• 9 hours ago
Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruara Sirait menegaskan komitmen Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka terkait sektor perumahan nasional. Hal ini mengacu pada peta jalan yang telah digagas Tim Satgas Perumahan, dimana Pemerintah menargetkan pembangunan 3 juta rumah setiap tahunnya. Sebanyak 1 juta rumah atau apartemen untuk masyarakat di Kawasan perkotaan, dan 2 juta unit rumah untuk masyarakat di pedesaan.

Maruarar menambahkan, pihaknya akan membuka opsi menggunakan lahan yang dimiliki negara untuk membangun rumah rakyat, termasuk menggunakan lahan sitaan. Sebab, pengadaan lahan menjadi salah satu isu strategis dalam rangka menjalankan pembangunan perumahan rakyat.

Category

📺
TV
Transcript
00:00...
00:02...
00:04...
00:06...
00:08...
00:10...
00:12...
00:14...
00:16...
00:18...
00:20Ya halo pemir, apa kabar anda hari ini?
00:22Langsung dari studio IDX channel Jakarta, saya Prasetya Wiwo
00:24kembali hadir dalam Market Review
00:26program yang mengupas isu-isu
00:28penggerak ekonomi di tanah air
00:30Livestreaming kami bisa anda saksikan juga
00:32di idxchannel.com
00:34dan langsung saja kita mulai Market Review selengkapnya
00:36...
00:38...
00:40...
00:42...
00:44...
00:46Ya pemirsa, pembentukan kembali kementerian perumahan
00:48dan kawasan pemukiman menjadi bentuk
00:50keseriusan pemerintah Presiden Prabowo
00:52dalam mengatasi permasalahan backlog perumahan
00:54bahkan pemerintah Prabowo
00:56menjanjikan pembangunan sebanyak
00:583 juta unit rumah
01:00baik di tingkat perdesaan maupun perkotaan
01:02...
01:04...
01:06...
01:08...
01:10...
01:12...
01:14...
01:16...
01:18...
01:20...
01:22...
01:24...
01:26...
01:28...
01:30...
01:32...
01:34demikian pernyataan Menteri Perumahan
01:36dan Kawasan Pemukiman Marwara Sirait
01:38yang menegaskan komitmen pemerintah
01:40Presiden Prabowo Subianto
01:42terkait sektor perumahan Nasional
01:44hal ini mengacu pada petajalan
01:46yang telah digagas Tim Satgas
01:48Perumahan, dimana pemerintah
01:50menargetkan pembangunan 3 juta rumah
01:52rumah setiap tahunnya.
01:55Sebanyak 1 juta rumah atau apartemen untuk masyarakat di kawasan perkotaan
01:59dan 2 juta unit rumah untuk masyarakat di pedesaan.
02:03Marwara menambahkan pihaknya akan buka opsi menggunakan lahan yang dimiliki negara
02:08untuk membangun perumahan rakyat, termasuk menggunakan lahan sitaan.
02:13Sebab pengadaan lahan menjadi salah satu isu strategis dalam rangka menjalankan
02:17pembangunan perumahan rakyat.
02:20Selain itu pemerintah juga mengajak dan mendorong para developer properti
02:23dari swasta dan pengusaha bidang lainnya untuk bekerjasama dan bergotong royong
02:28agar dapat mengatasi persoalan kebutuhan akan rumah di masyarakat.
02:33Dari Jakarta, Tim Liputan, ITX News.
02:39Ya Pemirsa, untuk mewahas tema menarik kita kali ini terkait dengan
02:41Kementerian Perumahan Asa Baru Bagi Industri Properti
02:45Ya sudah bergabung bersama saya di melalui Zoom
02:49bersama dengan Bapak Joko Suranto, Kuto Umum DPP Real Estate Indonesia.
02:52Selamat pagi Pak Joko.
02:56Selamat pagi Pak.
02:57Salam sehat Pak Joko.
02:59Salam sehat.
03:03Terima kasih atas waktu yang disempatkan Pak Joko dan sudah bergabung juga
03:06ini Bapak Anton Sitorus, pengamat properti.
03:08Halo selamat pagi Pak Anton.
03:10Halo Mas Ras.
03:12Salam sehat Pak.
03:13Sehat, sehat Mas Ras.
03:15Baik, terima kasih juga atas waktu yang disempatkan.
03:17Kita langsung saja ke Pak Joko ini.
03:19Akhirnya, Pemerintah Presiden Prabowo
03:24begitu akhirnya membentuk Kementerian Perumahan.
