• 20 hours ago
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto telah menggelar Rapat Koordinasi Terbatas bersama para menteri ekonomi Kabinet Merah Putih pada hari Minggu lalu. ratas dihadiri Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Ketenagakerjaan Yassierli, Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani, serta Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana.

Para menteri ekonomi membahas sejumlah strategi di bidang perekonomian yang harus disiapkan, guna mengejar target yang dicanangkan Pemerintahan Prabowo-Gibran. Sejumlah permasalahan yang dibahas meliputi hasil keputusan Mahkamah Konstitusi mengenai ketenagakerjaan yang diatur dalam Undang-Undang Cipta Kerja. Dan upaya merevisi jaminan kehilangan pekerjaan, serta integrasi program siap bekerja dan kartu prakerja. Kemudian insentif perpajakan bagi industri, seperti Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) untuk properti, dan PPN ditanggung pemerintah (PPN DTP) untuk motor dan mobil listrik.

Category

📺
TV
Transcript
00:00Musik
00:20Ya halo pemirsa apa kabar anda hari ini langsung dari studio IDX channel Jakarta saya Prasetya Wibowo
00:26Kembali hadir dalam market review yang mengupas isu-isu penggerak ekonomi Indonesia
00:30Livestreaming kami bisa anda saksikan juga di IDX channel.com
00:34Dan kali ini kita akan membahas tema terkait dengan menanti kinerja para menteri ekonomi di kabinet merah putih
00:40Setelah hari minggu kemarin menggelar pertemuan terbatas
00:42Begitu rapat koordinasi yang diinisiasi oleh kementerian koordinator perekonomian Bapak Erlangga Hartarto
00:48Dan langsung saja kita mulai market review selengkapnya
00:51Musik
01:00Ya pemirsa para menteri ekonomi kabinet merah putih telah menggelar rapat koordinasi terbatas
01:04Guna membahas sejumlah program yang diusung oleh pemerintahan Prabowo Gibran
01:09Sejumlah permasalahan dibahas mulai dari keputusan mahkamah konstitusi, insentif industri
01:14Hingga keanggotaan Indonesia di aliansi ekonomi negara maju dunia
01:19Musik
01:24Menteri koordinator bidang perekonomian Erlangga Hartarto telah menggelar rapat koordinasi terbatas
01:30Bersama para menteri ekonomi kabinet merah putih pada hari minggu lalu
01:34Ratas dihadiri menteri SDM Bahli Lahadalia, menteri BUMN Erick Tohir
01:39Menteri perindustrian Agus Gumiwangkar Tasasmita
01:43Menteri Ketenagakerjaan Yasir Lee, menteri investasi dan hilirisasi
01:47Kepala BKPM Rosan Ruslani, serta menteri pariwisata Widianti Putriwardana
01:53Para menteri ekonomi membahas sejumlah strategi di bidang perekonomian yang harus disiapkan
01:58Guna mengejar target yang dicanangkan pemerintahan Prabowo Gibran
02:01Sejumlah permasalahan yang dibahas meliputi hasil keputusan mahkamah konstitusi
02:05Mengenai ketenagakerjaan yang diatur dalam Undang-Undang Cipta Kerja
02:09Dan upaya merevisi jaminan kehilangan pekerjaan
02:12Regulasi platform serta integrasi program siap pekerja dan kartu prakerja
02:17Kemudian insentif perpajakan bagi industri
02:20Seperti pajak penjualan atas barang mewah atau PPNBM untuk properti
02:24Dan PPN ditanggung pemerintah atau PPNDTP untuk motor dan mobil listrik
02:29Pembahasan para menteri ekonomi yang sebagian besar berasal dari kabinet pemerintahan Jokowi tersebut
02:35Juga terkait sejumlah program yang tengah dijalankan
02:37Seperti larangan terbatas, lartas import, fasilitas pelabuhan import
02:42Dan harga gas bumi tertentu untuk beberapa sektor industri
02:45Setelah itu membahas program-program seperti kur, bekar, dan makmur yang akan terus didorong
02:50Kemudian hilirisasi peningkatan lifting wiggas dan perluasan pemanfaatan biofull serta bioethanol
02:56Serta tax holiday guna menatik investasi ke Indonesia
03:00Pemerintah juga akan terus mendorong sektor pariwisata
03:03Melalui program Indonesia Berwisata atau Turism 5.0
03:07Dari Jakarta, Tim Liputan, IDX Channel
03:16Ya pemirsa untuk membahas tema menarik kita kali ini
03:18Menanti kinerja Menteri Ekonomi Kabinet Merah Putih
03:20Kita sudah tersambung melalui Zoom bersama dengan Profesor Telisa Aulia Valianti
03:25Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia
03:28Halo Prof Telisa apa kabar?
