Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utamaLewati ke footer
  • hari ini
JAKARTA, KOMPAS.TV - Spekulasi batalnya investasi LG Energy Solution dalam proyek baterai kendaraan listrik di Indonesia mengait ke isu pelaksanaan MBG dan revisi UU TNI.

Namun, Wakil Ketua MPR Eddy Soeparno menegaskan tak ada kaitan antara isu tersebut dengan keputusan investasi.

Lalu, apa dampak dari batalnya investasi senilai hampir Rp130 triliun ini terhadap ekosistem baterai listrik di Indonesia?

Simak pembahasannya bersama Direktur Next Indonesia, Herry Gunawan.

#LG #baterai #indonesia

Baca Juga Musrenbang Solo Raya: Dihadiri Gubernur Jateng Ahmad Luthfi-Fokuskan Ketahanan Pangan di https://www.kompas.tv/nasional/589000/musrenbang-solo-raya-dihadiri-gubernur-jateng-ahmad-luthfi-fokuskan-ketahanan-pangan

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/ekonomi/589005/full-polemik-investasi-lg-antara-mbg-revisi-uu-tni-dan-masa-depan-ekosistem-ev-indonesia
Transkrip
00:00Saudara-saudara menyaksikan Kompas Bisnis bersama saya, Putri Otaviani.
00:04Perusahaan teknologi dan elektronik asal Korea Selatan, LG Energy Solution,
00:08batal berinvestasi di Indonesia.
00:10Menteri Investasi dan Lirisasi sekaligus Kepala BKPM, Rosan Ruslani, bilang,
00:15ini kemauan pemerintah Indonesia.
00:20Surat resmi tentang pemutusan kerjasama ditanda tangani oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral,
00:26Bahlil Lahadalia pada 31 Januari 2025 dan diberikan kepada CEO LG Chem serta Kemp LG Energy Solution.
00:38Kata Rosan, negosiasi proyek besar selama ini memang tidak mudah,
00:43namun pemerintah masih ingin berinvestasi ekosistem dan baterai kendaraan listrik di Indonesia terus berjalan.
00:49Di sektor ini, pemerintah melanjutkan proyek baterai kendaraan listrik dengan Huayu,
00:56perusahaan teknologi asal Tiongkok.
01:02Dari sana memutus, sebetulnya untuk lebih tepatnya sebetulnya dari kami yang memutus.
01:07Itu berdasarkan surat tanggal 31 Januari 2025,
01:11yang diterbitkan oleh Kementerian Energi dan Mineral Resources Republik Indonesia.
01:15Itu kenapa dikeluarkan surat itu, karena memang negosiasinya ini sudah terlalu lama.
01:22Sedangkan kita kan ingin semua ini berjalan dengan baik, dengan cepat,
01:27karena negosiasinya sudah berlangsung lima tahun.
01:31Lima tahun, jadi kan gak mungkin proyek itu lama gitu.
01:35Nah, jadi oleh sebab itu, dikeluarkan surat oleh Pak Bahlil mengenai surat tertanggal 31 Januari tahun 2025,
01:48yang dikirimkan oleh Pak Bahlil kepada CEO dari LG Chem maupun LG Energy Solution.
01:55Jadi, surat itu dikeluarkan, karena memang dari Wayu itu memang berminat untuk berinvestasi,
02:06karena mereka juga teknologinya juga sudah ada.
02:09Dan mereka hanya mereplace atau menggantikan posisi dari LG.
02:16Presiden Prabowo Subianto tidak khawatir perusahaan Korea, yaitu LG,
02:20batal berinvestasi dengan nilai hampir 130 triliun rupiah.
02:24Presiden bilang Indonesia adalah negara besar.
02:28Kita kerja, kita kerja dulu untuk rakyat.
02:31Soal LG yang bukan, Pak.
02:33LG yang bukan dari investasi.
02:36LG yang bukan untuk investasi di Indonesia.
02:39Hengkang dari investasi baterai di Indonesia.
02:42Kira-kira mungkin mencari pemerintah pesan lain atau dari negara lain kerjasamanya?
02:46Pasti ada, tenang aja.
