Holding UMKM Permudah Akses Pendanaan Melalui IPO

  • last month
Kementerian Koperasi dan UKM mendorong pelaku usaha mikro, kecil dan menengah atau UMKM untuk naik kelas, dengan memperluas sumber pendanaan, dimana salah satunya melalui pencatatan saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, langkah yang bisa diambil pelaku UMKM adalah dengan membentuk holding usaha, guna memenuhi target aset minimal Rp50 miliar, agar bisa melantai di pasar modal melalui papan akselerasi. Hal ini bukan tanpa alasan, sebab saat ini mayoritas UMKM baru memiliki nilai aset sekitar Rp10 hingga Rp20 miliar. Sehingga diperlukan holding usaha berdasarkan jenis produknya.

Category

📺
TV
Transcript
00:00Intro
00:12Ya pemirsa kementerian koperasi dan UKM mendorong pelaku UMKM untuk membentuk holding UMKM
00:17agar bisa memperluas akses pembiayaan melalui pasar modal.
00:20Kemain keb, UKM mencatat saat ini baru ada 44 UMKM yang telah menjadi perusahaan tercatat
00:25di papan akselerasi bursa efek Indonesia.
00:30Intro
00:33Kementerian Koperasi dan UKM mendorong pelaku usaha mikro, kecil, dan mendengah atau UMKM
00:38untuk naik kelas dengan memperluas sumber pendanaan
00:41salah satunya melalui pencatatan perdana saham atau inisial public offering di bursa efek Indonesia.
00:47Menteri Koperasi dan UKM Tetan Mas Duki mengatakan langkah yang bisa diambil pelaku UMKM
00:52adalah dengan membentuk holding usaha,
00:55mudah memenuhi target aset minimal 50 miliar rupiah
00:58agar bisa IPO dan melantai di pasar modal melalui papan akselerasi.
01:03Hal ini bukan tanpa alasan sebab saat ini mayoritas UMKM baru memiliki nilai aset sekitar 10 hingga 20 miliar rupiah
01:10sehingga diperlukan holding usaha berdasarkan jenis produknya.
01:13Kita mengusulkan mereka juga bisa membangun holding
01:17yang misalnya yang 20, 10 itu gabung bikin holding company yang holdingnya yang IPO
01:26sehingga mereka nanti bisa punya pendapatan.
01:28Ini menurut saya bisnis model yang juga dilakukan oleh UMKM dan itu dimungkinkan.
01:35Kemenkop UKM mencatat hingga saat ini sudah ada 44 perusahaan skala UMKM
01:39yang telah menjadi anggota bursa efek Indonesia di papan akselerasi melalui inisial public offering.
01:45Oleh sebab itu Kemenkop UKM akan terus mendorong UMKM memanfaatkan pembiayaan di pasar modal
01:50dengan membentuk holding usaha.
01:53Dari Jakarta, Devir Mansyah, IDX Channel.
01:59Pemirsa, kita akan membahas holding UMKM permoda akses pendanaan melalui IPO.
02:06Kita sudah tersambung melalui Zoom bersama dengan Mas Nailul Huda,
02:09Direktur Ekonomi Digital dari Selyus dan juga Ibu Sarmila Yahya,
02:12Ketua Komite Tetapi dan Kewirausahaan Kadin Indonesia.
02:16Selamat pagi Mas Nailul, Ibu Sarmila.
02:19Selamat pagi Mas Brasetil.
02:22Salam sehat.
02:23Sehat selamat.
02:25Terima kasih juga Mas Nailul atas waktunya juga.
02:28Dan kita akan review terlebih dahulu Ibu Sarmila,
02:30bagaimana Anda melihat update kondisi ekonomi kita tumbuh di atas 5%,
02:35apakah berkorelasi juga dengan pertumbuhan untuk sektor UMKM kita.
02:40Silakan.
02:41Terima kasih Mas Brasetil.
02:43Kalau nggak salah bulan lalu ya kita ketemu Mas Bras ini,
02:47bulan Juli ya, tepatnya.
02:49Kayak menjelang hari kooperasi itu di awal-awal Juli.
02:53Jadi waktu itu saya sampaikan keadaan ekonomi lagi recovery ya,
02:58ini banyak yang sebagian lagi mau membuka baru,
03:02sebagian lagi merestrukturisasi usahanya.