03:27Dan sebelum kita ke Pak Joko, Pak Anton,
03:29kita akan review terlebih dahulu bagaimana pandangan Anda,
03:31review Anda terkait dengan sektor properti ini hingga saat ini.
03:36Ya, terima kasih Mas Ras.
03:39Pada prinsipnya memang pasar properti
03:42masih menantinantikan ya Mas
03:46terobosan baru
03:48yang nantinya akan digulirkan oleh Kabinet Presiden Prabowo ini.
03:55Karena kalau kita lihat ke belakang
03:58pertumbuhan pasar properti ini memang
04:00dalam setahun terakhir
04:02kurang terlalu
04:04apa ya, mungkin
04:06kurang terlalu bergairah lah
04:08boleh dibilang seperti itu.
04:09Karena memang ada beberapa hal yang
04:12sempat berjalan bagus
04:14pada waktu awal 2004
04:18tapi di tengah jalan ada
04:22masalah seperti PPNDTP yang berakhir
04:25dan alokasi kuota
04:28FLPP juga yang sudah habis.
04:31Sehingga
04:34dinamika pasar yang tadinya
04:36berjalan meningkat
04:39agak sedikit tersendat.
04:40Nah, kita harapkan
04:41dengan pemerintahan yang baru ini
04:44hal semacam itu bisa dihindari
04:47dengan membuat suatu kebijakan
04:49atau perencanaan yang lebih panjang
04:53implementasinya dan juga
04:55memberikan kepastian yang lebih bagus.
04:57Jadi, kita harapkan pasar properti ke depan ini akan
05:00lebih bergairah lah
05:02lebih excited dalam menyambut
05:04rencana-rencana dari pemerintahan yang baru.
05:06Oke. Nah, Pak Joko lantas bagaimana
05:09Real Estate Indonesia menilai bahwa
05:11Kementerian Perumahan
05:13dan juga Kawasan Pemungkinan ini
05:15akhirnya dibentuk begitu
05:17menjadi angin segar
05:19menjadi asal baru bagi industri properti nasional kita begitu Pak Joko?
05:25Ya, masih di mute sepertinya Pak Joko?
05:30Oh iya, maaf-maaf.
05:32Oke, yang pertama
05:34ada tiga hal pokok
05:36dalam kebijakan pemerintah
05:38mengenai adanya Kementerian Perumahan.
05:40Yang pertama, bahwa
05:42pemerintah pada akhirnya
05:44memberikan adres positif terhadap
05:46industri perumahan ini
05:48melalui adanya Kementerian Perumahan.
05:50Berarti, di sana ada
05:54perubahan cara pandang baru terhadap
05:56industri perumahan, yaitu
05:58industri perumahan dijadikan
06:00alat penumbuh ekonomi.
06:02Ini berarti bahwa
06:04satu, akan ada kebijakan
06:06yang mendorong
06:08akan mengakselerate
06:10kemudian juga ada
06:12pembiayaan yang
06:14terakomodasi dengan baik
06:16yang ketiga, ada kebijakan yang
06:18friendly terhadap pertumbuhan itu sendiri.
06:20Tiga hal pokok ini adalah
06:22sebuah kondisi yang
06:24bagus bagi industri perumahan
06:26karena apa?
06:28Karena dengan adanya keberpihakan
06:30cara pandang baru, maka
06:32ini akan memberikan adres positif
06:34bagi industri perumahan.
06:36Yang kedua, ada kepastian
06:38bagi pelaku industri.
06:40Yang ketiga,
06:42juga akan memberikan
06:44kemudahan bagi
06:46masyarakat yang saat ini
06:48belum memiliki rumah. Kita tahu
06:522010
06:56backlognya adalah
06:5813,5, kemudian
07:002020 backlognya ada 12,7.
07:02Dalam
07:04satu dasar warsa, backlog ini tidak
07:06turun lebih dari
07:0810%. Artinya
07:10dengan kebijakan pemerintah
07:12ini adalah
07:14cara baru untuk
07:16menghasilkan yang lebih baik,
07:18yang lebih berbeda. Karena tidak akan
07:20ada hasil yang berbeda ketika dilakukan
07:22dengan cara yang sama. Demikian.
07:24Baik, tapi kalau kita lihat
07:26bicara kebijakan strategis, berarti apa
07:28yang harus segera dilakukan begitu
07:30dengan Kementerian
07:32Perumahan yang baru dibentuk tadi? Kalau memang
07:34targetnya mengejar 3 juta unit perumahan,
07:36ada 2 juta di kawasan
07:38pedesaan, 1 juta unit di kawasan
07:40perkotaan, Pak Joko.
