• 2 years ago
Permatabank dikenal sebagai salah satu bank komersial di indonesia yang memiliki struktur permodalan kuat yang tercermin dari rasio CAR sebesar 39% di atas ketentuan minimum regulasi yang berlaku. Hal ini jadi pondasi dalam memberikan peluang pertumbuhan usaha di masa depan baik melalui pertumbuhan organik maupun in-organik.

Category

📺
TV
Transcript
00:00 [Musik]
00:21 Halo teman-teman, teman-teman, temanin saya Bukara Kending yuk!
00:25 Enggak dong ya, hari ini saya akan ajak anda untuk ngobrol bersama dengan sosok inspiratif dari industri perbankan
00:32 yang merupakan direktur utama dari Bank Permata TBK yaitu Ibu Melissa Rusli.
00:38 Ikutin saya terus hanya di Women's Talk IDX Channel.
00:42 [Musik]
00:46 Permata Bank dikenal sebagai salah satu bank komersial di Indonesia yang memiliki struktur permodalan kuat.
00:52 Hal ini tercermin dari rasio CIR sebesar 39% di atas ketentuan minimum regulasi yang berlaku.
01:00 Hal tersebut menjadi fondasi dalam memberikan peluang pertumbuhan usaha di masa depan
01:05 baik melalui pertumbuhan organik atau inorganik.
01:08 Permata Bank pun memperkuat posisinya sebagai universal bank dalam memberikan layanan
01:14 baik dalam hal penawaran produk dan jasa dengan memanfaatkan teknologi dan platform digital.
01:20 Lantas bagaimana strategi dan target bisnis Permata Bank di tengah gejolak ekonomi global saat ini?
01:26 Simak perbincangannya bersama dengan Direktur Utama PT Bank Permata TBK,
01:31 Melisa M. Rusli hanya di Women's Talk.
01:34 Halo Ibu Melissa, apa kabar?
01:46 Halo, apa kabar Princess?
01:47 Cantik sekali hari ini.
01:48 Terima kasih.
01:49 Saya juga pakai batik Ibu.
01:50 Terima kasih ya buat waktunya di Women's Talk.
01:52 Ibu, ngomongin soal Permata Bank sebagai pucuk pimpinannya,
01:57 mungkin kita sharing dulu ya perkembangan Permata Bank sejauh ini seperti apa?
02:00 Karena disini kayaknya banyak nih pemirsa-pemirsa yang merupakan investor di pasar modal
02:05 dan ini kan dicatatkan kodesamnya BNLI.
02:08 Dari segi kinerjanya mungkin, kemudian juga dari segi jumlah karyawan, seperti apa Ibu?
02:16 Terima kasih Prisya. Selamat datang di Permata Bank, di cabang WTC.
02:20 Nah mungkin, ini Prisya nanya mengenai kinerjanya Permata Bank,
02:24 saya mungkin cerita yang berdasarkan angka semester 1 ya, 2023.
02:29 Jadi sampai dengan semester 1 ini, Permata Bank membubukkan profit di angka 1,4 triliun.
02:35 Nah itu sebenarnya sudah hasil kinerja dari pendapatan yang tumbuh banyak 15% secara year on year.
02:44 Dan juga kita berusaha untuk tetap menjaga pertumbuhan ini
02:47 dengan kehatian-kehatiannya sebagai bagian daripada top 10 banks di Indonesia.
02:53 Nah tadi nanya mengenai jumlah karyawan,
02:55 jadi kita sampai saat ini kita memiliki 237 cabang di seluruh Indonesia
03:00 dan jumlah karyawan kita itu sekitar 7.700 orang per semester 1 tahun ini.
03:07 Oke, apa sih yang menjadi kontribusi utama dari lini mana Permata Bank ini?
03:13 Ya, jadi kontribusi utama kami datang dari segmen korporasi
03:18 dan juga yang kedua adalah dari segmen consumer khusus untuk produk mortgage.
03:23 Seberapa penting sih Ibu, kenapa nasabah perlu mengikuti program tersebut?
03:29 Ya, jadi mungkin yang paling penting saat ini adalah dengan adanya uncertainty daripada kondisi perekonomian,
03:37 tapi kita secara perbankan kita tetap optimis, walaupun tetap hati-hati.
