Sutradara: Sofyan Sharna, Ackyl Anwari
Produser: Taruna Suci Utama, TK Gunawan Prihatna, Wirjaatmadja Ngadiman
Pemeran: Zainal Abidin, Kusno Sudjarwadi, Ratno Timoer, Anwar Fuady, Deddy Mizwar
Perang saudara yang disebut Perang Paregreg telah membuat Majapahit kehilangan kewibawaan. Keadaan kacau, rakyat menderita. Banyak bupati yang ingin menggantikan Majapahit. Dalam keadaan seperti ini agama Islam mulai menyebar di Jawa. Para wali yang dikenal sebagai Wali Songo banyak yang mendirikan pesantren. Di antaranya adalah Sunan Kalijaga (Deddy Mizwar). Dalam keprihatinan itu ada yang mengusulkan untuk menyerang saja Kerajaan Majapahit, lalu pusat kerajaan dipindahkan ke Bintoro. Apalagi mereka sudah punya calon kuat: Raden Patah (Anwar Fuady). Sunan Kalijaga menentang usul itu, dengan alasan bahwa Raja Majapahit tidak pernah mengganggu kegiatan para wali menyebar agama Islam. Kemudian muncul masalah baru. Seorang wali yang cukup dikenal yakni Syech Siti Jenar (Ratno Timoer) telah menyeleweng dari ajaran Islam. Syech Siti Jenar mengaku dirinya sebagai Allah seperti ajaran terkenalnya Manunggaling Kawula Gusti. Maka para wali memanggil Syech Siti Jenar. Hukuman bagi Syech Siti Jenar harus dilakukan. Sesudah sidang para wali itu, Sunan Kalijaga mengikuti kepergian Syech Siti Jenar, dan terjadi adu kesaktian, hingga akhirnya Syech Siti Jenar pasrah. Ia dihukum pancung. Di akhir film ini tiba-tiba muncul tokoh tua yang bercerita pada serombongan anak-anak tentang akhir Siti Jenar itu. Ada maksud sutradara untuk menempatkan kisah ini dalam konteks sosial-politik saat itu: soal penyebaran agama Islam di tengah masyarakat Hindu saat itu, soal pertentangan Sunan Kalijaga dengan wali lain mengenai cara penyebaran agama dan soal konflik dan intrik politik saat itu. Bahkan sempat disinggung bahwa Jenar akan membantu Pengging, salah satu raja yang terlibat dalam intrik itu.
#sunankalijaga #filmlaga #filmklasik #indonesiafilm
Produser: Taruna Suci Utama, TK Gunawan Prihatna, Wirjaatmadja Ngadiman
Pemeran: Zainal Abidin, Kusno Sudjarwadi, Ratno Timoer, Anwar Fuady, Deddy Mizwar
Perang saudara yang disebut Perang Paregreg telah membuat Majapahit kehilangan kewibawaan. Keadaan kacau, rakyat menderita. Banyak bupati yang ingin menggantikan Majapahit. Dalam keadaan seperti ini agama Islam mulai menyebar di Jawa. Para wali yang dikenal sebagai Wali Songo banyak yang mendirikan pesantren. Di antaranya adalah Sunan Kalijaga (Deddy Mizwar). Dalam keprihatinan itu ada yang mengusulkan untuk menyerang saja Kerajaan Majapahit, lalu pusat kerajaan dipindahkan ke Bintoro. Apalagi mereka sudah punya calon kuat: Raden Patah (Anwar Fuady). Sunan Kalijaga menentang usul itu, dengan alasan bahwa Raja Majapahit tidak pernah mengganggu kegiatan para wali menyebar agama Islam. Kemudian muncul masalah baru. Seorang wali yang cukup dikenal yakni Syech Siti Jenar (Ratno Timoer) telah menyeleweng dari ajaran Islam. Syech Siti Jenar mengaku dirinya sebagai Allah seperti ajaran terkenalnya Manunggaling Kawula Gusti. Maka para wali memanggil Syech Siti Jenar. Hukuman bagi Syech Siti Jenar harus dilakukan. Sesudah sidang para wali itu, Sunan Kalijaga mengikuti kepergian Syech Siti Jenar, dan terjadi adu kesaktian, hingga akhirnya Syech Siti Jenar pasrah. Ia dihukum pancung. Di akhir film ini tiba-tiba muncul tokoh tua yang bercerita pada serombongan anak-anak tentang akhir Siti Jenar itu. Ada maksud sutradara untuk menempatkan kisah ini dalam konteks sosial-politik saat itu: soal penyebaran agama Islam di tengah masyarakat Hindu saat itu, soal pertentangan Sunan Kalijaga dengan wali lain mengenai cara penyebaran agama dan soal konflik dan intrik politik saat itu. Bahkan sempat disinggung bahwa Jenar akan membantu Pengging, salah satu raja yang terlibat dalam intrik itu.
#sunankalijaga #filmlaga #filmklasik #indonesiafilm
Category
š„
Film pendekTranskrip
00:00:00Asyadu an la ilaha illallah, wa asyadu anna muhammad ar-rajim illallah
00:00:21Perang saudara yang terkenal dengan nama Perang Parekrek jadi melata-lata dan berkepandangan
00:00:38Tersebutlah morad maritim Parekrek
00:00:42Artinya, rakyat jadi morad maritim, hidup sengsara, menderita lahir batin
00:00:53Di mana-mana, simul keonaran
00:00:57Tidak ada lagi rasa kentraman di setiap hati rakyat
00:01:02Kemerosokan budi serta akhlak membuat rakyat bisa hilangkan kegemaran
00:01:32Ketika rakyat memiliki kegemaran, mereka akan bergerak ke tempat-tempat yang mereka inginkan
00:01:42Mereka akan bergerak ke tempat-tempat yang mereka inginkan
00:01:49Mereka akan bergerak ke tempat-tempat yang mereka inginkan
00:01:55Ketika rakyat memiliki kegemaran, mereka akan bergerak ke tempat-tempat yang mereka inginkan
00:02:01Mereka akan bergerak ke tempat-tempat yang mereka inginkan
00:02:06Mereka akan bergerak ke tempat-tempat yang mereka inginkan
00:02:10Tidak ada lagi rasa kentraman di setiap hati rakyat
00:02:16Ketika rakyat memiliki kegemaran, mereka akan bergerak ke tempat-tempat yang mereka inginkan
00:02:22Mereka akan bergerak ke tempat-tempat yang mereka inginkan
00:02:27Ketika rakyat memiliki kegemaran, mereka akan bergerak ke tempat-tempat yang mereka inginkan
00:02:33Mereka akan bergerak ke tempat-tempat yang mereka inginkan
00:02:37Mereka akan bergerak ke tempat-tempat yang mereka inginkan
00:02:42Mereka akan bergerak ke tempat-tempat yang mereka inginkan
00:02:47Mereka akan bergerak ke tempat-tempat yang mereka inginkan
00:02:52Mereka akan bergerak ke tempat-tempat yang mereka inginkan
00:02:57Mereka akan bergerak ke tempat-tempat yang mereka inginkan
00:03:02Mereka akan bergerak ke tempat-tempat yang mereka inginkan
00:03:07Mereka akan bergerak ke tempat-tempat yang mereka inginkan
00:03:18Mereka tidak tahu kemana mesti pulang dan kemana mesti pergi
00:03:32Tapi ajal datang terlebih dahulu
00:03:38Bagi anak, susu ini sumber kehidupannya
00:03:45Tapi kesemuanya sudah tiada, direnggut derita
00:03:54Mampukah anak ini melanjutkan kehidupan serta menentukan arahnya?
00:04:01Kalau sudah begini, siapa yang bertanggung jawab atas kejadian ini?
00:04:07Siapa yang bertanggung jawab atas kejadian ini?
00:04:12Siapa yang bertanggung jawab atas kejadian ini?
00:04:17Siapa yang bertanggung jawab atas kejadian ini?
00:04:22Siapa yang bertanggung jawab atas kejadian ini?
