• 9 hours ago
Dalam pidato perdananya sebagai Presiden RI, Prabowo Subianto menegaskan salah satu target pemerintahannya adalah membawa Indonesia mencapai swasembada pangan dalam empat hingga lima tahun ke depan.

"Saya yakin paling lambat empat sampai lima tahun kita akan swasembada pangan, bahkan kita siap menjadi lumbung pangan dunia," kata Prabowo. Keyakinan itu, kata Prabowo, muncul usai berdiskusi dengan para pakar terkait.

Oleh karena itu, swasembada pangan harus diwujudkan guna mencegah ketergantungan pada bahan pangan negara-negara lain, sebab saat kondisi krisis negara lain akan mementingkan kepentingannya sendiri. Kelak jika terjadi krisis atau kondisi darurat, Prabowo menegaskan dirinya tidak akan mengizinkan barang impor masuk ke dalam negeri. Oleh karena itu, ketahanan pangan sangat dibutuhkan.

Category

📺
TV
Transcript
00:00Pemirsa, pemerintah menargetkan dalam 5 tahun mendatang Indonesia mencapai
00:17predikat suasemada pangan sekaligus menjadi lumbung pangan dunia.
00:21Dan untuk mencapai target tersebut pemerintah akan mengembangkan
00:24pertanian dengan berfokus pada wilayah di luar Pulau Jawa.
00:30Saudara-saudara sekalian, saya telah mencanangkan bahwa Indonesia harus
00:37segera suasemada pangan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.
00:43Kita tidak boleh tergantung sumber makanan dari luar.
00:49Dalam krisis, dalam keadaan genting, tidak ada yang akan mengizinkan
00:58barang-barang mereka untuk kita beli.
01:02Karena itu, tidak ada jalan lain dalam waktu yang sesingkat-singkatnya
01:10kita harus mencapai ketahanan pangan.
01:14Demikian pernyataan Presiden Prabowo Subianto dalam pidato perdanaannya.
01:18Usai secara resmi dilantik sebagai Presiden Republik Indonesia pada tanggal 2 Oktober 2024.
01:25Prabowo pun mengaku telah mempelajari segala kebutuhan yang diperlukan
01:28bersama para ahli dan pakar untuk mewujudkan suasemada pangan.
01:32Guna wujudkan target tersebut, pemerintahan Presiden Prabowo Subianto
01:36dan Wakil Presiden Gibran Raka Buming Raka juga telah membentuk
01:40Kementerian Koordinator Bidang Pangan yang dipimpin oleh Zulkifi Hasan.
01:44Zulkifi mengatakan dirinya secara khusus mendapat tugas dari Presiden Prabowo Subianto
01:48untuk wujudkan suasemada pangan.
01:51Dan dalam wujudkan target bumbung pangan dunia tersebut,
01:54pengembangan pertanian akan difokuskan di luar Pulau Jawa.
01:58Tentu kita sudah punya garis besar strateginya.
02:04Pertama memang kalau mengandalkan Pulau Jawa itu tidak mungkin
02:08karena lahannya terus berkurang, Sumatera juga banyak perkebunan sawit.
02:13Oleh karena itu memang masa depan untuk pertanian padi, gula dan jagung itu ada di Papua.
02:21Selain beras dan tanaman pokok lainnya,
02:23pemerintah juga mengembangkan pertanian kelapa dan produk lokal lainnya.
02:27Zulkifi berharap dengan metode tersebut Indonesia dapat bersuasemada pangan
02:30dalam kurun waktu 5 tahun sesuai target pemerintah.
02:34Dari Jakarta, Tim Liputan, IDX Jeno.
02:40Baik Pemirsa, untuk membahas tema menarik kita selanjutnya
02:43yang mewujudkan mimpi Indonesia menjadi lumbung pangan dunia,
02:46kita sudah tersambung melalui Zoom bersama dengan Bapak Sutarto Ali Musyok,
02:50Koto Umum Persatuan Pengusaha Penggelingan Padi dan Beras Perpadi.
02:53Selamat pagi Pak Sutarto.
02:55Selamat pagi.
02:57Ya, salam sehat Bapak.
02:59Alhamdulillah, salam sehat.
03:02Baik, terima kasih juga atas waktu yang disempatkan.
