Efektivitas Dana Abadi Atasi Backlog Perumahan

  • 3 months ago
Pemerintah tengah mendorong adanya dana abadi perumahan untuk memastikan angka backlog rumah yang kini mencapai 12,7 juta unit dapat teratasi. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) saat ini masih menggodok skema dana abadi perumahan tersebut dengan berbagai pihak di dalam ekosistem pembiayaan perumahan.

Direktur Pembiayaan Perumahan Ditjen Pembiayaan Infrastruktur Kementerian PUPR Haryo Bekti Martoyoedo menyebutkan dana abadi adalah terminologi payung (umbrella term) untuk dana yang dibentuk oleh badan hukum yang bersifat abadi (tidak mengurangi pokok dana) untuk menjamin keberlangsungan sebuah program. Saat ini, mekanisme dana abadi perumahan masih dalam tahap pembahasan bersama ekosistem pembiayaan perumahan termasuk Kementerian Keuangan.

Category

📺
TV
Transcript
00:00Pemirsa, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tengah mendorong adanya dana abadi perumahan
00:13untuk memastikan angka backlog rumah yang kini mencapai 12,7 juta unit dapat ratasi.
00:19Saat ini mekanisme dana abadi perumahan masih dalam tahap pembahasan bersama ekosistem pembiayaan perumahan
00:25termasuk dengan Kementerian Keuangan.
00:31Pemirsa, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tengah mendorong adanya dana abadi perumahan
00:36untuk memastikan angka backlog rumah yang kini mencapai 12,7 juta unit dapat ratasi.
00:43Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat atau PUPR saat ini masih menguruk skema dana abadi perumahan tersebut
00:51dengan berbagai biak di dalam ekosistem pembiayaan perumahan.
00:56Direktur Pembiayaan Perumahan di Jem Pembiayaan Infrastruktur Kementerian PUPR,
01:01Hario Bektimarto Yuda menyebutkan dana abadi adalah terminologi payung
01:06atau untuk dana yang dibentuk oleh badan hukum yang bersifat abadi untuk menjamin keberlangsungan sebuah program.
01:13Saat ini mekanisme dana abadi perumahan masih dalam tahap pembahasan bersama ekosistem pembiayaan perumahan
01:20termasuk Kementerian Keuangan.
01:23Hario menjelaskan mekanisme dana abadi ini bukanlah sesuatu yang baru di Indonesia
01:28karena sebelumnya telah ada lembaga dana kerjasama pembangunan internasional
01:33yang mengelola dana kerja pembangunan internasional
01:36dan lembaga pengelola dana pendidikan yang mengelola dana abadi pendidikan, penelitian, perguruan tinggi, dan dana abadi kebudayaan.
01:47Dana abadi perumahan akan menjamin pembiayaan subsidi kredit kepemilikan rumah atau KPR yang berkesinambungan setiap tahun.
01:55Tim Liputan, IDX Channel
02:03Baik pemirsa untuk membahas tema menarik kita hari ini efektivitas dana abadi atasi backlog perumahan di Indonesia
02:09kita sudah tersambung melalui Zoom bersama dengan Bapak Anton Sitorus.
02:15Halo selamat pagi Pak Anton
02:17Iya selamat pagi Mas Prasetyo
02:19Salam sehat Pak
02:21Sehat-sehat Mas
02:22Baik terima kasih juga atas waktu yang disempatkan sebelum membahas lebih jauh terkait dengan dana abadi perumahan
02:27yang menjadi salah satu solusi yang digadang-gadang pemerintah lagi bisa mengurangi lah
02:33mengurai backlog perumahan di Indonesia 12,7 juta unit.
02:38Review terlebih dahulu bagaimana pengamatan Anda begitu Pak Anton terkait dengan sektor perumahan di Indonesia hingga saat ini.