03:41 Dan di tengah keadaan kondisi di mana suku bunga ini dianggap cukup tinggi,
03:48 tentu sebagai customer mereka harus bisa diedukasikan mengenai bagaimana memanage financial planning,
03:58 financial planning itu sangat penting.
04:00 Maka dari itu kami selalu memberikan edukasi terutama kalau menyangkut misalnya nasabah ingin memberi rumah.
04:07 Bagaimana program KPR yang terbaik itu dengan situasi keuangan yang dimiliki oleh masing-masing nasabah.
04:13 Jadi masing-masing orang lain-lain nih, Tricia, mortgage apa yang bisa kita tawarkan,
04:18 tergantung dari kondisi keuangan dan juga planning daripada, financial planning daripada Tricia sendiri.
04:25 Kalau melihat dari Ibu ini berarti sering banget dong ketemu nasabah-nasabah, begitu enggak Ibu?
04:30 Tentu enggak semua nasabah yang ketemu ya. Jadi hampir sebagian besar nasabah korporasi tentu saya sudah temukan.
04:39 Nah Ibu, kenapa, biasanya apa sih yang menjadi acuan khusus ketika bertemu dengan nasabah?
04:45 Mungkinkah ada sesuatu yang Ibu, karena kan nasabahnya pasti dari berbagai macam karakter dan industri.
04:53 Adakah yang sedang juga dipelajari saat ini dari Permata Bank mungkin, karena kan lagi eranya green financial gitu ya.
05:04 Seperti apa Ibu?
05:05 Jadi Bank Permata ini adalah universal bank, kita memberikan produk itu ke semua segmen,
05:11 mulai dari korporasi, commercial, consumer, dan juga dari semua generasi, kita bilangnya lintas generasi.
05:19 Jadi semua produk dan juga layanan yang kami siapkan itu harus bisa mencakup semua segmen dan semua generasi tersebut.
05:26 Nah yang paling penting di sini adalah bagaimana kita bisa menyediakan produk yang sedang dicari oleh nasabah.
05:33 Tadi Tricia bicarakan mengenai green economy ya, green financing.
05:38 Nah saat ini kami juga banyak menyiapkan produk-produk apa yang bisa dirikan,
05:44 terutama saat ini dari sisi pemerintah, regulator, dan juga investor,
05:49 mengharapkan perbankan untuk banyak memberikan support kepada green economy ini melalui financing
05:57 yang bisa memberikan sustainability dan juga punya tanggung jawab terhadap ISG.
06:04 Nah ini mungkin yang nanti suatu hari saya bisa kali ya bicara yang lebih lanjut lagi,
06:09 tapi pada intinya adalah permata yang kita selalu support untuk memberikan kontribusi terhadap ekonomi hijau.
06:16 Oke, salah satu mungkin sedikit saja supportnya saat ini dalam bentuk yang seperti apa?
06:21 Jadi salah satu yang kami siapkan ini adalah melakukan konsultasi kepada nasabah-nasabah kami
06:27 untuk mempersiapkan mereka, menyiapkan proyek atau inisiatif untuk bisa masuk di dalam kategori daripada ekonomi hijau.
06:36 Dan sesudah itu jika mereka memerlukan support dari sisi financing atau dari sisi funding,
06:42 nah itu mungkin adalah seberikutnya kami akan menyiapkan produk.
06:45 Jadi kita membantu dulu untuk menyiapkan nasabah kami dulu sebelum dari sisi permatanya yang memberikan produk.
06:53 Jadi kesiapan dari nasabahnya terlebih dahulu, apa sih yang mungkin sejauh ini ada masukan dari nasabah kepada permata bank
07:00 yang kayaknya masih menjadi kendala atau masih agak bingung soal ini kan juga renewable,
07:10 masih agak-agak sustainability dan lain sebagainya itu kan masih bisa dibilang baru gitu ya?
07:16 Ya, mungkin kendala utamanya adalah mengenai peraturan,
07:19 bagaimana mereka bisa mengerti mengenai peraturan yang relevan di dalam ekonomi hijau ini.
07:25 Dan yang paling penting adalah mereka menunggu insentif dari pemerintah.