00:04:27Siapa yang bertanggung jawab atas kejadian ini?
00:04:32Siapa yang bertanggung jawab atas kejadian ini?
00:04:37Siapa yang bertanggung jawab atas kejadian ini?
00:04:42Siapa yang bertanggung jawab atas kejadian ini?
00:04:46Di pihak penyebar agama Islam dengan wafatnya Seh Maulana Malik Ibrahim kemudian dilanjutkan
00:05:02oleh putra beliau yang dikenal dengan nama Sunan Amtal. Beliaulah yang mencetak para
00:05:09balik besar antara lain Sunan Giri, Sunan Bonang, Raden Fatah dan banyak lagi yang berasal dari luar Jawa.
00:05:39Sebarkanlah agama Islam ke seluruh pelosok jagad, nakmat sekali jaga.
00:06:09Tapi ingat dalam Islam tidak ada paksaan.
00:06:39Ilmu yang diturunkan tadi hanya untuk orang yang mempunyai pengetahuan dasar Islamnya cukup,
00:06:57serta mengerjakan syariat dan pengamalannya terus-menerus kepada Allah karena
00:07:10Siti Jenar.
00:07:21Kalau kau ingin mendengar atau belajar ilmu Allah ini jangan dengan cara mencuri-curi
00:07:34dan jangan menggunakan syir.
00:08:05Assalamualaikum.
00:08:20Mulai saat ini, Kisanak jangan lagi melakukan syir.
00:08:27Sebagaimana yang Kisanak lakukan selama ini, itu perbuatan sesat berlawanan dengan kita sebagai umat Islam.
00:08:41Ingat itu.
00:08:43Bismillahirrahmanirrahim.
00:08:57Kul huwa Allahu ahad.
00:08:59Allahu samad.
00:09:01Lam yalid wa lam yulad.
00:09:03Wa lam yakun lahu kufwan ahad.
00:09:05Allahu Akbar.
00:09:12Wa mi Allahu liman hamidah.
00:09:19Allahu Akbar.
00:09:25Allahu Akbar.
00:09:30Allahu Akbar.
00:09:35Allahu Akbar.
00:09:41Allahu Akbar.
00:09:45Allahu Akbar.
00:09:49Allahu Akbar.
00:09:55Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
00:10:01Warahmatullahi wabarakatuh.
00:10:07Para demang, diharuskan menarik upati sebanyak-banyaknya.
00:10:14Bagaimanapun caranya.
00:10:17Jangan bergerak.
00:10:20Jangan bergerak.
00:10:25Jangan bergerak.
00:10:29Jangan bergerak.
00:10:31Jangan bergerak.
00:10:34Jangan bergerak.
00:10:38Jangan bergerak.
00:10:43Begitulah nasib mereka.
00:10:47Apakah sampai hati membiarkan mereka itu demikian?
00:10:54Kanjeng Sunan Ampel.
00:10:57Demi keadaan rakyat Majapahit yang sudah begitu parah.
00:11:02Dan demi agama.
00:11:05Kita serang saja Majapahit.
00:11:14Lebih cepat kita mendirikan pemerintahan sendiri.
00:11:18Itu lebih baik.
00:11:21Kita sudah punya kekuatan yang cukup.
00:11:23Dan kita sudah punya calon pemimpin yaitu Raden Patah.
00:11:27Yang sekarang sedang sibuk mencari pengaruh di pusat kerajaan.
00:11:32Maaf, Kanjeng Sunan Ampel.
00:11:36Menyerang Majapahit berarti memperontak terhadap pemerintahan.
00:11:43Yang semestinya kita sebagai Muslim harus mentaatinya.
00:11:49Sebagaimana kita sholat harus mengikuti Imam.
00:11:55Imam berarti pimpinan.
00:11:58Kita sudah sama-sama mengetahui keadaan di Majapahit ini.
00:12:04Dan percayalah pada suatu saat nanti.
00:12:09Riwayat Majapahit akan habis.
00:12:14Runtuh dengan sendirinya.
00:12:20Kenapa kita harus memperontak?
00:12:25Kenapa kita harus memperontak?
00:12:37Setelah kita melepaskan ikatan dari pusat kerajaan.
00:12:44Tindakan selanjutnya kita akan menyerang pusat kerajaan Majapahit.
00:12:54Untuk itu kita perlu persiapan yang secukupnya.
00:13:04Tidak.
00:13:07Apa karena Sunan Karijogo masih cucu?
00:13:10Atau masih ada hubungan dengan Sang Noto Majapahit?
00:13:14Kita semua di sini termasuk Raten Patah.
00:13:20Masih sultanah Majapahit.
00:13:24Sekurang-kurangnya masih ada hubungan tali persaudaraan.
00:13:30Saya tidak ada hubungan apapun kepada beliau-beliau.
00:13:34Saya tahu benar itu.
00:13:37Dan saya Siti Jenar.
00:13:40Pasti tidak akan berani berpihak dalam hal ini.
00:13:48Nasib rakyat sangat mengkhawatirkan.
00:13:53Mereka ini menderita kemerosotan budi.
00:13:58Serta akhlak dan kebijaksanaan.
00:14:02Serta akhlak yang membuat mereka kehilangan pegangan.
00:14:09Termasuk orang-orang yang sudah kehilangan kepercayaan kepada diri.
00:14:16Dan mereka ini tidak tahu lagi kemana mesti mengadu.
00:14:31PEMBICARA 1
00:14:33PEMBICARA 2
00:14:35PEMBICARA 3
00:15:00Mereka teramat menderita.
00:15:03Hidup berpindah-pindah.
00:15:07Dikejar upati yang menekan.
00:15:11Tidak berprih kemanusiaan.
00:15:17Jangankan makan.
00:15:20Untuk buang air besar pun sudah tidak bisa lagi.
00:15:24Sebenarnya hal ini tidak perlu terjadi.
00:15:30Kalau saja kita semua menyadari.
00:15:34Bahwa kita semua bersaudara.
00:15:39Sama-sama keturunan Nabi Adam alaihi salam.
00:15:42Selain daripada itu.
00:15:46Kita harus selalu ingat.
00:15:50Kekuatan sesuatu bangsa.
00:15:54Juga berada di tangan mereka.
00:15:58Jangan lupa.
00:16:01Jangan lupa.
00:16:04Jangan lupa.
00:16:07Jangan lupa.
00:16:10Jangan lupa.
00:16:13Mereka adalah kita.
00:16:16Kita adalah mereka.
00:16:24Biar bagaimana pun.
00:16:28Mereka berhak hidup secara baik.
00:16:39Jangan lupa.
00:16:42Jangan lupa.
00:16:45Jangan lupa.
00:16:48Jangan lupa.
00:16:51Jangan lupa.
00:16:54Jangan lupa.
00:16:57Jangan lupa.
00:17:00Jangan lupa.
00:17:03Jangan lupa.
00:17:06Jangan lupa.
00:17:09Jangan lupa.
00:17:12Jangan lupa.
00:17:16Nasib sesuatu kaum.
00:17:22Tidak akan berubah kalau tidak kaum itu sendiri yang merubahnya.
00:17:28Benar.
00:17:30Tapi apakah rasen patah.
00:17:33Yang akan kita percayakan sebagai pimpinan.
00:17:36dan kesemuanya yang hadir disini setuju akan merebut kekuasaan Majapahit, menyerang, memberontak.
00:17:48Apakah kita orang muslim dilarang beribadah di Majapahit ini?
00:17:59Apakah kita dilarang mengembangkan agama Islam?
00:18:09Karena ada kebebasan beribadah, mengembangkan agama Islam, dan selama mereka tidak membawa kekufuran pada kita,
00:18:22maka tidak ada alasan bagi kita untuk menyerang, menjatuhkan, serta memberontak terhadap Majapahit.
00:18:33Ingat, pemerintah itu umarok, pimpinan yang harus kita patuhi, ikuti.
00:18:47Kalau pimpinan itu salah, sebagai muslim wajib kita mengingatkannya.