03:31Baik terima kasih
03:34Terima kasih juga atas waktu yang disempatkan Prof Telisa
03:37Dan sudah bergabung juga Bapak Seterisno Iwantono
03:40Beliau adalah Ketua Bidang Kebijakan Publik Asosiasi Pengusaha Indonesia
03:44Halo Pak Seterisno apa kabar?
03:48Selamat pagi, sehat-sehat ya
03:50Ya salam sehat juga Pak Seterisno
03:52Dan langsung saja kita review terlebih dahulu Prof Telisa
03:55Bagaimana Anda melihat begitu rapat koordinasi yang sudah digelar
03:59Kita tahu inisiasi dari Kemenko Perekonomian
04:01Terhadap beberapa kementerian yang memang berada di dalam domennya Kemenko Perekonomian sendiri
04:08Seperti apa pandangan Anda? Silahkan
04:10Ya tentunya banyak isu yang sangat penting di bidang ekonomi
04:13Ini juga kemudian mungkin jelang pengumuman PDB kita di Tribulan II
04:17Dan tentunya target-target pemerintah yang ingin istilahnya ngegas itu
04:21Untuk mencapai di tahun 2027
04:24Kalau bisa kita sudah mencapai target 8%
04:26Jadi banyak masalah-masalah di bidang ekonomi yang harus diselesaikan
04:30Yang membutuhkan koordinasi secara intensif
04:34Jadi ini adalah suatu kawalan karena memang diminta oleh Pak Presiden untuk ngegas
04:38Jadi memang PR-PR kita apa?
04:40Ini bersamaan sekali dengan tadi yang disampaikan bahwa
04:44Mahkamah Konstitusi itu mengabulkan permintaan para buruh beberapa pasal
04:52Jadi OUCK ada yang mengalami perubahan
04:54Karena ketenaga kerjaan itu juga menjadi kunci di dalam permasalahan ekonomi
04:57Tadi masalah perpajakan, kemudian juga masalah upah minimum
05:01Masalah yang terkait dengan PPN
05:05Itu juga perpajakan yang cukup penting nanti akan mempengaruhi daya beli
05:08Jadi dari sudut agregat demand, konsumsi, investasi, government spending, ekspor-impor itu harus di-boost
05:14Tadi kan ada larangan ratas impor gitu
05:16Kemudian dari supply side-nya juga aspek ketenaga kerjaannya dibahas juga di situ
05:22Kemudian dari aspek moneter dan perbankan
05:24Terkait dengan program-program untuk mendorong kredit kepada sektor UMKM
05:28Khususnya yang memang UMKM sekarang lagi fight banget dalam kondisi global yang sedang tidak menentu ini
05:33Dan daya beli masyarakat yang turun
05:35Jadi saya melihat bahwa ini memang suatu upaya untuk
05:38Segera menjawab nih quick win-quick win strategi yang harus segera dilakukan
05:43Dan juga nanti merumuskan strategi jangka menengah untuk menghadapi berbagai tantangan tadi
05:48Dan mencapai target-target yang memang diarahkan untuk kita harus menjaga pertumbuhan ekonomi
05:52Dan bahkan malah pertumbuhan ekonominya tuh targetnya kan memang mengalami peningkatan
05:56Untuk mencapai itu semua ya perlu dilakukan berbagai jawaban ataupun solusi terhadap masalah-masalah yang ada
06:03Baik Prof. Telisa, nah pandangan dari Apindo sendiri bagaimana melihat pertemuan yang sudah digelar
06:08Kemudian berbagai isu ataupun permasalahan yang sudah dibahas
06:11Dan mungkin sudah disiapkan juga nih strategi-strategi mitigasinya nih Prof. Telisa
06:16Ya saya kira pertemuan itu yang sangat penting dan tentu bagi pelaku usaha ini kan
06:22100 hari pertama itu menjadi momentum bagi kita untuk bisa meyakinkan kembali ya
06:33Kepala kita dunia usaha untuk bergerak lebih baik ya
06:36Kita masih menunggu apakah pertama pengumuman WDP hari ini
06:41Ya kita sih berharap itu bisa di atas 50 persen ya
06:46Paling tidak karena memang pada kuartal lalu itu kan ada banyak masalah yang terjadi ya
06:57Kita harapkan nanti setelah pengumuman kuartal 3 ini bisa lebih baik
07:02Nah kuartal 4 nanti tentu kita harapkan ada perkembangan yang signifikan
07:09Karena pada kuartal 4 ini kan tentu banyak sektor ya
07:13Pertama tentu pemerintah akan spending lebih banyak karena menjelang akhir tahun
