• 9 hours ago
UMKM menjadi salah satu sektor yang mampu bertahan di kala pandemi menerpa, berkat itu pula, pertumbuhan ekonomi nasional bisa bertahan dan bertumbuh. Atas alasan itu, Pemerintah turut mendorong berbagai upaya agar UMKM naik kelas dan go global melalui sejumlah upaya, mulai dari digitalisasi dan lain-lain. Sehingga, UMKM di Tanah Air tidak hanya bisa bersaing di dalam negeri.

Category

📺
TV
Transcript
00:00Kita mungkin bisa menyamakan antara sebuah sekolahan ya, ada yang naik kelas, ada yang belum naik kelas.
00:08Nah, UMKM naik kelas, ekspor oke, nggak ada masalah, tapi orang Indonesia masih pake produknya. Indonesia nggak.
00:18Oke, kalau ngebahas soal UMKM, ini adalah sebagai sebuah topik yang most likely membuat saya merasa sedikit dejavu mengenai apa yang saya bahas.
00:31Satu yang lalu, waktu saya pertama masuk ke dunia televisi gitu ya, bahasannya kurang lebih sama lah, terkait dengan bagaimana upaya-upaya dari berbagai macam pihak untuk membuat UMKM naik kelas.
00:42Nah, ini cukup kemudian sering dibahas, saya pengen ngedapetin kira-kira sebetulnya progresnya tuh udah nyampe mana sih, karena sudah sangat sering dibahas,
00:51tapi kemudian menurut beberapa pihak, iya ada pergerakan, tapi belum kemudian terlalu ideal gitu ya.
00:59Tapi sedikit menaik UMKM ini jadi salah satu sektor yang mampu bertahan tentu saja ya di tengah pandemi beberapa waktu yang lalu,
01:07dan berkat itu pula pertumbuhan ekonomi nasional juga bisa bertahan dan juga bertumbuh.
01:10Nah, untuk alasan itu tentu saja pemerintah terus mendorong berbagai macam upaya agar UMKM naik kelas dan juga go global,
01:17melalui sejumlah upaya mulai dari digitalisasi dan lain sebagainya, sehingga UMKM yang ada di tanah air ini nggak cuman bersaing di dalam negeri aja,
01:25tapi juga bisa bersaing dengan UMKM di luar negeri.
01:28Tapi apakah itu berhasil? Gimana progresnya? Saya akan ngobrol di Vincas kali ini dengan Ibu Hermawati Setiori, ini beliau adalah pendiri ataupun perwakilan dari Aku Mandiri, betul ya?
01:40Apa kabar Ibu? Selamat tahun yang paling meriah untuk Ibu Hermawati.
01:43Alhamdulillah.
01:44Baik, terima kasih sudah bergabung di Vincas.
01:46Ibu Hermawati, pertanyaannya sama sih, sebetulnya ini adalah sebagai sebuah bahasan yang kayaknya udah lama sekali dibahas oleh banyak pihak termasuk juga saya.
01:57Betul, sebetulnya sekarang itu progresnya seperti apa sih gitu?
02:02Ya, kita mungkin bisa menyamakan antara sebuah sekolahan, ada yang naik kelas, ada yang belum naik kelas.
02:11Nah, yang naik kelas kayaknya mungkin 20 persen. Yang masih tinggal kelas atau mungkin mah melorot, itu pasti selisihnya dari itu.
02:22Itu yang terjadi di lapangan. Karena apa? Memang kondisinya justru program-program ini lebih menyerap kepada UMKM yang klasifikasinya itu menggunakan PP7.
02:35Tahun 2021 di mana omsetnya maksimal 2 miliar.
02:40Kalau undang-undang nomor 20 itu kan 2008, dia yang omsetnya 300 juta.
02:47Nah, akses itu banyak yang bisa mendapatkan manfaat justru yang itu. Yang kelasnya sebenarnya dari kecil dia menjadi kelas mikro.
02:57Nah itu, makanya justru sekarang yang tinggal kelas semakin banyak.
03:03Karena tidak tersasar oleh aturan tadi?