00:18:54Kalau pimpinan itu masih saja melakukan kesalahan terus, atau tidak mau diingatkan, berdo'alah kita.
00:19:03Semoga pimpinan kita mendapatkan jalan yang lurus, jalan yang dikandahi, diridoi Allah.
00:19:16Kelihatannya belum ada kesatuan dan kebersamaan diantara kita.
00:19:26Ya, saya khawatir. Umur di tangan Allah, tapi kalau saja saya meninggal dunia lebih dahulu, rasanya akan ada perpecahan diantara kita.
00:19:45Insya Allah, tidak akan pernah ada kanjang sunan ampel, apalah gunanya perpecahan, kalau rakyat juga yang menjadi korban.
00:19:59Alhamdulillah, kita sudah berhasil mengurangi penderitaan rakyat, kita telah dapat meluruskan jalan mereka dari kesesatan.
00:20:14Satu hal yang harus diingat, tugas kita adalah memarah panat agama panduming dumadi, artinya mengajarkan dan menyiarkan agama guna pedoman dan penerangan hidup, demi keselamatan hidup di dunia dan di akhirat.
00:20:38Marilah, kita mempergiat, menyebarkan agama Islam ini.
00:20:46Sebagai mana kita maklum, bahwa di daerah ini tidak hanya kita umat Islam, tapi juga ada umat lain, yaitu umat Hindu.
00:21:04Harus kita ketahui pula, bahwa bagi mereka, hewan lembu itu dianggap suci.
00:21:18Ingat itu, agar tidak menyinggung perasaan mereka, serta demi terjalinnya hubungan baik antara penduduk di sini,
00:21:35Maka saya wasiatkan, bagi umat Islam di kudus ini, tidak boleh memotong hewan lembu, biarkanlah hewan itu mati secara wajar.
00:21:55Kecuali, babi, nah itu boleh kita potong dan kita makan.
00:22:05Astagfirullahaladzim.
00:22:07Sampaian makan babi ke sana?
00:22:10Iya, dulu.
00:22:12Sekarang?
00:22:14Enggak tuh, caleng makan.
00:22:15Caleng makan.
00:22:17Babi kalau caleng ya pede bai.
00:22:27Kalau tidak tahu, tidak apa-apa. Sekarang sudah tahu, tidak boleh.
00:22:42Babi itu haram.
00:22:46Jelas itu ada dalam Al-Quran.
00:22:51Masih banyak hewan lainnya yang boleh dimakan, misalnya ayam, kambing.
00:22:59Wah, kalau kambing enggak bisa itu sayang.
00:23:03Kenapa? Orang-orang yang datang dari seberang lautan itu, suka sekali kambing?
00:23:11Malahan.
00:23:15Lalah, wahakkuatahilabilahizalimaladzim.
00:23:32Penyamduina, buat dijanji dengan apa?
00:23:35Buat dijalurkan.
00:23:37Jangan bikin ribut di sini.
00:23:39Kau sudah kalah jujur ya sudah.
00:23:42Jangan pakai minum-minum segala.
00:23:46Mau dibayar dengan apa?
00:23:48Ayo pergi.
00:23:51Ya.
00:23:53Pergi.
00:24:08Dayang.
00:24:13Dayang.
00:24:17Dayang.
00:24:22Genta.
00:24:33Genta.
00:24:39Genta.
00:24:41Istri satu, anak cuma satu.
00:24:44Susah diurus.
00:25:08Surat ini menerangkan.
00:25:11Dengan nama Allah yang maha pengasih laki penyayang.
00:25:16Katakanlah, hai orang-orang kafir.
00:25:21Surat ini menerangkan.
00:25:24Dengan nama Allah yang maha pengasih laki penyayang.
00:25:29Katakanlah, hai orang-orang kafir.
00:25:34Katakanlah, hai orang-orang kafir.
00:25:40Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.
00:25:46Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.
00:25:51Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah.
00:25:57Dan kamu tidak pernah pula menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah.
00:26:04Artinya, bagimu agamamu, bagiku agamaku.
00:26:10Artinya, bagimu agamamu, bagiku agamaku.
00:26:16Dayang.
00:26:17Dayang.
00:26:25Istri apa kamu?
00:26:34Siapa yang bernama Saim?
00:26:38Coba hampiri suaminya.
00:26:48Siapa sampingan?
00:26:53Sunan.
00:26:55Sunan.
00:26:57Sunan.
00:26:59Sunan.
00:27:00Ah.
00:27:02Sunan Kalijaga.
00:27:07Pantas kacau rumah tanggaku.
00:27:11Lihat kerbau-kerbau itu.
00:27:14Mau saja ditutup hidungnya.
00:27:16Mengikuti agama baru sampingan.
00:27:20Goblok.
00:27:23Goblok semuanya.
00:27:26Apa sampingan pikir?
00:27:29Agama baru ini bisa merobak kerbau-kerbau itu dari kemiskinan.
00:27:34Bisa kayak raya.
00:27:36Seperti demang.
00:27:37Adipati.
00:27:39Atau penguasa lainnya.
00:27:44Agama itu bukan atau tidak menjanjikan seseorang.
00:27:51Menjadi.
00:27:57Menjadi kaya.
00:28:00Tapi untuk membuat, menuntun agar manusia itu berahlak baik.
00:28:06Berbudi pekerti.
00:28:09Bohong!
00:28:16Sampingan percaya sama dia.
00:28:19Hah?
00:28:21Jangan, Kang.
00:28:22Jangan.
00:28:24Diam saja kamu dipanggil sama suami.
00:28:26Ayo pulang.
00:28:28Ayo.
00:28:31Ayo.
00:28:35Ayo.
00:28:40Ayo.
00:28:47Angkoro itu memang gila, Kang Jung Sunan.
00:28:51Sudah, nanti saya kasih tahu menurut demang.
00:29:03Rasakan ke tangan itu!
00:29:15Aduh, Gunti.
00:29:18Ambillah umur abamu ini.
00:29:22Ya Allah.
00:29:24Kabulkanlah permohonan abamu ini.
00:29:29Ya Allah.
00:29:37Dari dulu sudah aku bilang.
00:29:40Jangan ke Pura.
00:29:42Jangan ke Wiworo.
00:29:44Malah sekarang belajar agama baru.
00:29:47Setan alas.
00:29:50Kamu kira aku tidak tahu agama Hindu?
00:29:53Buddha?
00:29:54Islam?
00:29:57Tapi buat apa?
00:29:59Buang-buang waktu.
00:30:01Hah?
00:30:04Memang kangen.
00:30:08Lebih senang kamu buang waktu ke tempat cuci.
00:30:13Tempat minum.
00:30:15Dan...
00:30:16Diam!
00:30:19Kamu memang lebih baik dibunuh.
00:30:21Bapak!
00:30:26Dari mana kau bisa begitu?
00:30:28Dari Wiworo, Bapak.
00:30:31Wiworo?
00:30:33Setan kecil!
00:30:34Bapak!
00:30:37Bapak!
00:30:47Angkoro.
00:30:49Sampaikan tahu.
00:30:54Bagi orang yang menganiaya anak istrinya.
00:30:58Hukuman apa yang akan didapat di kerajaan Majapahit ini?
00:31:05Ini bukan daerah Majapahit, Ndoro.
00:31:08Ini daerah wali.
00:31:11Semprot kamu!
00:31:16Wali itu pendhito.
00:31:18Bukan ratu.
00:31:35Mak!
00:31:37Mak!
00:31:40Ya Allah.
00:31:42Mak.
00:31:44Tindukin suamiku.
00:31:48Insya Allah.
00:31:51Tapi sebaiknya Ndoro Demang tidak terlalu kasar terhadap Angkoro.
00:31:56Tapi siang itu.
00:31:59Orang sinting itu perlu dikasarkan, Jungsunan.
00:32:05Dia itu pemabuk.
00:32:07Penjudi.
00:32:09Benar.
00:32:12Tapi kalau kita fikir dalam-dalam.