03:04Ini menarik kalau kita lihat mimpi mewujudkan bahwa Indonesia bisa suasemada pangan,
03:09menjadi lumbung pangan juga bagi dunia.
03:12Nah kalau kita review sebenarnya dari sektor pertanian sampai saat ini,
03:15subsektor dan juga produk-produknya.
03:17Seperti apa Pak Tarto, silakan.
03:20Ya, kita kan kalau bicara pangan tentunya bukan hanya beras,
03:25tapi ada jagung, ada gedele, ada gula,
03:30kemudian ada hasil-hasil peternakan dan juga ikan dan sebagainya.
03:37Nah, saya kira kalau kita bicara pangan khusus yang dari tanaman,
03:43misalnya padi, jagung, gedele,
03:47kita melihat berdasarkan sejarah,
03:50kita tahu bahwa kita sendiri juga pernah yang namanya suasemada.
03:56Apakah itu beras?
03:58Beberapa kali kita suasemada.
04:00Artinya kita tidak impor.
04:03Kalau impor pun itu sangat kecil.
04:06Kemudian yang kedua kalau kita bicara jagung,
04:10kita juga pernah yang namanya suasemada dan bahkan ekspor.
04:14Kemudian kalau kita bicara gedele, kita juga dulu pernah.
04:19Tahun 90-an kita juga suasemada.
04:24Memang soalan tahun-tahun itu tentunya berbeda dengan saat-saat sekarang.
04:30Karena adanya berbagai persoalan mendasar,
04:33misalnya adanya konversi lahan,
04:36kemudian persoalan pertambahan penduduk,
04:40sehingga kebutuhannya meningkat dan sebagainya.
04:43Namun demikian,
04:45kalau kita melihat satu persatu dari komoditas yang ada,
04:50tentunya misalnya kita mulai dari beras.
04:53Beras kita punya potensi.
04:55Pemerintah kami mendukung memang adanya perluasan lahan itu memang diperlukan.
05:01Tetapi juga kita masih punya peluang untuk mengoptimalisasikan lahan yang ada.
05:08Termasuk yang ada di Pulau Jawa.
05:11Menteri Pertanian akhir-akhir ini juga setelah dilantik,
05:15menyatakan bahwa akan melakukan optimalisasi lahan.
05:20Saya kira ini juga salah satu cara yang tepat.
05:24Karena produktivitas kita itu masih rendah.
05:27Tentunya lagi-lagi kita harus memperbaiki persoalan-persoalan mendasar.
05:32Yang kedua, kemudian perluasan areal.
05:36Kita, yang kedua katakanlah kalau jagung.
05:39Jagung ini juga seperti itu.
05:41Kita pernah menjadi eksportir.
05:44Dan saya kira tahun 80-an, 90-an itu kita masih juga ekspor.
05:52Nah tentunya ini yang harus kita dorong.
05:55Nah kemudian kalau kedele mungkin waktunya perlu lama
05:59karena sudah terlanjur banyak persoalan.
06:02Nah ini semua tentunya,
06:04kalau kita bicara kehendak atau niat pemerintah yang luar biasa,
06:10dan Pak Presiden kita yang sekarang tentunya
06:15dengan berbagai pengalaman beliau di Peradiha KTI dan sebagainya.
06:22Dan sangat memahami betul persoalan-persoalan di lapangan.
06:26Nah dan juga memang ada keinginan yang luar biasa
06:31untuk bisa kita menuju kepada swap sembada tadi.
06:35Sehingga untuk itu tentunya kita semua,
06:40kita harus membangun satu gerakan nasional
06:44yang intinya adalah bagaimana kita untuk meningkatkan kapasitas-kapasitas kita
06:55di dalam memproduksi pangan yang berbasis kepada keunggulan lokal.
07:00Dan ini tentunya akan dihubungkan dengan bagaimana kita berbicara
07:05mengenai diversifikasi pangan.
07:08Nah lebih dari itu tentunya juga pemerintah harus memberikan,
07:14menuju kepada kesejahteraan.
07:16Jadi petani ini harus menjadi salah satu penghasilan dia,
07:22kan itu dari pertanian, apakah itu padi, jagung, redelit.
07:26Itu harus menghasilkan sesuatu yang menguntungkan.