02:45Silahkan Pak Anton
02:47Ya kalau kita melihat laporan dari Emiten Property di awal tahun 2024 ini
02:57Surprisingly sih kalau saya lihat cukup bagus ya
03:02artinya masih terlihat adanya pertumbuhan
03:08walaupun memang gak semua Emiten itu menunjukkan kenaikan pendapatan dan laba ya
03:18tapi kalau kita lihat dari pengembang-pengembang yang perform itu kita lihat kenaikannya cukup bagus ya
03:27maksudnya dari kisaran 30-60% year on year artinya kita melihat memang disini masih terjadi pertumbuhan dari penjualan rumah ya
03:41yang kita tahu memang sempat anjlok ketika covid tapi trennya sekarang ini sudah meningkat
03:50dan saya pikir kalau lihat dari laporan yang ada memang tren pertumbuhan ini masih berlangsung sampai saat ini
03:58tapi kita juga melihat ada sinyal-sinyal yang mungkin agak memberatkan untuk beberapa bulan ke depan
04:10kita tahu juga kan suku bunga sudah naik 2 kali nih dalam 6 bulan terakhir
04:16jadi itu juga menjadi kendala ya tantangan buat ke depan
04:24Baik Pak Anton dan ini sudah bergabung juga bersama kita melalui Zoom Bapak Daniel Jumali
04:29beliau adalah Sekjen DPP Asosiasi Pengembang Perumahan dan Pemukiman Seluruh Indonesia atau APRS
04:34yang kita sampai terpindahuloluh
04:36Selamat pagi Pak Daniel
04:38Selamat pagi Pak Wiwowo, Pak Anton sampai kita ketemu lagi ya Pak
05:08Anda apakah kebijakan ini sudah tepat begitu upaya mendorong adanya dana abadi perubahan ini Pak Daniel silakan
05:15Nah memang yang lagi saya rasa cukup viral saat ini itu mengenai kuota rumah subsidi
05:24karena di waktu pandemi pun dan tiap saat itu baik MBR maupun Millenial atau Gen Z ini mereka perlu rumah
05:36dan satu-satunya rumah yang bisa terjangkau saat ini adalah rumah yang disubsidi bunganya oleh pemerintah untuk keperluan konsumen
05:45tapi kita tahu kalau lihat di masa pandemi semuanya itu rumah sangat dibutuhkan, kenapa?
05:52Misalnya work from home, kalau gak ada rumahnya bekerja dari mana
05:56dan kuota subsidi ini sebetulnya sangat menguntungkan buat konsumen masyarakat MBR yang sangat membutuhkan rumah
06:04karena harganya sudah dipatok pemerintah tapi pemerintah dengan pengembang sudah sepakat untuk memperhatikan kualitas rumah subsidi
06:16Jadi disini saya lihat ya, satu kesempatan misalnya gini, patungan dasarnya waktu tahun sekitar 1998-1994 begitu ya
06:30itu harga rumah subsidi cuma sekitar 20-30 juta, kalau mereka kontrak mereka perlu 250 ribu
06:40tapi kalau dengan angsuran yang dibuat oleh skim dengan pemerintah ini cukup dengan 300 ribu per bulan
06:49mereka setelah 15 tahun atau 20 tahun punya rumah
06:53dan bapak bayangkan kalau harga rumah misalkan dia tabung 300 ribu kali setahun 3,6
07:03kalau misalnya 20 tahun pun 72 juta, rumah padahal waktu mereka uangnya misalnya pun mereka tabung kasih bunga juga deposito
07:13harga rumahnya tidak terjangkau, sudah saat itu sudah 350-400 juta
07:19jadi sebetulnya ya sangat-sangat menguntungkan sekali buat masyarakat MBR, milenial maupun gengsi
07:27Baik, itu terkait dengan rumah subsidi, nah ini terkait dengan pendanaan, pembiayaannya sendiri
07:32kita tahu ada FLPP, kemudian TAPERA, dan sekarang dana abadi, menurut Anda bagaimana?
07:39Mekanisme-mekanisme seperti ini, apakah memang benar-benar akhirnya bisa mengurai backlog perumahan di Indonesia
07:46atau memang kita fokus kepada rumah subsidi saja dari dana yang dihimpun tadi?
07:50Mungkin Anda bisa jelaskan terkait dengan skema-skema ini dulu nih
07:54Memang porsinya ini menarik sekali ya, ini berbeda
08:00Kalau kita lihat, misalnya masyarakat atas, mungkin kalau rumah masyarakat atas sudah sudah sudah sudah sudah ada mekanisme-nya
08:07Untuk masyarakat MBR, pemerintah sudah mengeluarkan kuota rumah subsidi
08:14Cuman, masalahnya di sini, kalau tahun lalu pemerintah menganggarkan untuk 229.000 unit dengan sekitar Rp26.000.000.000
08:26Tapi untuk tahun 2024, cuma dianggarkan Rp166.000.000 dengan kuotanya sekitar Rp13.000.000.000 lebih
08:36Jadi kalau kita lihat di sini, makalan mungkin sekitar Agustus, mungkin sudah habis di kuota
08:46Nah sekarang, masyarakat MBR, dari mana dapat rumah?