07:42Terima kasih.
07:44Yang harus
07:46kita siapkan pastinya adalah
07:48bagaimana ekosistem
07:50dari supply demand itu
07:52bisa berjalan lebih
07:54cepat, lebih terukur,
07:56terakomodasi. Yang
07:58kedua adalah bagaimana
08:00ekosistem dari
08:02sisi perizinan, dari sisi
08:04kebijakan, peraturan yang saat ini
08:06masih tersebar di beberapa
08:08pemerintahan itu
08:10bisa
08:12terukur dan friendly.
08:14Ada 3 tahapan yang
08:16bisa dilakukan, yaitu adalah
08:18relaksasi,
08:20kedua adalah simplifikasi,
08:22yang ketiga adalah harmonisasi.
08:24Karena propertinomik
08:26Mas
08:28Pras pernah, masih ingat ya
08:30dengan propertinomik kita,
08:32itu adalah
08:34berpanggung pada 4 pilar,
08:36yang pertama institusional,
08:38yang kedua adalah kebijakan,
08:40yang ketiga adalah
08:42pembiayaan,
08:44yang keempat adalah
08:46menjadi proyek sarkisasional.
08:48Artinya,
08:50hal-hal yang berkaitan dengan
08:52ekosistem, dengan
08:54environment, berupa kebijakan,
08:56peraturan itu memang harus
08:58diselaraskan.
09:00Tidak mungkin menimbulkan
09:02nomiknya, properti itu,
09:04kalau ekosistemnya itu
09:06belum dibenahi,
09:08belum diselaraskan.
09:10Misalkan, kalau dari
09:12perbankannya aja
09:14keputusan butuh yang lama.
09:16Kemudian,
09:18persaratannya begitu banyak.
09:20Kemudian, misalkan perizinan
09:22itu butuh waktu yang lama.
09:24Maka nomiknya akan kurang.
09:26Dan, kita
09:28tahu kemarin, REI
09:30sudah
09:32bekerjasama dengan lembaga manajemen UI,
09:34melakukan riset,
09:36yang mana, setiap investasi
09:38di propertinya 3,5
09:40USD,
09:423,5 miliar USD, atau
09:4456 triliun saat ini,
09:46itu akan memberikan kontribusi
09:48terhadap pertumbuhan ekonomi
09:50sebesar 0,26.
09:52Artinya, kalau rata-rata
09:54investasi
09:56properti setiap tahun di Indonesia
09:58itu adalah 120 sampai
10:00135 triliun, maka
10:02memberikan dampak 0,5.
10:04Apalagi saat ini,
10:06programnya adalah dengan 3 juta rumah.
10:08Begitu, Mas Pras.
10:10Kalau kita lihat membangun iklim
10:12investasi di sektor properti,
10:14dengan beragam upaya yang sudah dilakukan,
10:16sementara backlognya,
10:18tadi dikatakan Pak Joko, tidak lebih dari 10%.
10:20Berarti, PR-nya masih banyak.
10:22Realisasi insentif, kemudian kebijakan-kebijakan
10:24apalagi yang perlu segera dirumuskan,
10:26kita bahas nanti di segmen berikutnya, ya Pak Anton.
10:28Pak Joko, kita akan jeda dulu sebentar.
10:30Dan, Pak Mirza, pastikan Anda masih bersama kami.
10:33Terima kasih.
10:41Ya, terima kasih Anda masih bergabung bersama kami
10:43dalam market review dan pemisah berikut ini
10:45kami sampaikan data untuk Anda terkait dengan
10:47realisasi dari program sejuta rumah
10:49dari tahun 2015 sampai dengan
10:51per Agustus 2024.
10:53Ya, data selengkapnya bisa Anda saksikan
10:55di layar televisi Anda.
10:57Pergerakannya memang sempat masih berada di level
10:591,2 juta unit
11:01di tahun 2019, kemudian cenderung turun
11:03di tahun 2020 karena kita tahu ada
11:05pandemi COVID-19.
11:07Kemudian trendnya cenderung naik di atas
11:091 juta unit per tahun,
11:11dan di tahun 2024 per Agustus
11:13sudah terbangun sekitar
11:15666.432 unit rumah.