00:32:17Kesalahannya adalah kesalahan kita juga sebagai pimpinan di sini.
00:32:23Nah, kenapa tempat judi diizinkan?
00:32:27Dari situ kami dapat uang banyak.
00:32:30Demi upati untuk pusat kerajaan.
00:32:33Apa tidak ada jalan lain?
00:32:35Rasanya tidak ada yang bisa didapat.
00:32:38Lebih mudah dari itu.
00:32:40Nah, itu gunung-gunung.
00:32:42Hutan-hutan itu.
00:32:44Semua itu kan milik kerajaan.
00:32:49Iya, iya.
00:32:52Kenapa pedagang-pedagang.
00:32:55Begitu mudah mengambil dan menjual hasil hutan yang jelas-jelas milik kerajaan.
00:33:02Apakah mungkin.
00:33:04Apakah mungkin diantara sentana-sentana menutup mata?
00:33:08Mustahil.
00:33:10Untuk apa itu diragukan?
00:33:13Kemungkinan itu bisa saja.
00:33:16Kalau memang masih ada orang yang dihinggapi syaitan.
00:33:23Untuk memperkaya diri kan, Jungsunan?
00:33:25Iya.
00:33:27Padahal dengan uang itu kita bisa meniadakan judi.
00:33:33Apalah jumlah uang yang didapat dari hasil judi.
00:33:37Dibandingkan dengan kerusakan ahlak.
00:33:40Yang bisa membuat mereka sesat.
00:33:44Salah satu dari modal hidup itu adalah ahlak.
00:33:50Budi pekerti.
00:33:55Nah, oleh karena itu.
00:33:57Kita sebagai umaro.
00:34:00Harus tahu sebab-pusapapnya.
00:34:03Harus bijaksana mengatasinya.
00:34:06Dan harus bisa mengayomi.
00:34:12Buatlah rakyat menjadi tentram.
00:34:17Ada rasa aman pada diri mereka.
00:34:22Jangan membuat mereka jadi takut pada kita.
00:34:27Dan jangan membuat mereka jadi seperti angkoro.
00:34:33Dari baik, kaya.
00:34:37Sampai akhirnya jadi penjudi.
00:34:40Miskin dan kejam.
00:34:44Angkoro itu tahu segala agama.
00:34:48Termasuk agama kita ini.
00:34:51Islam.
00:34:53Percayalah.
00:34:54Orang tahu itu belum tentu mengerti.
00:34:59Untuk itu perlu diberi pengertian.
00:35:04Sentuh hatinya.
00:35:07Perasaannya.
00:35:10Sampai dia sadar.
00:35:13Saat ini.
00:35:14Masih banyak lagi angkoro-angkoro lainnya.
00:35:20Yang masih harus kita sadarkan.
00:35:25Tidak.
00:35:27Tidak mungkin.
00:35:29Tidak mungkin.
00:35:33Orang tuaku beragama Hindu.
00:35:37Beliau hidup senang.
00:35:40Dan kaya.
00:35:46Mertuaku beragama Buddha.
00:35:50Pengikut yang setia.
00:35:54Hidupnya tentram.
00:35:56Juga kaya.
00:35:59Kekayaannya.
00:36:01Beliau turunkan kepada kami.
00:36:04Tapi.
00:36:06Kayakah aku sekarang?
00:36:11Tenangkah aku?
00:36:19Aku tidak tenang.
00:36:21Kang.
00:36:22Assalamualaikum.
00:36:24Waalaikumsalam.
00:36:26Warahmatullah.
00:36:27Wa barakatuh.
00:36:38Kenyang.
00:36:39Mau nggak pangkorong?
00:36:40Mau nggak kenyang, Sunan?
00:36:43Kenyang.
00:36:45Kenyang.
00:36:47Kenyang.
00:36:49Kenyang.
00:36:51Monggo.
00:36:52Monggo, Pak.
00:36:56Saya tidak tenang, Kanjeng Sunan.
00:36:59Ketenangan itu adanya di sini, Pak Angkoro.
00:37:04Untuk mencapai ketenangan itu, orang harus beragama.
00:37:14Saya harus memeluk agama apa, Kanjeng Sunan?
00:37:18Pak Angkoro kan tahu segala agama yang ada di Jawa ini.
00:37:23Pilih salah satu.
00:37:26Jangan diambil semua lalu dicampur adukkan jadi satu.
00:37:31Atau dianggap sepele semua.
00:37:35Kalau saya memeluk agama Islam, bagaimana, Kanjeng Sunan?
00:37:41Kenapa agama Islam yang Pak Angkoro pilih?
00:37:45Kanjeng Sunan sudah menyelamatkan saya dari hukuman Doro Demang.
00:37:51Dan istri saya sudah memeluk agama Islam.
00:37:55Kalau mau masuk ke salah satu agama, jangan pamrih.
00:38:01Jangan karena istri atau karena hal lainnya.
00:38:05Tapi harus atas dasar keyakinan.
00:38:10Pak Angkoro.
00:38:11Pak Angkoro.
00:38:14Pak Angkoro.
00:38:27Pak Angkoro.
00:38:28Pak Angkoro.
00:38:37Pak Angkoro.
00:38:39Pak Angkoro.
00:38:41Ya, Mak.
00:38:45Pak Angkoro.
00:38:55Pak Angkoro.
00:38:59Ditiklah kentok, Mas.
00:39:06Rasanya aku tidak tahan.
00:39:17Agama harus beragama.
00:39:28Agama harus beragama.
00:39:36Istri, apa kamu?
00:39:38Pulang!
00:39:39Ayo pulang!
00:39:41Ah!
00:39:52Maafkan saya, Kang.
00:40:05Seharusnya kakang yang minta maaf.
00:40:10Walaukali sudah surat dan ikhlaskan kakang.
00:40:28La ilaha illallah Muhammad Rasul Allah.
00:40:51Mak!
00:40:53Mak!
00:40:54Mak!
00:40:56Kan jalan-jalan sudah takdir, Pak Angkoro.
00:41:01Tidak.
00:41:03Tidak.
00:41:05Tidak.
00:41:07Tidak.
00:41:09Tidak.
00:41:11Tidak.
00:41:13Tidak.
00:41:15Tidak.
00:41:17Tidak.
00:41:19Tidak.
00:41:21Tidak.
00:41:22Sudah takdir, Pak Angkoro.
00:41:25Ya Allah.
00:41:35Kanjeng Sunan, apakah ini yang dinamakan kiamat?
00:41:44Itu baru kiamat dunia.
00:41:49Siksa pada diri manusia yang diakibatkan oleh perbuatan manusia itu sendiri.
00:42:00Tapi nanti, pada hari kiamat yang dijanjikan Allah, semuanya akan hancur.
00:42:08Itu yang harus kita yakini.
00:42:11Salah satu dari rukun iman Masya Allah.
00:42:18KAMPUNG KAMPUNG
00:42:29Apakah itu yang benar?
00:42:32Sebagai muslim harus percaya itu.
00:42:34Saya hanya seorang pendengar.
00:42:37Kampung!
00:42:39Kampung!
00:42:41Kampung!
00:42:43Kampung!
00:42:45Kampung!
00:42:46Kampung!
00:42:48Kampung!
00:42:50Kampung!
00:42:54Ingat.
00:42:58Jangan kegabah menuduh seseorang itu kafir.
00:43:05Karena itu merupakan suatu hukuman.
00:43:12Dia bukan Islam Kanjeng Sunan.
00:43:13Biar, biar Pak Angkoro.
00:43:16Apa salahnya kalau ada orang yang mau mendengar?
00:43:22Batu sebesar apapun,
00:43:25kalau tertimpa tetesan air terus menerus,
00:43:29akan hancur.
00:43:31Bukan begitu?
00:43:33Nah, pada hari kiamat nanti,
00:43:40tiada lagi keterima segala minta ampun serta taubat kepada Allah SWT.
