dan bisa tinggi karena potensinya di atas itu,
07:02dan yang diperlukan adalah pendekatan yang tepat untuk mencapai pertumbuhan yang tinggi itu.
07:07Karena tidak mungkin kita ini dalam 10 tahun ke depan ini hanya tunggu 5%,
07:13kemudian kita bercita-cita ingin keluar dari middle income trap, itu sangat tidak mungkin.
07:18Jadi yang kita perlukan adalah lompatan pertumbuhan ekonomi
07:23sebagaimana dilakukan oleh negara-negara lain,
07:26dan pendorongnya, sumbernya itu adalah manufaktur.
07:30Kalau kita bicara mengenai berarti quantum leap begitu yang diharapkan.
07:34Tapi seperti apa nih langkah-langkah yang perlu disiapkan?
07:37Karena kan bicara mengenai lompatan besar berarti kita satu hal yang sangat krusial,
07:42yang sangat besar begitu yang harus segera disiapkan dan dilakukan.
07:47Tentu kalau memahami bahwa industrialisasi itulah yang harus dilakukan,
07:53maka semestinya presiden akan memberikan direction dan kebijakan yang detail di dalam RPJMN.
08:04Nah, apakah di dalam RPJMN itu nanti akan didetailkan atau tidak,
08:10itu kita akan tahu.
08:12Apakah berarti akan dilakukan atau tidak revitalisasi industri tadi.
08:17Nah, sektornya mau apa, banyak sekali yang bisa kita lakukan, Mas.
08:21Misalnya presiden Prabowo akan memilih yang pertama kali
08:24drivernya adalah makan bergisi gratis baik, itu boleh juga.
08:28Karena itu juga akan bisa menjadi driver ekonomi asal dipastikan
08:32bahwa ini akan menjadi pengungkit pertama pertumbuhan ekonomi kita,
08:38akan mendorong nanti industri manufaktur ke depannya.
08:42Nah, jadi ini harus ada rencana kebijakan yang komprehensif
08:49dan memastikan yang akan terikut di dalam program makan bergisi gratis ini
08:56akan lebih banyak pihak.
08:58Terikuti oleh UKM dan kemudian juga ini akan dilakukan desentralisasi,
09:03dilakukan di banyak daerah dengan menggunakan ekonomi lokal,
09:07ada local supply chain dan sebagainya.
09:10Nah, sektor-sektor apa saja nih, Bu Henry, yang bisa menjadi leading
09:14begitu yang bisa membooster pertumbuhan ekonomi nasional
09:17di paling tidak lima tahun.
09:19Pemerintahan Prabowo, kita akan bahas nanti di segmen berikutnya.
09:21Bu Henry, kita akan jeda dulu sebentar.
09:23Dan, Pemirsa, pastikan Anda masih bersama kami.
09:34Ya, Pemirsa Kementerian Perindustrian akan mengejar target pertumbuhan ekonomi 8%
09:38melalui industri manufaktur.
09:40Dan, salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui identifikasi produk
09:43yang memiliki keunggulan kompetitif dan juga keunggulan komparatif.
09:55Kementerian Perindustrian akan melakukan sejumlah pemetaan produk
09:58yang bisa memacu laju pertumbuhan ekonomi Indonesia
10:00hingga mencapai 8% sesuai target Pemerintahan Prabowo Subianto Gibran Raka Buming Raka.
10:06Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan
10:09pihaknya akan melakukan identifikasi produk yang memiliki keunggulan kompetitif
10:13dan keunggulan komparatif tertinggi
10:15yang bisa mendorong geliat ekonomi nasional.
10:18Di mana masing-masing sektor industri di dalam negeri harus bisa memetakan produk-produk
10:22yang memiliki potensi tumbuh di atas 8%
10:25sehingga bisa memberikan stimulan untuk penguatan sektor tersebut.
10:29Tidak hanya itu, Kementerian juga melakukan pemetaan terhadap sektor
10:32yang memiliki biaya produksi tinggi
10:34agar pelaku industri melakukan proses produksi yang lebih efisien.
10:38Dan melalui identifikasi produk yang memiliki potensi besar ini,
10:41dinilai akan turut membantu mewujudkan keinginan Presiden Prabowo
10:44untuk mencapai ketahanan energi dan suasem pada pangan.
10:59Masing-masing sektor bisa membantu, bisa memberikan kontribusi
11:08kepada target yang diwujudkan oleh Presiden.
11:12Keunggulan 7-8% dalam 3 tahun.