11:19Dan berikutnya beberapa tantangan,
11:21tadi kalau sempat disampaikan Pak Joko,
11:23ada sektor perbiayaan, kita tahu BI rate ini
11:25masih ditahan
11:27dalam dua bulan terakhir di 6%,
11:29meskipun kita tahu beberapa bulan sebelumnya
11:31di lima bulan terakhir
11:335,25%
11:35untuk pergerakan suku pengacuan Bank Indonesia.
11:37Dan selanjutnya
11:39pergerakan dari inflasi, dan kita tahu
11:41bersama deflasi terjadi
11:43dalam beberapa bulan terakhir,
11:45tepatnya di lima bulan terakhir
11:47deflasi ini yang menjadi
11:49tantangan tersendiri terkait dengan
11:51adanya penurunan daya beli
11:53di masyarakat.
11:55Baik kita akan lanjutkan kembali,
11:57bersama dengan Bapak Joko Suranto, Kutu Umum
11:59DPP Real Estate Indonesia,
12:01kemudian juga Bapak Anton Sitorus, Pengamat Property.
12:03Nah, Anton, kalau kita cermati
12:05dengan beberapa data tadi yang sudah disampaikan,
12:07sektor pembiayaan nampaknya memang
12:09yang menjadi kunci
12:11utama nih, peranan yang cukup penting
12:13kalau kita bicara mengenai
12:15sektor property di Indonesia, bagaimana Anda melihat
12:17suku pengacuan kita,
12:19pembiayaan, persyaratan, dan juga mekanisme
12:21masyarakat untuk bisa mendapatkan KPR?
12:24Ya, terima kasih, Mas.
12:26Memang kalau kita berbicara mengenai
12:28sektor pembangkan,
12:30ada hal-hal yang mungkin
12:32tidak bisa kita kontrol juga ya, karena
12:34kalau terkait dengan pergerakan
12:36suku bunga itu kan ada hubungannya
12:38sama faktor
12:40ekonomi secara makro,
12:42fundamental, jadi ada
12:44sesuatu yang mungkin
12:46tidak bisa dikontrol
12:48oleh pemangku
12:50kepentingan di sektor property.
12:53Tapi kalau kita lihat kecenderungannya,
12:55kan memang belakangan ini
12:57ada tren suku bunga
12:59semakin menurun, dan itu
13:01kita harapkan akan membantu
13:03pertumbuhan ke depannya.
13:05Jadi kalau memang hal ini bisa
13:07terrealisasi, suku bunga bisa semakin
13:10terkendali, menurun,
13:12ini akan sangat baik bagi
13:14sektor kredit
13:16untuk perumahan.
13:18Kita harapkan kondisi ini
13:20bisa berlangsung lama, sehingga
13:22apa yang direncanakan oleh pemerintah
13:24dalam program pembangunan
13:263 juta ini bisa
13:28didukung, karena saya pikir
13:30ini bukan sesuatu yang mudah ya,
13:32dengan angka yang boleh dibilang
13:34fantastis, 3 juta ini
13:36per tahun itu bukan perkara mudah,
13:38karena untuk merealisasikan
13:401 juta rumah per tahun aja,
13:42udah kita lihat bagaimana sulitnya.
13:44Nah ini 3 kali lipat.
13:46Mungkin ini yang perlu kita
13:48kritisi
13:50dan kita dukung
13:52dengan
13:54perencanaan yang jelas,
13:56ya kita berharap
13:58ini bukan hanya sekedar janji-janji,
14:00karena kita juga tahu bahwa
14:02di pemerintahan yang sebelum-sebelumnya
14:04pernah ada program-program yang
14:06memang boleh dibilang fantastis,
14:08tapi dalam implementasinya
14:10tidak berjalan dengan sebagaimana
14:12yang direncanakan. Jadi semoga saja
14:14ini benar-benar bisa
14:16dilaksanakan
14:18dengan langkah-langkah yang
14:20terperinci ya, dengan
14:22realisasi yang
14:24masuk akal lah.