02:49Indonesia besar, Indonesia kuat, Indonesia cerah.
02:53Spekulasi batal investasi LG Energy Solution dari proyek baterai kendaraan listrik atau EV di Indonesia
03:04berkembang ke isu pelaksanaan MBG dan UTNI.
03:08Tetapi, Wakil Ketua MPR, Edi Suparno, bilang hal itu tidak ada korelasinya pada keputusan investasi.
03:14Saya kok tidak melihat ada relevansinya ke sana ya.
03:18Jadi saya nggak berani korekomentar.
03:20Karena menurut saya benang merahnya itu nggak ada di situ.
03:23Ya tetapi mungkin ada pandangan seperti itu.
03:25Tapi mohon maaf, saya mungkin belum bisa berkomentar karena saya belum melihat ada relevansi yang erat terkait dua hal tersebut.
03:31Karena keputusan investasi kan dilakukan berdasarkan berbagai aspek yang dasarnya adalah keekonomian dan komersial.
03:38Apa dampak batalnya investasi LG ke ekosistem baterai listrik di Indonesia dengan nilai hampir 130 triliun rupiah?
03:47Kompas Misis akan tanya langsung ke Direktur Next Indonesia, Heri Gunawan.
03:51Pak Heri, selamat pagi.
03:52Selamat pagi, Bukri.
03:53Pak Heri, kita ke penjelasan Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosa Roslani bahwa membatalkan ini, yang membatalkan itu adalah Indonesia.
04:03Karena negosiasinya sudah berlangsung selama lima tahun.
04:06Apakah tepat dan bisa diterima investor penjelasan ini, Pak?
04:09Belum tentu karena gini, investasi LG itu, itu kan rencananya ada dua hal ya.
04:15Yang pertama, LG dengan Hindai Group di Indonesia itu sudah jalan.
04:22Nah kemudian yang kedua, konsorsium LG yang itu kemudian bekerjasama dengan IBC.
04:29IBC itu konsorsium Antam dengan Inalum.
04:33Yang bosnya itu adalah Mind ID, nah kemudian Mind ID sudah sekarang diambil oleh Darantara.
04:38Nah itu dua hal, jadi pertanyaannya yang disampaikan oleh Pak Rosan, yang dibatalkan itu yang mana?
04:43Nah katanya kan 31 Januari, jangan lupa Februari itu masih ada RDP antara DPR dengan IBC.
04:53Nah IBC itu waktu itu bilang, jadi ternyata IBC itu pengen mengakuisisi 5% saham yang proyeknya dari LG dengan Hyundai ini.
05:03Ini yang mau diambil, jadi mau diambil 5% katanya sudah ada tanda tangan MOU, kemudian juga Head of Agreement sudah ada tanda tangan.
05:11Nah ketika ingin melakukan due diligence, itu dokumen-dokumen yang diperlukan supaya IBC ingin bisa memvaluasi dengan tepat berapa sih nilai 5% itu sepantasnya.
05:23Nah ini yang tidak diberikan, versinya ini ya IBC tidak diberikan oleh LG.
05:28Nah bisa jadi memang LG tidak mau gitu, misalnya gini, mungkin bahasanya LG, loh kan kita sudah punya perjanjian, kita mau bikin sendiri, ngapain kalian masuk ke sini?
05:37Ini kan kira-kira gitu, kan LG dengan IBC mau bikin sendiri, tapi kok IBC mau masuk di proyek yang bersama dengan Hyundai, 5% ini juga kan ada tanda tanya besar gitu, yang disampaikan oleh Pak Rosan itu yang mana gitu.
05:53Nah itu harus jelas dulu. Nah ini persoalannya akan berimplikasi tidak baik persoalannya kepada investasi yang ada di Indonesia.
06:04Jangan lupa, Korea itu termasuk di dalam 7 besar negara yang menanamkan modalnya di Indonesia.
06:13Tahun 2024 tuh kalau nggak salah sekitar 45 miliar lah, 45 miliar dolar.
06:19Jadi maksud saya, apa ya, sorry, 45 triliun.
06:23Ini Korea ini 7 terbesar gitu loh, selain Singapura, China, yang lain-lain gitu, nomor 7-nya itu Korea.