03:05Iya, dan tidak tersasar juga karena paling penting itu adalah sosialisasi.
03:12Sebuduh apapun kalau kita dikasih sosialisasi yang benar, pasti mereka paham.
03:19Yang kedua adalah SDM dari pelaku UMKM itu sendiri.
03:23Nah, tadi sempat ngobrol tuh di belakang sebelum disini bahwa UMKM yang selalu disampaikan pemerintah kan selalu utuh.
03:34U-M-K-M pada jelas usaha mikro, kecil, dan menengah.
03:41Nah, harusnya tersendiri nih. Kalau bicara usaha mikro ya jangan UMKM.
03:47Karena kalau kecil dan menengah pasti udah beda levelnya.
03:52Nah, sehingga yang tadi disampaikan kalau naik kelas, kayaknya naik kelasnya masih sebagian.
03:58Nah, itu yang mungkin perhatian ya, karena sebenarnya banyak program.
04:03Enggak ada namanya program pemerintah itu enggak bagus. Enggak ada.
04:08Boleh enggak kalau saya simpulkan? Berarti sebetulnya cita-citanya dari pemerintah adalah ingin mencakup semua segmentasi usaha kecil dan juga usaha mikro.
04:18Tapi kemudian dari aturannya itu menyasar ke segmentasi khusus gitu ya?
04:24Sehingga kemudian ini dampaknya tidak menyeluruh. Kurang lebih kayak gitu kan?
04:28Ya, karena sebenarnya regulasinya sebenarnya agak kurang bisa ada di sisi pelaku mikro yang sebenarnya, yang sebelumnya kena PP7 itu.
04:41Kan kalau mikro sekarang justru yang undang-undang nomor 20 tahun 2008 itu kan ultra mikro.
04:50Taruhlah kita ngomong masalah akses keuangan.
04:54Akses keuangan itu harus lolos SLIK atau kalau istilah gampangnya BI checking.
05:02Terus dia harus lolos SIKP, jadi dia masuk enggak di kredit program pemerintah.
05:08Nah, banyak UMKM yang enggak sadar, dia kadang sudah menerima BLT Tune waktu misalnya para pejabat datang ke Pesaru.
05:19KTP diminta, pasti dia akan masuk.
05:23Nah, otomatis kalau mau mengembangkan usaha, mau membutuhkan pinjaman modal yang lebih gede, dia enggak bisa.
05:29Akhirnya enggak bisa berkembangkan. Dia hanya berkutat di yang ultra mikro itu.
05:34Nah, itu salah satu. Itu yang baru filter pertama.
05:38Belum nanti masalah wajib agunan.
05:43Kan diaturannya tidak wajib agunan.
05:48Nah, kalau tidak wajib, perbankan masih dong tetap punya hak untuk meminta agunan karena enggak trust sama UMKM-nya.
05:58Jadi memang regulasinya itu yang kadang memang agak setengah-setengah gitu. Masih setengah hati.
06:08Antara setengah-setengah ataupun mungkin di bawahnya menerjemahkannya lain.
06:12Kalau dari point of view pemerintah, ada aturan untuk yang mikro kecil yang boleh mengajukan pinjaman tanpa agunan.
06:20Tapi kemudian perbankannya juga melihat ini adalah satu mekanisme yang saya harus lakukan untuk menjamin kredit yang tersalurkan,
06:27terjamin pengembaliannya.
06:30Dimanapun perbankan juga kan adalah sebagai entitas bisnis.
06:34Harus mengamankan itu.
06:36Sementara dari pemerintah enggak seperti itu. Terjuga ekspektasi dari UMKM juga.
06:41Atau yang usaha mikro kecil menengah juga enggak seperti itu.
06:44Nah itu gimana tuh? Ini cukup kompleks sebetulnya.
06:47Mungkin upaya dari asosiasi itu gimana sih Bu?
06:52Nah itulah makanya kalau menariknya itu kalau ngomongin UMKM enak.
06:55Karena tadi ngomong ke hati-hatian perbankan.