03:05Jadi penurunan secara keseluruhan masih dianggap 30% lah mungkin.
03:10Mudah-mudahan di akhir Desember nanti bisa semua baik lagi kembali.
03:17Baik, dari kecamata Mas Nailul,
03:19saya ingin melihat bagaimana dengan kondisi saat ini,
03:21apakah benar yang dikatakan begitu bahwa recovery ini masih berlanjut,
03:24kemudian apakah bisa berkontribusi juga
03:26terkait dengan kondisi kinerja UMKM nasional saat ini?
03:31Iya Mas, kalau kita lihat memang ada beberapa UMKM dan sektor UMKM
03:38yang masih ter-impact ya dari adanya pandemi COVID-19 di tahun 2020
03:46hingga tahun 2022 gitu kan.
03:48Masih ada beberapa yang masih recover.
03:50Tapi tidak sedikit juga yang memang sudah dia fully recovery gitu kan.
03:56Maka memang sudah ada beberapa aturan-aturan maupun ya insentif-insentif
04:02yang dia dicabut oleh pemerintah untuk UMKM
04:05seperti restrukturisasi dan sebagainya.
04:07Ini yang terkesan sebenarnya sudah ada beberapa yang sudah berjalan
04:13dengan seperti sebelum ini ya, sebelum COVID-19.
04:17Tapi memang belum terlalu seperti 2019.
04:21Fully Mas ya, memang ada beberapa yang masih dia tahap recovery.
04:27Baik, dan ini menarik.
04:28Bu Sarmila di mana kemaren ke UMKM meminta pelaku UMKM
04:32juga untuk membentuk holding UMKM
04:34guna memperluas akses pendanaan melalui IPO di pasar modal
04:38sehingga nanti mungkin dari beberapa perusahaan UMKM menjadi holding
04:44ini kan bisa memenuhi persaratan untuk melantai di pasar modal
04:48begitu untuk bisa mendapatkan alternatif pendanaan.
04:50Silahkan.
04:52Ya, pada prinsipnya khususnya Kadin Indonesia ya.
04:56Waktu itu kita juga sudah membuat bokja ya
04:59untuk IPO, untuk UKM di Indonesia.
05:02Kita jadi menyamut baik dari 2017 sekarang kementerian kooperasi
05:09sudah menghimbau untuk UMKM juga bisa melantai segera di bursa efek.
05:19Nah, yang menjadi PR kita sekarang ini adalah kemarin pelajaran dari 2017
05:25yang kami ikut bokja, waktu itu ikut memantu beberapa UMKM.
05:29Kalau UMKM-nya masuk di buku akselerasi itu ya
05:35untuk basisnya di, kan ada tiga jenis tuh
05:39ada papan utama, ada papan pembangan, dan papan akselerasi.
05:43Nah, jadi sudah ikut nih mas dari 10 perusahaan yang ikut
05:487 itu gagal gitu kalau ikut papan akselerasi itu.
05:51Kenapa? Karena secara fundament itu tidak begitu kuat ya
05:56apa namanya persiapannya sehingga dipaksakan gitu ya
06:00ada kesan terpaksa.
06:02Papan ini saya menghimbau tidak lagi masuk ke papan akselerasi
06:07tetapi masuk kepada papan utama atau papan pengembangan
06:11supaya ada pertanggungjawaban secara rasional dan emosional
06:17terhadap papan yang ada diikuti itu.
06:21Karena papan aksel ini banyak yang plof dan gak perform up to IPO gitu.
06:26Jadi, saya melihat karena dipermudah gitu
06:31kadang-kadang yang lagi dipermudah itu malah jadinya
06:34kurang tanggung jawab mungkin
06:38atau dia merasa kok gampang gitu
06:41jadinya dia up to IPO tuh banyak yang sahamnya turun gitu
06:47jadi pengalaman kami di 2017 sampai hari ini seperti itu.
06:51Contoh waktu IPO-nya di 140 sekarang udah 50-60 nilainya
06:56jadi bahkan ada yang tinggal 10 rupiah itu pengalaman kita pak.
07:00Tapi menurut anda pendanaan ini masih menjadi permasalahan yang krusial tidak sih
07:05bagi pelaku UMKM kita?