06:30Itu satu hal, dan persoalannya tuh gini, orang investasi itu di Indonesia, pertama kalau diinvestasi di portfolio.
06:39Kalau ada faktor risiko, maka dia akan minta kompensasi pada imbar hasil, suku bunga.
06:45Tapi kalau direct investment, ketika dia melihat ada potensi risiko yang lebih besar, maka yang dia minta kompensasinya dalam bentuk fasilitas.
06:53Nah ini yang akan dilakukan kalau apa namanya risikonya dilihat besar.
06:58Nah menurut saya, apa yang dilakukan oleh LG, LG yang mundur gitu ya, membatalkan itu.
07:03Kalau kita baca-baca itu kan paling tidak ada dua hal.
07:07Satu market, kondisi market yang tidak kondusif, dan kedua, sorry, iklim investasi yang tidak kondusif dan market yang tidak memadai.
07:15Nah dengan alasan inilah, sebagai alasan yang rasional untuk memutuskan sebuah investasi yang mahal, maka dia mundur.
07:23Karena saudaranya LG, saudara senegara, itu pernah punya kasus di Indonesia, lote, petrokimia di Cilogon.
07:33Itu persoalannya ketika itu, perbebasan lahan, jadi kebiasaan di Indonesia itu kan gini, ini mau ada investasi lote di Cilogon.
07:42Dia akan beli lahan untuk bangun pabrik.
07:43Lahannya tiba-tiba udah ada yang punya, harganya langsung melonjak.
07:47Nah ini tidak pernah waktu itu, tidak berhasil diselesaikan begitu lama.
07:52Jadi ini persoalan-persoalan yang masih terus terjadi.
07:55Sekarang BYD, mau investasi bikin pabrik, tapi katanya diganggu oleh Ormas.
08:00Jadi pertanyaannya gini loh, pemerintah jangan ada di Menara Gading.
08:04Pemerintah harus membumi, menghadapi persoalan yang ada, yang dialami oleh para investor.
08:10Kita butuh investasi asing, karena gini, investasi, dari total investasi, realisasi investasi yang ada di Indonesia,
08:16penanaman modal asing itu selalu di atas 50 persen, rata-rata 55 persen.
08:23Jadi kapasitas kita membiayai investasi di Indonesia itu hanya 45 persen, Pak.
08:28Yang dari lokal, sesuanya dari asing.
08:31Kita suka atau tidak suka, mereka itu adalah tamu yang akhir menanamkan investasi,
08:36jadi dikasih saja karpet merah yang rasional, bukan kemudian di maki-maki.
08:43Pak Heri, artinya yang tidak clear sekarang, yang ditunggu oleh masyarakat adalah soal investasi yang Rp129 triliunnya itu.
08:50Pak, sebetulnya butuh berapa lama sih dari komitmen investasi, jadi ke realisasi investasinya itu?
08:57Sebenarnya kan gini, kalau pengalaman bersentuhan dengan para investor itu,
09:02itu kan mereka itu, sebenarnya komitmen itu kan adalah janji manis ya.
09:07Komitmen itu adalah janji manis, apakah nanti direalisasikan atau tidak, itu banyak faktor.
09:12Ada faktor teknis, ada faktor non-teknis, dan ini sifatnya fundamental.
09:17Nah, salah satunya adalah soal iklim tadi.
09:20Nah, kalau soal teknis, misalnya soal produk yang akan diproduksi di sini, itu marketnya mana?
09:27Oh, Indonesia atau marketnya ada di regional.
09:30Itu soal teknis lah, berapa biaya yang dibutuhkan, kemudian beli-beli supply chain dari sisi bahan baku seperti apa,
09:36dan ini nggak persoalan kalau soal baterai listrik.
09:40Karena pemain terbesar di bahan bakunya itu adalah Antam dengan Vale, dan dua-duanya BUMN ya.
09:47Nah, tentu ada yang lain-lain kayak Harita apa segala macam.
09:49Nah, ini berarti nggak masalah, tapi ada persoalan non-teknis, yang ini akan memungganggu.
09:55Itulah kenapa misalnya para investor asing itu selalu memiliki konsultan,
10:00itu antaranya di bidang stakeholder management.