11:17Agus menambahkan pihaknya berkomitmen untuk melaksanakan program hilirisasi
11:20yang tidak hanya fokus pada beberapa komunitas saja,
11:23namun juga seluruh komunitas yang dapat menciptakan nilai tambah
11:26yang pada gilirannya akan menciptakan lapangan pekerjaan.
11:29Dari Jakarta, di Firmansyah, IDX Channel.
11:34Ya, berikut ini kita akan sampaikan data terkait dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia
11:38dan data selengkapnya bisa anda saksikan di layar televisi anda.
11:41Baik pergerakannya memang kita masih cenderung stagnan begitu di angka 5%,
11:45begitu dalam beberapa kuartal terakhir di tahun 2024 ini
11:49dan juga di tahun 2023.
11:51Dan tadi sudah disampaikan Bu Henry, kita perlu rompatan besar
11:55sehingga di atas rata-rata 5%,
11:57nah kalau kita memang sambil menuju begitu ya target 8%
12:01untuk pertumbuhan ekonomi nasional.
12:03Berikutnya dengan inflasi, April sampai dengan September 2024
12:06dan kita tahu deflasi terjadi dalam beberapa bulan terakhir ini
12:10juga menjadi salah satu sinyal yang perlu dicermati banyak pihak
12:13terkait dengan daya beli masyarakat atau memang dari harga
12:16yang tidak ada kenaikan di masyarakat.
12:19Berikutnya PMI atau PMI Manufaktur Indonesia,
12:24Purchasing Manager Index dari sektor manufaktur,
12:27ini juga cenderung turun, sudah meninggalkan level ekspansi
12:31dan cenderung memang mengalami kontraksi dalam beberapa bulan terakhir.
12:35Dan kita akan lanjutkan kembali perbincangan bersama dengan Bu Henry setelah hari ini.
12:39Baik, Bu Henry kita akan lanjutkan kembali,
12:42ini menarik kalau kita cermati dengan beberapa data tadi memang
12:45kemarin-kemarin fokus ke dalam industri manufaktur
12:48seperti yang juga disampaikan begitu.
12:50Anda melihat bagaimana, apakah memang ini sudah sejalan juga akhirnya
12:54dengan keinginan pemerintah, pelaku usaha dan juga ekonom tentunya
12:58dalam cermati pertumbuhan ekonomi Indonesia yang ditargetkan 7-8%?
13:04Ini mas, jadi kita mungkin kalau mau melihat apakah 8% itu mudah
13:09atau tidak mudah dicapai dan bagaimana caranya.
13:12Kita semestinya juga melakukan evaluasi bukan setahun dua tahun,
13:17tetapi kita melihat time series kita,
13:20dimana rata-rata pertumbuhan ekonomi kita itu semakin lama semakin menurut.
13:25Dari tajinnya kita sampai 7-8%, kemudian 7-6%, kemudian 5-6%,
13:32lama-lama tinggal 5%.
13:33Artinya ini ada tren pertumbuhan ekonomi yang semakin lama semakin lambat.
13:38Artinya kalau kita mau 8% itu adalah pembalikan tren.
13:43Nah pembalikan tren ini baru bisa dilakukan
13:46kalau memang kita menggerakkan seluruh sektor ekonomi.
13:51Nah bagaimana cara menggerakkan sektor ekonomi tidak cukup
13:55hanya dilakukan oleh Menteri Perindustrian
13:58untuk melakukan mana produk-produk yang bisa dilakukan.
14:02Karena untuk mendorong sektor-sektor tersebut revitalisasi industri
14:08itu membutuhkan strategi kebijakan yang komprehensif.
14:13Yang membutuhkan bagaimana dukungan kebijakan perdagangannya,
14:18bagaimana fiskalnya, bagaimana perindustriannya,
14:21bagaimana tenaga kerjanya dan seterusnya.
14:24Nah jadi harus ditetapkan yang mana nih yang akan jadi prioritas.
14:27Kalau tadi misalnya pemerintah akan memilih diawali dengan pertanian
14:33karena bulunya adalah untuk makan bergisi gratis.
14:41Itu masalah. Tapi kita tidak hanya sekedar strateginya itu adalah
14:47membuat catering untuk anak-anak yang perlu untuk diberikan makan siang.
14:52Tetapi kebelakang, siapa yang akan memenuhi untuk paket makan siang tersebut?
15:00Nah inilah yang akan ada industri manufaktur.
15:03Jadi yang akan diolah itu apanya?
15:06Dari kegiatan tadi. Misalnya ayam. Ayam dibutuhkan.
15:12Tapi kemudian untuk menjaga harga ayam harus ada industri pengawetan ayam.