00:43:49Karena sebelumnya Allah telah menurunkan Al-Quran
00:43:56untuk dipelajari, dihayati serta diimani.
00:44:02Mana yang diperintahkan Allah dan mana yang dilarang Allah.
00:44:07Tiada terperihkan siksa Allah di akhirat nanti.
00:44:15Siksa yang pertama,
00:44:23dan siksa yang kedua,
00:44:28yang mengerangkan atau menjelaskan.
00:44:37Dan apabila makhluk terlambat,
00:44:41dan apabila binatang terjatuh,
00:44:45dan apabila makhluk terjatuh,
00:44:49dan apabila makhluk terjatuh,
00:44:52dan apabila mana kuburan-kuburan,
00:44:57dan apabila mana kuburan-kuburan,
00:45:03dan apabila makhluk terjatuh,
00:45:07yang menjelaskannya.
00:45:14Apakah yang telah memperdayakan Kamu
00:45:18bagi inilah haktat terhadap Tuhan Mahal,
00:45:23yang telah menciptakan Kamu Lek,
00:45:27lalu menyempurnakan kejadian dan hidupmu,
00:45:31Kalau penyusup apakah dia yang siap menindasimu?
00:45:48Tidak hanya di agar sahaja, bahkan kamu menyusahkan hari pembalasan.
00:45:56Padahal kesungguhnya bakal mulai.
00:46:03Jangan halai-halaikan yang awal.
00:46:08Yang mudah omong-omong dan yang mencapai kepercayaan-kepercayaan kita.
00:46:16Tidak hanya di agar sahaja, bahkan kamu menyusahkan hari pembalasan.
00:46:25Tidak hanya di agar sahaja, bahkan kamu menyusahkan hari pembalasan.
00:46:30Orang-orang yang berani melakukan ini, benar-benar berani melakukan ini.
00:46:40Orang-orang yang berani, benar-benar berani melakukan ini.
00:46:47Mereka masuk ke dalam rumahnya hari pembalasan.
00:46:51Dan mereka sekali-kali tidak dapat keluar dari perangka itu.
00:46:57Apakah kamu yang mencari pembalasan?
00:47:04Sekali lagi.
00:47:06Taukah kamu apakah hari pembalasan itu?
00:47:11Ya, itu.
00:47:13Hari ketika seseorang tidak berdaya sedikitpun untuk menolong orang-orang.
00:47:24Dan segala urusan padamu, dalam diri.
00:47:41Sekali lagi saya bertanya.
00:47:45Apakah sedulur-sedulur percaya dan yakin akan adanya hari kiamat?
00:47:53Yakin.
00:47:55Percaya.
00:47:57Bagus.
00:47:59Begitulah.
00:48:01Kalau Allah menghendaki sesuatu, kun faya kun.
00:48:08Jadi.
00:48:10Maka jadilah.
00:48:16Kami mengerti maksud Doro Pupati Belambangan mengirim Kisana ke Pengging ini.
00:48:28Persoalannya hampir sama.
00:48:32Bukan begitu, Kya Gengselo.
00:48:37Betul.
00:48:39Cuma bedanya.
00:48:41Kecemasan kami terhadap para wali yang telah sedemikian luas pengaruhnya.
00:48:50Kami khawatir mereka akan merusak budaya nenek moyang kita.
00:49:01Kya Geng, jawaban apa kiranya yang akan kami bawa ke Belambangan?
00:49:07Tidak.
00:49:22Datanglah lagi nanti.
00:49:26Kami di sini juga sedang berusaha menandingi para wali.
00:49:33Kami di sini sekarang sudah punya cukup banyak santri.
00:49:42Mereka juga penyebar agama Islam.
00:49:47Sampaikan sembah sujud kami ke Haribaan.
00:49:56Pendoro Bupati Belambangan yang mulia.
00:50:03Tidak ada yang mulia di antara kita semua.
00:50:07Dan di hadapan Allah, kita semua sama.
00:50:11Buktinya.
00:50:14Lihat, banyak pesantren-pesantren dan masjid para wali sudah tidak lagi didatangi orang.
00:50:21Sudah sepi.
00:50:23Mereka lari dan belajar kepada Kanjeng Seh Siti Jenar.
00:50:30Atau kepada santri-santrinya yang terpercaya.
00:50:35Antara lain ilmu Kanjeng Seh Siti Jenar seperti yang sudah sedulur-sedulur saksikan tadi.
00:50:45Beliau menurunkan ilmunya langsung dengan pembuktian.
00:50:50Nah, ini satu lagi.
00:50:54Coba perhatikan.
00:51:06Lihat.
00:51:10Lihat, sedulur-sedulur.
00:51:19Ya Tuhan.
00:51:41Sekarang yang ini.
00:51:49Lihat.
00:52:00Ini bukan ilmu sembarangan.
00:52:03Ilmu ini lebih tinggi dari ilmu para wali yang ada di Tanah Jawa.
00:52:08Karena sumbernya juga dari seorang wali yang ilmunya lebih hebat dari para wali yang lain.
00:52:19Lihat.
00:52:31Bagaimana Pak Haji?
00:52:35Pak Haji bisa?
00:52:38Ini ilmu Tuhan, Pak Haji.
00:52:41Mereka tahu ketinggian ilmu saya, Pak Haji.
00:52:49Hahaha.
00:53:04Telur-telur itu sudah waktunya menetas.
00:53:09Saya tahu.
00:53:11Tetaskanlah kalau bisa.
00:53:15Kehebatan saya, Pak Haji sudah lihat kan?
00:53:18Coba sekarang, Pak Haji.
00:53:21Insya Allah.
00:53:23Coba pindahkan telur-telur itu ke bawah pohon sana.
00:53:48Punggol, Pak Haji.
00:53:54Hanya karena Allah semata.
00:53:58Silakan saja.
00:54:00Lihat ke telur-telur itu.
00:54:18Tidak!
00:54:32Tidak!
00:54:40Tidak!
00:54:48Tidak!
00:54:51Tidak!
00:54:54Tidak!
00:55:02Tidak!
00:55:11Tidak!
00:55:17Tidak!
00:55:24Terimalah hak kisah anak.
00:55:29Ilmu tidak untuk diperagakan,
00:55:32tapi untuk diamalkan.
00:55:36Terimalah.
00:55:47Tidak!
00:55:49Tidak!
00:55:53Bagaimana, Kan Jengsek?
00:55:55Kalau ada yang menyatakan, Kan Jengsek,
00:55:58bid'ah,
00:56:00murtad,
00:56:02musrik dan tukang sihir.
00:56:06Saya mesti bilang apa kalau begitu, Kan Jengsek?
00:56:10Alhamdulillah,
00:56:12orang boleh mencelakitah,
00:56:15menghina,
00:56:18dan memfitnah.
00:56:20Asal,
00:56:22jangan kita seperti orang itu.
00:56:25Apalagi takabur,
00:56:27termasuk memperagakan ilmu.
00:56:33Oleh karena itu,
00:56:35kita harus selalu ingat dan dekat kepada Allah.
00:56:40Eling.
00:56:42Eling lan mituhu marang gusti Allah.
00:56:47Loh, iya kan, Pak?
00:56:49Mesti Eling mituhu.
00:56:52Pokoknya, kita bisa berbuat apa saja
00:56:56kalau Eling lan mituhu.
00:57:18Temas kalian belum benar Islamnya.
00:57:21Tidak memberi salam terlebih dahulu.
00:57:24Kayak curu.
00:57:26Maafkan kami, Kan Jengsek.
00:57:29Saya tahu maksud kedatangan para utusan terhormat dari Pengging.
00:57:33Sampaikan saja pada Norobupati.
00:57:36Saya mau bantu kalau urusan agama.
00:57:39Urusan pemerintahan,
00:57:42saya tidak mau ikut campur.
00:57:48Itu berarti,
00:57:50Pengging menolak ajakan kita.
00:57:55Bagaimana, Pak Man?
00:57:57Jelas.
00:57:58Karena Pengging dan kelompok wali
00:58:01di kedalam lain lihat-lihatan.