10:04Dia melakukan analisis terhadap perkembangan politik,
10:08perkembangan bagaimana pemerintah melakukan treatment terhadap regulasi,
10:11bagaimana arah kebijakan pemerintah.
10:15Nah, itu ini akan mengawurnya sangat besar.
10:18Oke, berarti bisa dikatakan gini Pak,
10:19kalau tadi LG ini kayaknya agak-agak bimbang nih investasi di Indonesia,
10:23berarti kalau Pak Hiris nilai melihat kondisi market sama iklim investasi di Indonesia saat ini seperti apa
10:27kalau dibandingkan dengan tadi pertimbangan yang misalnya situasi politik dan lain sebagainya.
10:31Sekarang gini Pak, ini ada peristiwa besar ya Mbak Putri ya,
10:34di Indonesia perubahan yang baru saja terjadi sebelum LG memutuskan
10:38untuk batal investasi bersama IBC.
10:42Yang pertama, IBC ketika itu dibentuk supaya konsorsium LG itu bisa deal langsung.
10:49Sekarang, jangan salah IBC di atasnya ada apa namanya, Mind ID,
10:55di atas Mind ID sekarang ada tambahan dan antara namanya itu.
10:58Jadi udah mulai berantai tuh, ini udah perubahan bergeser.
11:01Nah, kemudian yang di internal juga,
11:04soal kalau di media-media Korea itu menyebutnya kemudian dia mempertanyakan tentang stabilitas politik.
11:11Apa indikatornya?
11:13Terutama soal keputusan begitu cepat dan kontroversial keputusan undang-undang TNI.
11:20Nah, itu dilihat kalau mereka, ini pandangan mereka, kita gak bisa salahkan orang menilai ya.
11:26Wah, ini ada instabilitas politik di Indonesia.
11:29Ini akan mengganggu stabilitas.
11:30Kenapa manggung stabilitas?
11:31Karena banyak sekali penolakan.
11:33Itu persoalan gitu ya.
11:35Kemudian juga ada peristiwa yang lain itu dianggap pemerintah itu melakukan kebijakan yang paradoks.
11:41Paradoksnya apa?
11:43Ini lakukan efisiensi.
11:45Tapi, makan bergeser gratis itu terus berjalan.
11:48Apakah ini program prioritas?
11:49Ini persoalannya memilih prioritas yang pemerintah itu mungkin dinilainya itu agak berisiko gitu.
11:55Kemudian ada, sekarang ada blok perbedaan perang dagang antara Cina dengan Amerika.
12:02Ini juga akan berpengaruh.
12:03Kenapa?
12:04Produk yang akan dibuat di Indonesia itu oleh LG nanti, itu akan dikirim juga ke luar negeri.
12:10Persoalan yang Korea ini kan biasanya selama ini, itu bloknya selalu ke Amerika.
12:15Nah, bisa dibayangin sekarang dalam kondisi kayak gini, penyerap pasar electric vehicle terbesar di dunia saat ini, itu adalah Cina.
12:27Itu sekitar 40-45 persen.
12:30Cina yang kedua Eropa, Amerika gitu.
12:33Nah, jadi Cina, kalau Cina itu kemudian bermasalah dengan Amerika gitu ya, nanti rentetannya negara-negara yang menjadi bagian dari ekosistem bisnisnya, ekosistem kebijakan ekonominya Amerika, itu bisa jadi masalah dengan Cina.
12:49Nah, ini masalahnya 45 persen. Gimana coba?
12:51Oke, nah Pak, ketika LG dikatakan batal atau hengkang dari Indonesia, Presiden bilang kan Indonesia negara besar, jadi tenang aja.
13:00Apa sih yang bisa diartikan oleh investor atas jawaban Presiden ini?
13:03Karena tadi kalau Pak Heri bilang kan penanam modal asing itu bisa mencapai 55 persen gitu.
13:09Nah, ini menurut saya, saya khawatir ya, ya mudah-mudahan tidak, Presiden itu tadi saya bilang, saya khawatir pemerintah ini tidak menginjak bumi.