07:08Kalau saya krusial atau tidak krusial
07:10sekarang ini pendanaan lagi banjir-banjirnya nih mas
07:13aku tuh sekarang lagi dibantu besar-besaran nih KAD Indonesia
07:17dan penelawi saya pribadi juga ya karena saya ketua organisasi itu
07:22kita lagi banyak dana masuk ke Indonesia nih sekarang
07:27khususnya untuk UMKM lagi banyak
07:29tapi bagus juga untuk IPO
07:31jadi nanti setelah dana ini masuk nih kan udah menggerakkan
07:34habis ini kelompok-kelompok itu udah langsung bisa dibikin holding
07:39dan itu masuk nanti ke papan utama atau papan pengembangan itu mas
07:43saya setuju mas, jadinya kan bagus banget
07:45karena kan kalau pake perbankan atau itu kan jauh lebih mahal ya
07:50daripada penembanaan yang kita dapet dari IPO itu gitu
07:54karena kepemilikan usaha bersama gitu ya
07:57jadi permodalan sebenernya hari ini gak susah ya
08:01yang susah itu karena orang-orang gak bisa lagi mendapatkannya
08:05kalau dia udah pernah masalah di jaman dulu ya
08:08masalah kemarin tuh dia ada masalah jadi gak bisa langsung kembali
08:12baik-baik, nah mas Nelul, menurut anda bagaimana tadi?
08:15mungkin perlu ada kluster UMKM begitu ya
08:18mungkin berdasarkan fokus dari produksinya, sektor usahanya begitu
08:23sehingga ini benar-benar bisa menjadi satu holding yang solid
08:27begitu untuk UMKM yang solid begitu, silahkan
08:30ya mas, kita berujuk ya kepada data dari BPS
08:37yang memang menyebutkan masalah permodalan itu
08:41itu menjadi masalah yang paling krusial yang diatasi oleh UMKM
08:45ini data BPS yang berbicara
08:47nah memang kalau ini kita kurang mengerti juga
08:51apakah memang permodalan itu apakah dari sisi sumbernya
08:56permodalannya itu yang dia susah
08:59atau memang untuk SDM dari UMKM sendiri
09:03yang untuk mengakses permodalan juga tidak optimal gitu
09:07atau belum bisa mencapai dengan kriteria yang disatukan oleh lembaga pembiayaan
09:12nah ini kalau kita lihat mas Pras memang
09:15kalau kita lihat pembiayaan dari perbankan pesawatan
09:18itu dia memang masih cukup rendah gitu kan 20%
09:22tapi ini pemerintah sudah menarikkan untuk 30% gitu kan
09:26jadi ada kenaikan untuk minimal penyaluran pembiayaan untuk UMKM
09:31nah tadi terkait dengan pembiayaan itu sendiri
09:34mas Pras memang ada beberapa sumber lainnya gitu kan
09:37kalau kita lihat bukan hanya dari perbankan sadia
09:39ataupun dari angel investor dan sebagainya
09:42tapi memang dari IPO itu bisa dilakukan
09:45kalau kita lihat kan ini kan ada beberapa jadi papan ya
09:49papan akselerasi, papan utama, papan pengembangan
09:52dan papan ekonomi baru dan sebagainya
09:54nah ini kalau kita lihat mas Pras
09:57ini cukup menarik kalau kita lihat syarat-syaratnya
10:00dimana kan dia kan 50 biliar ya
10:03paling sedikit gitu kan
10:05jadi itu sebenarnya sudah bisa untuk usaha yang dia kelasnya menengah gitu
10:11pas menengah itu bisa langsung dia IPO untuk papan akselerasi
10:16nah tapi disini kan juga harus dimilai juga gitu kan
10:19bahwa ini akan menghasilkan keuntungan di tahun sekian dan sebagainya
10:23nah kemudian ini yang banyak juga yang dia menengah dan kecil
10:28terutama menengah, kalau kita mikro dan kecil
10:30nampaknya kita gak relevan untuk memisahkan IPO
10:33nah tapi kalau untuk yang menengah itu sangat relevan
10:36karena kalau kita lihat sebenarnya ini ketika dia diholdingkan
10:40dan diholdingkan ini kan artinya adalah
10:43mereka mempunyai satu modal yang cukup besar
10:46akhirnya bertambah besar
10:48kemudian juga mereka mempunyai kinerja
10:51ataupun posisi tawar di pasar juga bagus gitu kan