00:58:05Memang, apalagi
00:58:07tersiar berita bahwa
00:58:09para wali telah mencalonkan Adin Papa
00:58:12sebagai Sultan Dibintoro Imbar.
00:58:15Apa maksudnya itu, Kan Jengsek?
00:58:18Itu satu taktik untuk mengizinkan jalan
00:58:21karena beliau masih ada tetesan darah majapahit.
00:58:29Di Agong Pengging
00:58:31juga masih ada darah majapahit.
00:58:36Itulah sebabnya mereka saling curiga.
00:58:39Sedangkan diantara para wali itu sendiri
00:58:42ada berpecahat.
00:58:44Berpecahan?
00:58:48Iya.
00:58:50Semenjak mengangkatnya Kan Jengsunan Ampel,
00:58:53pimpinan para wali sekarang dipegang oleh Kan Jengsunan Kiri.
00:59:05Saya tidak mengerti
00:59:08mengapa Dimas Junan Kalijogo
00:59:11menggunakan ini.
00:59:14Apa ini ajaran Islam?
00:59:18Saya pun tidak mengerti
00:59:21mengapa Kan Jengsunan Kiri baru mempersoalkannya sekarang.
00:59:26Justru pada saat
00:59:28memperingati 100 hari wafatnya Kan Jengsunan Ampel.
00:59:34Kenapa tidak dulu-dulu?
00:59:37Ya,
00:59:39karena baru sekarang ini kita berkumpul
00:59:42tanpa ada orang lain diantara kita.
00:59:47Kenapa Dimas menggunakan kemenyan,
00:59:50bunga-bungaan, dan lain-lain ini?
00:59:53Bukankah Rasul menghancurkan
00:59:56agar kita selalu rapih,
00:59:58bersih,
01:00:00dan menggunakan wangi-wangian?
01:00:03Setiap solat Jumat pun
01:00:06kita dihancurkan menggunakan wangi-wangian.
01:00:08Apakah solat Jumat itu bukan ibadah?
01:00:13Tapi Sunan Kali membakarnya saat
01:00:16peringatan akan dimulai.
01:00:19Saat
01:00:21membaca doa,
01:00:23solat Jumat itu bukan hanya berdoa,
01:00:26tapi juga menghadap Allah.
01:00:29Dulu,
01:00:31kemenyan itu
01:00:33digunakan menyampaikan doa
01:00:35untuk Nenek Moyang
01:00:36lewat asapnya.
01:00:38Itu dulu,
01:00:40tapi sekarang cukup dengan ini.
01:00:44Yang pasti,
01:00:46kemenyan itu tidak boleh.
01:00:48Adakah tertulis jelas nama kemenyan itu?
01:00:53Adakah penjelasan
01:00:55atau kejelasan
01:00:57mengenai jenis,
01:00:59bentuk,
01:01:01atau nama dari wangi-wangian itu?
01:01:07Kalau orang Jawa menganggap kemenyan,
01:01:10setangki,
01:01:12bunga-bungaan itu wangi,
01:01:14apa salahnya
01:01:16kalau mereka menggunakan?
01:01:21Tapi Sunan Kali kan bisa melarangnya.
01:01:24Untuk apa melarangnya?
01:01:26Untuk apa
01:01:28kalau cuma membuat mereka tersinggung
01:01:30dan kemudian kita tidak berhasil
01:01:32mengisik mereka?
01:01:33Memang Sunan Kalilah
01:01:35yang selalu lain
01:01:37cara pendekatannya kepada rakyat.
01:01:40Tidak ada cara lain,
01:01:42Kancang Sunan Kiri.
01:01:44Selain mendekatkan hatinya,
01:01:47sentuh perasaannya.
01:01:50Sesuaikan dengan kebiasaannya.
01:01:53Yang kemudian setelah mereka merasa cocok,
01:01:56sesuai,
01:01:58lalu kita ubah sedikit demi sedikit.
01:02:00Untuk apa?
01:02:01Lalu kita ubah sedikit demi sedikit.
01:02:04Bukankah kesemuanya itu telah kita musyawarakan terlebih dulu?
01:02:09Tapi ingat,
01:02:11janganlah merendahkan martabat Sunan
01:02:15wali
01:02:17dengan berpakaian mulung seperti itu terus menerus.
01:02:23Kancang Sunan Kudus.
01:02:28Kita punya budaya sendiri.
01:02:32Gunakanlah itu.
01:02:36Dengan begini saya bisa mendekatkan diri,
01:02:41bergaul dengan mereka.
01:02:44Tidak ada jarak antara kita dengan mereka.
01:02:48Ada sampung rasa.
01:02:53Lagipula iman Islam seseorang
01:02:56bukan terletak di pakaian.
01:02:59Tapi
01:03:01di sini.
01:03:03Yang penting bersih,
01:03:06aurat tertutup.
01:03:14Hari ini
01:03:16setan-setan sedang bertengger di dada sedulur-sedulur.
01:03:24Lupakan firman Allah
01:03:26Kalau
01:03:28kalau ada perselisihan diantara kita umat Muslim,
01:03:34kembalilah pada Al-Quran.
01:03:38Kenapa sedulur-sedulur lupa?
01:03:43Kenapa?
01:03:53Maafkan Yang Sunan Giri.
01:03:57Mestinya hal ini tidak boleh terjadi.
01:04:01Apalagi
01:04:03Kancang Sunan sebagai pimpinan kami di sini.
01:04:12Kita harus ingat akan bahaya Islam
01:04:15yang berpusat di pengging.
01:04:18Yang perkembangannya begitu cepat.
01:04:21Penyebarannya
01:04:22dan cara mengajarnya yang berbeda dengan kita.
01:04:29Apakah kita tidak merasa curiga sama sekali
01:04:32terhadap Syekh Siti Jenar alias Syekh Lemah Abang itu?
01:04:36Maaf, Kancang Sunan Ponang.
01:04:39Tidaklah baik berperasaan keburuk terhadap orang.
01:04:43Itu pun termasuk dihinggapi syaitan.
01:04:46Soal Syekh Siti Jenar,
01:04:49saya telah menyaksikan anak buahnya berceramah.
01:04:53Anak buahnya bukan berarti Syekh Siti Jenar.
01:04:58Apakah Sunan Kali benarkan cara Syekh Siti Jenar yang ngusri itu?
01:05:03Bic'ah?
01:05:05Murtad?
01:05:07Apa?
01:05:09Apa?
01:05:11Apa?
01:05:13Apa?
01:05:14Bic'ah?
01:05:15Murtad?
01:05:17Wallahualam.
01:05:20Saya belum pernah menyaksikan dengan mata kepala saya sendiri.
01:05:27Menurut Imam Gozali,
01:05:30berlihat lebih baik daripada mendengar.
01:05:35Saya rasa,
01:05:37benar Kancang Sunan Ponang.
01:05:41Hari ini,
01:05:42setan-setan sedang bertengger di dada kita.
01:05:51Maafkan saya, Kancang.
01:05:54Sama-sama, Kancang.
01:06:00Maafkan saya.
01:06:02Maafkan saya.
01:06:05Maafkan saya.
01:06:06Maafkan saya.
01:06:08Kancang Sunan Ponang.
01:06:09Sama-sama.
01:06:10Maafkan saya.
01:06:12Maafkan saya.
01:06:14Maafkan saya.
01:06:16Maafkan saya.
01:06:17Alhamdulillah.
01:06:18Maafkan saya.
01:06:40Tidak!
01:06:41Tidak!
01:06:47Tidak!
01:06:51Tidak!
01:06:53Tidak!
01:06:59Tidak!
01:07:02Tidak!
01:07:05Tidak!
01:07:10Tidak!
01:07:27Tidak!
01:07:29Alhamdulillah.
01:07:40Tarik nafas.
01:07:43Dan ingat Tuhanmu.
01:07:56Jangan memelihara perasaan tidak baik di dirimu.