07:30 Nah mungkin ini yang sekarang sudah banyak insentif yang dikeluarkan oleh pemerintah
07:34 dan yang paling penting adalah sektor mana saja yang akan diutamakan untuk maju duluan gitu dengan adanya insentif dari pemerintah.
07:42 Oke, kalau untuk bank sendiri, apakah ada insentif dari pemerintah ketika itu menjalankan green financing?
07:49 Ya, jadi kita sudah diberikan ada satu insentif dari OJK itu dari sisi pemenuhan GWM untuk bank
07:57 di mana jika ada percentage daripada green financing yang bisa diberikan oleh bank,
08:03 maka kita diberikan keleluasan untuk insentif sekitar sampai dengan 0,5% GWM.
08:09 Oke, tapi sejauh ini yang lagi menjadi fokus soal itu dari permata bank adalah bagaimana meyakinkan nasabah,
08:18 terkait dengan mempersiapkan nasabah.
08:22 Kesiapannya sejauh ini seperti apa bu, mayoritasnya?
08:24 Mayoritas masih dalam eksplorasi, ada yang sudah siap lebih siap dibandingkan yang lain
08:30 dan tentu masih majority daripada nasabah kami dalam sahab persiapan dan eksplorasi.
08:36 Oke, ini kan kita mau masuk ke laporan Kinerja kuartal ketiga 2023,
08:43 peluangnya seperti apa sih dan kalau berbicara mengenai industri perbankan sejauh ini gimana Ibu?
08:50 Jadi kalau kami lihat memang kami tetap optimis mengenai dan menghadapi situasi saat ini
08:56 tentu dengan keberhatian kami sebagai perbankan juga sangat penting
09:02 dan yang paling penting di sini adalah bagaimana kita bisa mempertahankan kelanjutan,
09:07 kelanjutan dari pertumbuhan, kelanjutan dari profitabilitas,
09:11 dan juga bagaimana kita bisa menyisihkan provisi yang tepat supaya kita tetap bisa tumbuh
09:18 dan pada saat yang bersamaan juga tetap menjaga prudensial daripada perbankan.
09:24 Oke, nah Ibu kalau lebih jauh mengetahui mengenai permata bank,
09:30 ini kan sebagian besar, mayoritas 90% lebih kan kepemilikannya adalah Bangkok Bank,
09:37 ada pengaruh signifikan nggak atau gimana sih Ibu kalau itu kepemilikannya asing?
09:43 Oh, justru banyak dapat support.
09:45 Banyak dapat support.
09:46 Jadi Bangkok Bank sebagai salah satu regional bank yang terbesar di Asia
09:51 banyak memberikan tambahan dari sisi kemampuan kepada permata bank dalam hal international banking.
09:58 Jadi contohnya kita bisa membantu customer kita di Indonesia yang banyak melakukan trade finance,
10:04 ekspor-import, atau dalam hal perdagangan exchange trade,
10:09 dan juga ke depannya jika ada perusahaan-perusahaan dari luar Indonesia
10:14 yang ingin melakukan bisnis di Indonesia dan kita bisa melakukan,
10:17 memberikan supportnya kepada perusahaan-perusahaan ini.
10:19 Oke, goalsnya dari permata bank yang terdekat apa sih Ibu?
10:24 Tentu kita ingin tetap menjadi bank yang terpercaya kepada semua nasabah kami,
10:30 dan seperti tadi saya sampaikan kita sebagai universal bank,
10:33 kita memberikan produk dan juga layanan ke semua segmen.
10:38 Jadi mulai dari korporasi, consumer, dan juga commercial.
10:42 Oke, produk yang lagi jadi unggulan banget ini apa Ibu?
10:45 Tentu kita sebagai bank yang ingin terdepan dalam hal inovasi dan teknologi,
10:50 jadi kita akan terus mengeluarkan produk-produk digital.
10:54 Jadi sekarang ini kita sudah punya untuk consumer,
10:57 kita sudah punya permata mobile banking, kemudian untuk korporasi,
11:00 mulai dari trade finance, kemudian value chain,
11:03 dan juga dari sisi portal corporate juga sudah tersedia.
11:07 Dan ke depannya mungkin lebih banyak feature-feature yang kita akan terus update,
11:12 sehingga banking platform kita ini juga selalu terdepan dalam hal teknologi.