06:59Pada program ini negara itu sudah menyediakan lembaga yang akan menjamin kredit UMKM-nya.
07:08Makanya tidak wajib agunan.
07:10Jadi kalaupun ada apa-apa yang menjamin.
07:12Iya misalnya kalau empat nih, otomatis nanti dia perbankan akan mengajukan kepada negara ini loh,
07:20UMKM ini udah enggak bisa ngapa-ngapain.
07:23Negara akan membayar lewat lembaga itu misalnya jam keridu, jam kerida, as kerindu.
07:31Nah dia akan bayar 70% dari sisa hutang.
07:35Nah tapi kan memang tidak ada penghapusan buku kan?
07:42Bank tetap nageh kepada UMKM meskipun bank itu dibayar.
07:48Makanya tadi tuh kemarin yang saya rame juga dengan Pak Menteri UMKM tentang penghapusan hutang itu.
07:55Ternyata yang sudah kayak ada penjaminya, mereka enggak dihapus hutangnya.
08:00Nah itu, jadi kalau ngomongin UMKM menarik.
08:04Karena ya itu setiap kebijakan itu mungkin kurang ya melibatkan UMKM itu sendiri masalahnya dimana.
08:12Itu baru keuangan loh.
08:14Belum yang lainnya gitu ya?
08:15Belum yang lainnya.
08:16Oke istilahnya juga dari apa yang tadi disampaikan oleh Ibu sendiri.
08:20Istilah UMKM dan juga ultra mikro kecil menengah gitu ya.
08:27Itu juga kemudian dapat berdampak ke kebijakan yang kebawah.
08:31Penyerapannya.
08:32Penyerapannya juga kebawah begitu.
08:33Dan juga berbagai macam insentif-insentif yang diberikan begitu.
08:38Betul, betul, betul.
08:39Oke, nah berarti kan tadi 30% sudah berhasil naik kelas ya?
08:44Yang lainnya tidak.
08:45Nah itu apa yang dilakukan terhadap yang belum naik kelas-naik kelas ini Ibu?
08:50Yang ditanyakan pemerintah atau organisasi.
08:54Kalau pemerintah sebenarnya banyak sekali program-program.
08:59Karena seluruh kementerian kayaknya masih membahas.
09:02Masih ada yang fokus di UMKM-nya banyak ya.
09:05Mau perdagangan, mau perindustrian, mau pemberdayaan perempuan.
09:09Itu semua juga dari pertanian.
09:12Itu masih ada topoksinya untuk UMKM-nya.
09:16Nah hanya saja sinkronnya dengan UMKM, bagaimana UMKM menjangkau itu,
09:22itu yang sulit.
09:24Karena mereka kadang nggak ngerti sosialisinya kurang.
09:29Yang bisa hadir untuk mendapatkan akses ada UMKM yang dia bisa leluasa bergerak.
09:36Atau SDM-nya memang dia mampu untuk mengambil peran itu.
09:40Artinya secara proaktif dari UMKM-nya sendiri juga memperbaiki skill dari SDM-nya.
09:47Untuk memperbaiki kualitas dari SDM-nya agar lebih lincah.
09:51Nah itu dari asosiasi ataupun dari organisasi.
09:54Apa sih upaya-upaya yang dilakukan?
09:57Advokasi-advokasi ini ternyata ke depan supaya kemudian bisa mendapatkan berbagai macam program dari pemerintah.
10:04Pemahamannya juga kemudian terus meningkat.
10:07Nah itu gimana tuh? Ini kan walaupun selewat tapi fundamental ya Bu.
10:11Jadi kita udah beralih dari UMKM yang hanya menerima didatengin dengan yang mereka mau bergerak maju.
10:22Seharusnya banyak juga UMKM yang mereka punya kreativitas atau inovasi.
10:29Misalnya taruhlah meskipun dia dengan WhatsApp, dia bisa memarketkan produknya.
10:36Atau mungkin dengan media sosial yang lainnya.
10:40Nah itu kan salah satu bahwa sebenarnya nggak semuanya begitu.
