KENDARI, KOMPAS.TV Supriyani, guru honorer di Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, mencabut surat kesepakatan damai yang diinisiasi Bupati Konawe Selatan. Alasan mencabut kesepakatan damai karena tidak mengetahui isi surat dan merasa tertekan.
Pertemuan guru Supriyani dengan orang tua korban dugaan penganiayaan sempat dilakukan. Meski keesokan harinya, tepatnya pada tanggal 6 November, Supriyani mencabut surat kesepakatan damai.
Supriyani bilang, jika kemarin melakukan kesepakatan damai dengan pihak pelapor, namun tidak mengakui kesalahan atas dugaan penganiayaan ke siswa berinisial D. Kesepakatan damai itu diinisiasi Bupati Konawe Selatan, Surunuddin Dangga, dan di hadapan Kapolres Konawe Selatan.
Kuasa hukum Supriyani bilang, pertemuan kliennya dengan orang tua korban tidak menjadi persoalan. Namun, surat pernyataan yang ditandatangani tidak dibaca Supriyani dan tidak dipahami jika bahwa perdamaian itu untuk menghentikan proses hukum.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/551946/tak-tahu-isi-surat-guru-supriyani-cabut-kesepakatan-damai
Pertemuan guru Supriyani dengan orang tua korban dugaan penganiayaan sempat dilakukan. Meski keesokan harinya, tepatnya pada tanggal 6 November, Supriyani mencabut surat kesepakatan damai.
Supriyani bilang, jika kemarin melakukan kesepakatan damai dengan pihak pelapor, namun tidak mengakui kesalahan atas dugaan penganiayaan ke siswa berinisial D. Kesepakatan damai itu diinisiasi Bupati Konawe Selatan, Surunuddin Dangga, dan di hadapan Kapolres Konawe Selatan.
Kuasa hukum Supriyani bilang, pertemuan kliennya dengan orang tua korban tidak menjadi persoalan. Namun, surat pernyataan yang ditandatangani tidak dibaca Supriyani dan tidak dipahami jika bahwa perdamaian itu untuk menghentikan proses hukum.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/551946/tak-tahu-isi-surat-guru-supriyani-cabut-kesepakatan-damai
Category
🗞
Berita