Pluralisme Untuk Indonesia, Berbeda Tapi Tetap Satu

  • 4 tahun yang lalu
JAKARTA, KOMPAS.TV - Negara Indonesia adalah negara yang memiliki banyak suku dan budaya, di tengah banyaknya perbedaan, Indonesia memiliki masyarakat yang saling menghargai satu sama lain, dan sikap saling tenggang rasa bagi semua umat beragama.

Kuliah ramadan pagi ini, disampaikan Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar, untuk memetik pelajaran, menjadikan perbedaan sesuatu hal yang baik.

Dunia butuh Indonesia dengan warisan pluralismenya untuk mengawal dan menjaga perdamaian serta sikap saling menghargai satu dengan lainnya pada masa datang.

Hal itu akan menjadi hadiah besar dari Indonesia untuk dunia yang pasti disetujui Yap Thiam Hien, tokoh anti diskriminasi.

Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik DKI Jakarta Darwis M Adji, yang membacakan sambutan Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta Soni Sumarsono, berharap munculnya sosok Yap Thiam Hien pada masa kini dan mendatang.

\"Kita memiliki kebijakan untuk melindungi keberagaman dalam berbagai hal. Untuk itu, pemahaman secara utuh pluralisme menjadi penting karena kesalahan pemahaman akan menimbulkan kontraproduktif,\" katanya.

Dalam terang sekelumit fakta-fakta sejarah di ataslah sebenarnya ide pluralisme dan toleransi bukanlah ide yang berangkat jauh dari luar dan ditanamkan tanpa penyesuaian di Indonesia.

Pluralisme adalah batang tubuh dari keindonesiaan kita. Setelah ide-ide ini digemakan oleh Soekarno dan Abdurrahman Wahid, kita membutuhkan lahirnya generasi baru yang membela pluralisme Indonesia sebagai benteng republik.


Dianjurkan