10:44Kadang mereka itu, kenapa negara ini kuat dengan ekonominya?
10:52Ya karena banyak UMKM yang seperti itu di Indonesia.
10:56Gimana caranya mereka tetap kuat dalam hal upaya dia sebenarnya untuk menafkai keluarganya.
11:04Ujungnya sebenarnya kan nyawanya di situ.
11:07Jadi mereka banyak belajar.
11:09Cuman sebenarnya yang dibutuhkan kan kehadiran negara.
11:12Kehadiran negara itu sudah hadir dengan program-program.
11:16Hanya tadi yang memang kurang adalah sosialisasi, implementasi, dan pengawasan.
11:22Sosialisasi, implementasi, dan juga pengawasan.
11:24Sosialisasinya terkait dengan apa yang harus dikesahkan oleh UMKM.
11:28Implementasinya penerapan.
11:30Pengawasannya apakah kebudayaan itu berjalan secara transparan.
11:34Diserap dengan baik atau tidak gitu ya.
11:37Hal lain adalah berbagai macam program-program dari kementerian.
11:41Ini kan berjalannya secara masih sporadis nggak sih?
11:44Maksudnya masih tervisah-visah.
11:46Dan again, mau tidambang ini lah jadi satu bahasan 10 tahun yang lalu gitu.
11:51Ketika saya konfirmasi lagi ke Ibu, ya masih kayak gitu.
11:55Kenapa sih Ibu? Masih sporadis. Kenapa?
11:58Ya itu makanya harusnya, apa ya.
12:01Aku berharap Pak Prabowo tegas deh sekarang panggil ini.
12:05Ayo sekarang kamu ngurusin yang mikro.
12:08Terus dari akses keuangan panggil itu industri perbankannya.
12:12Harusnya seperti itu.
12:14Karena kan ini tumpang tindih seluruh kementerian punya program UMKM.
12:18Nah terus perbankan sendiri.
12:20Dia hanya melulu supaya proyeknya berjalan.
12:23Misalnya kreditnya nih, gitu.
12:25Tapi dia tidak memberikan literasi keuangan.
12:28Sebenarnya kita ini bisa maju.
12:31Kita mau asal ya kita gotong royong.
12:34Nggak harus negara. Nggak harus semuanya negara.
12:37Karena kan pengimplementasi yang di lapangan kan tersendiri kan.
12:42Misalnya kok pertanian, oh kementerian pertanian.
12:45Tadi sempat ngobrol pada ada kur untuk para petani yang lahannya di bawah 2 hektare.
12:51Itu kan sebenarnya ini saatnya dengan ketahanan pangan,
12:56yang mau punya kita sebuah sembadar pangan,
12:59itu dijalanin kur petaninya.
13:01Mereka orang yang sukses bertahun-tahun, dia bertani.
13:06Mereka nggak minta, tapi dipinjemin.
13:09Nah baru nanti nih kerjasama dengan perusahaan pupuknya,
13:14dengan organisasi, dengan lurahnya.
13:17Itu salah satu contoh yang bisa digerakkan oleh pemerintah.
13:23Jadi nggak sendiri-sendiri gitu.
13:25Berarti ego sektoral juga ini masih ada ya, Bu.
13:27Ternyata setiap pemerintah dan juga lembaga punya program yang masing-masing.
13:31Ya memang mau tidak mau program-program ini ujung-ujungnya dapat memberikan kredit
13:35terhadap image mereka sebagai pemerintah dan juga lembaga.
13:38Bu, ngomong itu juga mereka harus kejar.
13:40Dan bersaing ya.
13:42Dari point of view saya yang melihat apakah itu kemudian menjadi kenyataan yang ada di lapangan,
13:46saya rasa semua bisa ngelihat deh gitu.
13:49Mungkin ke depan gimana sebetulnya ada semacam penilaian yang tidak kemudian satu per satu begitu ya.
13:59Penilaiannya adalah bagaimana kerjasama dengan sistem holdingisasi juga ini sebetulnya bisa ya.
14:07Bisa jadi solusi gitu.