07:33Yang menguntungkan itu kalau Menteri Pertanian menyampaikan
07:36bagaimana mencapai 10 juta mungkin untuk di luar Jawa,
07:41tapi untuk di Pulau Jawa barangkali setidak-tidaknya minimum
07:45mereka harus menerima pendapatan, ya kita kan tahu ada UMR.
07:51Jadi minimum kan seharusnya UMR.
07:54Jadi ini semua tentunya kebijakan ini perlu dilakukan secara baik.
08:24Target suasemadapangan dalam lima tahun mendatang.
08:27Pandangan Anda bagaimana dengan kondisi lahan, teknis pertanian
08:32yang dimiliki Indonesia saat ini?
08:38Ya terima kasih, selamat pagi.
08:47Jadi kalau menurut saya sebagai seorang yang memiliki latar belakang ekonomi,
08:54pertanyaannya itu adalah at what cost.
09:02Jadi kita bisa saja mencapai suasemadapangan tapi atas biaya berapa.
09:12Kalau misalnya semua resursus yang kita miliki tidak terbatas
09:17atau sangat besar, bisa saja kita mencapai suasemadapan.
09:22Karena kan kita tahu bahwa resursus kita terbatas.
09:29Kemudian juga tantangan yang dihadapi untuk mencapai
09:34suasemadapan tersebut itu sangat besar sekarang ini.
09:43Tantangan-tantangan tersebut kan misalnya terkait dengan penyataan bahwa
09:47kita ini mengalami konversi lahan, terutama di Pulau Jawa,
09:52dari pertanian ke non-pertanian. Kemudian juga kita mengetahui bahwa
09:57produktivitas daripada berbagai tanaman pangan itu,
10:06terutama padi dan sebagainya itu kan mengalami penurunan
10:10kalau tidak mengalami stagnasi.
10:13Jadi untuk mencapai suasembadan tersebut diperlukan
10:18suatu investasi yang sangat besar.
10:22Kemudian yang kedua tantangan yang dihadapi sekarang ini adalah
10:25masalah perubahan rupiah. Masa panen, masa tanam,
10:30kemudian perubahan cuaca, banjir dan sebagainya itu
10:34sangat terasakan sekarang.
10:39Bagaimana kita memitigasi itu semua itu juga menjadi persoalan.
10:45Jadi menurut saya itu jangan sampai kita itu seolah-olah
10:57menargetkan sesuatu yang selama ini selalu disampaikan
11:06setiap perubahan pemerintahan, mencapai suasembadan pangan.
11:11Tapi pada akhirnya itu tidak tercapai.
11:14Karena tadi itu, karena resursus kita terbatas,
11:19kemudian juga karena tantangan-tantangan yang semakin kompleks,
11:23semakin besar.
11:25Sementara juga saya kira kemampuan kita untuk menjalankan
11:30program tersebut secara efektif, secara efisien itu
11:35saya kira berkurang.
11:37Kalau di jaman order baru itu kan pemerintahannya itu bersifat
11:42karena saya nggak mau menyebut auto-repair,
11:48tetapi efektif gitu ya.
11:50Kalau dari sudah instruksi dari atas, dari pusat,
11:54sampai ke bawah itu dijalankan.
11:56Sekarang ini kan kita ada autonomi,
12:00ada kewenangan yang berbagi antara pusat dan daerah.
12:03Jadi saya kira ini juga akan sangat berpengaruh terhadap
12:07target-target yang ingin tercapai.
12:09Itu yang pertama.
12:10Kedua, kita juga harus mendefinisikan yang dimaksud
12:16sebagai suasem badan pangan itu apa.
12:18Apakah suasem badan pangan yang sifatnya itu
12:22mencakup semua tanaman pangan,
12:25padi, misalnya buah delek, jagung, gula, dsb.
12:32Ini juga saya kira bagi kita, bagi saya,
12:35kalau misalnya kita ingin mencapai
12:37suasem badan pangan dalam arti luas,
12:39mencakup berbagai tanaman komunitas yang tadi saya sebutkan,
12:43saya kira itu juga merupakan sebuah kemustahilan.
12:47Pak Fadil, tadi sempat juga disampaikan Pak Tarto,
12:50bahwa memang intensifikasi menjadi salah satu hal
12:53yang perlu dilakukan juga oleh pemerintah,
12:55di mana optimalisasi dari lahan-lahan existing
12:58yang ada di Indonesia.
12:59Kita lihat akan seperti apa?
