"Saksikan tayangan kami Official Youtube IDX Channel di Program Market Buzz, Jumat (15/11/2024) dengan Tema PPN akan Naik Jadi 12%, Bagaimana Dampaknya ke Saham"
Category
📺
TVTranscript
00:00Index Harga Saham Gabungan atau IASG kemarin ditutup ambruk lebih dari 1% dan kembali ke 7200-an di akhir perdagangan Kamis.
00:16IASG koreksi di tengah kembali memburuknya sentimen pasar global setelah data terbaru inflasi Amerika Serikat yang memanas.
00:23Index Harga Saham Gabungan atau IASG kembali mengalami koreksi dalam 1,29% dan kembali ke level 7200-an, tepatnya di level 7214,56 di perdagangan Kamis 14 November 2024.
00:43Level penutupan merupakan level terendah intraday sebelumnya IASG sempat bergerak di zona hijau di level 7318 sekaligus level tertinggi intraday.
00:5410 dari 11 indeks sektoral menyeret IASG ke zona merah.
00:58Hanya sektor teknologi yang menguat melonjok 1,27% sementara sektor yang anjlok paling dalam diantaranya sektor properti dan real estate terjun 1,78%.
01:08Sektor energi anjlok 1,77%, sektor barang baku merosot 1,66%, sektor barang konsumsi non primer turun 1,11%, sektor transportasi dan logistik abruk 1,05%, sektor kesehatan melorot 1%.
01:25Sektor teknologi ditopang penguatan SampPT multipolar teknologi TBK atau MLPT kembali menguat signifikan dan mengalami arah dalam 5 hari beruntun.
01:35Dikami SampMLPT ditutup di level Rp31.050 persaham.
01:40Secara intraday SampMLPT sempat auto reject atas dengan menyentuh level new all time high di level Rp31.075 persaham.
01:50Dalam 6 bulan terakhir SampMLPT sudah naik 2.078,95% bahkan dalam 5 tahun terakhir sudah naik fantastis di 4.534,33%.
02:02SampMLPT menguat di tengah raihan kinerja kuartal 3.2024 dengan mencatatkan labah Rp294,88 miliar melojak 99,44% dari Rp148,96 miliar di kuartal 3.2023.
02:20Sementara dari sisi saham, SampPT Barito Renewables Energy TBK atau BREN menjadi penaikan terbesar IISG mencapai 13,2 index point.
02:28SampBREN ditutup melembah 4,75% di level Rp7.025 persaham.
02:33SampBT Bank Rakyat Indonesia Persero TBK atau BBRI mencapai 11,6 index point.
02:38BBRI ditutup melembah 1,75% di level Rp4.500 persaham.
02:43Selanjutnya SampPT Telkom Indonesia Persero TBK atau TLKM membebani IISG 5,7 index point.
02:50SampTLKM ditutup melembah 1,94% di level Rp2.530 persaham dan merupakan level terendah dalam beberapa tahun terakhir.
02:58IISG kembali merana di tengah memanasnya kembali inflasi Amerika Serikat mencapai 2,6% year-on-year di Oktober 2024 dari 2,4% di bulan sebelumnya.
03:08Kenaikan ini adalah yang pertama dalam 7 bulan terakhir.
03:11Bagi Indonesia, kenaikan inflasi ini menjadi alarm waswadah.
03:14Jika inflasi Amerika terus menanjang, maka peluang The Fed membangkas suku bunga secara agresif kecil terjadi.
03:20Kondisi ini bisa memicu kapital outflow serta mengurangi ruang bagi Bank Indonesia untuk membangkas BIR.
03:34Dari data inflasi Amerika Serikat terbaru ini, peluangnya kecil untuk The Fed membangkas suku bunga.
03:39Tapi data ketua The Fed semalam disampaikan bahwa Desember tampaknya tidak akan terjadi pemotongan suku bunga.
03:44Ini yang membuat Bursa Wall Street kembali anjlok pemirsa dan sejauh mana mempengaruhi nilai tukar rupiah juga
03:50dan indeks harga samgabungan di mana rupiah ini sudah melemah cukup dalam dan hampir 50 poin lagi pemirsa ke level psikologi Rp16.000.
03:58Ini yang akan kita bahas.
03:59Namun sebelumnya kami tampilkan agenda ekonomi global berikut ini.
04:02Dari dalam negeri pemirsa dan deraja perdagangan Indonesia di bulan Oktober.
04:05Harga rumah China di bulan Oktober.
04:08Kemudian juga investasi aset tetap China, produksi industri China, penjualan retail China,
04:14dan deraja perdagangan Korea Selatan serta PDB Malaysia.