14:09Supaya kemudian langkahnya ke depan nggak lagi sporadis ya.
14:13Harusnya begitu sih.
14:15Input-input mengenai ini udah disampaikan nggak sih Bu?
14:17Udah sering ya?
14:19Sudah sering.
14:21Dan saya itu penyambung lidahnya ya kayak Mas Wika, teman-teman jurnalis.
14:26Itu yang dengan jujur bisa menyampaikan suara saya karena di lapangan seperti itu.
14:34Justru saya mau terima kasih karena memang media ini yang bisa menyampaikan.
14:38Bayangin kalau kita nggak ngobrol kayak gini.
14:40Dan yakin pemerintah mendengar.
14:42Karena saya juga pernah dipanggil gara-gara statement saya kan.
14:45Dari salah satu kementerian saya dipanggil juga.
14:48Karena suara saya kan agak teges gitu loh.
14:52Tapi kan memang itu yang terjadi di lapangan.
14:54Tapi dipanggilnya untuk mendengarkan input-input.
14:56Oh iya makanya.
14:57Dan juga ada perubahan di kantor.
14:59Nah itu makanya ada manfaatnya juga kan.
15:03Kayaknya udah cukup kemudian jengah dengan progres yang itu-itu saja.
15:12To be frank ya Bu ya.
15:14Objectively speaking.
15:16Saya kemudian sebagai masyarakat, sebagai jurnalis.
15:19Melihat bahwa kayaknya kalau progresnya ini-ini aja cukup jengah gitu.
15:23Udah saatnya sekarang jadikan momentum ini supaya langkahnya emang betul-betul cepat gitu ya.
15:28Naik kelasnya juga nggak yang cuma 30% tadi.
15:32Mungkin 80% gitu misalnya.
15:35Oke.
15:36Kalau ngomongin soal sektor-sektornya.
15:38Sektor-sektor mana sih sebetulnya yang...
15:40Mungkin sebetulnya kalau bisa diprioritaskan.
15:45Yang paling membutuhkan banyak support tuh di sektor tersebut loh.
15:49Itu sektor apa sih Bu?
15:51Ada nggak findings dari akuman diri sendiri?
15:54Sektor nomor satu tuh perdagangan ya.
15:56Perdagangan terus baru nanti makanan, minuman.
15:59Terus fashion.
16:01Itu salah satu.
16:02Tapi yang paling penting sebenarnya.
16:04Utama adalah kebutuhan bahan baku dari seluruh para pelakuan.
16:10Oke.
16:11Di mana...
16:12Di seluruh sektor tuh Bu ada permasalahan terkait dengan supply.
16:14Seluruh sektor.
16:15Mau tekstil gitu.
16:16Misalnya mau bikin batik.
16:17Bahan bakunya mahal.
16:19Mereka harus import.
16:20Barang yang tersedia di sini yang murah itu ada.
16:24Bukan tekstil yang ada pabrik di Indonesia.
16:27Tapi dia harus import.
16:28Itu salah satu contoh.
16:30Sayuran, buah.
16:32Kita kalau ke toko buah, pasti kan banyak kan?
16:36Barang-barang import yang apple to apple.
16:39Maksudnya jeruk lokal ada, jeruk ini ada.
16:42Anggur lokal ada, anggur ini ada.
16:44Tapi anggur lokal lebih mahal.
16:45Iya.
16:46Tapi kan nyatanya kenapa milih?
16:48Karena mungkin kita merasa bahan warnegi lebih enak.
16:52Iya kan?
16:53Kita nggak mikir harga.
16:55Nah, seandainya.
16:57Kan ini sebenarnya bidang-bidang yang dibentuk negara kan sendiri-sendiri.
17:01Para petani diedukasi.
17:03Ukurannya harus sekian.
17:05Taruhlah contoh.
17:06Saya udah pernah dapet, hampir mau dapet order apokat dari luar.
17:13Tapi ternyata kan kita nggak bisa bersaing.
17:16Karena kalau di Meksiko.
17:18Yang pemasok besar apokat tuh Meksiko.