07:17Ada kemudian tentang Bilkada itu semua akan mendorong demand di masyarakat
07:26Karena dari beli masyarakat inilah yang menjadi faktor kunci bagi kita untuk bergerak ya
07:32Ya tentu itu juga akan dipengaruhi atas isu-isu yang tadi dibahas
07:38Masalah pajak, masalah keputusan MK, tentang penarga kerja
07:44Kemudian masalah-masalah lain yang lebih teknis ya
07:51Terutama kita memang melihatnya itu kabinet ini kan gemuk ya
07:56Kabinet yang gemuk itu biasanya akan diikuti oleh masing-masing kementerian
08:03Ingin menunjukkan kekuasaannya gitu ya
08:06Dan kekuatan itu selalu direpresentasikan dengan munculnya peraturan-peraturan baru
08:13Kebijakan baru yang seringkali ini bahkan bisa menjadi faktor yang membuat kita tidak bisa bergerak
08:22Oleh karena itulah ke depan itu tentu kita ingin agar isu-isu tadi yang dikemukakan
08:29Di dalam rapat Mengo Perekonomian itu berhujung pada munculnya regulasi baru-regulasi baru ya
08:38Karena beberapa waktu lalu ini kan selalu kita headboh viral
08:45Dengan berbagai putusan yang mengejutkan tentang papera, tentang jaminan tabungan
08:52Kemudian sertifikasi halal dan kemudian juga PP tentang kesehatan
08:59Yang semua itu menyebabkan kita was-was ya ke depan
09:05Tapi kita berharap bahwa semua itu tentu akan di-address dengan baik
09:10Indikasi pertama tentu nanti kita lihat pada kuartal keempat itu seperti apa gitu
09:40Prof. Delisa kita akan jadah dulu sebentar dan pemirsa kami akan segera kembali usai pariwara
09:53Ya terima kasih Anda masih bergabung bersama kami dalam market review
09:56Pemirsa berikut ini kami sampaikan sejumlah data untuk Anda
09:58Terkait dengan rapat koordinasi terbatas Menteri Ekonomi yang telah dilakukan begitu ya di hari minggu lalu
10:04Begitu di Kabinet Merah Putih
10:06Yang pertama terkait dengan hasil keputusan mahkamah konstitusi terkait dengan ketenaga kerjaan
10:10Kemudian divisa hasil ekspor, insentif PPNBM dan PPNDTP sektor properti dan otomotif
10:15Jaminan kehilangan kerja, kemudian dilarangan impor, fasilitas pelabuhan impor
10:20Harga gas bumi tertentu juga masuk dalam pembahasan para Menteri Ekonomi
10:24Kemudian program KUR, Mekar dan Makmur
10:26Kemudian juga ada peningkatan lifting migas, perluasan manfaat biofuel dan juga bioetanol
10:32Tax holiday pun juga masuk dalam pembahasan dan juga Indonesia berpisah atau turisme 5.0
10:39Itu dia beberapa permasalahan yang dibahas begitu yang memang diharapkan menjadi booster ya
10:45Mesin ekonomi lagi bagi Indonesia kedepannya
10:48Berikutnya kita acerbati dari sisi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2023 dan 2024
10:54Data selengkapnya bisa Anda saksikan di layar televisi Anda
10:58Baik itu dia kita lihat pergerakannya untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia
11:03Masih memang di kisaran 5 persenan begitu dan hari ini juga ada pengumuman data PDB kita
11:09Begitu ya kita akan acermati apakah masih berada di kisaran 5 persen atau bisa lebih tinggi lagi
11:14Berikutnya bagaimana dengan porsi penanaman modal asing dan juga penanaman modal dalam negeri
11:20Dengar tentang waktu Januari sampai dengan September 2024
11:25Baik kita lihat penanaman modal asing mencapai Rp654,4 triliun kemudian PMDNnya Rp607,03 triliun
11:34Berikutnya investasi migas dan juga minerba serta energi terbarukan
11:40Pergerakannya dari tahun 2019 kemudian sampai dengan 2023
11:45Baik EBT ya masih cukup kecil kalau kita lihat investasinya
11:49Kemudian ada juga untuk energi migas maksud kami dan juga minerba
11:55Baik kita akan lanjutkan kembali perbicaraan bersama dengan Prof. Telisa Liowolianti dan juga Bapak Sutirisno Iwantono
12:02Baik Prof. Telisa kalau kita acermati dengan beberapa data tadi yang sudah disampaikan