08:51Kalau dana abadi boleh saja, bagus sekali, buat mendukung segalanya
08:55Cuman itu kan baru mekanisme-nya yang saya dengar saat ini
08:58Dana abadi perumahan masih dalam tahap pembahasan bersama ekosistem pembelian perumahan termasuk kementerian keuangan
09:07Jadi mungkin baru bisa jalan tahun depan, tapi masalah yang sekarang ada, saat ini kuota rumah subsidi tinggal sedikit lagi
09:16Nah ini yang semuanya solusi cepat, baik dengan APBNP maupun dengan cara lain
09:25Karena pada berikutnya, APBNP mendukung program sejuta rumah
09:29Dan sangat menyambut program tiga juta rumah pemerintahan Prabowo-Gibran
09:37Lantas bagaimana pandangan anda terkait dengan tadi, bahwa kebutuhan rumah di masyarakat memang masih sangat tinggi
09:43Dengan backlog yang 12 jutaan unit ini, sementara pemerintah pun juga masih berupaya mencari sumber pendanaan
09:50Tadi dengan FLPP, kemudian ada TAPERA, kemudian juga ada dana abadi yang masih digodok
09:56Review anda, apakah skema-skema ini akan ujung-ujungnya memberikan kemudahan keuntungan bagi masyarakat
10:02Atau ada lag waktu lagi, mengingatkan pengumpulan dana ini tidak sebentar
10:08Ya kalau menurut saya, kita itu banyak bermain dengan program-program gitu ya
10:17Artinya, dari dulu kan sebenarnya sudah banyak program-program semacam ini ya
10:25Dari zaman Pak Pertarung, lalu FLPP, lalu yang belakangan ini rame itu TAPERA
10:32Dan kalau saya pikir itu kan sebenarnya hanya salah satu aspek dari usaha untuk membangun perumahan di Indonesia
10:42Yaitu aspek pembiayaan, sementara kalau kita berbicara mengenai masalah perumahan, mengurangi backlog itu
10:49Banyak aspek lain ya, masalah regulasi, ketersediaan lahan, kemampuan produksi rumah, dan sebagainya
10:58Jadi itu hanya satu aspek dari sekian banyak aspek yang perlu ditangani secara komprehensif, secara holistik
11:06Nah kalau saya bilang, untuk program-program yang sudah berjalan aja, kita tidak maksimal ya
11:15Artinya, banyak dengan cerita mengenai Pak Pertarung, yang ada masalah di sana-sini, lalu berganti menjadi FLPP, lalu akhirnya TAPERA
11:24Saya pikir, apapun programnya, yang penting itu harus dijalankan dengan maksimal dulu
11:33Harus dibuktikan ke masyarakat bahwa program tersebut memang efektif, banyak masyarakat menyukainya
11:41Sehingga dengan sendirinya pasti orang akan tertarik untuk mengikuti program tersebut
11:48Contohnya sekarang FLPP aja itu masih, saya pikir sosialisasinya masih terbatas
11:53Belum banyak yang mengetahui, sehingga orang yang sebenarnya membutuhkan itu masih
11:59Akses terhadap FLPP itu juga masih sangat terbatas
12:03Lalu kita berbicara mengenai program yang lain, TAPERA, dan ABADI
12:06Saya pikir, enggak perlu lah kita bermacam-macam bermain dengan tercampur-campur
12:12Seperti itu, apa yang ada dijalankan dengan maksimal
12:16Karena sampai sekarang saya lihat belum maksimal
12:19Oke itu dia, berarti memang kita akan lihat sejauh mana efektifitas program-program yang sudah digulihkan oleh pemerintah
12:25Terkait dengan penyediaan yang memujudkan bahwa negara hadir di masyarakat
12:30Untuk memberikan perubahan yang layak dan terjangkau
12:33Kita akan bahas lagi nanti di segmen berikutnya
12:35Pak Daniel dan juga Pak Anton, kita akan jadah dulu sebentar ya
12:37Dan Pemirsa, pastikan Anda masih bersama kami
12:48Ya Anda masih menyaksikan Market Review
12:50Pemirsa berikutnya ini kembali kami sampaikan data untuk Anda terkait dengan backlog perumahan di Indonesia
12:55Data selengkapnya bisa Anda saksikan di layar television