13:17Jadi artinya gini, itu tidak bisa kita bilang bahwa ini negara besar, kita begitu sombong ingin mengatakan bahwa semua orang itu ingin berebut masuk ke Indonesia, nggak bisa.
13:28Dan jangan lupa, uang itu bukan ada di Indonesia. Kemampuan Indonesia membiayai investasi itu hanya tadi, 45 persen.
13:3655 persen itu adalah penanaman modal asing. Ini direct investment dan ini yang menyerap tenaga kerja.
13:42Nah, ini yang langsung juga pajaknya dirasakan oleh negara.
13:46Nah, kalau mereka diperlakukan dengan cara, eh, you mau masuk sini syukur, nggak mau masuk, yaudah.
13:53Nggak gitu caranya gitu.
13:54Nah, seharusnya kita melakukan evaluasi.
13:57Evaluasinya itu tadi, bagaimana konsistensi kita dari sisi regulasi, segala macam.
14:02Ini yang saya khawatirkan, pernyataannya Presiden itu, jangan sampai itu diinterpretasikan oleh orang,
14:08oh, Anda nggak perlu kami.
14:10Anda nggak perlu investasi asing.
14:13Oh, Anda nggak tahu, ada persoalan.
14:14Anda nggak tahu misalnya gitu, BYD mau bangun pabrik kemudian bermasalah dengan ormask, misalnya kayak gitu.
14:21Anda juga nggak tahu dulu lote misalnya mau bangun pabrik, petrokimia di Indonesia, di Cilegon,
14:26itu susah sekali membebaskan lahannya, karena tiba-tiba lahannya ada yang menguasai, misalnya kayak gitu.
14:32Itu kan menjadi, mohon maaf ya, menjadi Presiden yang tidak membumi, yang tidak menginjak bumi, dan ini berisiko.
14:39Pak, ini berarti bisa dikatakan jadi sikap yang ditujukan ketika kalau tadi Menteri SD Balil Hadelah bilang,
14:45tenang aja kan akan ada investor dari Cina, yang mana itu adalah Huayu gitu.
14:48Apakah ini menjadi cerminan dari, karena apa adanya investasi yang katanya diganti dari LG, dari kolek ke Cina ini?
14:55Nah iya, tiba-tiba berita LG muncul, bahwa mereka itu membatalkan investasi, hanya cukup 1-2 hari.
15:03Pak Rosan dan Pak Bahlil sudah bisa bicara bahwa nanti ke lead konsorsiumnya itu diganti.
15:09Dengan Huayu itu perusahaan asal Cina yang sebelumnya tahun 2023 menjadi anggota konsorsium.
15:14Setelah itu namanya nggak pernah disebut lagi, tiba-tiba sekarang mau jadi ke memimpin konsorsium.
15:20Hati-hati, kita punya pengalaman yang pahit.
15:25Dengan Cina.
15:26Itu di kereta cepat.
15:28Di kereta cepat, diturut kejadian itu.
15:30Kita investasi, kita BUMN kemudian bikin konsorsium.
15:34Nah konsorsiumnya ini deal dengan perusahaan Cina, kemudian bikin lagi konsorsium baru namanya peta kereta KCIC, kereta cepat Indonesia-Cina.
15:43Dari B2B, kemudian akhirnya bebannya dialihkan ke negara.
15:47Nah jangan sampai niat baik kita investasi di hilirisasi, hilirisasi pertambangan dalam hal ini,
15:54nanti kemudian dari B2B ini larinya nanti nggak ke pemerintah tapi ke danantara, danantaranya yang badan.
16:00Eh sama aja ke pemerintah gitu.
16:02Oke Pak Heri nanti kita lanjutkan usai judah Pak.
16:04Kayak tengah pembicaraan ini ya saudara telah bersama kami di Kompas Bisnis.
16:08Masih di Kompas Bisnis saudara bersama dengan Direktur Next Indonesia, Pak Heri Gunawan yang masih berada di Studio Kompas Sivi.
16:17Pak Heri media lokal berbahasa Korea, Bis News Daily bilang kalau salah satu penyebab batal investasi itu karena MBG.
16:25Nah karena pemerintah ini akan menyedot pajak secara besar dan mengurangi relaksasi pajak perusahaan.