12:06Beberapa poin pembahasan yang sudah disampaikan dan mungkin akan diteruskan juga nih kepada Presiden Prabowo
12:13Anda melihat seperti apa sih seberapa krusialnya permasalahan tadi
12:17Ada lartas kemudian bagaimana meningkatkan lifting migas kita, jaminan sosial, jaminan pekerjaan
12:24Kemudian PPNBM dan PPNDTP di beberapa sektor properti dan juga otomotif Prof. Telisa
12:33Kalau saya melihat prioritas nomor satu ini lapangan kerja karena nanti lapangan kerja itu kemana-mana ya
12:37Ke daya beli kemana-mana kan nanti ujungnya jadi lapangan kerja kita ini memang harus segera diselamatkan
12:43Baru-baru ini kan ada salah satu industri besar yang akan pilot ya itu padahal punya 50 ribu karyawan
12:50Makanya benar-benar ini lapangan kerja itu sangat kunci dan semuanya penting
12:54Tapi menurut saya kuncinya juga di lapangan kerja ini harus segera diselamatkan
12:58Jadi bagaimana tadi kita bisa mengitigasi PHK-PHK yang terjadi
13:03Kemudian ya menciptakan lapangan kerja untuk generasi muda
13:06Tadi kan ada program-program seperti Kartu Prakerja
13:09Tapi sepertinya kita perlu Bion Kartu Prakerja kalau menurut saya sih
13:13Karena itu bagus, sudah bagus, penting tapi Bion Kartu Prakerja itu sendiri
13:19Jadi nah itu bagaimana caranya kan kita harus mengembangkan industri di domestik
13:24Untuk bisa menyerap lapangan kerja cuma mereka kan harus punya skill-skill
13:27Nah sebetulnya ini gak bisa hanya kementerian ekonomi ya ataupun ya tadi tenaga kerja
13:33Tapi juga berhubungan dengan kementerian pendidikannya
13:36Jadi misalkan dari SMK kan kita dari dulu ceritanya ingin mensukseskan SMK
13:40Itu juga bagaimana progresnya misalkan
13:42Apakah SMK kita itu sudah memenuhi kebutuhan pasar yang ada
13:46Dengan perubahan-perubahan megatrend industri yang terjadi saat ini
13:49Bahwa industri misalkan shifting ke digital, robotik dan lain sebagainya
13:53Kita udah siap belum dengan digital talent dan lain sebagainya
13:56Jadi sebetulnya di Kartu Prakerja memang sudah ada
13:59Tapi itu kan masih terbatas banget ya, belum menjadi sangat masif begitu
14:03Memang sudah ada evaluasi yang cukup baik dari hasil Kartu Prakerja
14:06Tapi tadi perlu beyond itulah
14:08Bener-bener sinkronisasi di kepenagel kerjaan ini
14:11Karena masalahnya banyak
14:12Apalagi tadi PASKA kita harus mengevaluasi juga
14:16Ataupun memprediksi PASKA-MK itu sudah mengeluarkan ini
14:20Apa sih implikasinya begitu ya
14:22Terutama ke biaya di ketenaga kerjaan sendiri ya bagi industri
14:26Apakah industri sanggup nanti dengan kebijakan-kebijakan yang baru
14:29Itu sebetulnya membuat karyawan makin sejahtera
14:31Tapi on the other hand itu bagaimana kompetitiveness kita
14:34Dan juga bagaimana kemampuan dari dunia usaha sendiri
14:37Dengan nanti aturan-aturan ketenaga kerjaan yang baru
14:39Tapi sebetulnya ini mungkin memberikan nuansa baru
14:42Bagi ketenaga kerja kita memberikan harapan baru
14:44Agar mereka juga lebih fair dari sisi ketenaga kerjaan
14:47Mendapatkan hak-haknya
14:49Tapi tadi challenge-nya itu investasi kita menyerap lapangan kerja
14:52Investasi kita makin capital intensive
14:54Sekarang investasi kita paling banyak di pertambangan
14:56Pertambangan itu kan karakteristiknya tidak terlalu labor intensive
15:01Industri yang labor intensive seperti tekstil kita berguguran
15:04Nah itu makanya bagaimana dari sisi kebijakan industri-nya
15:07Tadi kan ada lartas impor
15:09Kita yang ingin impor tidak menghancurkan industri kita
15:12Agar kita menggunakan produk-produk domestik
15:15Dan bisa menghasilkan multiplier effect dan juga menyerap lapangan kerja
15:18Nah itu sih menurut saya poin penting lain-lain
15:20Pajak, daya beli itu penting juga
