JAKARTA, POJOKBACA.ID - Ibu Negara Iriana Jokowi menghadiri kegiatan Sosialisasi Pengelolaan Komoditas Hortikultura di Makassar, belum lama ini, menyerukan pentingnya pengelolaan komoditas hortikultura yang dimulai dari skala terkecil yakni rumah tangga.
Didampingi para ibu OASE KIM lainnya, Iriana berkesempatan berinteraksi dengan peserta, memberikan motivasi, dan berdiskusi mengenai tantangan yang dihadapi dalam mengelola pekarangan sebagai sumber pangan.
"Tadi ibu-ibu sudah sudah diberi sosialisasi tentang pemanfaatan lahan, saya senang sekali bisa bertemu langsung Ibu-ibu Ketua Penggerak PKK khususnya di Sulawesi, dan juga ada Ibu-ibu Bhayangkari, Persit, dan Kelompok Wanita Tani, ada anggota dan ketua ya, sudah tanam apa saja? Dijual apa untuk tanam sendiri? Kirim ke Jakarta, Bu," kata Iriana mengawali sambutannya.
Sebelumnya, kegiatan yang diinisiasi Bidang 5 OASE-KIM berkolaborasi dengan Kementerian Pertanian ini dibuka oleh Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman. Dalam sambutannya, Amran menekankan pentingnya memaksimalkan potensi pekarangan rumah sebagai sumber pangan keluarga.
"Dengan memanfaatkan lahan yang ada di sekitar rumah, kita bisa menciptakan sumber pangan yang berkelanjutan, sekaligus memberikan tambahan pendapatan bagi keluarga," ujar Amran.
Pada kesempatan yang sama, Anggota Bidang 5 OASE KIM, Martati Amran Sulaiman, mengatakan pengelolaan komoditas hortikultura skala rumah tangga memiliki peran strategis dalam meningkatkan ketahanan pangan dan gizi keluarga.
"Program ini tidak hanya mendorong kemandirian pangan, tetapi juga memperkuat pemberdayaan perempuan melalui pemanfaatan lahan pekarangan yang optimal," kata Martati.
Program ini, lanjut Martati, bertujuan untuk memberdayakan perempuan, terutama ibu-ibu di Sulawesi agar lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangan keluarga.
"Kami berharap dengan adanya sosialisasi dan pelatihan ini, para ibu bisa memanfaatkan lahan pekarangan secara optimal. Selain untuk konsumsi pribadi, hasil dari pekarangan juga bisa dijual, sehingga menambah pendapatan keluarga," jelasnya.
Selain edukasi mengenai pengelolaan lahan, kegiatan ini juga diisi dengan sesi praktik langsung. Para peserta diajak mengenal teknik budidaya hidroponik dan memahami cara mengoptimalisasi lahan pekarangan, hingga diperkenalkan dengan budidaya bioflok ikan lele.
Lebih lanjut, Martati berpesan agar para peserta dapat terus mengembangkan dan menjaga keberlanjutan penggunaan lahan yang ada di sekitar sebagai sumber pangan keluarga.
"Saya harap ibu-ibu semua bisa terus semangat mengelola lahan yang ada di sekitar rumah, karena hasilnya akan sangat bermanfaat, baik untuk keluarga sendiri maupun untuk masyarakat sekitar," katanya.
Didampingi para ibu OASE KIM lainnya, Iriana berkesempatan berinteraksi dengan peserta, memberikan motivasi, dan berdiskusi mengenai tantangan yang dihadapi dalam mengelola pekarangan sebagai sumber pangan.
"Tadi ibu-ibu sudah sudah diberi sosialisasi tentang pemanfaatan lahan, saya senang sekali bisa bertemu langsung Ibu-ibu Ketua Penggerak PKK khususnya di Sulawesi, dan juga ada Ibu-ibu Bhayangkari, Persit, dan Kelompok Wanita Tani, ada anggota dan ketua ya, sudah tanam apa saja? Dijual apa untuk tanam sendiri? Kirim ke Jakarta, Bu," kata Iriana mengawali sambutannya.
Sebelumnya, kegiatan yang diinisiasi Bidang 5 OASE-KIM berkolaborasi dengan Kementerian Pertanian ini dibuka oleh Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman. Dalam sambutannya, Amran menekankan pentingnya memaksimalkan potensi pekarangan rumah sebagai sumber pangan keluarga.
"Dengan memanfaatkan lahan yang ada di sekitar rumah, kita bisa menciptakan sumber pangan yang berkelanjutan, sekaligus memberikan tambahan pendapatan bagi keluarga," ujar Amran.
Pada kesempatan yang sama, Anggota Bidang 5 OASE KIM, Martati Amran Sulaiman, mengatakan pengelolaan komoditas hortikultura skala rumah tangga memiliki peran strategis dalam meningkatkan ketahanan pangan dan gizi keluarga.
"Program ini tidak hanya mendorong kemandirian pangan, tetapi juga memperkuat pemberdayaan perempuan melalui pemanfaatan lahan pekarangan yang optimal," kata Martati.
Program ini, lanjut Martati, bertujuan untuk memberdayakan perempuan, terutama ibu-ibu di Sulawesi agar lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangan keluarga.
"Kami berharap dengan adanya sosialisasi dan pelatihan ini, para ibu bisa memanfaatkan lahan pekarangan secara optimal. Selain untuk konsumsi pribadi, hasil dari pekarangan juga bisa dijual, sehingga menambah pendapatan keluarga," jelasnya.
Selain edukasi mengenai pengelolaan lahan, kegiatan ini juga diisi dengan sesi praktik langsung. Para peserta diajak mengenal teknik budidaya hidroponik dan memahami cara mengoptimalisasi lahan pekarangan, hingga diperkenalkan dengan budidaya bioflok ikan lele.
Lebih lanjut, Martati berpesan agar para peserta dapat terus mengembangkan dan menjaga keberlanjutan penggunaan lahan yang ada di sekitar sebagai sumber pangan keluarga.
"Saya harap ibu-ibu semua bisa terus semangat mengelola lahan yang ada di sekitar rumah, karena hasilnya akan sangat bermanfaat, baik untuk keluarga sendiri maupun untuk masyarakat sekitar," katanya.
Category
🗞
Berita