01:08:03Itu hanya melahirkan perburuan.
01:08:06Itu hanya melahirkan perbuatan sesat.
01:08:10Manusia diturunkan ke bumi ini untuk saling menolong,
01:08:14rukun, dan menjalankan segala perintahnya,
01:08:18serta menjauhkan segala larangannya.
01:08:25Bukan untuk bermusuhan, saling menjatuhkan, fitnah,
01:08:30atau perbuatan-perbuatan lain yang menyesatkan kita.
01:08:34Maafkan kami, Kanyang Seh.
01:08:38Karena Allah mau memaafkan umatnya,
01:08:41maka aku mau memaafkan sedulur-sedulur.
01:08:49Kanyang Seh, maaf, bang.
01:08:55Izinkalah kami menuntut ilmu.
01:08:58Izinkalah kami menuntut ilmu, Kanyang.
01:09:02Tidak usah bilang. Datang saja ke pesantrenku.
01:09:14Kalau menuntut ilmu di sini,
01:09:17jangan terlalu cepat membicarakan
01:09:21atau mempertanyakan kedudukan Tuhan.
01:09:26Carilah dulu dirimu sendiri.
01:09:31Hewong Anyar, kudu yakin, bersungguh,
01:09:37kalau gagal, kepala sampean bisa menjadi kepala hewan.
01:09:45Tapi kalau berhasil,
01:09:48sampean bisa melihat manusia-manusia lain
01:09:53berkepala hewan.
01:10:07Di dalam Al-Quran, Allah berjanji,
01:10:11mintalah apa yang kau mau,
01:10:14nih cahaya akan ku beri.
01:10:17Benarkah itu, Kanyang Seh?
01:10:19Allah tidak pernah mungkir janji.
01:10:24Kalau minta memindahkan kerajaan Mojopoit ke Pengging,
01:10:29mintalah, ingat, berdoa dan berusaha.
01:10:37Percayalah, suatu saat nanti,
01:10:40tetesan darah Mojopoit juga akan muasai tanah Jawa ini.
01:10:45Kandang-kandang pun ke Ageng Pengging sendiri itu tidak dapat menikmatinya.
01:10:50Paling kurang, turunan ke Ageng nanti akan mendapat giliran.
01:10:55Saya akan bantu.
01:10:57Kanyang Seh?
01:10:59Lebay.
01:11:01Jangan bicara untuk orang yang di atas saja.
01:11:04Kami semua yang di bawah ini juga ingin mendengarkan.
01:11:09Ya, ya, ya.
01:11:11Menurut ayat suci Al-Quran,
01:11:14Al-Quran sesungguhnya kami telah menciptakan manusia
01:11:19dan mengetahui apa yang dibisikkan dalam hatinya.
01:11:24Dan kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.
01:11:34Lah iya, kalau begitu Tuhan manunggal dengan kita.
01:11:38Lah iya, itu yang dikatakan manunggalin kau lagusti.
01:11:43Betul itu Kanyang Seh?
01:11:45Manunggalin kau lagusti?
01:11:48Ya.
01:11:52Ya.
01:11:54Ya itu.
01:11:56Betul itu.
01:11:58Nanti saya turunkan ilmu manunggalin kau lagusti itu.
01:12:08Tidak benar itu.
01:12:10Jawaban Sesi Bijenar itu menyesatkan.
01:12:15Ini bisa menimbulkan perpecahan di antara umat Islam.
01:12:22Bergindaklah cepat.
01:12:25Tapi harus bijaksana.
01:12:29Kebijaksanaan memang diperlukan, tapi harus ada batasnya.
01:12:34Bagaimana T. Mas Raden Pata?
01:12:37Ya.
01:12:39Demi keutuhan umat Islam.
01:12:42Ya.
01:12:44Baiklah.
01:12:46Kita undang segera Seh Siti Jinar.
01:13:10KANYANG SEH SITI JINAR
01:13:14KANYANG SEH SITI JINAR
01:13:37Kanjang Seh Siti Jinar diundang ke persidangan wali.
01:13:41Seh Siti Jinar tidak ada.
01:13:43Yang ada Seh Lema Abang.
01:13:45Kanjang Seh Siti Jinar atau Seh Lema Abang diundang ke persidangan wali.
01:13:49Seh Siti Jinar atau Seh Lema Abang tidak ada.
01:13:52Yang ada Pangeran Sejati.
01:13:55Ini amanah dari Kanjang Sunan Diri.
01:13:58Kalau tidak mengerti juga, Sejati ini Pangeran Mulia.
01:14:04Jangan lupa.
01:14:11Seh Siti Jinar atau Seh Lema Abang.
01:14:21Atau Pangeran Sejati.
01:14:26Atau Sejati ini Pangeran Mulia.
01:14:32Seh Siti Jinar atau Seh Lema Abang.
01:14:39Atau Pangeran Sejati.
01:14:42Atau Sejati ini Pangeran Mulia.
01:14:47Saya segera tangkap.
01:14:49Seh Siti Jinar.
01:14:51Seh Siti Jinar.
01:14:53Seh Siti Jinar.
01:14:55Seh Siti Jinar.
01:14:57Seh Siti Jinar.
01:14:59Seh Siti Jinar.
01:15:01Saya segera datang.
01:15:06Rupanya Allah masih memberkahi kita.
01:15:11Alhamdulillahirrabbilalamin.
01:15:17Kami mengundang di Masjid Siti Jinar kemarin.
01:15:23Untuk bermusyawarah tentang ilmu Allah.
01:15:29Soal ilmu Allah.
01:15:31Tidak ada yang mesti dimusyawarahkan di antara kita.
01:15:35Betul.
01:15:37Tapi pelaksanaan pengamalannya yang diragukan.
01:15:42Bisa membuat sesat.
01:15:44Siapa yang diragukan?
01:15:46Dan yang sesat.
01:15:48Seh yang diragukan.
01:15:51Kalau Seh Siti Jinar yang sesat.
01:15:54Tidak apa-apa.
01:15:57Tapi orang banyak.
01:15:59Rakyat.
01:16:01Itu urusan mereka terhadap Allah.
01:16:04Bukan kita atau saya.
01:16:06Mereka sesat di luar kendaknya.
01:16:08Bodoh mereka itu namanya.
01:16:10Astagfirullahaladzim.
01:16:12Kalau seorang murid yang bodoh.
01:16:15Tapi kalau semua sesat.
01:16:18Yang mewajang harus bertanggung jawab.
01:16:22Sama saja.
01:16:24Satu atau banyak.
01:16:26Mereka tidak mengerti apa yang saya wajang.
01:16:30Itu artinya.
01:16:32Ajaran saudara aku.
01:16:34Tidak bisa dimengerti.
01:16:37Tidak bisa diterima mereka.
01:16:40Karena dasar pengetahuan keislaman mereka.
01:16:44Belum memadai.
01:16:46Akhirnya menjadi minyak warana.
01:16:49Minyak warana.
01:16:52Membuka rahasia Allah.
01:16:54Jadi Allah punya rahasia.
01:16:56He he he.
01:16:59Percayalah.
01:17:01Allah tidak merajakan segala sesuatunya terhadap umatnya.
01:17:07Baca dan pelajari kembali kitab suci Al-Quran.
01:17:11Hadis Rasulullah.
01:17:13Dan kitab-kitab lainnya.
01:17:15Apakah itu kitabnya S. Abdul Qadir Jalani.
01:17:19Al-Tabrizi.
01:17:21Atau Al-Had.
01:17:23Kami di sini bukan orang yang baru masuk islam.
01:17:26Itulah bukti.
01:17:28Bahwa saudara aku.
01:17:30Tidak bisa melihat orang yang diajak bicara.
01:17:35Boleh saya bertanya saudara aku S. Siti Jenar.
01:17:40Silakan.
01:17:43Kitab yang disebut terakhir tadi.
01:17:46Sangat berkesan dan berpengaruh dalam diri saudara aku.
01:17:51Pasti.
01:17:53Barangkali sudah menjadi darah dagingku.