14:26Karena kalau
14:28kita berbicara contohnya aja mas,
14:30yang mengenai pembangunan
14:321 juta apartemen per tahun ya,
14:34programnya seperti itu. Nah itu untuk membangun
14:361 juta apartemen per tahun itu
14:38itu akan
14:40memerlukan effort yang sangat luar biasa
14:42mas, karena setahu saya
14:44membangun 1 proyek apartemen
14:46aja itu bisa memakan waktu sampai 2 tahun
14:48ya, dari awal
14:50sampai selesai. Ini kalau membangun
14:521 juta dalam 1 tahun ini
14:54tentu harus dipikirkan bagaimana
14:56caranya, modelnya dan sebagainya
14:58apakah memang benar-benar realistis
15:00contohnya seperti itu. Jadi
15:02memang banyak hal
15:04yang perlu
15:06diperhatikan gitu
15:08dan semoga saja
15:10pemerintahan
15:12khususnya kementerian perumahan
15:14yang nantinya akan bekerja
15:16bisa membuat
15:18perencanaan-perencanaan
15:20langkah-langkah detil yang
15:22memang mengarah
15:24kepada target yang diharapkan tadi itu
15:26mas Prasad. Baik,
15:28kalau kita bicara mengenai mekanisme
15:30kerjasama, bagaimana kolaborasi
15:32antara pemerintah kemudian
15:34para pengembang di Secured Property
15:36nih Pak Joko, seperti apa sih yang diharapkan
15:38apalagi sekarang kan sudah ada
15:40induknya yang dalam artian sekarang sudah
15:42firm begitu ada kementerian perumahan
15:44dan kawasan pemukiman yang selama ini
15:46juga memang diharapkan dari pelaku
15:48industri property sendiri Pak Joko.
15:50Oke, yang
15:52pertama pastinya ada
15:54program yang
15:56setenti
15:58karena pengusaha
16:00itu tidak mungkin
16:02melakukan sesuatu yang
16:04tidak terukur karena
16:06dengan begitu
16:08ada kepastian programnya
16:10kepastian pembiayaannya
16:12kepastian regulasinya
16:14ini yang
16:16harus bisa
16:18kita samakan persepsinya.
16:20Yang kedua adalah
16:22bagaimana
16:24hambatan-hambatan itu
16:26bisa mendapatkan sebuah breakthrough
16:28kalau kita
16:30lihat yang
16:32selama ini ada
16:34ekosistem yang
16:38terlihat yaitu dari perbankan
16:40ada SMF
16:42kemudian kalau kita bicara FLPP
16:44ada TAPRA
16:46kemudian juga yang
16:48lebih berat lagi
16:50ketika semuanya harus bisa
16:52dilaksanakan di eksekusi adalah peran
16:54dari BPN. Nah,
16:56ini memang harus
16:58didudukkan bareng
17:00kemudian disamakan
17:02persepsinya, misalkan
17:04ketika pembiayaan
17:06FLPP ini kan belum
17:08bisa dilakukan
17:10sekuritisasi aset
17:12kemudian masuk SMF karena
17:14program pemerintah dan sebagainya
17:16kemudian
17:18belum terselenggaranya
17:20sertifikat itu
17:22sehingga bisa menjadi
17:24produk yang bisa di-upshot oleh
17:26SMF. Hal-hal yang demikian
17:28ini memang harus
17:30dipastikan dan
17:32kami meyakini bahwa
17:34apa yang menjadi hambatan
17:36itu kita relatif
17:38sudah kita
17:40siapkan, sudah kita
17:42bikin list-nya, kita
17:44juga sudah
17:46ada pembahasannya
17:48nantinya pada saat setelah
17:50mungkin ya
17:52setelah dari Magelang
17:54maka para menteri terkait itu
17:56akan duduk bareng
17:58minimalnya ada 4
18:00kementerian yaitu
18:02LHK
18:04kemudian BPN
18:06kemudian Kemendakri
18:08kemudian juga dari
18:10Kementerian Perumahan itu sendiri
18:12mungkin terakhir dengan
18:14BKPM karena yang mengelola
18:16OSS itu adalah
18:18BKPM. Dengan duduknya
