KOMPAS.TV - Uskup Agung, Kardinal Ignatius Suharyo menceritakan bagaimana sosok Paus Fransiskus semasa hidupnya.
Ia memberikan gambaran bahwa Paus sosok yang lekat dengan kesederhanaan, tidak hanya semasa hidup, tetapi juga ketika beliau tutup usia.
Kardinal Suharyo juga mengisahkan bagaimana awalnya Paus memutuskan untuk mengabdi pada Allah di usianya yang masih muda.
Kini, Paus Fransiskus dan segala pesan kebaikannya tinggal kenangan, selamat jalan, Pope Francis. Damai selalu menyertaimu.
#pausfransiskus #kardinalsuharyo #paustutupusia
Baca Juga Kardinal Suharyo Ungkap Perjuangan Paus Fransiskus Sebelum Tutup Usia di https://www.kompas.tv/nasional/588358/kardinal-suharyo-ungkap-perjuangan-paus-fransiskus-sebelum-tutup-usia
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/588360/cerita-kardinal-suharyo-soal-sosok-paus-fransiskus-kesederhanaan-terpancar-kuat
Ia memberikan gambaran bahwa Paus sosok yang lekat dengan kesederhanaan, tidak hanya semasa hidup, tetapi juga ketika beliau tutup usia.
Kardinal Suharyo juga mengisahkan bagaimana awalnya Paus memutuskan untuk mengabdi pada Allah di usianya yang masih muda.
Kini, Paus Fransiskus dan segala pesan kebaikannya tinggal kenangan, selamat jalan, Pope Francis. Damai selalu menyertaimu.
#pausfransiskus #kardinalsuharyo #paustutupusia
Baca Juga Kardinal Suharyo Ungkap Perjuangan Paus Fransiskus Sebelum Tutup Usia di https://www.kompas.tv/nasional/588358/kardinal-suharyo-ungkap-perjuangan-paus-fransiskus-sebelum-tutup-usia
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/588360/cerita-kardinal-suharyo-soal-sosok-paus-fransiskus-kesederhanaan-terpancar-kuat
Kategori
🗞
BeritaTranskrip
00:00Baik, yang kedua. Mas, silahkan.
00:06Salam kenal, saya Juan Robin dari Narasi.
00:09Mungkin kita semua tahu bahwa
00:12Kardinal Soehario sendiri sering berjumpa dengan Paus Franciscus.
00:16Dan saya juga ingat sekali saat kedatangan Paus ke Indonesia,
00:21Kardinal Soehario juga menyebut bahwa
00:22hal yang patut kita perhatikan adalah kesederhanaan dari seorang Paus Franciscus.
00:30Kardinal Soehario yang seorang, dari tokoh seorang Paus Franciscus ini dalam melayani sumber hidupnya ini.
00:40Mungkin itu dari saya. Terima kasih.
00:43Betul.
00:45Yang sangat mencolok dalam pribadi Paus Franciscus adalah kesederhanaannya.
00:52Kesederhanaan itu tercermin juga di dalam yang tadi ditanyakan
01:00simplifikasi penyederhanaan upacara pemakaman Paus.
01:06Jadi bukan hanya ketika beliau masih ada di antara kita,
01:11beliau itu sederhana.
01:13Tetapi bahkan ketika beliau sudah berbulan,
01:19tidak ingin upacara pemakamannya itu menampilkan kemegahan.
01:26Mungkin baik kalau masih dikatakan bukan kemegahan,
01:31tetapi keagungan.
01:33beda dan keagungan itu justru itulah yang tampak di dalam pribadi Paus Franciscus.
01:44Jadi beliau itu agung, mulia,
01:49bukan karena kekuasaan yang beliau punya sebagai kepala negara,
01:54tetapi justru kesederhanaannya.
01:59Dan kesederhanaan itu tampak di dalam pilihan.
02:02Bagaimana tahu beliau tidak tinggal di Istana Kepausan,
02:10tetapi tinggal di Kasa Santa Marta,
02:14itu hotel di dalam kota Fatikan,
02:17tinggal bersama-sama dengan pelayan-pelayan Fatikan yang tinggal di situ.
02:22Ini bukan hanya masalah tempat tinggal,
02:26ini adalah sesuatu yang sangat simbol.
02:30Beliau ingin mengubah wajah gereja yang monarkis,
02:36menjadi gereja yang melayani.