10:54kemudian ketika dia diholdingkan
10:56dia bisa menambah efisiensi
10:58nah ini yang harus kita pahami bahwa
11:01untuk membentuk holding pun tidak mudah gitu
11:04nah tadi yang saya sampaikan di awal
11:06bahwa ada beberapa menengah pun SDM-nya
11:09dia masih cukup kurang ketika dia diholdingkan
11:12apakah mereka memahami mengenai proses holding
11:15kemudian mereka memahami mengenai manfaat holding dan sebagainya
11:19ini yang sebenarnya harus bisa dipetakan terlebih dahulu mas
11:24baik langkah-langkah strategi
11:27atau mungkin satu inovasi apa yang perlu dilakukan
11:31sehingga holding UMKM benar-benar
11:33bisa memberikan manfaat yang luas juga bagi pelakunya
11:36apabila mereka sudah menjadi holding UMKM sendiri
11:39atau memang perlu ada satu aturan baru yang perlu dibentuk
11:42itu kita akan bahas nanti di segmen berikutnya
11:44kita kajian dulu sebentar
11:46dan pemirsa pastikan anda masih bersama kami
11:55baik kita akan lanjutkan kembali di perbicaraan
11:58bersama dengan Ibu Sarmila Yahya dari Kadin Indonesia
12:00dan juga Mas Nail Huda dari Selyos
12:03baik Ibu Sarmila memang kalau anda katakan
12:05ini bisa menjadi salah satu terbosan
12:07begitu holding UMKM yang bisa dibentuk mungkin
12:10tadi untuk bisa memperluas sumber pendanaan bagi pelaku UMKM
12:13nah tadi sudah disampaikan Mas Nail
12:15untuk kelas UMKM-nya yang kelas menengah saja kah
12:19atau memang yang semungkin bisa rata
12:22di mikro kecil menengah digabung menjadi holding
12:24atau sebagainya supaya ideal begitu
12:26kalau memang kita membentuk UMKM yang solid begitu
12:29Ibu Sarmila
12:31makasih Mas Prasit
12:33tadi Mas Nail sudah sampaikan
12:35bahwa masalah utama di Indonesia
12:37baik itu di beberapa sektor
12:39itu di usaha itu adalah SDM
12:41human resourcesnya
12:43talent-talentnya, talent-talent handal
12:45di bidang bisnis ini masih perlu pendampingan
12:48masih perlu di upskill dan lain sebagainya
12:51jadi saya sepakat sebenarnya
12:53kalau bisa di klasternya itu adalah
12:55holding-holding yang kategorinya menengah ke atas
12:58yang menengah ke bawah
13:00masih perlu mendapat pendampingan khusus
13:03tidak usah dulu masuk ke IPO
13:05dan dipaksakan
13:07sehingga nanti akhirnya niat kita
13:09untuk menetapkan sustainable
13:11daripada bisnis itu tidak kejadian
13:13dan merugikan banyak pihak
13:15jadi saya sepakat
13:17saya sependapat bahwa kelas menengah ke atas
13:19adalah yang layak untuk IPO
13:21dan kalau boleh diketahui
13:23sekarang itu kelas menengah ke atas
13:26jumlahnya kan kira-kira
13:280,04%
13:30dari jumlah
13:32seluruh UMKM yang ada di Indonesia
13:35kalau tidak salah saya gitu ya
13:37usaha kecil menengah itu
13:39kemudian yang kelas menengah ini
13:42kelas menengah ini
13:44mungkin untuk menambah jumlah
13:48perusahaan yang melantai di bursa
13:50itu menjadi salah satu menarik juga
13:52jumlahnya banyak juga
13:54ada lebih berapa juta
13:56jutaan gitu
13:58kan sekarang yang melantai di bursa
14:00itu baru sembilan ratusan
14:02belum seribu perusahaan juga
14:05jadi artinya peluang
14:07untuk kita menggerakkan ini mas
14:09para setiap
14:11benar-benar masih terbuka
14:13luas banget
14:15baik-baik
14:16nah dari sisi edukasi dan pendampingan
14:18yang telah dilakukan oleh mungkin
14:19Kementerian Koperasi dan UKM
14:21begitu terkait dengan pelaku UMKM sendiri
14:23menurut Anda bagaimana sudah tepat?
14:25apakah juga Kadin juga ikut berperan aktif
14:27lebih kepada untuk menjaga
14:29kinerja, penyiapan SDM yang mungkin memiliki
14:31entrepreneurship yang juga sudah
14:33mumpuni begitu?