13:00Apakah adanya penggunaan teknologi
13:02begitu dalam sektor pertahanan kita atau tidak?
13:04Kita bahas nanti di segmen berikutnya.
13:05Pak Fadil, Bapak Sutarto, kita jeda dulu sebentar.
13:08Kami akan segera kembali, usai jeda berikut ini.
13:19Baik, Pemirsa, kita lanjutkan kembali
13:21perbincangan bersama dengan Bapak Sutarto Alimuso,
13:23Ketua Umum Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras Perpadi,
13:26dan juga Bapak Fadil Hasan, Ekonomi Senior Indef.
13:28Pak Tarto, kita bicara mengenai intensifikasi,
13:30kalau memang tadi intensifikasi menjadi hal
13:32yang juga perlu dilakukan begitu perluasan lahan pertanian.
13:35Tapi kalau kita bicara mengenai optimalisasi
13:37seperti yang Pak Juhal sekatakan tadi,
13:39nah ini di bagian mana atau yang pentingnya
13:42di bagian mana kalau kita melakukan satu intensifikasi
13:45di sektor pertahanan kita?
13:47Penggunaan teknologi atau bagaimana?
13:49Iya, jadi betul.
13:51Karena saya ini kan praktisi ya.
13:54Saya juga baru melakukan kegiatan di lapangan.
13:57Jadi kita harus memulai dari budidaya itu sendiri,
14:02harus berpijak kepada teknologi lokal spesifik
14:08yang cocok untuk masing-masing wilayah.
14:11Ini sebenarnya Badan Litbang itu sudah,
14:15dulu ya, dulu kan ada Badan Litbang Pertanian,
14:18itu sudah menghasilkan berbagai teknologi
14:22atau katakanlah tanda petik paket teknologi
14:26untuk berbagai kondisi wilayah yang berbeda-beda.
14:30Misalnya katakanlah kalau rawa,
14:33itu dimulai dari benih yang cocok untuk rawa seperti apa,
14:37kemudian bagaimana pengolahan tanahnya,
14:40bagaimana pengendalian hamat dan penyakitnya,
14:44dan nanti bagaimana panennya.
14:46Demikian juga di irigasi.
14:48Irigasi mungkin dengan peningkatan indeks pertanamannya,
14:53bisa akan meningkatkan luas panen.
14:56Nah, ini semua kalau bisa dilakukan dengan baik,
15:01ketepatan sarana produksi mulai dari masalah
15:05kaitannya dengan ketersediaan airnya,
15:08kemudian ketersediaan pupuknya,
15:11dan tadi saya sebut dengan benihnya,
15:14kemudian mungkin untuk pengendalian hama penyakitnya,
15:18kalau ini tepat sesuai dengan keadaan
15:23yang ada di lapangan saat itu,
15:25jadi tidak terlambat,
15:27dan sekarang itu kan masalah pupuknya sering terlambat,
15:30misalnya ya, masalah benih,
15:32ternyata kualitasnya tidak sesuai dengan harapan.
15:35Nah, kalau ini betul-betul sesuai dengan wilayah-wilayah
15:40yang Pak, katakanlah Pak Kepala,
15:46Menko Pangan mengatakan akan klasterisasi dan sebagainya.
15:50Saya kira klasterisasi ini bahkan sampai ke tingkat yang kecil.
15:55Juga sekarang sedang,
15:56kalau untuk padi itu sedang melakukan klasterisasi
15:59antara penggilingan padi dengan petani di sekitar.
16:05Kalau dia bisa bekerjasama,
16:07itu akan terjadi efisiensi yang luar biasa.
16:10Jadi gabah itu tidak perlu lari kemana-mana,
16:13lari bisa diolah di sana.
16:16Jadi teknologi lokal spesifik
16:19yang cocok dengan agro klimat di masing-masing wilayah
16:26untuk pangan,
16:27apakah itu padi, apakah itu jagung,
16:29apakah itu gedele, apakah itu sayuran, buah-buahan, dan sebagainya,
16:34ini yang seyujurnya memang betul-betul diterapkan
16:39secara presisi.
16:41Istilah sekarang kan precision farming.
16:44Jadi secara presisi bisa dilakukan dengan baik
16:48dan kita memang tahu tantangan kita memang luar biasa.
16:51Termasuk masalah tanah yang sekarang dapat dikatakan sakit.
