Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utamaLewati ke footer
  • 22/3/2025
Banyak cerita rakyat yang beredar bahwa bukit tempat Gua Napalicin dulunya adalah sebuah Kapal (perahu besar) yang terdampar.

Alasannya, karena dari ruang-ruang dalam gua yang terletak di Ulu Sungai Rawas Kabupaten Muratara, Sumsel itu menunjukkan seperti ada kehidupan dulunya, wallahu a’lam.

Seakan ruang-ruang di gua bertingkat, lantai satu nampak seakan ada bekas pemandian semacam bak air dan bathup, bulir padi besar diatasnya ada kucing raksasa dan ada semacam dua orang berdiri dengan mangkuk besar (semacam baskom) diatas kepala namun sudah tersambung cucuran air yang membatu dari atasnya (menyatunya Stalaktit dan Stalakmit).

Kemudian, lantai dua ada semacam kubah, karena ruangannya agak bulat dan atasnya melengkung seperti kubah. Lantai lima ada seperti orang sholat jejer tiga dan tempat istirahat.

Lantai tiga kebawah ada batu-batu berwarna kuning keemasan, tapi bukan emas. Bisa jadi karena ada lubang yang karena bias dan pantul sinar matahari selama ratusan atau ribuan tahun akhirnya jadi kuning (itu cuma perkiraan).

Sedangkan area sekitar gua diperkirakan dulunya adalah perairan, kemudian surut sehingga kapal terdampar.

Dalam cerita rakyat yang turun temurun, dan dari berbagai sumber, suatu hari ada pengembara yang lewat disitu.

Melihat kapal terdampar, pengembara itu berusaha naik ke atasnya namun tak berhasil. Sang Pengembara lalu menyumpahi kapal jadi batu, dan kemudian sumpah itu membuat kapal berubah menjadi batu.

Dan Gua Napalicin dipercaya merupakan tempat batu tersebut. Pengembara itulah yang dikenal dengan Si Pahit Lidah.

Hal ini merupakan cerita rakyat tentang kejadian di masa lampau yang dianggap asli dan pernah terjadi.

Legenda ini merupakan bagian dari budaya masyarakat dan sering diwariskan secara turun temurun.

Bila didalami bisa saja mengandung nilai sejarah, moral dan adat istiadat. Anda percaya atau tidak? Tak masalah. Namanya juga Legenda.

Bagi anda petualang yang menyukai tantangan, coba ke Gua Napalicin niscaya akan merasakan suatu kebanggaan, apalagi dapat menggapai puncak diatas gua dan dapat melihat pemandangan desa dan alam sekitarnya.

Dan boleh jadi, terciptanya gua ini karena penjajah Belanda yang menambang emas, karena dulunya tempat ini ramai orang Belanda bahkan mendirikan kompleks perumahan, namun sejak 25 tahun yang lalu sudah hengkang dari Ulu Sungai Rawas tersebut. (*)

Dianjurkan