17:21Mereka tuh begitu panas udah ukuran sekian masuk sendiri-sendiri.
17:25Klasifikasinya.
17:26Dan kalau dilihat begitu dibuka.
17:29Mereka nggak item.
17:30Nggak cepat item.
17:31Nah, bisa sebenarnya dengan bekerja sama dengan universitas.
17:36Untuk mereka diedukasi petaninya.
17:39Itu baru yang kopi kita yang maaf nih.
17:42Sudah ke seluruh dunia.
17:44Nah, pemeliharaan tanaman kopi itu juga nggak ada.
17:50Saya pernah lihat dari salah satu resort.
17:53Yang ternyata miliknya Pak mantan menteri.
17:57Di situ ada kayak, kita tuh ada rekreasi di bibit kopinya dia.
18:04Di situ ada pemain sampai saya bilang,
18:06Pak apa ini Pak, ini nggak?
18:08Ini tuh untuk dibuka untuk para petani kopi belajar.
18:12Di kopi base ya?
18:13Nah, itu.
18:15Karena pemeliharaan itu yang penting.
18:17Nah, ketersediaan bahan baku untuk produksi itu yang berat.
18:22Sehingga kita sangat susah bersaing dengan barang import yang masuk.
18:29Mau apa? Baju.
18:30Ayo kita Bangkok masuk, Cina masuk.
18:34Seandainya itu dikerjakan dengan benar.
18:38Kita kan belajar sampai ke negeri Cina.
18:41Ya kita bisa, produk kita masuk ke seluruh dunia.
18:46Dari souvenir gitu.
18:48Nah, kita kan enggak nih tasnya.
18:50Misalnya bikin tas, nanti kembali ke sana.
18:53Dimerakin sana, kembali lagi kita yang beli.
18:57Ya kan, produk makanan juga gitu.
18:59Banyak kita yang rasanya enak, maaf nih.
19:02Kayak misalnya perbatasan kayak Singapura ke Indonesia kan dekat.
19:06Tapi produk Indonesia itu kan di Malaysia.
19:09Karena saya kalau jalan dari Singapura ke Malaysia.
19:12Itu kita kalau beli, ini kan produknya Indonesia.
19:14Tapi mereknya merek Malaysia.
19:16Nah, misalnya salah satu contoh yang sebenarnya itu bisa diambil oleh negara.
19:22Ya kita emang enggak bisa serentak gitu pelan-pelan.
19:25Tapi kita harus bisa memilah gitu.
19:30Angkar masalahnya di mana.
19:33Produksinya dulu deh, bahan bakunya dulu yang ada.
19:36Dari bahan bakunya aja permasalahannya sudah begitu kompleks gitu ya.
19:39Oke, terkait dengan bahan baku ini sebetulnya kalau tadi Ibu sampaikan.
19:42Pemerintah itu pemerintahnya siapa?
19:44Kementeriannya apa? Dan lembaganya apa?
19:46Nah itu garda terdepannya frontliners-nya siapa aja Bu?
19:50Yang kemudian diharapkan berkontribusi signifikan.
19:53Dapat memperbaiki permasalahan terkait dengan supply dari bahan baku.
19:57Tadi kalau ngomongin soal bibit ya ada Kementerian Pertanian.
20:01Terus bahan baku misalnya terkait dengan kain-kain ataupun tekstil ya ada Kementerian Pertanian.
20:06Bisa di industri yang bisa perdagangan.
20:08Karena kalau perdagangan bisa juga Kementerian Keuangan.
20:19Kalau untuk barang masuk keluar kan pasti antara perdagangan dengan Kementerian Keuangan.
20:23Karena akses barang masuk kan melalui dia juga ya.
20:26Berarti kan Kementerian Keuangan.
20:29Terus kalau perdagangan pasti yang mengatur ekspor-impornya kan itu.
20:35Baru tuh nanti kaut-kaut tekstil berkaitan dengan industri kan.
20:40Karena tekstil pasti di Kementerian Pertanian.
20:44Tapi juga BUMN kalau mereka misalnya perusahaan swasta.
