JAKARTA, KOMPAS.TV - Uskup Agung Jakarta, Kardinal Suharyo mengenang kesederhanaan sosok Paus Fransiskus.
Menurutnya, kesederhanaan itu dapat dilihat dari cara pilihan-pilihan Paus Fransiskus yang berpihak kepada kaum yang terpinggirkan.
Hal itu disampaikan Kardinal Suharyo dalam konferensi pers di Jakarta, pada Senin (21/4/2025).
"Jadi dari pilihan yang sangat menentukan kehidupan gereja, sampai pilihan pribadi yang sangat pribadi, seperti sepatu, jam tangan, dan sebagainya itu, selalu menunjukkan keberpihakan kepada saudara-saudara kita yang kurang beruntung," ujar Kardinal Suharyo.
Diketahui, Paus Fransiskus wafat pada Senin, 21 April 2025 atau satu hari setelah peringatan Paskah.
Baca Juga Momen Penyegelan Pintu Apartemen Tempat Mendiang Paus Fransiskus Tinggal di https://www.kompas.tv/internasional/588466/momen-penyegelan-pintu-apartemen-tempat-mendiang-paus-fransiskus-tinggal
#pausfransiskus #meniggaldunia #kardinalsuharyo
Video Editor: Agung
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/588477/kardinal-suharyo-kenang-kesederhanaan-paus-fransiskus-berpihak-pada-yang-terpinggirkan
Menurutnya, kesederhanaan itu dapat dilihat dari cara pilihan-pilihan Paus Fransiskus yang berpihak kepada kaum yang terpinggirkan.
Hal itu disampaikan Kardinal Suharyo dalam konferensi pers di Jakarta, pada Senin (21/4/2025).
"Jadi dari pilihan yang sangat menentukan kehidupan gereja, sampai pilihan pribadi yang sangat pribadi, seperti sepatu, jam tangan, dan sebagainya itu, selalu menunjukkan keberpihakan kepada saudara-saudara kita yang kurang beruntung," ujar Kardinal Suharyo.
Diketahui, Paus Fransiskus wafat pada Senin, 21 April 2025 atau satu hari setelah peringatan Paskah.
Baca Juga Momen Penyegelan Pintu Apartemen Tempat Mendiang Paus Fransiskus Tinggal di https://www.kompas.tv/internasional/588466/momen-penyegelan-pintu-apartemen-tempat-mendiang-paus-fransiskus-tinggal
#pausfransiskus #meniggaldunia #kardinalsuharyo
Video Editor: Agung
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/588477/kardinal-suharyo-kenang-kesederhanaan-paus-fransiskus-berpihak-pada-yang-terpinggirkan
Kategori
🗞
BeritaTranskrip
00:00Selalu menunjukkan keberpihakan kepada saudari-saudara kita yang kurang beruntung.
00:07Betul, yang sangat mencolok dalam pribadi Paus Franciscus adalah kesederhanaannya.
00:19Kesederhanaan itu tercermin juga di dalam yang tadi ditanyakan,
00:24dan simplifikasi penyederhanaan upacara pemakaman Paus.
00:31Jadi bukan hanya ketika beliau masih ada di antara kita, beliau itu sederhana.
00:37Tetapi bahkan ketika beliau sudah berbulan, tidak ingin upacara pemakamannya itu menampilkan kemegahan.
00:49Mungkin baik kalau masih dikatakan bukan kemegahan, tetapi keagungan beda.
00:59Dan keagungan itu, justru itulah yang tampak di dalam pribadi Paus Franciscus.
01:07Jadi beliau itu agung mulia, bukan karena kekuasaan yang beliau punya sebagai kepala negara.
01:19Tetapi justru kesederhanaannya, dan kesederhanaan itu tampak di dalam pilihan-pilihan hidupnya.
01:27Jadi kita semua tahu, beliau tidak tinggal di istana kepausan, tetapi tinggal di kasa Santa Marta,
01:38itu hotel di dalam kota Fatikan, tinggal bersama-sama dengan pelayan-pelayan Fatikan yang tinggal di situ.
01:47Ini bukan hanya masalah tempat tinggal, ini adalah sesuatu yang sangat simbolik.
01:53Beliau ingin mengubah wajah gereja yang monarkis, menjadi gereja yang melayani.