15:22Tapi intinya kuncinya disini dulu
15:24Baik penciptaan lapangan kerja
15:26Pak Sutrisno, dari sisi Api Indonesia melihat
15:28Bagaimana dengan iklim investasi
15:30Iklim usaha saat ini yang bisa mendorong
15:32Lebih banyak lagi serapahan tenaga kerja
15:34Di tengah tadi digitalisasi yang semakin meluas
15:37Begitu di semua lini industri kita
15:41Kalau untuk investasi dan kaitannya dengan tenaga kerja
15:45Saya kira ini faktor yang penting
15:48Saya ingin menyampaikan bahwa trend di dunia usaha
15:52Khususnya untuk yang bisnis-bisnis besar
15:55Itu adalah lebih bersifat capital intensive
16:00Kenapa? Karena berkembangnya teknologi AI
16:04Yang suka atau tidak suka, mau tidak mau
16:06Itu menjadi kenyataan
16:08Oleh karena itu, investasi-investasi skala besar
16:13Itu tidak dengan sendirinya bisa mengatasi persoalan
16:17Pertambahan angkatan kerja
16:19Kita tahu bahwa angkatan kerja kita itu rata-rata
16:22Setiap tahun sekitar 3 juta lebih
16:24Itu dimana kita mau kasih pekerjaan kepada mereka
16:29Ini saya kira faktor penting
16:32Tentu harapan kita itu adalah kepada usaha-usaha kelas menengah
16:38Usaha-usaha kelas menengah itu lebih bersifat labor intensive
16:44Dia lebih banyak menggunakan tenaga kerja
16:47Kalau yang atas, tadi saya katakan dia cenderung ke capital intensive
16:52Tapi fakta di lapangan beberapa studi menunjukkan bahwa
16:56Sekarang itu cuma kelas menengah
16:59Usaha-usaha menengah itu justru mengalami penurunan
17:03Diakibatkan apa? Diakibatkan
17:05Ada konsentrasi di industri-industri besar
17:11Kemudian banyak yang turun juga menjadi industri kecil
17:15Oleh karena itu, ke depan
17:17Kalau kita ingin menjadikan lapangan kerja
17:21Saya pendapat itu sebagai kata kunci
17:25Dan Apindo dalam rapat beberapa hari lalu
17:29Juga menetapkan bahwa penciptaan lapangan kerja itu harus menjadi kata kunci
17:34Ini mau tidak mau iklim perusahaan
17:39Regulasi-diregulasi itu harus betul-betul dijalankan
17:44Agar orang merasa nyaman untuk melakukan investasi
17:48Terutama kelas bisnis menengah
17:53Itu yang harus diciptakan
17:55Di samping tentu adanya beberapa macam insentif
17:59Yang perlu diberikan kepada mereka
18:01Baik itu di bidang moneter maupun fiskal
18:05Dan yang terutama itu adalah di sektor real
18:09Sektor real itu kaitannya selalu dengan regulasi
18:12Kita tahu, ya kayak tadi saya katakan
18:15Dengan kabinet yang demikian gemuk
18:17Itu kita sangat-sangat tidak berharap
18:20Masing-masing ingin berkuasa
18:22Dan karena berkuasa itu pasti akan mengeluarkan regulasi
18:26Dan kalau itu terjadi maka
18:28Sudah pasti dia tidak akan mendorong orang untuk melakukan investasi
18:34Ini saya kira faktor yang utama yang ingin kita sampaikan
18:39Oke berarti memang insentif masih dibutuhkan oleh industri
18:41Sehingga tadi ada beberapa keringan di beberapa titik
18:44Dari sisi moneter maupun fiskal
18:45Sehingga tadi mendorong lagi penciptaan lapangan kerja
18:47Tapi seperti apa sih insentif yang dibutuhkan
18:49Sementara kita tahu ada PPNBM, PPNDTP
18:52Kemudian PPN 12% begitu yang akan dilakukan di tahun depan
18:55Kita akan bahas lagi di second berikutnya
18:57Kita akan jedah dulu sebentar
18:58Dan pemirsa pastikan anda masih bersamakan
19:10Baik pemirsa kita lanjutkan kembali perbincangan menarik ini
19:12Bersama dengan Profesor Telisa Ulia Valianti
19:14Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia
19:17Dan juga Bapak Sudirisno Iwantono Ketua Bidang
19:19Kebijakan Publik Asosiasi Pengusaha Indonesia APINDO
19:22Baik Prof. Telisa kalau kita bicara mengenai strategi
19:25Langkah ataupun kebijakan apa yang harus segera dilakukan
19:28Sehingga benar-benar ini kita bisa segera berlari kencang