11:17 Itu kalau kita ngomongin soal bankingnya, permata banknya.
11:21 Nanti kita akan ngomong lebih jauh kalau Ibu sebagai seorang wanita karir,
11:27 inspirasi-inspirasinya seperti apa.
11:30 Tapi nanti mungkin kita pindah tempat, kita ke atas kantor Ibu.
11:33 Oke, jangan ke mana-mana pemirsa Wemanslog, tetap ikutin terus Wemanslog hanya di IDS Channel.
11:39 Silahkan Ibu memandu jalannya kemana, kita ke sana ya.
11:42 Oke.
11:43 Terima kasih Bapak Pemirsa, sudah kembali bersama kami dan tentunya masih ditemani oleh wanita inspiratif kali ini,
12:01 ada Ibu Melisa.
12:03 Ibu Melisa, tadi kan kita sudah ngobrol-ngobrol banyak,
12:06 sebagai pucuk pimpinan dari sebuah bank dengan banyak sekali cabang,
12:14 kemudian juga tim pegawai, ada nggak Ibu yang kadang menjadi pergumulan,
12:19 kayak kekhawatiran mungkin di tengah ketidakpastian ekonomi atau apa?
12:24 Pertanyaannya bagus sekali ya.
12:27 Terima kasih Prisha.
12:29 Tadi kita sudah jalan-jalan di bawah,
12:31 kita sudah lihat sendiri bagaimana permata bank di tengah ketidakpastian
12:36 dalam sisi perekonomian dan juga banyak pertanyaan dari nasabah mengenai suku bunga,
12:42 itu tetap diperlukan adalah suatu kestabilan.
12:46 Jadi sebagai pemimpin, ya tentu saya harus bisa memberikan ketenangan dan juga kepastian.
12:53 Dalam hal memberikan terutama guidance kepada tim,
12:58 bagaimana menghadapi uncertainty yang berada di luar,
13:01 terutama gejolak perekonomian,
13:03 apalagi dengan adanya isu dari sisi perang atau geopolitik yang saat ini sangat marak sekali,
13:10 ya tentu kita harus bisa memberikan kenyamanan juga dalam hal servis kita kepada nasabah
13:16 dan juga memberikan keyakinan bahwa perekonomian kita masih dalam situasi yang bisa kita terkontrol oleh baik,
13:26 terutama tadi seperti saya ceritakan juga di bawah bahwa dari sisi regulator mereka masih optimis ya,
13:33 walaupun tetap khusus mengenai kondisi yang akan kita hadapi.
13:36 Oke, balik lagi itu adalah meyakinkan para nasabah khususnya bahwa kondisi ekonomi Indonesia ini sedang baik-baik saja,
13:43 tetapi ya kita tidak menggampangkan situasi yang dari luar tetap harus waspada.
13:52 Oh iya, tetap harus waspada.
13:54 Tapi kalau melihat perjalanan dari Ibu Melisa, dari awalnya teknik elektro ya, di UI kemudian bisa sampai di titik saat ini,
14:03 boleh di-share enggak Ibu, lika-likunya itu seperti apa?
14:06 Pernah enggak sih Ibu di fase-fase yang kayak anak kuliah yang mencari kerja baru first graduate atau bulus-bulus saja?
14:17 Oh ya pastilah ya, di setiap kondisi ada challenge.
14:24 Dan mungkin challenge pertama yang saya hadapi pada waktu saya kuliah di teknik elektro UI adalah masuk sebagai kaum minoritas.
14:33 Minoritas?
14:34 Minoritas, karena pada saat itu saya masuk di UI tahun 92, itu saya hanya salah satu dari 10 orang mahasiswi yang belajar teknik elektro.
14:46 Oh, dari segi gender ya?
14:48 Gender, dari sisi gender, dari sisi di lingkup subyek yang mungkin lebih banyak selama ini dilakukan oleh pria.
15:00 Jadi pada saat itu challenge utamanya adalah bagaimana kita bisa menunjukkan bahwa kecakapan kita,
15:07 keterampilan kita dan juga pengetahuan untuk ilmu yang selama ini hanya fokusnya dilakukan oleh pria itu bisa juga dilakukan oleh wanita.