18:20maka akan
18:22satu, melihat permasalahan
18:24secara sama
18:26kemudian juga
18:28akan ada kesamaan cara
18:30data yang ketiga
18:32akan ada komitmen mengenai
18:34SLA-nya. Karena
18:36sekali lagi, gak mungkin
18:38itu bisa berjalan, misalkan
18:40sertifikat sampai 6 bulan
18:42misalkan seperti itu. Kemudian
18:44gak mungkin itu bisa berjalan seperti
18:46yang dikhawatirkan Pak sahabat
18:48saya, Pak Sitorus, kalau
18:50perizinannya saja, misalkan
18:52amdalnya itu butuh lebih dari
18:546 bulan, berarti perizinan itu
18:56karena gak bisa paralel, itu
18:58bisa satu tahun. Nah
19:00kita sudah
19:02beberapa kali
19:04mitigasi problem-problem
19:06mendasar terkait perizinan
19:08terkait pelaksanaan
19:10pelaksanaan gak mungkin terjadi kalau perizinan
19:12belum selesai dan sebagainya
19:14kami sebagai pelaku
19:16pastinya harus
19:18selalu menaruh optimisme
19:20apalagi pada
19:22awal pembentukan ini
19:24kami diajak terbuka
19:26mendiskusikan hambatan-hambatan
19:28ekosistem, kemudian
19:30juga environment-nya yang
19:32dibutuhkan seperti apa
19:34pada akhirnya memang
19:36kita meyakini pendekatan
19:383 juta rumah itu bukan pekerjaan
19:40kecil, bukan pekerjaan
19:42mudah. Namun
19:44pada akhirnya ini harus kita
19:46terima, kita
19:48hadapi bersama, kita selesaikan
19:50bersama, masing-masing bisa memberikan
19:52kontribusi, khususnya
19:54bagi kami pelaku
19:56itu adalah kepastian
19:58itu kepastian ini bisa
20:00kita terima
20:02ada equal treatment setelah itu
20:04kemudian ada breakthrough-nya
20:06di sana kementerian perumah bisa
20:08menjadi leader, bisa
20:10menjadi planner
20:12bisa menjadi executor, juga
20:14bisa memberikan problem solver
20:16nah ini yang akan kita kerjakan
20:18bersama, saya meyakini bahwa
20:20memang tidak mudah
20:22tapi kita punya keyakinan
20:24bahwa ekonomi harus kita
20:26tumbuhkan bersama, bahwa
20:28kita sebagai pelaku memang harus
20:30menjaga optimisme, mengembangkan
20:32optimisme, yang terakhir
20:34adalah kita memastikan
20:36semua masalah itu bisa kita selesaikan
20:38bersama. Baik, Pak Joko
20:40cukup menarik, dan kita tahu tadi
20:42Menpera juga sudah menginformasikan
20:44begitu penggunaan lahan-lahan
20:46sitaan begitu ya, kita tahu seperti apa
20:48dari kementerian perumahan ini
20:50memberikan satu solusi, apakah
20:52benar-benar ini bisa dimanfaatkan atau tidak
20:54kita bahas lagi di segmen berikutnya, kita akan jalan dulu sebentar
20:56dan pemirsa, kami akan segera kembali
20:58usai pariwara berikut ini
21:08ya, masih membahas terkait dengan
21:10Kementerian Perumahan Asa Baru Industri
21:12Property Nasional, dan kita sudah bergabung juga
21:14masih dengan Pak Anton Sitorus, pengawat
21:16property, dan juga Bapak Joko Suranto, Kutu Umum
21:18DPPR. Baik, Pak Anton
21:20kalau kita cermati dengan statement tadi
21:22Pak Marwarar Sirait begitu menyebutkan, bahwa
21:24pemerintah berencana, akan menggunakan
21:26lahan-lahan yang sitaan begitu
21:28dari negara sendiri, dan melihat potensinya
21:30apakah benar-benar bisa dimanfaat, mengingatkan
21:32memang, ya permasalahan fundamental
21:34kan di sektor property kita adalah lahan
21:36tadi, kemudian pembiayaan
21:38perizinan, nah ini gimana Pak Anton?
