MALANG, KOMPAS.TV - Di sebuah lapak di kawasan Taman Singa Merjosari Kota Malang, Febri Aminanto sibuk memotong lembaran kulit sesuai pola tokoh pewayangan yang sudah digambar.
Setiap harinya, pemuda ini sibuk membuat beragam tokoh wayang kulit seperti, Anoman, Krisna, Rama, Sinta hingga Punokawan.
Wayang kulit yang ia buat berukuran lebih kecil dari wayang kulit pada umumnya.
Memotong pola hingga mewarnai wayang ia kerjakan sendiri di lapak yang terbilang sederhana.
Dalam tiga hari, lima hingga 6 tokoh wayang bisa ia selesaikan namun jika pemesanan yang masuk cukup banyak, Febri akan mengebut pengerjaan wayang.
Menurut Febri, berawal dari hobinya menggambar tokoh anime Jepang, dirinya mulai mencoba membuat karakter wayang.
Dari awalnya hanya mencoba, sejak tahun 2013 dirinya mulai memproduksi wayang kulit.
Untuk bahan baku kulit, Febri menggunakan limbah kulit yang ia dapatkan dari perajin rebana di Kota Malang.
Kulit kambing atau sapi yang ia gunakan merupakan potongan kecil sesuai dengan kebutuhannya.
Wayang berukuran mini menurut Febri cukup banyak diminati oleh pasar.
Menurut Febri, wayang mini buatannya ini bisa menjadi pilihan bagi penggemar wayang yang ingin menjadikan wayang sebagai pajangan di rumah.
Untuk harga, wayang berukuran mini jauh lebih murah dibanding wayang berukuran normal.
Sebuah wayang buatan Febri dihargai mulai dari Rp10 ribu untuk gantungan kunci hingga Rp35 ribu.
Untuk pemasaran sendiri, Febri masih menggunakan cara konvensional dengan berjualan di lapaknya.
Karena semua pengerjaan ia lakukan sendiri, Febri masih belum bisa memenuhi permintaan pasar dalam jumlah besar.
Baca Juga Pagelaran Wayang 3 Generasi untuk Pelestarian Budaya Nusantara di https://www.kompas.tv/regional/521273/pagelaran-wayang-3-generasi-untuk-pelestarian-budaya-nusantara
#wayang #wayangmini #malang
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/555493/keren-pemuda-di-malang-sulap-limbah-kulit-kambing-jadi-wayang-mini
Setiap harinya, pemuda ini sibuk membuat beragam tokoh wayang kulit seperti, Anoman, Krisna, Rama, Sinta hingga Punokawan.
Wayang kulit yang ia buat berukuran lebih kecil dari wayang kulit pada umumnya.
Memotong pola hingga mewarnai wayang ia kerjakan sendiri di lapak yang terbilang sederhana.
Dalam tiga hari, lima hingga 6 tokoh wayang bisa ia selesaikan namun jika pemesanan yang masuk cukup banyak, Febri akan mengebut pengerjaan wayang.
Menurut Febri, berawal dari hobinya menggambar tokoh anime Jepang, dirinya mulai mencoba membuat karakter wayang.
Dari awalnya hanya mencoba, sejak tahun 2013 dirinya mulai memproduksi wayang kulit.
Untuk bahan baku kulit, Febri menggunakan limbah kulit yang ia dapatkan dari perajin rebana di Kota Malang.
Kulit kambing atau sapi yang ia gunakan merupakan potongan kecil sesuai dengan kebutuhannya.
Wayang berukuran mini menurut Febri cukup banyak diminati oleh pasar.
Menurut Febri, wayang mini buatannya ini bisa menjadi pilihan bagi penggemar wayang yang ingin menjadikan wayang sebagai pajangan di rumah.
Untuk harga, wayang berukuran mini jauh lebih murah dibanding wayang berukuran normal.
Sebuah wayang buatan Febri dihargai mulai dari Rp10 ribu untuk gantungan kunci hingga Rp35 ribu.
Untuk pemasaran sendiri, Febri masih menggunakan cara konvensional dengan berjualan di lapaknya.
Karena semua pengerjaan ia lakukan sendiri, Febri masih belum bisa memenuhi permintaan pasar dalam jumlah besar.
Baca Juga Pagelaran Wayang 3 Generasi untuk Pelestarian Budaya Nusantara di https://www.kompas.tv/regional/521273/pagelaran-wayang-3-generasi-untuk-pelestarian-budaya-nusantara
#wayang #wayangmini #malang
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/555493/keren-pemuda-di-malang-sulap-limbah-kulit-kambing-jadi-wayang-mini
Category
🗞
Berita