15:18 Dan tentu itu suatu challenge yang saya sangat-sangat siap pada waktu itu menghadapi.
15:26 Dan terutama setelah saya selesai kuliah di teknik elektro, saya masih melanjutkan pekerjaan di bidang teknologi.
15:33 Jadi waktu itu saya melanjutkan pekerjaan sebagai software engineer di satu perusahaan teknologi di Indonesia.
15:41 Dan itu juga sama juga Prisha, dari sisi komunitasnya hampir sebagian besar adalah lelaki.
15:47 Dan juga dari sisi orang yang saya harus hadapi juga rata-rata mungkin lebih banyak kaum prianya.
15:55 Mungkin kalau dulu itu masih lebih sangat straight gitu ya bahwa biasanya yang lead itu lelaki-lelaki.
16:04 Kalau sekarang mungkin agak udah mulai bergeser begitu ya.
16:07 Tapi kan Ibu sempat mengalami itu sampai di titik ini.
16:10 Sempat di mana Ibu? Di Astra juga, kemudian jadi wakil di root dari Permata Bank, kemudian menjadi di root saat ini.
16:20 Itu menghalaunya seperti apa sih mungkin bisa menjadi inspirasi untuk wanita-wanita di luar sana seperti saya juga dalam menghadapi tantangan-tantangan yang demikian.
16:30 Sebenarnya sih kalau dilihat dari hari ini saya tidak melihat suatu challenge yang besar dibandingkan pada waktu saya kuliah.
16:38 Karena pada saat itu mungkin jumlah perempuan yang pertama yang berkarir di industri yang banyak mayoritasnya laki-laki pada saat itu belum terlalu banyak.
16:50 Cuma kalau saya lihat dalam waktu mungkin 10 tahun, 15 tahun selama ini, sudah banyak sekali sebenarnya kaum wanita yang menyampung mencapai level-level tertinggi di perusahaan.
17:01 Tapi kalau di bank ini kan kayaknya yang pucuknya itu bertiga ya? Kalau nggak salah ya Permata Bank, kemudian OCBC, satunya lagi CIMB ya?
17:12 Iya, tapi kalau lihat dari mayoritas di pekerja di Permata Bank sendiri, kita mayoritas perempuan nih sekarang.
17:20 Oh iya?
17:21 Jadi sekitar hampir 55% pekerja di bank Permata adalah perempuan dan dari direksinya sendiri pun juga kami memiliki sepertiga dari direksi juga perempuan termasuk saya.
17:32 Kok bisa? Apakah itu adalah program juga atau gimana?
17:35 Nggak, nggak ada sih. Itu semua karena ya masing-masing kita memiliki kompetensi yang bisa kita tunjukkan.
17:42 Dan tentu bagaimana kita bisa menunjukkan leadership kita sebagai mau wanita atau perempuan.
17:47 Jadi yang paling penting di sini adalah bagaimana kita memandang semua gender itu adalah equal.
17:52 Jadi bukan dimajukan karena dia perempuan atau laki, tapi kita memiliki kesempatan yang sama.
17:58 Oke, kesempatan yang sama. Nah, kira-kira satu lagi nih, apa sih Ibu yang perlu dimiliki oleh wanita agar pede gitu ya?
18:05 Pede dalam menyorakan pendapat dalam berbagai hal, misalnya dalam meeting kah, atau dalam menegosiasikan sesuatu gitu.
18:13 Kira-kira ada nggak masukan dari Ibu?
18:15 Oh, yang paling penting adalah kepercayaan diri.
18:18 Kepercayaan diri kita, mau kita wanita atau pria, yang paling penting adalah kalau kita yakin dengan kemampuan kita, dengan kompetensi kita.
18:26 Dan kita percaya diri bahwa itu adalah yang terbaik.
18:29 Tentu itu akan memberikan kita kemampuan untuk didengar dan juga menyampaikan tujuan kita dengan baik.
18:38 Oke, tapi percaya diri itu akan muncul kalau misalnya kita isi dengan banyak hal, misalnya edukasi, dan lain sebagainya.
18:46 Dan pengalaman.
18:47 Dan pengalaman, oke.
18:49 Nah, jangan lupa kita lanjutkan, kita jeda terlebih dahulu Ibu Melisa dan Pemirsa Women's Talk. Jangan beranjak kemana-mana, kami segera kembali.