19:32Begitu gaspol untuk bisa mendorong lagi roda perekonomian kita
19:35Dengan mengejar target 8% pertumbuhan ekonomi
19:38Sementara tadi industri pun ataupun pelaku usaha
19:40Masih membutuhkan insentif di berbagai bidang
19:43Baik yang dari moneternya maupun fiskal Prof
19:46Iya betul insentif sangat dibutuhkan ya
19:49Jadi ini saya tuh kemarin baru lihat data misalkan ya
19:54Contoh industri yang ingin kita dorong
19:56Karena industri itu kan juga harus tumbuh cukup besar ya
19:59Sekitar 8% dan share-nya juga harus meningkat tuh
20:02Kalau mau pertumbuhan ekonomi 8%
20:04Share industri itu kan yang sekarang di kisaran 18%
20:07Lama-lama harus naik ke 20-25%
20:08Berarti kan industri harus tumbuh kencang banget
20:10Natalia tuh industri yang salah satu potensi kan dari substitusi import
20:14Import terbesar kita 400 triliun tuh berasal dari smartphone misalkan
20:18Nah Kemenprin sendiri kan sudah punya TKDN untuk produk-produk ini
20:22Nah kemarin kan ada cerita salah satu merek itu dilarang karena TKDN-nya
20:25Dan mereka tidak buka pabrik di Indonesia
20:27Nah pertanyaannya kenapa mereka buka pabriknya di Vietnam
20:30Padahal itu pasar terbesar sekarang kan Gen Z lebih suka
20:33Dan milenial tuh dengan produk merek tersebut ya
20:38Smartphone tersebut
20:39Nah itu kita dari dulu tuh banyak ya
20:42Foxconn, Blackberry, beberapa ya cerita-cerita lama lah
20:45Dari merek-merek menghapus yang menyebutkan brand
20:47Karena itu memang sudah di sejarah
20:49Data kita bahwa mereka nggak jadi
20:51Karena apa? Ternyata satu perizinan, kedua insentif
20:53Nah negara lain tuh lebih berani mengobrol insentif
20:56Cuma memang Indonesia sendiri mempertimbangkan sih
20:58Karena kan mereka mintanya tax holiday 50 tahun
21:01Sedangkan dalam aturan kita, di dalam PMK kita tuh cuma ada 8-20 tahun maksimum
21:07Jadi itu kan melanggar aturan kita
21:09Kalau kita mau terlalu mengobrol juga kan nanti takutnya pengaruh ke tax ratio
21:12Padahal di satu sisi, susahnya tax ratio kita kan juga rendah
21:15Harus naik ke 23%
21:17Jadi kan ini sesuatu yang kompleks
21:19Jadi nggak semudah itu juga mengobrol insentif
21:21Itu kan berupa tax expenditure ya
21:23Jadi antara insentif yang kita berikan, kita obrol
21:26Dengan apa productivity yang kita dapat
21:28Apakah nanti ada transfer teknologi
21:30Apakah mereka nanti menyerap tenaga kerja
21:32Jadi itu betul-betul perlu direview
21:34Artinya memang kita perlu pandai memilih dan memilah
21:37Investor mana, yang kita berikan insentif
21:39Insentif seperti apa yang tepat untuk diberikan
21:41Tapi menurut saya, sebenarnya Indonesia tuh insentif tuh tax sweetener
21:47Yang terpenting itu adalah mempermudah perizinan juga
21:50Dan itu tuh, mengurangi corruption, pungli dan lain sebagainya
21:54Dan birokrasi perizinan yang rumit gitu loh
21:57Birokrasinya disederhanakan aja
21:59Tanpa tax holiday yang terlalu mengobrol
22:02Sebenarnya, asalkan kita birokrasi ini kita kompak
22:05Kita reformasi gitu
22:07Memang sudah ada di UCK dan lain sebagainya
22:09Sudah ada OSF dan sebagainya
22:11Jatahnya satu pintu tapi masih banyak meja
22:13Kan kita denger masih banyak lah mafia-mafia diperizinan
22:16Nah itu tolong diberantas
22:18Mafia-mafia perizinannya supaya memberikan iklim investasi
22:21Untuk para investor ini
22:22Tanpa harus mengobrol yang tax holiday terlalu berlebihan
22:26Atau mengobrol tanah kita sampai 100 tahun ke asing
22:29Maksud saya tuh, betulin aja deh hal-hal yang kecil
22:34Dari hal yang kecil tapi penting gitu
22:36Bukan sepele, mohon maaf
22:37Jadi maksudnya hal yang kecil tapi yang sangat krusial justru buat para investor
22:41Baik, Prof
22:42Lantas PPNBM, PPNDTP, kemudian PPN 12% ini bagaimana?