20:48Nah itu tuh banyak sebenarnya tinggal duduk.
20:51Kooperasi dan UMKM?
20:54UMKM sebenarnya dia yang paling bawah tuh rantainya.
20:59Oke berarti ini sudah disebutin ya.
21:01Berarti memang kangen sih terhadap langkah-langkah yang kemudian efektif dan juga efisien.
21:10Karena permasalahannya di depan mata dan juga kompleks.
21:14Bahwa itu kompleks iya tapi ini sudah di depan mata dan sudah terang beneran sebetulnya.
21:20Tinggal di breakdown kira-kira dari Kementerian dan juga lebaga itu pun.
21:24Frontliner-frontliner ini bisa ngapain aja.
21:28Dari permasalahan bahan baku udah tadi ya.
21:32Itu jadi permasalahan.
21:34Hal lain apa? Yang nampaknya ini dirasakan oleh multi sektor di UMKM.
21:40Sebenarnya kita tuh mahal dalam hal apapun.
21:43Misalnya kita mau ambil, oke lah kita belum mampu untuk menyediakan bahan baku.
21:48Kalau misalnya ada barang yang masuk, kita sama, itu mungkin akan pajaknya yang dimahalin harusnya.
21:58Tapi kan itu enggak. Sehingga kita berkompetisi.
22:01Ada barrier ya.
22:02Iya itu kompetisian di situ.
22:03Atau kita kalau mau, kadang kita ngejar UMKM, ayo naik kelas dengan ekspor.
22:08Kalau kita memenuhi kebutuhan Indonesia saja, orang luar tuh malah gigi jari.
22:15Karena apa? Kita udah terpenuhi.
22:19Ini kan enggak justru kita disuruh ekspor.
22:22Biaya ekspornya itu dari pengiriman tidak ada kemudahan mahal.
22:28Lain halnya kalau sudah oversupply, kita kemudian bisa keluar lebih gitu ya.
22:33Jadi kayaknya kita bangga dengan, oke UMKM naik kelas, ekspor oke, enggak ada masalah.
22:39Tapi orang Indonesia masih pakai produknya.
22:43Indonesia enggak, tekstil kita benar enggak ini buatan papir.
22:47Ini aja kan bukan tekstilnya.
22:49Yang karena kita carinya murah dengan pendapatan kita yang daya belinya turun.
22:54Otomatis gimana caranya, kalau istilah Jawanya tuh ngecak kek.
22:59Kita untuk mengatur keuangan para ibu-ibu ini kan susah.
23:04Bapak-bapak itu susah.
23:06Apalagi ibu-ibu yang ngurusin semuanya.
23:09Kayaknya memang komplek banget sih.
23:12Oke, dan ini juga terkait dengan pemenuhan dari market domestik juga.
23:15Jangan lupa ini juga adalah sebuah market yang memang harus diperjuangkan gitu ya.
23:19Bukan patut lagi memang harus diperjuangkan.
23:21Karena kalau misalnya ada apa-apa di luar negeri ada perubahan kebijakan
23:25di sebuah negara tujuan ekspor, itu kemudian akan mempengaruhi teman-teman di UMKM
23:30ataupun eksporter juga gitu.
23:32Mau tidak mau kita juga harus memanfaatkan pasar domestik ini
23:37sebagai buffer juga kalau ada apa-apa gitu ya di market luar gitu.
23:40Serapannya biar kemudian maksimal.
23:43Oke, ada satu program yang dijalankan oleh pemerintah itu adalah Makan Bergizi Gratis ya.
23:51Di mana ini sebetulnya teman-teman UMKM itu betul-betul mendapatkan manfaatnya sih Bu.
23:56Benar-benar kecipratan nggak sih sebetulnya?
23:59Aku ceritanya beberapa kali dan banyak pihak.
24:02Kalau kita mendengar, kayaknya ada ya.
24:05Kalau mendengar ada.
24:07Kalau mendengar ada.
24:09Melihat dan juga merasakan.
24:11Belum merasakan.
24:13Baru cuman mendengar doang.
24:14Mendengar juga itu nggak tau bener apa enggak.