16:29Apakah ini adalah relevansinya Pak meskipun MPR bilang ini nggak ada benang merahnya?
16:33Memang kalau MPR bilang ini tidak ada benang merahnya, kalau directly tidak.
16:39Tapi ini kan dilihat soal komitmen pemerintah, ada pola prioritas kebijakan yang paradoks.
16:45Misalnya gini, pemerintah lagi teriak soal efisiensi, anggaran, makanya dipotong-potong.
16:51Nah termasuk yang dipotong itu misalnya adalah anggaran untuk kabupaten kota, apa namanya transfer ke daerah.
16:58Tahu nggak mbak, kabupaten kota yang mandiri di Indonesia, mandiri itu artinya kalau versinya BPK,
17:04dia itu PAD-nya, PAD-nya itu penerimaan asli daerah itu di atas 50% untuk membiayai kebutuhan anggarannya.
17:16Dari 514 kabupaten kota, hanya 7 yang mandiri.
17:21Itu kan gila.
17:22Nah ini persoalan, artinya gini, kita lagi efisiensi, tiba-tiba di sini ada kebijakan yang kemudian dilihat oleh orang luar ya,
17:31menghamburkan uang, bukannya tidak bermanfaat loh ya.
17:34Tidak produktif.
17:35Iya, tidak produktif, itu kan konsumsi ya.
17:37Misalnya kasihlah proyek MBG.
17:40Nah ini juga persoalan, artinya apa?
17:42Bukannya MBG itu jelek, apakah momentumnya tepat atau tidak sekarang yang dilakukan.
17:48Jadi yang dilihat kemudian adalah soal konsistensi pemerintah dalam melaksanakan kebijakan atau mengambil kebijakan.
17:57Nah ini yang dilihat, jadi memang tidak langsung, akhirnya gini, efeknya gini kan.
18:04Kalau sekarang bisa jadi gini, kalau sekarang saya investasi katakanlah 50 triliun,
18:09Anda kasih saya tax allowance itu pembebasan pajak itu sekitar 25 tahun misalnya,
18:16jangan-jangan nanti Anda cabut baru 5 tahun.
18:19Karena Anda tidak konsisten dalam melaksanakan kebijakan.
18:21Kan ini membuat orang was-was.
18:23Nanti berganti pemerintahan, dicabut ini, segala macam dievaluasi.
18:28Nah ini maksudnya kan ke situ, soal inkonsistensi.
18:32Bukan persoalan apakah MBG ini berpengaruh pada LG, tidak gitu ya.
18:35Nah kalau itu tadi MBG Pak, kalau misalnya soal revisi UTNI, gimana?
18:40Karena media yang sama menyebutkan bahwa revisi undang-undang TNI ini juga cukup berdampak.
18:43Tapi MPR bilang itu sebenarnya tidak ada hubungannya.
18:45Nah ini ada dampaknya gak sih Pak?
18:47Itu ada dampaknya itu gini, memang lagi-lagi secara tidak langsung.
18:51Pengesahan undang-undang TNI, misalkan yang dibuat begitu ekspres, cepat gitu ya.
18:58Apakah pertanyaannya ini, apakah ini perlu sesegera itu gitu ya.
19:01Nah ini dianggap kemudian muncul penolakan dari elemen masyarakat yang begitu banyak dari stakeholder Indonesia.
19:09Tapi yang mendukung itu hanya dua, pemerintah eksekutif dan politisi.
19:13Nah dengan begitu orang akan melihat ini ada potensi instabilitas pada politik.
19:19Kalau ada instabilitas pada politik, itu artinya pengawalnya terhadap investasi.
19:24Karena gini Pak, investasi itu ada banyak sekali pertanyaan-pertanyaan ringan kalau kita ngomong sama para investasi itu beberapa gitu.
19:32Misalnya gini, eh ini ada pergantian apa namanya presiden.
19:38Kira-kira menterinya bakal diganti semua atau tidak?
19:42Atau menterinya sekarang bakal dari sepelan tidak?
19:45Dia harus bisa memitigasi bahwa kira-kira kalau menteri X, pejabat X itu arah kebijakannya kemana?