22:46Anda melihatnya di tahun depan begitu?
22:48Untuk PPN yang memang memberikan tekanan
22:51Sebaiknya begitu ditunda atau bagaimana?
22:55Kalau saya sih lebih prefer dievaluasi dulu
22:57Karena PPN yang sebelas ini naik itu dampaknya seperti apa?
23:00Belum ada evaluasinya yang saya tahu ya
23:02Mungkin ada tapi belum dipublikasikan secara luas
23:05Jadi nanti kita lihat
23:06Dan kemudian seberapa itu juga kontribusi
23:08Jadi yang mana nih yang mau kita kejar?
23:10Misalkan kan masih banyak tax avoidance berapa ratus triliun di PPH sendiri
23:14Nah itu aja dikejar
23:15Terus dari sisi PPN banyak sekali tax basis yang belum masuk gitu
23:19Tanpa menaikkan tarif, tax basisnya dulu sebetulnya
23:21Tax effortnya
23:22Jadi itu yang harus dilakukan dulu
23:25Jadi tarif itu sebetulnya terakhir gitu
23:27Karena itu nanti akan impactnya lebih besar kepada distorsi
23:30Untuk kedaya beli masyarakat dan pertumbuhan ekonomi juga gitu
23:34Makanya perlu betul-betul dikaji
23:35Kalau pasti bisa ditunda satu tahun ini
23:37Sambil melihat kondisi dan harapannya nanti membaik gitu
23:40Jadi setelah membaik itu barulah kita mungkin bisa menerapkan gitu
23:44Menurut saya sih opsi penundaan adalah salah satu opsi
23:46Dan PPN DTP ditanggung pemerintah untuk beberapa produk prioritas
23:51Ya itu juga perlu direview
23:53Ada yang marketnya sudah terbentuk ya
23:55Seperti mobil listrik
23:56Itu kan marketnya sudah terbentuk gitu ya
23:58Itu mungkin sudah mulai bisa direview
24:02Apakah bisa dilepas atau tidak
24:03Tapi untuk yang marketnya memang belum mentah, pesat gitu ya
24:07Sedangkan itu akan menciptakan multiplayer efek
24:10Ya itu diberikan
24:11Tapi harus betul-betul menciptakan multiplayer efek
24:13Kita pastikan TKDN-nya juga tinggi
24:15Menyerap lapangan kerja juga
24:16Baru kita kasih insentif itu gitu
24:18Dan bagaimana pemanfaatannya sendiri
24:20Karena banyak cerita ya
24:21Misalkan PPN untuk motor listrik yang katanya akan ditanggung
24:25Atau ada subsidi untuk motor listrik
24:27Kayak gitu-gitu tuh kadang di masyarakat ternyata tidak semudah itu
24:30Dalam praktiknya gitu
24:31Nah antara regulasi yang diumumkan dengan implementasi di masyarakat
24:35Itu kadang masih ada gap
24:36Nah itu yang akhirnya kebijakan itu jadi kurang efektif gitu
24:39Kalau misalnya itu harus dicek implementasi di lapangan
24:42Jadi selain kita berputar di policy juga di lapangannya ya
24:47Baik-baik Prof
24:48Nah kacamata Apindo lagi-lagi nih
24:50Kalau kita lihat Pak Sutrisno
24:51Bagaimana Anda melihat
24:52Apakah memang tahun depan sebaiknya kita masih juga dibanjiri dengan insentif
24:56Yang memberikan satu harapan juga bagi dunia usaha
25:00Kemudian dari sisi kebijakan ada kepastian yang lebih firm lagi nih
25:03Bagi dunia investasi dan dunia usaha secara umum
25:08Ya saya kira kalau insentif
25:09Saya kira kita tadi udah banyak bicara ya
25:11Ada insentif dan monoter
25:14Ada masalah fiskal
25:16Fiskal ini memang
25:18BPN ya setiap kali penambahan tentu
25:21Memberikan dampak
25:23Pengurangan demand
25:24Jadi pengusaha kalau ditanya
25:27Apakah BPN itu ditunda atau tidak