12:58Kita lihat perbandingannya antara tahun 2022 dengan 2023
13:02Lonjakan yang cukup signifikan dari 11 juta unit menjadi 12,7 juta unit kebutuhan perumahan dari masyarakat Indonesia
13:12Berikutnya, strategi pemerintah untuk mengatasi backlog perumahan
13:16Di tahun 2023 kita lihat ada dana FLPP 26,3 triliun untuk 229 ribu unit rumah
13:22Dimana 895 miliar rupiah untuk penyaluran 222 ribu unit subsidi bantuan uang muka
13:30Kemudian 52 miliar rupiah untuk pembayaran 13.993 unit bantuan administrasi
13:37Kemudian ada juga pembayaran tapera 1,09 triliun untuk penyaluran 7020 unit rumah
13:45Dan di tahun 2024 dana FLPP nya ada 13,72 triliun untuk 166 ribu unit rumah
13:53Which is berarti turun dibandingkan dengan tahun 2023 lalu
13:56Kemudian ada 0,68 triliun untuk 166 ribu unit subsidi bantuan uang muka
14:04Dan pembayaran taperanya 0,83 triliun untuk 7251 unit rumah
14:12Baik kita akan lanjutkan kembali perbincangan bersama dengan Bapak Daniel Jumali dan Bapak Anton Sitorus
14:17Baik, nah Pak Anton kalau kita review tadi beberapa data yang sudah disampaikan
14:22Mungkin Pak Daniel juga sudah memberikan sinyal begitu
14:25Yang penting eksennya nih, eksennya dari beberapa program yang sudah digadang-gadang
14:29Ataupun yang mungkin sudah ada lah untuk bisa mendukung lagi pembangunan perumahan Indonesia
14:34Bagaimana pandangan Anda tadi yang dilihat ini belum optimal begitu nih Pak Anton?
14:39Ya memang seperti yang sudah saya sampaikan belum maksimal
14:44Karena pertama masyarakat yang menjadi target marketnya itu belum semuanya tahu program-program ini
14:51Lalu di sisi lain juga memang alokasi dari pemerintah juga kan terbatas
14:56Tadi Pak Daniel sempat singgung mengenai kuota
14:59Jadi dengan keterbatasan anggaran dan kuota tersebut membuat program ini nggak maksimal gitu
15:08Karena baru sampai bulan ke-8 aja kuotanya udah habis
15:13Jadi saya pikir yang perlu diperhatikan di sini adalah bagaimana dari pemerintah memberikan fokus atau perhatian yang cukup
15:22Yang diimplementasikan mungkin dalam anggaran, dalam penyediaan alokasi dan kuota sebagainya
15:29Supaya yang sudah berjalan ini, FLPP ini bisa lebih bertumbuh gitu
15:36Karena kalau misalnya FLPP ini bisa berkembang dan masyarakat makin mengetahui bahwa ada program bagus seperti ini
15:44Tentu masyarakat akan secara superela ikut program ini gitu
15:49Bukan seperti yang belakangan ini terjadi kan pemerintah ingin mewajibkan gitu
15:54Jadi kalau misalnya mewajibkan itu yang memberatkan kan
15:59Nah sementara kalau misalnya program yang sekarang berjalan FLPP itu kan superela
16:03Artinya siapa yang memiliki kebutuhan dan dia eligible
16:08Dia bisa untuk mendaftar program FLPP tersebut sehingga mendapatkan bantuan
16:13Nah harusnya ini yang dimaksimalkan dulu gitu ya
16:17Melalui tadi itu, melalui anggaran, penyediaan lahan, kuota, dan juga sosialisasi
16:23Supaya semua orang tahu
16:26Kalau misalnya program ini menjadi populer di masyarakat
16:30Kan nggak perlu repot-repot lagi ngomongin soal harus begini, harus begini, segala macam
16:34Jadi orang tentunya terbondong-bondong
16:36Nah ini saya pikir disamping program yang lainnya
16:40Seperti KPR komersial yang sudah berjalan
16:43Baik diakan oleh bank swasta maupun juga bank pemerintah
16:46Ini kalau dikoordinasikan bersama-sama
16:49Ini dampaknya akan sangat bagus mas
16:53Yang menarik kalau kita lihat di tahun 2023 FLPPnya 229.000 unit
16:58Di tahun 2024 ini justru turun dari unit rumahnya kemudian nilainya sendiri
17:03Nah ini bagaimana?