21:40Iya, benar sekali
21:42Mas Pras, karena memang
21:44lahan itu kan
21:46sangat penting, dan juga
21:48merupakan salah satu komponen yang
21:50kosnya cukup tinggi, jadi itu
21:52penting sekali lah buat
21:54pengadaan program perumahan
21:56jadi kalau misalnya pemerintah bisa
21:58merealisasikan ini, yang nggak cuma lahan-lahan sitaan
22:00tapi juga lahan-lahan milik negara
22:02yang bisa dimanfaatkan, tentu
22:04ini akan sangat membantu Mas, karena
22:06seperti kita tahu, banyak sekali
22:08gitu ya, lahan-lahan semacam ini
22:10yang lokasinya
22:12di daerah-daerah strategis, gitu
22:14yang memang sangat
22:16diperlukan
22:18khususnya kalau misalnya kita berbicara
22:20contohnya buat kaum milenial
22:22yang pengen lokasi-lokasi yang
22:24di dalam kota, jadi potensinya
22:26ini besar sekali, kalau misalnya memang
22:28bisa dimanfaatkan, jadi
22:30saya setuju dari Pak Joko
22:32tadi sampaikan, bahwa
22:34untuk merealisasikan
22:36rencana yang besar ini
22:38memang diperlukan step-step
22:40yang benar-benar terperinci
22:42yang benar-benar
22:44kita bisa disepakati
22:46dan nantinya bisa
22:48dilaksanakan, baik dari aspek
22:50regulasi, perizinan
22:52lalu juga penyediaan
22:54lahan, karena
22:56yang pertama kalau menurut saya
22:58untuk merealisasikan
23:003 juta ini, ya memang
23:02pertama yang kita mesti pikirkan adalah
23:04dimana itu dibangunnya, lalu
23:06siapa yang membangun, tadi kan
23:08Pak Joko bilang ya, bisa
23:10dari developer, bisa dari
23:12pemerintah, bisa juga
23:14mungkin dari usur masyarakat
23:16LSM misalnya, karena kan kita tahu juga bahwa
23:18di desa juga rencananya akan
23:20memberdayakan
23:22BUMDES gitu ya, dan
23:24juga kelompok-kelompok
23:26di masyarakat, jadi
23:28saya pikir yang
23:30dalam rangka itu ya, menciptakan
23:32stok gitu ya, merealisasikan jumlah
23:343 juta ini, memang yang mesti dipikirkan adalah
23:36dimana lokasinya
23:38dan siapa yang membangunnya
23:40dan itu memerlukan dukungan
23:42berbagai macam dukungan ya
23:44regulasi, perizinan, lalu
23:46nantinya
23:48ketika sudah terada gitu ya
23:50ya lanjut ke masalah
23:52pembiayaan, lalu untuk
23:54masalah penyerapan oleh pasarnya ya
23:56saya pikir dengan jumlah
23:58backlog yang besar
24:00penyerapan gak terlalu
24:02masalah ya, selama
24:04selama
24:06financing yang ada itu juga
24:08bisa mendukung dalam arti ya mudah-mudahan
24:10suku bunga bisa
24:12dalam kondisi yang
24:14affordable gitu ya, bisa dijangkau
24:16jadi program-program seperti
24:18tapera dan sebagainya bisa dimaksimalkan
24:20kalau untuk mekanisme pasar
24:22di perumahan yang umum, saya pikir
24:24kalau suku bunga
24:26ya syukur-syukur bisa single digit ya
24:28itu saya yakin
24:30pasar perumahan akan
24:32akan meningkat gitu
24:34oke Pak Anton, nah Pak Joko
24:36bagaimana dengan rencana pemerintah tadi
24:38begitu apakah ini akhirnya menjadi suatu
24:40lahanan yang cukup strategis yang bisa dimanfaatkan
24:42bagi pelaku industri dan tadi untuk
24:44mengejar juga bagaimana ketersediaan
24:46lahan, proses perizinan yang mungkin masih
24:48ada PR yang harus dituntaskan oleh kementerian
24:50yang baru terbentuk ini
24:52oke terima kasih
24:54ini ada 3
24:56cluster yang
24:58kita bahas dalam konteks
25:003 juta itu
25:02mungkin kita bisa pindahkan menjadi
25:042 cluster saja, yaitu 1 juta
25:06perkotaan, yang 2 juta
25:08itu di pedesaan
25:10dan di pesisir
25:12untuk yang 1 juta
25:14memang betul yang disampaikan
25:16Pak Anton
25:18Sitorus, akan menggunakan
25:20tanah
25:22good and good milik pemerintah
25:24saat ini yang sudah
25:26diimentarisir adalah
25:28data
25:30terkait dengan adanya pasar
25:32di DKI saja itu
25:34pasar yang dimiliki Pemprov
25:36itu ada 140
25:38nah itu yang akan didorong
25:40untuk penyediaan
25:42sebagai lahan, sebagai isu utama
25:44yang kemudian
25:46ada tambahan lagi
25:48tanah yang terkait
25:50hasil sidaan kejaksaan