14:35iya kami udah bilang tadi
14:37kami sampaikan 2017
14:39kita udah bikin POKJA ya mas
14:41khusus untuk UKM IPO
14:43tapi waktu itu
14:45belum diputuskan nih baru kita
14:47sekarang ini bertiga nih ngomongin
14:49kelas mana nih yang mau kita
14:51bidik gitu ya, kemarin tuh masih
14:53umum aja dibikin umum
14:55gitu ya, sehingga hasilnya
14:57gak maksimum ya tadi, waktu tadi
14:59ada yang ikut, udah kita upayakan
15:01ada sepuluh company, tujuhnya
15:03berguguran, jadi kita
15:05monitor sih, jadi kalau bisa ke depan
15:07memang harus ada perbaikan gitu
15:09saya setuju, dan kita udah kerjain
15:12nah mas Nailul, terkena dengan
15:14pembentukan Holdim UMKM ini yang
15:16guna memperluas akses pendanaan, anda melihat
15:18apakah ini bisa juga membuat akhirnya
15:20UMKM kita naik kelas?
15:22ya, UMKM
15:24naik kelas itu kan juga harus
15:26definisikan ya, jadi
15:28ini memang satu pekerjaan
15:30yang gak mudah sebenarnya, UMKM
15:32naik kelas itu apakah dia
15:34naik kelas dalam artian bisa
15:36ekspor, atau dia
15:38naik kelas dalam hal model
15:40penjualan dan sebagainya, itu kan
15:42memang masih sangat
15:44ya bisa dibilang
15:46teknisnya sangat beragam, nah tapi
15:48tadi kalau menyinggung permodalan sebenarnya
15:50saya sangat tertarik ketika
15:52ada papan akulerasi
15:54khusus gitu kan, bagaimana
15:56kalau kita lihat di papan utama pun
15:58ada papan utama ekonomi baru yang isinya
16:00memang itu adalah perusahaan-perusahaan
16:02digital gitu kan, kita ada
16:04di Buka, Gurto, terus
16:06dan sebagainya, tapi kita
16:08coba untuk mendorong nih
16:10apakah memang ada papan akulerasi
16:12khusus gitu ya, bagi
16:14UMKM ataupun bagi
16:16ya tadi holding UMKM, karena kalau kita
16:18lihat bagi untuk usaha yang
16:20menengah ini sebenarnya bisa dikejar
16:22apalagi kalau kita
16:24bisa bilang ini 50
16:26miliar, itu mungkin mereka bisa
16:28debungan dari 3
16:30ataupun 4 pemilik
16:32usaha menengah, tentu yang
16:34dia harus memiliki
16:36terus, ataupun produk yang serupa
16:38sehingga klusternya sama
16:40nah ini yang saya rasa
16:42harusnya ada perubahan dalam hal
16:44dan mungkin ada ini juga mas
16:46ada papan akulerasi baru
16:48yang menurut saya itu bisa
16:50disisipkan ke dalam
16:52papan-papan yang ada di perusahaan
16:54baik-baik, nah
16:56kalau bicara mengenai kondisi seperti saat ini
16:58berarti memang ini bolanya
17:00kembali dimana nih mas Nailow
17:02apakah memang dari pelaku UMKM juga harus
17:04men-encourage diri mereka sendiri
17:06untuk bisa meningkatkan pemahaman terkait
17:08dengan bagaimana menciptakan satu
17:10holding UMKM begitu
17:12dengan standar yang anda sampaikan begitu atau bagaimana?