15:17Itu kan juga menciptakan lapangan pekerjaan.
15:20Itu yang diperlukan adalah tinggal pemerintah mendukung dengan berbagai kebijakan
15:24agar ada industrialisasi itu baru diayam.
15:28Nanti belum misalnya kita memerlukan cabe. Cabe seberapa besar?
15:32Bagaimana agar sekaligus cabe itu juga harganya bisa stabil.
15:37Maka akan ada industrialisasi untuk pengolahan cabe dan seterusnya.
15:42Sehingga kecap, kemudian minyak goreng itu juga akan menggunakan
15:46seluruh kekuatan ekonomi lokal.
15:49Nah jadi ini yang diperlukan adalah mindset dari presiden dan seluruh timnya
15:55bahwa kita itu harus menggerakkan seluruh ekonomi.
15:59Nah jadi, kemudian ada pertanyaan, bagaimana cara menggerakkannya?
16:04Kan sekarang kita banyak produk-produk yang sudah tidak kompetitif.
16:08Iya, banyak yang sudah tidak kompetitif karena kebijakan kita tidak perlu
16:11terhadap produk tersebut. Misalnya tekstil, kemudian aparel, dan sebagainya.
16:16Kita tidak bisa memulai dari situ.
16:19Perlu ada penataan ulang dari kebijakan di sektor tekstil.
16:24Jadi banyak sektor-sektor yang kalau kebijakan perdagangannya itu dirubah,
16:30mereka bisa kompetitif kok.
16:32Misalnya kita bicara tentang industri kosmetik.
16:36Industri kosmetik itu banyak sekali, yang UKM juga banyak,
16:40dan mereka itu marketnya juga besar,
16:42tetapi mereka tidak bisa bersaing dengan produk-produk import
16:47yang itu banyak sekali bahkan yang ilegal.
16:49Kenapa pemerintah tidak memanfaatkan kebijakan mereka?
16:54Jadi kebijakan perdagangan, kebijakan pemastian,
16:57bagaimana balipong, bagaimana BUMN pemastian dimanfaatkan
17:02untuk kita menjaga sebenarnya market kita ini dengan cara yang lebih sophisticated.
17:09Baik, tapi sejauh ini benar tidak sih adanya ancaman deindustrialisasi di Indonesia
17:14kalau kita lihat dengan tadi data BMI manufaktur kita yang turun,
17:18kemudian ada beberapa industri yang juga akhirnya bisa dikatakan
17:22memang sudah terjemah bebas, apalagi industri padat karya.
17:27Saya rasa isu tentang prematur deindustrialisasi,
17:30itu sudah kita sampaikan sejak 2007.
17:33Karena kita sebenarnya tahun 2002,
17:37itu kita porsi industri manufaktur terhadap PDB itu masih 32%.
17:43Sekarang ini hanya tinggal 18% karena turun terus dari tahun ke tahun.
17:49Jadi semestinya melihat data ini,
17:52ini menjadikan satu keyakinan bagi tim ekonomi bahwa ada yang salah nih,
17:58kenapa ada masalah pengangguran,
18:00kenapa ada masalah kemiskinan dan sebagainya.
18:03Nah oleh karena itu, kalau itu diyakini,
18:05baru kita membuat kebijakan untuk membalikkan industri manufaktur.
18:10Baik, tapi kebijakan seperti apa?
18:11Mengingat kita tahu apakah insentif juga akan diberikan,
18:14karpet merah lagi begitu akan kita sediakan,
18:16atau di satu sisi kan kita tahu keterbatasan fiskal
18:20dengan target penerimaan di 3.000 triliunan,
18:23sementara kita tahu ada pembangkakan belanja pemerintah sendiri.
18:27Ya, jadi kita harus memahami bahwa senjata pemerintah itu tidak hanya APDN,
18:34tidak hanya dengan alokasi anggaran, Mas.
18:37Karena apa?
18:38Kalau kita lihat ekonomi kita itu kan 70%,
18:43itu adalah ekonomi domestik.
18:45Peran pemerintah itu kurang dari 20%.
18:48Tetapi APBN yang perannya kurang dari 20% ini,
18:52sebenarnya bisa digenjot dengan kebijakan.
18:57Misalnya tadi merubah kebijakan perdagangan,
18:59yang tadinya mereka tidak laku.
19:01Begitu kebijakan perdagangannya itu dirubah,
19:04maka akan ada gerakan permintaan
19:06karena tidak kompetitifnya produk-produk impor, kan?