25:52itu bagian yang penambah lagi
25:54namun
25:56semuanya harus yang namanya
25:58satu
26:00legalitasnya sudah
26:02clear and clean
26:04yang kedua adalah
26:06bagaimana sisi perizinan
26:08KLB dan sebagainya
26:10sekali lagi, kepastian mengenai
26:12ketersediaan dan perizinan
26:14itu adalah faktor
26:16utama, yang kedua
26:18terkait mengenai
26:20pembangunan, banyak
26:22saat ini teknologi
26:24untuk membangun itu
26:26sangat kuat
26:28karena kita lihat
26:30di China misalkan
26:32pembangunan sekian
26:34puluh
26:36atau tingkat
26:38bisa dalam waktu cepat
26:40dan sebagainya, kemudian
26:42terkait aspek finansial
26:44untuk yang di perkotaan
26:46itu sudah banyak investor
26:48yang sudah
26:50tertarik khususnya dari timur tengah
26:52dan sebagainya, ini akan
26:54menarik, kemudian
26:56terkait demand
26:58Pak Sitorus bahwa
27:00di perkotaan ini
27:02memang paling besar
27:04juga hampir dari
27:06backlog itu 70 persennya
27:08tinggal di perkotaan, yang harus
27:10dilakukan adalah fiksasi
27:12mereka secara kapasiti
27:14sehingga RPC-nya berjalan
27:16itu satu titik mengenai 1 juta
27:18yang kemudian
27:20yang 2 juta di pesisir
27:22ataupun pedesaan
27:24pendekatannya adalah mereka yang
27:26sudah memiliki
27:28tanah, kemudian
27:30belum bisa membangun, yang
27:32kedua, kemungkinan
27:34yang akan diambil opsi juga
27:36adalah rutilah
27:38rutilah itu RTLH
27:40rumah tidak layak ini, jumlahnya
27:42secara data dari Kementerian PUPR
27:44kemarin, Kementerian PU
27:46sekarang, itu adalah
27:4826 juta
27:50inilah yang akan menjadi
27:52pasar, dan memang
27:54dilakukan secara
27:56business, mereka
27:58memang
28:00secara kapasitas
28:02saat ini, pasti
28:04karena Sitorus informal, gak bisa
28:06namun, nanti pada saatnya
28:08akan ada mekanisme
28:10pembayaran
28:12itu dilakukan oleh pemerintah
28:14pada saatnya pasti diumumkan, seperti itu
28:16kemudian yang
28:18kami
28:20sampaikan kepada tim
28:22SASGAS sebagai bagian dari tim SASGAS
28:24adalah, bagaimana
28:26ini di pembangunan
28:28dilakukan oleh entitas yang
28:30ada di pedesaan, dan
28:32kami, RE sudah
28:34menyiapkan diri untuk melakukan
28:36diklat, kita tahu bahwa
28:38pembangunan rumah
28:40ini memerlukan keahlian
28:42khusus, sehingga
28:44taruhan nanti ada BUMDES
28:46kooperasi, ataupun juga
28:48entitas baru yang
28:50melaksanakan pembangunan
28:52rumah di sana, sehingga rumahnya
28:54terwujud, sehingga setelah itu bisa
28:56dilakukan pembiayaan oleh
28:58perbankan yang dimiliki oleh masyarakat itu
29:00bisa terlaksana
29:02kami sudah
29:04menyiapkan beberapa skema
29:06kita sudah sampaikan kepada
29:08Pak Hasim sebagai ketua
29:10SASGAS perumahan
29:12itu adalah, satu
29:14kita melakukan coaching
29:16yang kedua, kita bisa
29:18melakukan sebuah kerjasama
29:20kita sebagai pendamping
29:22yang ketiga
29:24pada akhirnya, ketika memang
29:26entitas dan hal-hal lain itu
29:28belum bisa melakukan, maka kita
29:30bisa menjadi
29:32pelaksana di konsep
29:34pembangunan 2 juta itu
29:36baik, itu dia, terkait dengan
29:38beragam informasi yang sudah disampaikan, bahwa
29:40memang tantangan masih ada, tapi optimisme yang
29:42perlu dibangun adalah karena adanya
29:44kementerian perumahan dan kawasan pemikiran yang sudah
29:46dibentuk oleh pemerintahan Presiden
29:48Prabowo Subianto, dan semoga tadi
29:50ada win-win solution begitu ya, Pak Joko
29:52juga Pak Anton, sehingga akan lebih banyak
29:54lagi masyarakat kita yang bisa
29:56mendapatkan rumah layak dengan harga yang
29:58terjangkau dengan pembiayaan, dan juga
30:00sesuai dengan kantong mereka, begitu
30:02baik, Pak Joko, terima kasih banyak atas
30:04insight informasi yang sudah Anda sampaikan, Pak Anton juga
30:06terima kasih atas informasi analisis
30:08yang sudah Anda berikan kepada
30:10masyarakat Indonesia, selamat melanjutkan aktivitas Anda kembali
30:12salam sehat, terima kasih

Recommended