16:56Sehingga kita betul-betul harus mendorong pupuk organik
17:00untuk memperbaiki struktur tanah,
17:04memperbaiki biologi tanah,
17:06memperbaiki kimia, fisika, dan sebagainya.
17:10Jadi teknologi lokal spesifik menurut saya sudah tersedia
17:15dan itu yang harusnya kita terapkan di masing-masing wilayah,
17:20masing-masing kluster istilahnya Pak Menko Pang.
17:24Itu betul-betul secara presisi.
17:27Ini akan meningkatkan produktivitas.
17:30Nah, kalau Anda melihat Pak Fadil,
17:32ruang fiskal kita tersedia tidak sih apabila kita akan melakukan
17:36intensifikasi dengan teknologi pertanian?
17:39Apakah memang ini menjadi suatu hal yang perlu dikejar?
17:41Mengingat cita-cita kita ingin menjadi suasana mada pangan,
17:44menjadi lumbung padi ataupun lumbung pangan bagi dunia?
17:49Ya, saya kira kalau kita lihat dari sisi ruang fiskal,
17:55seperti kita agak tahu kan,
17:57saya kira ke depan ini mungkin dalam 3-5 tahun kita kan masih sangat terpatas.
18:03Tapi katakanlah dengan anggaran yang tersedia sekarang ini
18:06untuk sektor pertanian itu ya,
18:10mungkin berapa, sekitar 30-an Pak Tato ya,
18:14itu saya kira, tapi kan sebagian besar itu adalah
18:18untuk subsidi pupuk itu ya, yang dianggarkan itu.
18:24Nah, dalam konteks ini saya sebenarnya menyusukan
18:27agar ada perubahan kebijakan dalam hal subsidi pupuk itu.
18:33Kita mengetahui dengan sistem yang sekarang ini,
18:36subsidi pupuk itu seperti tadi Pak Tato sampaikan itu,
18:40tidak efektif dan tidak efisien dan juga kadang-kadang
18:44ketika dibutuhkan pupuk itu tidak ada.
18:47Jadi ada persoalan dalam hal subsidi pupuk ini.
18:50Nah, kalau misalnya subsidi pupuk ini dikurangi,
18:55yang pupuk itu dikurangi secara signifikan,
19:00tertahap-tahap, kemudian dialihkan anggaran tersebut
19:05kepada tadi itu, misalnya pening-unggul,
19:13kemudian juga pupuk organik, kemudian juga kepada R&D,
19:19research and development, kemudian penyuruhan.
19:23Saya kira itu akan lebih efektif dibandingkan
19:27dengan misalnya anggaran tersebut,
19:31sekarang dialokasikan sebagian besar
19:33anggaran pertanian ini kepada subsidi pupuk.
19:37Baik, itu dia. Berarti memang masih perlu dicari
19:40formulasi yang tepat begitu antara anggaran yang tersedia
19:44dengan upaya kita meningkatkan kemampuan produktivitas
19:47dari produk-produk pangan Indonesia.
19:49Tadi ada padi, jagung, dan kedelai,
19:51dan mungkin beberapa produk pangan Indonesia.
19:54Sehingga upaya Indonesia untuk tidak memiliki
19:56ketergantungan dengan bangsa lain.
19:58Untuk sumber pangan ini bisa terpenuhi
20:00di era pemerintahan baru ini.
20:02Baik, saya sekali waktu terbatas.
20:03Pak Sutarto, terima kasih banyak atas insight,
20:05informasi yang sudah Anda sampaikan.
20:07Pak Fadil, terima kasih juga atas informasi dan analisis
20:09yang sudah Anda berikan kepada pemirsa pada hari ini.
20:12Selamat melanjutkan aktivitas Anda kembali.
20:14Salam sehat, Pak Tarto, Pak Fadil, terima kasih.
20:20Baik pemirsa, satu jam sudah saya menemani Anda
20:22dalam market review dan berbahari terus informasi Anda
20:25hanya di IDX Channel Yotra Farsi
20:27and Comprehensive Investment Reference.
20:31Baik, karena urusan masa depan harus terdepan.
20:33Aku investor saham, saya Prasetyo Wibowo
20:36beserta seluruh kerabat kerja yang bertugas pamit undur diri.
20:39Terima kasih, sampai jumpa.
20:55Terima kasih.

Recommended