19:10Jadi tidak perlu menggunakan APBN,
19:13tidak perlu mengalokasikan subsidi,
19:15tetapi memainkan kebijakan yang itu memiliki kekuatan pemerintah yang tidak terbatas.
19:23Nah, apakah menggunakan itu atau kembali seperti 10-25 tahun terakhir ini
19:29yang justru pada hari ini ikut meresmikan industri,
19:34tetapi bulan kemudian selanjutnya justru membuka keran untuk impor,
19:41tanpa ada kebijakan kuota, tanpa aja kebijakan tarif.
19:45Kalau itu kemudian dilanjutkan lagi,
19:48ya lupakan kita untuk membangun industri manufaktur.
19:51Karena bukan mencari-cari,
19:54karena kita kan semakin sulit mencari peluang.
19:57Mencari-cari peluang agar industri kita itu tetap bisa berdaya saing,
20:04tetapi justru sudah tahu itu malah dilakukan
20:07untuk menghambat majunya industri dalam negeri.
20:11Bu Henry, lantas apakah upaya kita menggerakkan ekonomi nasional
20:14sampai dengan 8% kalau memang diharapkan dengan waktu yang singkat,
20:17ini akan dampaknya terhadap inflasi yang cukup tinggi kan lonjakannya atau seperti apa?
20:22Tapi tahan dulu jawaban Ibu Henry, kita akan jadwal kembali sebentar ya.
20:25Dan Pemirsa, kami masih akan segera kembali usai pariwara berikut ini.
20:37Semakin menarik perbicaraan kita bersama dengan Ibu Henry Saperini,
20:39beliau adalah ekonomi senior dan juga founder dari Core Indonesia.
20:42Baik Ibu Henry, ini menarik kalau kita cermati begitu.
20:45Ada kekhawatiran begitu bahwa upaya menggerakkan ekonomi nasional dengan cepat lah
20:50kalau kita bisa katakan begitu booster menuju 8%
20:52ini akan berdampak terhadap lonjakan inflasi sendiri.
20:55Nah ini bagaimana? Anda melihatnya?
20:58Ya, bahwa kalau demandnya meningkat, nanti akan ada inflasi,
21:03itu kan tentu saja itu akan terjadi.
21:06Tetapi ini kan yang akan kita lakukan adalah kita mendorong sektor-sektor industri
21:11yang marketnya ada dan ada kemampuan belinya.
21:15Seperti tadi misalnya kita akan memproduksi,
21:18memfokuskan kepada sektor-sektor yang nanti akan diserap oleh APBN
21:23sebagai captive marketnya untuk misalnya program makan bergisi gratis.
21:28Ini program pemerintah yang lain juga ada.
21:31Terus ada yang menyerap lainnya adalah industri manufaktur besar.
21:34Misalnya mereka membutuhkan berbagai komoditas yang selama ini diimpor
21:40tapi sebenarnya bisa diproduksi di dalam negeri.
21:42Maka satu, itu akan langsung diserap.
21:45Yang kedua, ini karena para karyawan yang bekerja di sektor tersebut
21:49juga ada additional income.
21:51Dia akan meningkatkan juga spending mereka, belanja mereka, konsumsi mereka.
21:57Jadi kita tidak bisa hanya sekedar kita menggenjot produksi nanti
22:01biayanya menjadi tinggi, kita akan tergantung apa yang kita lakukan.
22:06Maka yang di awal tadi kita diskusikan adalah perlu kebijakan yang komprehensif.
22:12Jadi kebijakan yang bisa memastikan bahwa pertumbuhan yang tinggi ini
22:19terjaga dari berbagai sisinya.
22:22Jadi ini harus menjadi direction dari presiden termasuk bahwa ini kita
22:29akan mendorong sektor-sektor dan kemudian ini akan mendorong spending masyarakat
22:34dan tidak justru meningkatkan inklasis mata.
22:38Jadi ini harus ada, makanya ada direction, ada guideline-nya.
22:43Kemudian juga ada setilnya di dalam RPCFN.
22:47Maka yakinlah Pak Prabowo bahwa ekonomi kita itu sebenarnya
22:51ekonomi yang didorong oleh domestik.
22:53Bahwa ekonomi internasional itu silahkan dimainkan.
22:57Itu adalah untuk meyakinkan bahwa ekonomi kita akan bergerak.
23:01Bukan sebaliknya selama 10 tahun terakhir ini kita menggenjot FTA besar-besaran
23:07tapi tidak berdampak kepada ekspor, tidak berdampak kepada investasi.
23:11Nah itu dia.