19:51Nah ini kan melelahkan buat mereka, tapi itu selalu mereka lakukan gitu.
19:55Gonta-ganti, gonta-ganti.
19:56Iya gitu.
19:57Nah ini apa ya, jadi memang pengaruhnya adalah tadi soal instabilitas politik.
20:03Nah kalau memang ada, itu yang harus yang dilihat oleh media di Korea itu gitu.
20:08Terkait dengan pengesahan undang-undang TNI.
20:11Oke berarti lebih ke bagaimana situasi maupun juga pemilihan dari pemerintah soal bagaimana kebijakan-kebijakan itu mana nih yang paling prioritas sebetulnya?
20:19Iya.
20:19Oke, Pak apa sebetulnya dampak dari batal investasi LG ini ke target realisasi investasi?
20:25Apakah pemerintah perlu waspada soal sekarang LG hengkang?
20:29Terus nanti apakah akan ada LG yang lain gitu ibarat ada perusahaan-perusahaan lain?
20:33Kalau ini dianggap remeh, potensi itu sangat besar.
20:37Kalau pemerintah nih menganggap LG pergi, alah bodo amat misalnya gitu ya.
20:41Kayak sekarang kan ada Cina gitu.
20:42Iya kan, nanti ada Cina segala macam.
20:45Hati-hati aja.
20:46Kalau sentimennya negatif, misalnya kayak gitu bagi para investor, investor yang sudah ada di sini, dia akan nahan untuk menambah investasinya.
20:56Kalau dia mau ekspansi, lebih baik dia tahan.
20:58Ini ada resiko tinggi nih.
20:59Saya mau ekspansi deh, kalau oke kalau ekspansi tapi kasih tambahan apa namanya fasilitas dong gitu dari pemerintah.
21:06Jadi jangan lupa, kontribusi investasi terhadap perekonomian nasional itu 30 persen mbak.
21:15Nah kenapa ini menjadi penting ya, kontribusi investasi terhadap perekonomian nasional?
21:19Dalam 20 tahun terakhir, 20 tahun terakhir itu 2005 ya sampai 2024, setiap tahun rata-rata kontribusi investasinya Cina terhadap perekonomian Cina itu rata-rata di atas 40 persen.
21:37Rata-rata pertumbuhan ekonominya bisa di atas 8 persen.
21:40India dalam 20 tahun terakhir periode yang sama, setiap tahun rasio investasi terhadap PDB-nya dia, terhadap perekonomian India itu rata-rata di atas 30 persen dan pertumbuhan ekonomi India rata-rata di atas 6 persen.
21:55Indonesia pada periode yang sama, kontribusi investasi terhadap PDB itu di bawah 30 persen dan Indonesia tumbuh stuck di 5 persen.
22:05Pak Prabowo punya semangat tumbuh di 8 persen.
22:08Apa yang dia, dia gak bisa kemudian, ini ada evidence gitu loh ya, buat apa pentingnya peran investasi karena pada akhirnya investasi apa namanya, konsumsi masyarakat yang sekarang kontribusinya 57 persen terhadap perekonomian nasional,
22:24kalau dipaksakan terus pada suatu ketika akan bubble.
22:27Oke ini artinya memang ya tidak bisa dipungkari bahwa sebetulnya negara juga sama-sama butuh gitu dengan investasi asing.
22:32Nah ini tadi yang menjadi catatan bahwa adanya anggapan terkait dengan inkonsistensi dari pola prioritas anggaran itu yang harus jadi catatan,
22:40dan juga tadi pemerintah juga harus clear nih sebetulnya investasi kita nih yang mana nih yang harus apa ya,
22:45yang harus diperbaiki apakah tadi polanya, kemudian juga apakah situasi politiknya dan lain sebagainya.
22:51Ini tentu harus jadi catatan bagi pemerintah karena itu tadi ya Pak ya, sama-sama butuh lagi untuk memilih negara.
22:56Oke terima kasih Pak Heri Gunon, Direktur Next Indonesia sudah bersama di Kompas Bisnis.
23:00Terima kasih Pak Heri.
23:00Terima kasih, jangan lupa.

Dianjurkan