01:17:56Kitab Al-Halad itu.
01:17:59Benarkah saudara aku mengaku pangeran sejati.
01:18:03Alias sejatini mulio yang berarti Allah.
01:18:07Ya.
01:18:09Betul.
01:18:11Bagus.
01:18:13Jelaslah sudah persoalannya.
01:18:16Saudara kita yang satu ini adalah Al-Halad sejawa.
01:18:20Mengaku dirinya Allah.
01:18:23Menggonggannya sunan kiri.
01:18:24Baik.
01:18:26Al-Halad dibah dan dihukum had.
01:18:30Dihukum mati karena murtad.
01:18:33Agiku dihukum had atau tidak sama saja.
01:18:37Maut bukanlah yang harus ditakuti.
01:18:41Bilahi ta'ala.
01:18:43Kematian seseorang bukanlah di tangan manusia.
01:18:48Pasti.
01:18:50Itu hal yang pasti.
01:18:52Tapi karena hukuman itu merupakan kematian seseorang.
01:18:58Maka tidaklah pribadi-pribadi yang melaksanakannya.
01:19:10Hukuman itu baru bisa dilaksanakan.
01:19:15Insya Allah nanti.
01:19:18Setelah saudara kita raden patah.
01:19:21Sudah resmi diangkat menjadi sultan.
01:19:31Masih ada kesempatan bagi saudaraku.
01:19:35Untuk bertobat.
01:19:38Bukan kepada manusia tempat bertobat.
01:19:42Cukup.
01:19:52Mbak.
01:19:54Mbak.
01:19:56Ada kejadian apa nak?
01:19:58Di masjid yang mbak bikin dulu.
01:20:00Sekarang sedang berkumpul.
01:20:02Para wali.
01:20:11Kelihatannya.
01:20:13Kanjeng Siti Genar dikeroyok oleh para wali lainnya mbak.
01:20:21Pasti Kanjeng Siti Genar bisa menangkisnya kan?
01:20:26Tapi terhadap Sunan Kalijaga.
01:20:30Kelihatannya.
01:20:32Kanjeng Siti Genar kualahan.
01:20:34Setiap ucapannya bisa dilawan mbak.
01:20:37Dia diikuti terus oleh Sunan Kalijaga.
01:20:41Dikuntik.
01:20:46Keduanya bodoh.
01:20:49Seimbang.
01:20:52Bodoh pintar.
01:20:54Wan bodoh satin.
01:21:21Keduanya bodoh pintar.
01:21:23Seimbang.
01:21:25Wan bodoh satin.
01:21:27Seimbang.
01:21:29Keduanya bodoh pintar.
01:21:31Wan bodoh satin.
01:21:33Seimbang.
01:21:35Keduanya bodoh pintar.
01:21:37Seimbang.
01:21:39Keduanya bodoh pintar.
01:21:41Seimbang.
01:21:43Keduanya bodoh pintar.
01:21:45Seimbang.
01:21:47Keduanya bodoh pintar.
01:21:49Seimbang.
01:21:51Keduanya bodoh pintar.
01:21:53Seimbang.
01:21:55Keduanya bodoh pintar.
01:21:57Seimbang.
01:21:59Keduanya bodoh pintar.
01:22:01Seimbang.
01:22:03Keduanya bodoh pintar.
01:22:05Seimbang.
01:22:07Keduanya bodoh pintar.
01:22:09Seimbang.
01:22:11Keduanya bodoh pintar.
01:22:13Seimbang.
01:22:15Keduanya bodoh pintar.
01:22:17Seimbang.
01:22:19Keduanya bodoh pintar.
01:22:21Seimbang.
01:22:23Keduanya bodoh pintar.
01:22:25Seimbang.
01:22:27Keduanya bodoh pintar.
01:22:29Seimbang.
01:22:31Keduanya bodoh pintar.
01:22:33Seimbang.
01:22:35Keduanya bodoh pintar.
01:22:37Seimbang.
01:22:39Keduanya bodoh pintar.
01:22:41Seimbang.
01:22:43Keduanya bodoh pintar.
01:22:45Seimbang.
01:22:47Keduanya bodoh pintar.
01:22:49Seimbang.
01:22:51Keduanya bodoh pintar.
01:22:53Seimbang.
01:22:55Keduanya bodoh pintar.
01:22:57Seimbang.
01:22:59Keduanya bodoh pintar.
01:23:01Seimbang.
01:23:03Keduanya bodoh pintar.
01:23:05Seimbang.
01:23:07Keduanya bodoh pintar.
01:23:09Seimbang.
01:23:11Keduanya bodoh pintar.
01:23:13Seimbang.
01:23:15Keduanya bodoh pintar.
01:23:17Seimbang.
01:23:19Keduanya bodoh pintar.
01:23:21Seimbang.
01:23:23Keduanya bodoh pintar.
01:23:25Seimbang.
01:23:27Keduanya bodoh pintar.
01:23:29Seimbang.
01:23:31Keduanya bodoh pintar.
01:23:33Seimbang.
01:23:35Keduanya bodoh pintar.
01:23:37Seimbang.
01:23:39Keduanya bodoh pintar.
01:23:41Seimbang.
01:23:43Keduanya bodoh pintar.
01:23:45Seimbang.
01:23:47Keduanya bodoh pintar.
01:23:49Seimbang.
01:23:51Keduanya bodoh pintar.
01:23:53Seimbang.
01:23:55Keduanya bodoh pintar.
01:23:57Seimbang.
01:23:59Keduanya bodoh pintar.
01:24:01Seimbang.
01:24:03Keduanya bodoh pintar.
01:24:05Seimbang.
01:24:07Keduanya bodoh pintar.
01:24:09Seimbang.
01:24:11Keduanya bodoh pintar.
01:24:13Seimbang.
01:24:15Keduanya bodoh pintar.
01:24:17Seimbang.
01:24:19Keduanya bodoh pintar.
01:24:21Seimbang.
01:24:23Keduanya bodoh pintar.
01:24:25Seimbang.
01:24:27Keduanya bodoh pintar.
01:24:29Seimbang.
01:24:31Keduanya bodoh pintar.
01:24:33Seimbang.
01:24:35Keduanya bodoh pintar.
01:24:37Seimbang.
01:24:39Keduanya bodoh pintar.
01:24:41Seimbang.
01:24:43Keduanya bodoh pintar.
01:24:45Seimbang.
01:24:47Keduanya bodoh pintar.
01:24:49Seimbang.
01:24:51Ketamu.
01:24:53Kesimpulan.
01:24:55Bismillahirrahmanirrahim.
01:25:01Sesi 1
01:25:08Sebinci
01:25:15Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
01:25:45Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh
01:26:00Kalau sudah begitu, Kanjeng Sesi Tijenar dihukum atau tidak, mbah?
01:26:05Saya tidak tahu
01:26:07Tidak tahu, si mbahnya
01:26:10Kanjeng Sesi Tijenar
01:26:13Bisa juga dihukum, bisa juga tidak
01:26:18Katanya, Kanjeng Sesi Tijenar bisa juga moksor
01:26:24Kalau dihukum, digantung atau dipancung, mbah?
01:26:29Kalau dipancung itu, diapakan, mbah?
01:26:34Katanya, orangnya disuruh sujud
01:26:40Allah
01:26:48Kemudian, lehernya ditebak
01:27:01Atau mumpang? Sesi Tijenar kan fakti, mbah?
01:27:05Semua wali juga fakti
01:27:08Meski mereka hidup atau mati, ya sama saja
01:27:13Kanjeng Sesi Tijenar itu, usat atau tidak, mbah?
01:27:16Allah lah yang maha tahu
01:27:21InnaAllaha'alaihi wa'alaihi wasallamu'alaikum
01:27:29Astaghfirullahalazim
01:27:36Astaghfirullahalazim
01:27:41Astaghfirullahalazim
01:27:47Astaghfirullahalazim
01:27:51Amin
01:28:21Terima kasih atas dukungan anda