Kretek - Ditemukan secara tidak sengaja

  • 5 tahun yang lalu
TRIBUN - VIDEO.COM – Penemuan kretek bisa dibilang sebagai sesuatu yang tidak disengaja.

Dari berbagai literatur yang ada, kretek ditemukan sekitar abad ke 19 oleh seorang warga Kudus, Jawa Tengah bernama Haji Djamhari.

Penemuan kretek bermula ketika Haji Djamhari menderita sesak napas.

Haji Djamhari kemudian mengoleskan minyak cengkih ke dadanya dan ternyata sakitnya mulai reda.

Lebih lanjut, Haji Djamhari kemudian meningkatkan terapinya dengan mengunyah cengkeh, hasil yang ia dapat lebih baik.

Haji Djamhari kemudian mempunyai ide untuk merajang cengkih dan mencampurnya dengan tembakau lalu dilinting menggunakan kulit jagung atau biasa disebut klobot menjadi rokok.

Setelah menghisap rokok buatannya itu, penyakit asma yang diderita Haji Djamhari lambat laun pun mulai sembuh.

Ketika dibakar dan dihisap, rokok yang dibuat oleh Haji Djamhari menghasilkan suara “kretek-kretek”, sehingga rokok tersebut diberi nama kretek.

Kisah Haji Djamhari tersebut dengan cepat meluas di tengah masyarakat.

Orang-orang mulai mengikutinya, menaburkan cengkih pada tambakau dan dilinting dengan klobot lalu disulut dan digunakan untuk merokok.

Selain memiliki khasiat menyembuhkan sesak napas, kretek juga dirasa memiliki citarasa tersendiri.

Sejak saat itu mulai lahir industri-industri rumahan yang membuat kretek untuk dijual secara luas.

Haji Djamhari meninggal pada 1890.

Sejarawan Onghokham memperkirakan peristiwa penemuan kretek terjadi antara tahun 1870 hingga tahun 1880.

Berawal dari upaya pengobatan akhirnya berkembang menjadi dagangan yang melahirkan industri rumah tangga. (1)

Selain Haji Djamhari, Mbok Nasilah juga dikenal sebagai penemu kretek.

Penemuan tersebut bermula dari usaha Mbok Nasilah yang ingin mengentikan kebiasaan nginan para kusir yang sering mangkal di warungnya.

Ampas nginang yang dibuang oleh para kusir mengotori warungnya.

Karena itu, Mbok Nasilah kemudian membuat rokok kretek yang dijual di warungnya supaya para kusir tidak nginang lagi.

Kretek buatan Mbok Nasilah ternyata disukai para kusir, termasuk Nitisemito, salah seorang kusir yang kemudian dikenal sebagai raja kretek.

Rokok buatan Mbok Nasilah terbuat dari campuran tembakau dan cengkih kemudian dibungkus dengan daun jagung kering atau klobot lalu diikat dengan benang.

Jauh sebelum ditemukannya kretek oleh Haji Djamhari, tembakau sudah mulai dibawa ke Indonesia, khususnya ke Jawa oleh pedagang dari Portugis sekitar 1600-an.

Kata tembakau sendiri lebih mengacu pada Bahasa Portugis yaitu “tumbaco”, bukan mengacu pada Bahasa Inggris yaitu “tobacco”.