23:12Kalau kita bicara mengenai kebijakan yang komprehensif,
23:14apakah lagi kita tahu tim ekonominya ini tidak jauh berbeda
23:18dengan tim pemerintahan sebelumnya.
23:20Akan lebih mudahkah?
23:21Akan lebih lagi kita semakin solid atau tantangan lain justru muncul?
23:25Ya tentu kalau kita bicara tim itu sesuatu yang sudah dipilih oleh Presiden.
23:33Tapi kalau saya punya keyakinan, walaupun itu tim lama,
23:38tapi kalau dengan paradigma baru, dengan pendekatan yang baru,
23:43sesuai dengan apa yang diminta oleh Presiden, maka itu akan bisa ditukar.
23:48Nah pertanyaannya, apakah Presiden juga meyakini bahwa 8%
23:52itu hanya bisa dicapai kalau ada gerakan ekonomi di berbagai sektor
23:57dan didukung dengan kebijakan yang komprehensif dan saling dukung.
24:01Harmonisasi kebijakan dan sebagainya, ini kan harus dilakukan.
24:05Yang itu lemah terbukti dari industri manufaktur kita
24:10yang mengalami deindustrialisasi dari tahun 2000-an sampai hari ini.
24:15Nah jadi itu kan sudah fakta.
24:17Nah jadi itulah yang menurut saya yang menjadi PR besarnya.
24:21Saya sangat optimis asal ada jalan baru untuk menuju 8%.
24:25Bertahap atau kita bisa langsung lari kencang menurut Ibu?
24:28Kalau memang kita mengejar target 8% kemudian sambil menyiapkan juga industri-nya.
24:33Dan lantas bagaimana dengan industri yang tertinggal?
24:37Secara realistis, ini karena yang membuat kebijakan adalah birokrasi.
24:43Dan kita tahu birokrasi kita ada perubahan yang sangat signifikan
24:48dengan banyaknya kementerian baru dan pemecahan kementerian.
24:53Tentu itu akan memerlukan waktu.
24:55Nah jadi ini pekerjaan semakin berat.
24:59Maka yang bisa dilakukan adalah percepatan di dalam penyelesaian masalah administrasi
25:06karena tidak mungkin membuat kebijakan kalau kementeriannya belum beres secara administrasi.
25:11Nah selain itu juga merencanakan strategi kebijakan secara lebih detail.
25:18Maka setelah administrasi selesai ini baru akan bisa berjalan kencang.
25:22Nah kalau itu tidak dilakukan ya kita akan kehilangan mungkin 6 bulan, mungkin 1 tahun.
25:27Kita berkutat kepada menyelesaikan masalah administrasi dan juga struktur di dalam setiap kementerian.
25:34Setelah itu baru akan menyusun kebijakan. Nah itu kita hilang waktu Mas.
25:38Ah itu dia. Optimisme Anda sendiri Bu bagaimana Anda melihat proyeksi 8% ini?
25:43Saya tetap optimis ya. Kalau 8% itu harus dicapai, itu harus diupayakan.
25:49Tapi syaratnya banyak. Nah jadi kalau saya ditanya optimis nggak?
25:53Saya balik bertanya apakah mau merubah strategi kebijakan atau tidak?
25:57Kalau tetap seperti yang terjadi kemarin saya tidak akan optimis.
26:01Tetapi kalau ada kemauan untuk menggerakkan semua,
26:04masyarakat itu punya kemampuan untuk mendorong ekonomi Mas.
26:08Walaupun mereka USKM, walaupun mereka itu usaha yang di sektor tanpa teknologi tinggi,
26:13mereka bisa menggerakkan ekonomi. Jadi beri kesempatan semuanya untuk bisa bergerak.
26:19Nah pemerintah tinggal memainkan kebijakannya untuk memastikan itu.
26:23Ya berarti semua lini begitu ya bidang ekonomi kita bergerak dari bawah sampai atas sehingga
26:28yang benar-benar menjadi roda perekonomian yang berputar terus ya
26:31sambil menuju pertumbuhan ekonomi kita ke 8% meskipun memang membutuhkan waktu juga.
26:37Bu Henry, saya sekali waktu terbatas. Terima kasih banyak ini atas waktu sharing
26:40yang sudah Anda sampaikan kepada pemirsa. Optimisme masih tetap terus kita gaungkan.
26:45Tapi tetap dengan strategi-strategi baru yang lebih inovatif.
26:49Selamat melanjutkan aktivitas Anda kembali. Salam sehat Bu Henry. Terima kasih.
26:52Terima kasih Mas.
26:58Terima kasih.

Recommended