19:06 Terima kasih Pemirsa Women's Talk karena masih bersama kami dan tentunya saya akan masih berbincang bersama dengan Direktur Utama dari Permata Bank, ada Ibu Melisa Rusli.
19:15 Ibu Melisa, tadi Ibu bilang kalau mau percaya diri, ya nggak bisa asal percaya diri juga kan ya, harus ada pengalaman juga.
19:23 Nah, untuk mengisi pengalaman itu kan, nah itu yang kadang kayaknya tidak mudah.
19:30 Agar tetap konsisten di jalurnya, agar goal itu bisa tercapai, seperti apa?
19:36 Kayaknya yang paling penting disiplin ya.
19:39 Disiplin.
19:40 Iya, disiplin. Disiplin itu canggahannya itu luas. Disiplin dari sisi kesehatan, disiplin dari sisi belajar tidak pernah berhenti, disiplin dari menyisakan waktu untuk networking, disiplin untuk ngebalance waktu antara keluarga dan pekerjaan, semuanya balik-balik disiplin.
19:58 Karena waktu kita cuma 24 jam. Gimana kita caranya mengatur mana waktu untuk networking, mana waktu untuk olahraga, mana waktu untuk keluarga.
20:07 Dan yang bisa menjaga itu adalah diri kita sendiri.
20:10 Nah, itu saya sering sampaikan juga sih ke tim saya, kalian sudah disiplin belum sama diri kalian sendiri sebelum kalian meminta timnya di bawahnya untuk bisa menurut gitu.
20:21 Jadi, semuanya harus dari dalam diri sendiri. Itu sih sebenarnya kunci saya untuk bisa mengatur itu semua.
20:27 Ibu, kalau kita flashback beberapa tahun yang lalu ya, ada goal gak kayak habis ini ngapain, habis ini harus ngapain, habis ini harus mencapai apa gitu?
20:36 Kalau goal, saya selalu mempunyai goal dalam suatu tanggung jawab. Jadi, seperti di Permata Bank sendiri, saya sudah punya nih goal jangka panjang.
20:46 Dan itu selalu saya komunikasikan ke tim saya, karena saya ingin tim selalu berada di dalam perjalanan menuju goal tersebut.
20:55 Nah, kalau misalnya goal daripada pribadi, tentu saya juga ada bahwa tentu saya ingin selalu sehat.
21:01 Kemudian saya ingin, mungkin anak saya juga bisa belajar sampai ke tahap tertentu.
21:06 Atau suami saya juga bisa melakukan sesuatu. Jadi, masing-masing ada takarannya juga dalam hal menentukan goal.
21:14 Dan yang paling penting itu adalah, bagi saya adalah goal itu harus bisa dikomunikasikan dengan orang-orang yang akan menjadi bagian daripada perjalanan.
21:24 Oke, Ibu pernah nggak ada di posisi-posisi ketika dihadapkan dengan pilihan-pilihan yang sulit misalnya keluarga dan lain sebagainya,
21:32 yang membuat kita terkadang kayak, "Oh ya oke, saya mundur dulu nih." Atau ada, "Saya di sini aja dulu nih, karena kayaknya kalau ini akan mengobrankan A, B, C."
21:39 Mengingatkan juga, bapak kan juga sebenarnya ya luar biasa begitu. Terkadang kan adalah di stigma-stigma kayak,
21:48 "Ya udah, nggak usah terlalu berkarir wanitanya." Biasanya kan, karena nggak ada di posisi itu.
21:55 Dan gimana menghadapi, mendobrak hal-hal seperti itu? Bahwa ya bisa kok beriringan.
22:00 Jadi, saya pernah menghadapi situasi itu, tapi bukan situasi yang menurut saya harus mengorbankan.
22:07 Tapi itu lebih dari keputusan. Keputusan bahwa waktu itu saya pernah mundur dari dunia kerja selama dua tahun, demi untuk membimbing anak sampai umur tiga tahun.
22:19 Jadi, saya sempat lepas dari semua pekerjaan, sampai anak umur tiga tahun, kemudian saya baru kembali ke dunia kerja.