17:14ya tentu
17:16ini harus beriringan ya mas ya
17:18dari memang BI
17:20nanti kita dorong dan OJK
17:22tentu saja yaitu mendorong untuk
17:24peraturan mengenai penambahan
17:26papan lagi, kita melihat ada
17:28beberapa peluang untuk menambah
17:30papan akulerasi khusus
17:32kemudian kita juga
17:34mendorong untuk sumber daya manusia
17:36di UMKM
17:38terutama yang menengah ya, yang menengah ini
17:40untuk bisa dia lebih profesional
17:42misalkan dari titik pencatatan
17:44dan sebagainya, dan juga
17:46ini kita juga dorong juga mas Pras
17:48bahwa mungkin nanti ke depannya
17:50untuk KAP-KAP itu bisa
17:52menerbitkan
17:54ya istilahnya apasih laporan keuangan
17:56khusus ya, untuk
17:58UMKM ataupun yang kelas menengah
18:00tidak yang dia serumit
18:02untuk papan yang besar, sehingga ini
18:04bisa dilihat apakah nanti
18:06usaha menengah ini
18:08dia mampu untuk
18:10menghasilkan keuntungan, karena
18:12kalau kita lihat di papan akulerasi pun
18:14dia sebenarnya boleh rugi
18:16tapi di dalam beberapa tahun ke depan
18:18dia harus menghasilkan keuntungan
18:20nah inilah sebenarnya yang harus dilihat juga
18:22sama pelaku usaha
18:24menengah, kita gak bicara mikro kecil ya
18:26tapi kita bicara usaha yang menengah
18:28yang jumlahnya itu sekitar 40
18:30ribuan usaha
18:32baik-baik, terakhir Bu Sarmila
18:34bagaimana proyeksi optimisme Anda
18:36terkait dengan sektor UMKM dengan berbagai upaya
18:38yang sudah dilakukan pemerintah untuk bisa
18:40meningkatkan kualitas begitu
18:42dari UMKM di Tanah Air
18:44oke, saya sangat mengapresiasi
18:46ya mas Prasetyo kerja
18:48para pihak, baik itu
18:50government, baik itu
18:52swasta ya
18:54private, dan juga semua
18:56teman-teman stakeholder lah
18:58daripada negeri ini, semuanya ingin
19:00meningkatkan, semua ingin
19:02bicara UMKM naik kelas, semuanya
19:04semuanya, walaupun dengan berbagai
19:06variasi gitu ya, dengan berbagai
19:08pandang, warna kacamata yang berbeda-beda
19:10tapi niat kita
19:12untuk mencapai Indonesia Maju di
19:142045, dengan upaya-upaya
19:16yang kita lakukan hari ini, ini sangat
19:18mencerdaskan, dan membuat saya sih selalu
19:20optimis ya, mas
19:22Prasetyo ya, jadi kita
19:24harus semangat, karena
19:26kalau saya beberapa kali, saya baru aja pulang dari
19:28Hanoi mas, kemarin, minggu lalu
19:30itu bilang, orang Singapura
19:32yang bilang, Indonesia itu kalau boleh
19:34dibilang, kalau matahari
19:36itu ibaratnya masih siang
19:38Singapura itu dia udah berasa
19:40udah maghrib, jadi artinya
19:42peluang-peluang kita tuh
19:44masih besar banget gitu, Singapura
19:46dia udah mulai jenuh-jenuh juga, kalau gak
19:48cepat-cepat kreatif ya, gitu ya
19:50jadi, menurut saya
19:52dan untuk
19:54sebagai negara maju, income
19:56per kapita kita itulah menjadi patokan
19:58untuk kita bicara, bukan nekelas
20:00karena income per kapita kita hari ini
20:02masih di bawah Singapura
20:04dan lain sebagainya, jadi
20:06artinya kita optimis lah, kita kerja aja terus
20:08setiap hari, kejar terus, dan
20:10apa yang sudah dibuat Bursa Efek Indonesia udah
20:12bagus banget, tinggal kita bagaimana mengaplikasikan
20:14dan mengkait-kaitkan yang ini
20:16dengan, nanti kita perkuat deh, habis ini
20:18kita memperkuat perusahaan
20:20teringat tadi, gitu ya, makasih
20:22terima kasih atas informasi dan
20:24bagaimana juga insight ya, terkait dengan
20:26kondisi dari sektor UMKM kita
20:28bagaimana upaya untuk menjadikan
20:30holding UMKM ini berdaya guna
20:32begitu ya, tentunya untuk mengangkat
20:34kinerja UMKM nasional. Mas Nelul, terima kasih
20:36juga atas insight dan analisis yang sudah
20:38anda sampaikan kepada pemirsa, selamat melanjutkan
20:40aktivitas anda kembali, salam sehat
20:42Bu Salmila, Mas Nelul, terima kasih
20:44makasih Mas
20:50Mas
20:52Mas
20:54Mas
20:56Mas
20:58Mas
21:00Mas
21:02Mas
21:04Mas
21:06Mas
21:08Mas
21:10Mas
21:12Mas
21:14Mas
21:16Mas

Recommended