02:40Dan itulah yang sungguh-sungguh menarik,
02:43karena di zaman sekarang ketika orang berlomba-lomba,
02:47bersaing bahkan berlomba-lomba untuk mencari kekuasaan,
02:53beliau justru sebaliknya.
02:56Ingin menunjukkan bahwa jabatan itu bukan untuk diduduki,
03:03tetapi untuk dipanggu.
03:05Beda ya,
03:06mencari jabatan dan memanggu jabatan.
03:09Beliau ingin dikenal sebagai pelayan.
03:13Dan yang seringkali dilupakan,
03:16saya tidak tahu apakah ini bisa mudah ditangkap apa tidak,
03:21pribadi yang seperti itu,
03:23itu buah dari suatu transformasi yang lama.
03:29Transformasi pribadi itu sudah mulai ketika beliau berusia 17 tahun.
03:37Namanya Jorge Boroglio.
03:39Pasti belum berpikir tentang menjadi paus dan sebagainya.
03:43Usia 17 tahun.
03:45Yang menentukan hidupnya,
03:48ini seringkali sulit untuk dipahami,
03:51yang menentukan hidupnya adalah pengalamannya akan Allah.
03:57Pada usia 17 tahun itu,
04:02entah bagaimana ceritanya panjang,
04:06dia mengalami sentuhan yang mendalam di dalam batinya,
04:11yaitu wajah Allah yang memancarkan kerahiman.
04:17Ini Allah adalah maharahim.
04:22Itu ditulis di dalam salah satu buku oleh seorang penulis yang juga ikut datang ke Indonesia waktu paus berkunjung.
04:30Judul bukunya dalam bahasa Inggris,
04:33Nama Allah adalah kerahiman.
04:36God is mercy.
04:42Pengalaman inilah yang mendorong transformasi pribadi paus Franciscus sampai sekarang.
04:50Dan kalau melihat lambang dari paus Franciscus,
04:55itu tulisannya Nisirando Atwe Elijendo.
04:58Persis itulah dalam bahasa Latin pengalaman yang menyentuh pribadinya.
05:04Allah yang memancarkan kerahiman yang tanpa batas dan memilih seorang rasul yang namanya Matthius.
05:13Pengalaman dasar itulah yang menentukan pilihan-pilihan hidupnya.
05:20Maka jangan heran kalau dari segi yang paling sederhana sampai segi-segi yang paling penting,
05:28Pilihannya itu jelas,
05:30Keberpihakan kepada saudara-saudari kita yang terpinggirkan.
05:38Pilihannya selalu begitu.
05:41Jadi misalnya ketika beliau menjadi paus pertama kali keluar dari Fatikan,
05:47Beliau pergi kemana?
05:49Ke suatu pulau di Italia Selatan yang namanya Pulau Lampedusa.
05:54Pulau Lampedusa itu seperti Pulau Galang tahun 70-an di sini,
06:00Tempat para pengungsi berlabuh.
06:03Dari Afrika masuk ke Eropa untuk mencari hidup yang lebih baik.
06:09Tidak semua pengungsi bisa mendarat di Pulau Lampedusa itu.
06:13Banyak yang tenggelam di laut.
06:15Maka pada waktu pergi ke sana,
06:20Itu sudah pilihan keberpihakan.
06:23Keberpihak kepada saudari-saudara kita pengungsi,
06:28Mencari hidup yang lebih baik,
06:30Tetapi tenggelam.
06:33Sehingga ia merayakan ekaristi,
06:36Ibadah,
06:38Altarnya itu perahu yang rusak,
06:41Yang dipakai oleh para pengungsi itu.
06:46Pilihan.
06:48Sama dalam hal yang paling sederhana juga,
06:52Kalau beliau merayakan ulang tahun,
06:54Yang diundang bukan pejabat-pejabat Fatikan.
06:58Yang diundang adalah pengemis-pengemis,
07:01Yang kalau malam hari tidur di lapangan Santo Pedrus itu.
07:05Pilihan sepatunya juga sama.
07:10Paus itu sepatunya seharusnya merah.
07:14Tetapi beliau tidak pernah menggunakan sepatu merah.
07:17Sepatunya yang biasa-biasa beliau pakai itu.
07:20Jadi dari pilihan yang sangat menentukan kehidupan gereja,
07:24Sampai pilihan pribadi yang sangat pribadi,
07:27Seperti sepatu, jantangan, dan sebagainya itu,
07:30Selalu menunjukkan keberpihakan kepada saudari-saudara kita yang kurang beruntung.