24:16Karena satu, kalau kita jadi mitra itu effortnya besar banget.
24:23Untuk dapurnya aja kan 20x20.
24:28Belum alat makannya untuk yang diberikan ke siswa.
24:32Belum alat masaknya.
24:35Kalau misalnya ini kan per orang atau per anak, per ibu hamil, per ibu menyusui Rp10.000.
24:43Taruhlah kita beli untuk bahan mentahnya Rp3.000 dengan tenaga kerjanya Rp1.000.
24:51Kalau Rp10.000 berarti dia perharinya Rp40.000.000.
24:57Ya pemerintah bayarnya kapan?
25:00Bisa nggak UMKM bertahan dengan itu?
25:03Nah itu kayaknya itu aja udah nggak masuk nih.
25:06Kalau kita mau maju aja mikir-mikir.
25:09Terus yang kedua, untuk input di sebagai mitra itu satu, dia harus CV, harus PT, harus BUMDES.
25:20Kalau CV PT pasti akan ditanya, kamu sahamnya berapa?
25:26Bukti keuangannya bagaimana?
25:29Nah jelas kalau UMKM yang diomongkan mikro ya, bukan kecil menengah.
25:33Kecil menengah pasti CV PT.
25:36Pasti mereka nggak punya kayak gitu.
25:38Paling BIRT, NIP gitu kan.
25:41Nah paling itu.
25:42Nah itu jelas pasti tidak bisa masuk ke level itu.
25:45Salah satunya seharap adalah yang menjadikan mitra,
25:51yang sudah masuk menjadi mitra makan bergisi gratis itu,
25:56yang menjadi takeover-nya UMKM.
25:59Itu baru bisa.
26:00Tapi lagi-lagi nih, jumlahnya kan dia pasti punya kontrak nih, satu tahun misalnya.
26:06Mungkin nggak dia ngambil UMKM yang harganya segitu dengan daya saingin barang import yang masuk.
26:14Makanya misalnya daging pun dia akan, ada pengusaha yang akan import.
26:20Itu kalau kita mau, maaf orang bodoh aja, mungkin bisa mengkalkulasi itu.
26:26Jadi agak susah.
26:28Mungkin hanya untuk ini bisa sih beli dari petani, tapi kan nggak bisa.
26:35Permasalahannya semakin kemudian dibahas, memang terlihat semakin kompleks ya.
26:40Tapi saya kemudian semakin memahami sebetulnya yang namanya perjuangan itu harus panjang umur ya.
26:45Sampai kapanpun harus terus berjuang gitu.
26:48Yang penting person ataupun mungkin orang-orang seperti Ibu,
26:52tetap kemudian mengakomodir dan juga mendengarkan, mengadvokasi berbagai macam upaya
26:57agar teman-teman UMKM betul-betul naik kelas.
27:00Nanti kalau saya undang lagi Ibu ke Vincas, nanti presentasinya yang naik kelas jangan 30% lagi ya.
27:05Jangan saya dong tanggung jawab.
27:10Tapi terakhir ya, saya sampaikan Pak Prabowo,
27:14sebenarnya masih bisa berpihak di sisi UMKM dengan regulasi.
27:19Regulasi yang tadi tuh, yang bolong-bolong disitu supaya UMKM bisa masuk.
27:23Kita awasi bersama, jagain bareng ya, diadvokasi bareng ya Ibu ya.
27:27Supaya efektif dan juga efisien.
27:29Terima kasih Ibu sudah bergabung bersama kami dan cerita-cerita di Vincas.
27:32Nanti kita ngobrol lagi ya Ibu ya, cerita-cerita lagi.
27:35Terdapat perbincangan seru kita pada kesempatan kali ini di Vincas.
27:38Jangan lupa kita masih punya topik-topik yang menarik dengan narasumber-narasumber yang seru-seru.
27:42Cuman di Vincas, your home of finance and investment.
27:44Saya Wiki Adrian, sampai jumpa.
27:48Sub indo by broth3rmax
28:18Sub indo by broth3rmax

Recommended