25:30Ya pasti dibilangnya ditunda
25:32Nah dan yang perlu dipahami juga bahwa
25:37Penghutang itu bukan hanya BPN itu
25:39Bukan hanya pajak ya
25:40Sekarang itu ada macam-macam penghutang lain
25:43Misalnya cukai
25:44Cukai itu katakan untuk
25:47Kesehatan itu mengenakan cukai
25:49Nanti untuk rokok
25:51Rokok itu implikasinya panjang gitu ya
25:54Yang berkenaan dari sektor
25:56Namanya hotel kena
25:58Makanan kena
26:00Retail kena
26:02Semua periklanan kena
26:04Kemudian juga
26:06Halal misalnya
26:07Sertifikasi halal
26:08Itu angkanya luar biasa ya
26:10Kalau misalnya hotel bintang
26:134 bintang 5 itu sampai 40 juta lebih
26:16Penghutang untuk itu
26:17Sedangkan jumlah yang terkena halal ini
26:21Kalau restoran itu kan jutaan jumlahnya
26:23Itu angkanya itu berapa ratus triliun
26:26Yang akan diambil dari situ
26:28Itu kelihatannya bukan
26:30Tidak dinamakan pajak ya
26:32Tapi itu penghutang yang nyata
26:33Yang harus ditanggung oleh
26:35Oleh kita
26:37Yang berdampaknya pasti itu nanti kepada harga
26:39Harga barang
26:40Harga naik pasti permintaan turun
26:42Itu sudah
26:43Sudah hukum ya
26:45Dan kemudian juga
26:47Masih banyak penghutang-penghutang lain
26:49Misalnya tapera
26:50Kewajiban untuk tapungan itu kan
26:52Dikenakan kepada
26:54Karyawan
26:55Karyawan tentu nanti
26:57Pendingnya akan turun
26:58Nanti kalau sudah dikenakan karyawan juga
27:00Implikasinya kepada perusahaan juga ya
27:03Yang menampar di sana
27:05Semua itu akhirnya adalah
27:06Beban
27:07Tapungan wajib juga demikian
27:09Jadi kalau kita melihat itu
27:11Tidak
27:12Pajaknya dikejar
27:14Kemudian juga ada penghutang-penghutang lain
27:16Yang
27:17Yang apa namanya
27:19Memberikan beban fiat cukup tinggi
27:21Misalnya sertifikasi halal ya
27:23Itu kan tidak hanya
27:24Yang kita bayar ya
27:26Yang kita bayar katakan
27:28Kalau UKM-UKM itu 8 sampai 10 juta
27:30Tapi kalau
27:31Yang agak gede misalnya
27:33Hotel 40 juta
27:35Mempersiapkan itu perlu
27:37Perlu biaya
27:39Semua yang berbahwa sertifikasi itu
27:41Implikasinya adalah biaya
27:43Persiapan untuk
27:45Di sertifikasi adalah biaya
27:47Ini yang saya kira
27:49Perlu di
27:51Seteranakan lah
27:53Jangan menambah beban-beban yang
27:55Ya, baik pak
27:57Berarti memang masih banyak tantangan juga
27:59Yang harus segera dicarikan solusinya
28:01Dengan menteri-menteri ekonomi
28:03Di kabinet merah putih demikian
28:05Saya ingat anda katakan memang
28:07Kabinet ini juga bertambah jumlahnya
28:09Dan diharapkan tidak ada ego sektoral
28:11Tapi saling bersinergi nih
28:13Untuk meramu lagi kebijakan-kebijakan
28:15Output yang memang memberikan satu harapan
28:17Bagi dunia usaha, dunia investasi
28:19Dan penciptaan lapangan kerja
28:21Baik, Prof. Delisa terima kasih banyak
28:23Atas waktu sharing dan informasi yang sudah ada
28:25Sampaikan, Pak Setrisno terima kasih juga
28:27Atas update dan juga pandangan anda
28:29Terkait dengan kondisi perekonomian
28:31Indonesia saat ini dan harapannya
28:33Di kabinet merah putih ke depan
28:35Selamat melanjutkan aktivitas anda kembali
28:37Salam sehat, terima kasih Prof. Delisa

Recommended