17:04Sementara backlognya dari tahun 2022 sampai 2023 sudah mengalami lonjakan yang cukup signifikan
17:10Ya itu dia, makanya kan kita nggak tahu ya di dalam anggaran pemerintah
17:15Kenapa bisa seperti itu
17:17Apa mungkin ada alokasi ke sektor yang lain dan sebagainya
17:21Tapi harapannya kan kalau kita kan dari stakeholder property
17:25Ya pengennya ada pertumbuhan lah
17:27Supaya dari tahun ke tahun juga makin banyak
17:32Sehingga yang kita harapkan supaya program ini semakin didikmati oleh masyarakat yang membutuhkan
17:39Itu memang terjadi
17:40Bukan malah menurun seperti ini
17:45Lantas bagaimana Pak Daniel Jemali Anda melihat posisi seperti saat ini
17:48Dari sisi unitnya berkurang
17:50Kemudian Anda lihat juga kuota untuk rumah subsidi
17:53Yang memang benar-benar bisa dirasakan langsung manfaat oleh masyarakat
17:56Mendengah bawah pun sudah mulai terbatas
18:00Ya itu masalahnya
18:02Memang bagus kita mikirin buat tahun ke depan
18:05Tapi yang lebih perlu dipikirkan yang saat ini seharusnya
18:09Untuk tahun ini
18:10Kalau kita lihat tahun lalu kuota terserap lebih dari 220 ribu
18:15Padahal ada pinjaman dari tahun ini punya
18:20Untung aja ada angsuran yang masuk sehingga bisa kembali 166 ribu
18:25Jadi sebenarnya kalau kita lihat
18:27Apalagi sebelum-sebelum pandemi
18:29Saat dan sekarang itu kita pernah
18:33Buat kuota ya realisasi rumah subsidi saja
18:36Belum termasuk rumah menengah
18:39Rumah untuk yang atas maupun untuk rumah susun
18:43Itu rumah subsidi saja
18:45Pernah kita capai tahun sekitar 2018 itu
18:48Kita sudah mencapai 267 ribu
18:51Dan di tahun 2019
18:53Itu sampai hampir mendekati 300 ribu
18:56277 ribuan
18:58Sehingga waktu itu karena kuotanya kurang
19:00Terpaksa kita kirim surat kepada presiden
19:03Ini kali pun kita sudah kirim surat ke presiden
19:06Dan biasanya kalau sudah presiden turun
19:08Harusnya ada tambahan kuota
19:10Waktu itu keluar tambahan namanya
19:12Subsidi selisih bunga 15 ribu
19:14Lumayan jadinya
19:16Nah langkah ataupun bagaimana
19:19Bagaimana kiat-kiat dari APRC sendiri
19:21Untuk menjaga keadaan saat ini
19:23Sementara di satu sisi kita tahu
19:25Pendanaan ini menjadi hal yang utama juga
19:27Untuk membiayai pembangunan perumahan
19:29Khususnya bagi masyarakat MBR dan juga
19:31Masyarakat berpenghasilan tanggung tadi
19:33Kalau kita bicara mengenai generasi milenial
19:35Apun kita lihat yang saat-saat ini juga
19:38Tengah mencari rumah
19:42Ya sebetulnya kalau kita lihat ya
19:44Ini sektor property ini sangat menyerap tenaga kerja
19:49Kita sudah hitung waktu pandemi aja
19:51Sekitar ada lebih belasan juta yang terserap
19:55Itu dari sektor property-nya
19:57Karena mereka kan tenaga kerja langsung terlipat
20:03Tapi kalau kita lihat lagi
20:05Ada lebih dari 170 sektor lainnya yang terkait dengan property
20:10Mulai dari batu semen sampai ke atap
20:12Sampai setelah tinggal perlu alat barang semua
20:15Jadi sebetulnya
20:16Yang menyerap tenaga kerja ini luar biasa besar
20:19Dan perlu diingat sebagian juga ada
20:21Selain-selain pabrik-pabrik industri
20:25Juga ada sektor OMKM yang terlipat disini
20:28Jadi sebenarnya ini
20:30Dan pemerintah sudah mengakui lewat BKPM
20:32Bahwa sektor property dan infrastruktur ini
20:35Itu teratas menyerap tenaga kerjanya
20:39Juga untuk investasinya dari dalam negeri
20:42Nah ini yang perlu diperhatikan
20:44Baik, terakhir Panton bagaimana proyeksi Anda