22:26 Nah, itu adalah sebenarnya keputusan kami berdua gitu untuk mengambil itu.
22:31 Dan pada saat itu, saya yakin bahwa, "Oh, nanti saya pasti bisa lagi kok balik kerja, karena saya sudah mau punya brand atau personal brand yang sudah saya yakinin akan tetap bisa terjaga walaupun saya keluar dari dunia pekerjaan."
22:45 Jadi, situasi itu menurut saya normal ya, bahwa kita akan selalu dihadapi berbagai situasi di mana kita harus mengambil pilihan yang mungkin berat pada saat itu.
22:58 Tapi kalau dilihat dari jangka panjangnya, justru itu adalah momen yang terbaik yang harus kita lakukan.
23:04 Gimana sih, Ibu, kira-kira cara untuk membangun personal brand tersebut?
23:08 Agar ketika, ya mungkin kita kan nggak selalu kita itu garis lurus ke atas, ada mungkin katanya berliku-liku gitu.
23:15 Nah, gimana caranya menjaga itu mengingat Ibu tadi mengatakan bahwa itu juga sebenarnya cukup penting ya?
23:20 Iya, mungkin personal brand yang saya selalu ingin dikenal itu adalah saya bisa menjaga values.
23:28 Jadi, values yang paling utama buat saya adalah integrity.
23:32 Jadi, dari awal karir sampai dengan hari ini saya berusaha untuk menjaga values ini supaya selalu dijaga.
23:39 Dan yang paling penting menurut saya mungkin untuk sharing buat yang audiens juga adalah personal brand itu harus dibangun dari awal karir.
23:48 Jadi, dan harus konsisten. Jadi, kalau misalnya kita nanti ingin dikenal sebagai seorang yang bekerja keras,
23:55 dari awal selalu kerja keras, konsisten, jangan naik turun gitu.
23:59 Atau kita ingin dikenal sebagai seseorang yang mudah untuk bekerja sama dengan orang lain.
24:04 Itu selalu ditunjukkan di awal karir dan secara konsisten selalu ditunjukkan.
24:09 Karena personal brand itu walaupun sudah menempel di awal, kalau misalnya tidak ditunjukkan secara konsisten, orang akan lupa.
24:15 Orang akan menganggap bahwa kita sudah berubah.
24:18 Jadi, itu konsistensi yang menurut saya penting untuk ditunjukkan dan dikomunikasikan.
24:24 Oke, satu lagi nih Ibu. Masih punya waktu untuk me time dong ya.
24:28 Biasanya dihabiskan untuk ngapain sih Ibu?
24:31 Ya, itu selalu saya juga banyak ditanya.
24:35 Karena waktu saya hanya 24 jam, kemudian kapan sih sebenarnya me time saya ya.
24:41 Jadi, kalau ada waktu 15 menit, 30 menit, saya selalu pakai itu untuk yoga.
24:47 Karena itu bagi saya adalah olahraga yang paling mudah saya lakukan sendiri.
24:50 Mau saya di kamar, di kamar hotel, di outdoor, saya lakukan aja 15 menit, 30 menit.
24:57 Kebetulan saya sudah hafal gerakan-gerakannya. Jadi, saya bisa lakukan di mana saja.
25:01 Oke, yoga gitu ya. Itu juga mungkin salah satu kunci kenapa kelihatannya cantik terus, terima terus.
25:08 Terima kasih banyak Ibu Melisa untuk sharing-sharingnya.
25:11 Semoga bisa menjadi referensi untuk para pemirsa di rumah, khususnya wanita-wanita di rumah.
25:18 Untuk menambah kasanah dan juga inspirasi.
25:22 Sukses selalu untuk Permata Bank, Ibu Melisa dan juga tim. Sampai berjumpa kembali.
25:27 Terima kasih, Ibu Lisa.
25:29 Demikian Women's Talk kali ini.
25:31 Pemirsa semoga bisa menjadi referensi untuk Anda.
25:33 Saya Prista Sampo Dato' pamit untuk diri.
25:35 Sampai berjumpa kembali. Bye-bye.
25:38 Ibu, terima kasih banyak.
25:41 (Musik)
26:11 (Musik)
26:28 (Musik)
26:33 (Sampai jumpa di video selanjutnya)

Recommended