04:17Dari Amerika Serikat ada PDATO ketua Dewan Gubernur Fed Jerome Powell yang sudah disampaikan pemirsa.
04:25Kemudian ada posisi cadangan di Bank Federal Reserve penjualan retail Amerika Serikat.
04:30Dari Eropa ada Rapat Euro Group dan Prediksi Ekonomi Eropa serta PDATO Gubernur ECB
04:36atau Bank Sentral Eropa pemirsanya Uni Eropa Christine Lagarde.
04:41Lanjut pemirsa ke agenda emiten.
04:43Ada RUPS dari Garuda Indonesia atau GIAA.
04:46Kemudian juga ada BBYB, KUM Dividend dari Axio dan beberapa ex-dividend serta DPS Dividend.
04:52Ada sekitar 9 rangkaian agenda emiten.
04:56Lanjut pemirsa, kita melihat update dari Bursa Asia sejauh mana merespon penutupan dari Bursa Wall Street.
05:02Gender mix ya, di mana Nikkei Jepang masih naik 0,93%,
05:06Strait Times turun 0,12%,
05:08Kospi turun 0,43%,
05:10Hang Seng Hongkong juga naik,
05:12seperti Nikkei Jepang 0,35%.
05:14Pagi hari ini pemirsa, kita akan berbincang bersama dengan Bapak Hem Hamzah yang merupakan CEO dari Sahamologi.
05:26Salam pagi Pak Hamzah.
05:28Pagi.
05:30Pagi Pak Hamzah, banyak sentimen pokoknya dari eksternal dan juga dari internal.
05:35Tapi kita ke internal dulu yang pagi hari ini tadi ketika mengupdate nilai tukar rupiah,
05:40grafisnya Anda sudah simak pemirsa, kurang dari 50 poin lagi berdasarkan data yang kami miliki,
05:46rupiah ke 16 ribu lagi.
05:48Level psikologi sejauh mana akan memberikan dampak ke pasar saham kita yang saat ini juga tengah melemah?
05:54Oke, tentunya memang peleman rupiah ini akan berdampak besar ke IHSG,
05:59karena kondisi IHSG juga korelasi positif terhadap pergerakan IHSG.
06:07Jadi karena saya melihat pergerakan dari rupiah sendiri akan terus ke level 16.050,
06:17sehingga menurut saya sih memang IHSG masih akan terus tertekan.
06:23IHSG masih akan terus tertekan, berapa proyeksi lanjutan dari pelemahan indeks harga saham gabungan?
06:29Untuk IHSG sendiri menurut saya sih masih akan terus berlanjut melemah mungkin sisa beberapa hari lagi,
06:35karena target pelemahan saya di Rp7.160.
06:40Di tengah pelemahan nilai tukar rupiah yang mendekati Rp16.000 terhadap USD,
06:45strategi tepatnya untuk emiten yang mungkin sensitif terhadap nilai tukar sebaiknya bagaimana?
06:51Bisa melakukan buy and weakness di perusahaan-perusahaan perbankan tentunya,
06:57tapi memang perlu dicermati juga karena dari sisi rupiah sendiri,
07:02tentunya DXY-nya juga masih terus menguat, paling tunggu DXY-nya melemah baru bisa ambil aksi,
07:09jadi lebih baik buy and weakness atau cenderung wait and see.
07:13Oke, cenderung wait and see kalau misalnya indeks dolarnya sudah melemah,
07:17baru bisa melakukan aksi akumulasi begitu ya,
07:20tapi Anda melihat ada target rupiah lanjutan ke Rp16.050?
07:24Ya, ke Rp16.050.
07:27Baik, kita tinggalkan seputar nilai tukar rupiah terlebih dahulu, kita beralih ke PPN.
07:31PPN yang ditegaskan oleh Sri Mulyani bersama rapat bersama Komisi 11 DPR RI kemarin,
07:37bahwa akan tetap naik dan mulai Januari 2025.
07:41Sejauh mana ini juga akan memberikan dampak ke pasar saham kita?
07:46Oke, tentunya ini akan berdampak, menurut saya sih tidak berdampak panjang ya,
07:52karena memang naikannya hanya 2%,
07:54tapi memang akan berdampak ke market psikologis terlebih dahulu,
07:58karena tentunya akan berdampak ke perusahaan-perusahaan konsumer,
08:02otomotif dan juga properti ya,
08:04karena kenaikan dari PPN 12%,
08:06tapi menurut saya sih untuk long run-nya harusnya akan tidak terlalu berdampak panjang ya,
08:13karena hanya naik 2% sih menurut saya seperti itu.