20:46Terkait dengan sektor property Indonesia
20:48Di tengah tali tantangan dari sektor pembiayaan
20:50Pengadaan perumahan sendiri
20:52Dengan beragam program yang sudah digulirkan pemerintah ini
20:56Ya sebelum ke situ saya mungkin mau tambahin
20:58Yang mengenai masalah perumahan ini
21:00Jadi harapan kita pemerintah
21:02Itu kan sebagai otoritas dan enabler ya
21:05Yang memujukkan pembukaan perumahan ini
21:08Nah selama ini kan memang
21:10Pemperumahan itu kan hanya bagian dari menterian PUPR
21:13Hanya di bawah dirjen gitu ya
21:16Jadi fokusnya terbatas
21:18Nah makanya kalau kita mau berbicara mengenai perumahan
21:21Ya mungkin lebih ada baiknya
21:24Dikembalikan seperti dahulu
21:26Perumahan Rakyatutuh ada satu Kementerian khusus
21:28Yang memiliki program anggaran dan fokus
21:32Yang cukup memadai gitu untuk mengatasi masalah ini
21:36Jadi itu harapan kedepan lah
21:38Nah mengenai proyeksi property
21:40Ini yang sekarang kita waspadai adalah
21:42Pertama kenaikan suku bunga secara global
21:45Yang juga berpengaruh ke Indonesia
21:47Lalu seperti kita tahu secara fundamental
21:52Ekonomi dunia juga kan masih dibayang-bayang oleh
21:55Kondisi geopolitik dan sebagainya
21:57Nah kelemahan yang berpotensi
22:00Mempengaruhi daya beli masyarakat ini
22:03Yang mungkin perlu diwaspadai kedepannya
22:05Kalau kita lihat tadi seperti saya bilang di awal
22:07Bahwa tren awal tahun ini sudah ada perbaikan
22:09Tapi kalau misalnya suku bunga dan daya beli ini melemah
22:14Kemungkinan trend line pertambahan pertumbuhan yang terjadi ini
22:19Akan sedikit tersendat tahun ini
22:21Tapi harapan kita ya kembali lagi
22:25Intip-intip dari pemerintah ini bisa terus berlanjut
22:28Seperti PPNDTP kan ini akhir bulan ini
22:30Sebenarnya yang pemotongan 100% sudah selesai
22:32Dari Juli sampai Desember itu kan hanya yang 50%
22:36Mungkin pemerintah bisa melihat kembali
22:39Apakah memang perlu diperlanjutkan lagi yang potongan 100%
22:43Dan ke depannya juga akan seperti apa
22:46Ini karena akan sangat berpengaruh kepada
22:48Dinamika transaksi penjualan properti secara langsung di lapangan
22:54Baik, baik Panton
22:55Berarti memang insentif masih tetap dibutuhkan begitu ya
22:57Dari sisi pemerintah kepada masyarakat, kepada pengembang
23:01Sehingga masyarakat juga bisa membeli rumah dengan harga yang terjangkau
23:04Tadi dengan kualitas yang tetap terjamin
23:06Meskipun masuk dalam perumahan bersubsidi tadi
23:09Yang sudah disampaikan oleh Pak Daniel Jumali
23:11Baik, Pak Daniel Panton terima kasih banyak
23:13Atas waktu dan sharing yang sudah anda sampaikan
23:15Terkait dengan perkembangan dari industri properti
23:17Dan bagaimana upaya pemerintah bagaimana mencari lagi sumber-sumber pendanaan
23:21Membiayai pembangunan perumahan bagi masyarakat di Tanah Air
23:24Selamat melanjutkan aktivitas anda kembali
23:26Salam sehat Pak Daniel Panton
23:28Terima kasih
23:29Salam sehat, terima kasih Pak Mas Prasetyo, Mas Anton
23:34Sampai ketemu lagi
23:35Satu jam sudah saya menemani anda dalam Market Review
23:38Perbaiki terus informasi anda hanya di IDX channel
23:40Your Trustworthy and Comprehensive Investment Preference
23:43Karena urusan masa depan harus terdepan
23:45Aku Investor Saham, saya Prasetyo Wibowo
23:48Berserta kerabat kerja yang bertugas undur diri
23:51Terima kasih dan sampai jumpa
24:03Terima kasih
24:33Terima kasih
25:03Terima kasih

Recommended