02:05Dan itulah yang sungguh-sungguh menarik, karena di zaman sekarang ketika orang berlomba-lomba,
02:12bersaing bahkan berlomba-lomba untuk mencari kekuasaan,
02:17Beliau justru sebaliknya, ingin menunjukkan bahwa jabatan itu bukan untuk diduduki,
02:27tetapi untuk dipanggu.
02:29Beda ya, menduduki jabatan dan memanggu jabatan.
02:34Beliau ingin dikenal sebagai pelayan.
02:38Dan yang seringkali dilupakan, saya tidak tahu apakah ini bisa mudah ditangkap atau tidak,
02:44pribadi yang seperti itu, itu buah dari suatu transformasi yang lama.
02:53Transformasi pribadi itu sudah mulai ketika beliau berusia 17 tahun.
03:01Namanya Jorge Borgolio.
03:04Pasti belum berpikir tentang menjadi paus dan sebagainya.
03:07Usia 17 tahun.
03:10Yang menentukan hidupnya, ini seringkali sulit untuk dipahami,
03:15yang menentukan hidupnya adalah pengalamannya akan Allah.
03:23Pada usia 17 tahun itu, entah bagaimana ceritanya panjang,
03:29dia mengalami sentuhan yang mendalam di dalam batinnya,
03:36yaitu wajah Allah yang memancarkan kerahiman.
03:42Ini Allah adalah maharahim.
03:47Itu ditulis di dalam salah satu buku oleh seorang penulis yang juga ikut datang ke Indonesia
03:53waktu paus berkunjung, judul bukunya dalam bahasa Inggris,
03:57nama Allah adalah kerahiman.
04:03God is mercy.
04:07Pengalaman inilah yang mendorong transformasi pribadi paus Franciscus sampai sekarang.
04:14Dan kalau melihat lambang dari paus Franciscus,
04:19itu tulisannya miserando adque elicendo.
04:23Persis itulah dalam bahasa latin pengalaman yang menyentuh pribadinya.
04:28Allah yang memancarkan kerahiman yang tanpa batas
04:32dan memilih seorang rasul yang namanya Matthius.
04:38Pengalaman dasar itulah yang menentukan pilihan-pilihan hidupnya.
04:43Bahkan jangan heran kalau dari segi yang paling sederhana sampai segi-segi yang paling penting,
04:53pilihannya itu jelas.
04:55Keberpihakan kepada saudara-saudari kita yang terpinggirkan.
05:02Pilihannya selalu begitu.
05:04Jadi misalnya ketika beliau menjadi paus pertama kali keluar dari Fatikan,
05:12beliau pergi kemana?
05:13Ke suatu pulau di Italia Selatan yang namanya Pulau Lampedusa.
05:20Pulau Lampedusa itu seperti Pulau Galang tahun 70-an di sini.
05:25Tempat para pengungsi berlabuh.
05:28Dari Afrika masuk ke Eropa untuk mencari hidup yang lebih baik.
05:33Tidak semua pengungsi bisa mendarat di Pulau Lampedusa itu.
05:37Banyak yang tenggelam di laut.
05:40Maka pada waktu pergi ke sana, itu sudah pilihan keberpihakan.
05:48Keberpihak kepada saudari-saudara kita pengungsi mencari hidup yang lebih baik tetapi tenggelam.
05:56Sehingga ia merayakan ekaristi, ibadah.
06:02Altarnya itu perahu yang rusak, yang dipakai oleh para pengungsi itu.
06:08Pilihan.
06:11Tidak semua dalam hal yang paling sederhana juga, kalau beliau merayakan ulang tahun yang diundang bukan pejabat-pejabat Fatikan.
06:21Yang diundang adalah pengemis-pengemis yang kalau malam hari tidur di lapangan Santo Petrus itu.
06:31Pilihan sepatunya juga sama.
06:35Paus itu sepatunya seharusnya merah.
06:38Tetapi beliau tidak pernah menggunakan sepatu merah.
06:41Sepatunya yang biasa-biasa beliau pakai itu.
06:44Jadi dari pilihan yang sangat menentukan kehidupan gereja, sampai pilihan pribadi yang sangat pribadi seperti sepatu, jantangan, dan sebagainya itu.
06:55Selalu menunjukkan keberpihakan kepada saudari-saudara kita yang kurang beruntung.
07:14Terima kasih telah menonton.
07:44Terima kasih telah menonton.