08:16Oke, 1% ya kenaikannya, dari sebelumnya kan 11% ya,
08:22baik, tetapi ada juga yang menilai bahwa daya beli masyarakat saat ini yang sudah turun,
08:26mungkin akan mempengaruhi penjualan dari sejumlah perusahaan,
08:31dan hasilnya kependapatan juga.
08:34Menurut Anda seperti apa?
08:35Mungkin lebih akan ngaruh ke yang bersentuhan langsung dengan masyarakat seperti itu?
08:41Ya, tentunya kalau dilihat dari kondisi saat ini memang akan berdampak panjang ya,
08:47akan berdampak signifikan,
08:50tapi menurut saya untuk jangka panjang,
08:52karena memang kondisi saat ini kan ekonomi memang sedang lesu ya,
08:56jadi ada dan tidak adanya kenaikan PPN ya,
09:00tentunya memang daya beli akan terus,
09:02dengan daya beli memang akan sedang lemah gitu,
09:08tapi untuk jangka panjang sih masih bagus,
09:10karena saya melihat dari sisi konsumen juga dengan kondisi saham seperti ini,
09:15saham-saham konsumen tentunya masih terus diburu ya,
09:18masih tetap diburu?
09:20Ya, jadi menurut saya sih untuk long run-nya tidak terlalu berdampak panjang,
09:25tapi untuk terapi shock-nya, apalagi nanti ketika dia rilis ya,
09:30tentunya mungkin akan berdampak sementara seperti itu saja.
09:35Long run-nya tidak akan terlalu berdampak,
09:37karena dilihat kenaikannya sebenarnya cuma 1%,
09:39menurut Anda seperti itu ya,
09:41tetapi kalau untuk jangka pendeknya,
09:43kemungkinan akan direspon negatif.
09:45Nah, beberapa analisis mengatakan bahwa yang akan paling menjerit itu adalah
09:49saham-saham consumer good,
09:51misalnya ICBP, Indofood, beberapa saham seperti Mayora, Roti dan lain sebagainya,
09:56yang beberapa waktu terakhir sebenarnya dilakukan aksi akumulasi beli ya,
10:00kalau kita perhatikan Indofood misalnya,
10:02ini masih menduduki hari kedua,
10:04tampaknya berturut-turut top net foreign buy dari investor asing.
10:09Nah, bagaimana analisis Anda?
10:11Ditambah lagi nanti kan nilai tukar rupiah yang terus melemah ini,
10:14makin kegencet enggak emiten consumer good?
10:18Atau bagaimana menurut Anda?
10:20Untuk consumer good sih,
10:22saya view-nya masih cukup bagus ya,
10:25di kondisi IHSG yang minim sentimen bagus,
10:31jadi menurut saya saham consumer good masih jadi pilihan baik untuk defensif ya,
10:36justru menurut saya PPN ini akan berdampak besar ke sektor otomotif ya,
10:40yang paling mungkin akan tertekan ya,
10:43karena kondisi otomotif juga kan penjualannya juga menurut saya tidak terlalu bagus,
10:48terus juga teknologi-teknologi baru juga belum ada yang terlalu signifikan
10:53mendorong penjualan otomotif,
10:55sehingga menurut saya untuk consumer sendiri sih masih fine-fine aja sih menurut saya ya,
11:02kecuali tadi untuk sektor otomotif ya,
11:07karena memang akan berdampak juga,
11:09tapi balik lagi untuk INDF,
11:11menurut saya INDF masih ada potensi penguatan hingga 8.225,
11:17paling enggak sampai akhir tahun.
11:198.225?
11:23Jadi kalau sekarang di 7.700, INDF masih Anda sarankan untuk bisa beli?
11:27Iya, selama masih bertahan di atas 7.600,
11:31INDF masih cukup menarik untuk diperhatikan.
11:34Baik, dengan nilai tukar rupiah yang cenderung melemah,
11:37kemudian pemerintah tegaskan kenaikan PPN menjadi 12% di Januari,
11:42Anda melihat kalau berbicara consumer good,
11:44karena ini adalah sektor yang defensif,
11:46dibutuhkan oleh masyarakat terkait dengan kebutuhan pokok,
11:49masih akan tetap ada peluang untuk kenaikan,
11:52justru yang akan terdampak adalah kebutuhan tertiar,
11:55mungkin seperti otomotif.
11:57Nanti akan kita bahas lantas sum up yang Anda rekomendasikan
12:00di tengah sentimen-sentimen ini,
12:02Pemirsa Usai Jedah tetaplah bersama kami di MarketBas.