CHIEF TALK: Cerita Agustinus Purna Irawan Menjadi Rektor UNTAR

  • 7 months ago

Rektor Universitas Tarumanagara (UNTAR) Prof. Dr. Ir. Agustinus Purna Irawan, menjelaskan perjalanan dirinya dipilih menjadi rektor Universitas Tarumanagara (UNTAR). Baginya menjadi seorang rektor memiliki tantangan, salah satunya harus menjadi pribadi yang lepas dari dirinya sendiri. 

 

Host: Herjuno Syaputra

Category

🗞
News
Transcript
00:00 [MUSIK]
00:04 Kembali lagi di Chief Talk dan masih bersama saya Herjuno Syaputra dan juga Rektor Universitas Star Rumah Negara,
00:11 Bapak Profesor Dr. Insinyur Agustinus Sepurna, Irawan, Chief, ya kita kembali lagi Chief di Chief Talk ya.
00:19 Saya tuh bangga gitu dengan diri saya, karena berhadapan dengan seorang Rektor ya,
00:25 karena pasti kalau mahasiswa berhadapan sama Rektor pasti itu langka banget ya Chief.
00:29 Betul, betul. Ini saya sebenarnya psikologi Chief, bentar ya, masih semester 4 Chief.
00:34 Oke, Chief kalau kita bicara Anda sebagai Rektor, tadi kan pertanyaan saya di awal adalah kalau secara personal,
00:42 apa yang Anda rasakan ketika, dari 2016 ya Chief? 2016.
00:47 Lumayan loh Chief. 8 tahun.
00:49 Lama sekali, 2 tahun lagi 1 dekade Chief. Oke, bicara Anda sebagai Rektor Chief, apa yang Anda rasakan
00:56 dari 2016 sampai sekarang? Bebankah atau seperti apa Chief?
01:00 Ya pada saat saya ditunjuk sebagai Rektor, saya juga mengalami situasi yang sebenarnya tidak mudah ya,
01:07 karena menghadapi sekian banyak orang, mahasiswanya 16 ribu, dosenya 1 ribu, karyawannya berapa,
01:13 itu menjadi tanggung jawab kan. Tanggung jawab itu pertama, tanggung jawab secara keseluruhan sebagai organisasi,
01:19 harus bisa menghasilkan finansial yang cukup untuk membiayai seluruhnya,
01:24 tapi juga harus mengendalikan kualitas, memberikan layanan yang bermutu, dipercaya oleh masyarakat.
01:31 Nah, menjadi seorang Rektor itu yang pertama-tama memang harus menjadi pribadi yang sudah lepas dari dirinya sendiri.
01:38 Itu menurut saya penting. Harus selesai dulu. Harus selesai dengan dirinya sendiri.
01:42 Waduh ini kayak capres nih dayanya Chief ya.
01:44 Iya. Harus lepas dari diri sendiri.
01:48 Makanya harus, karena dia akan menjadi role model.
01:52 Menjadi orang yang menjadi panutan, menjadi ujung tombak dari suatu perubahan tinggi,
01:58 memimpin perubahan tinggi, mewakili perubahan tinggi di mana saja.
02:01 Bicara seperti politikus, membangun reputasi, gitu kan.
02:07 Sekaligus juga dia sebagai akademisi, sebagai periset, dia harus mengajikan risetnya,
02:12 dia harus menyampaikan pemikirannya, bagaimana dia mengelola administratif,
02:17 mengendalikan mutu, tapi dia juga harus bermutu.
02:19 Nah itu dia, itu tantangan yang luar biasa bagi seorang rektor.
02:23 Ini saya dengarnya kompleks sekali.
02:25 Komplikated.
02:27 Pusing kalau saya dengarin. Tapi benar tadi bagaimana akademisi sebagai juga leader ya.
02:32 Betul.
02:32 Chief ya, dan juga tadi.
02:34 Ibaratnya tadi politikus juga dalam satu, misalnya kalau kita bicara peran,
02:38 untuk mempengaruhi, reputasi, memimpin, seperti itu.
02:43 Tapi Chief, dari 2016 sampai 2024,
02:46 apakah tiap tahun tantangannya berbeda?
02:49 Makin baik kah? Makin gampang kah? Atau makin susah, Chief?
02:54 Ya, memang di awal-awal tantangannya pasti lebih berat ya.
02:57 Karena kita akan membangun sistem, membangun kepercayaan masyarakat,
03:00 itu kan kita harus bangun.
03:01 Dan itu harus dipertahankan.
03:03 Tahun-tahun berikutnya, tantangannya berikutnya adalah,
03:06 misalnya kita harus mendapatkan sejumlah mahasiswa tertentu,
03:09 untuk mendapatkan pembiayaan, misalnya.
03:12 Tahun berikutnya adalah orang bicara lagi tentang prankingan, misalnya.
03:15 Kita juga sebagai ujung tomba, sebagai pemimpin,
03:19 selalu ditanya prankingnya bagaimana.
03:21 Setelah prankingnya bagaimana, nanti agritasinya bagaimana.
03:24 Bagaimana capaian yang lain lagi, capaian kinerja yang lain lagi.
03:27 Setiap hari ada tuntutan yang berbeda.
03:30 Karena persaingan di antarpuluhan tinggi juga luar biasa.
03:33 Nah itulah kata kuntinya, rektor harus bisa membangun reputasi berkelanjutan.
03:37 Kalau pertanyaannya sekarang, Chief,
03:40 kalau saya lihat, berarti kalau kita flashback ini dari 2024, 2016,
03:45 8 tahun yang lalu, sekarang aja masih muda, berarti 2016 masih sangat muda dong.
03:50 Nah mungkin pertanyaan banyak orang nih,
03:52 kok ada ya rektor yang masih muda?
03:56 Ini mungkin Chief bisa berbagi tips lah.
04:00 Apa hal yang dilakukan atau sesuatu yang Chief rasakan di 2016?
04:09 Karena kan mungkin nggak banyak rektor,
04:11 karena image orang ketika bicara rektor pasti sudah cukup senior.
04:18 Chief, punya beberapa tetanggapan seperti itu nggak sih?
04:20 Respon dari banyak orang di sekitar?
04:22 Ya, pertama saya juga merasakan ya ada beban seperti itu,
04:25 kita menghadapi banyak senior dan seterusnya.
04:27 Tapi karena ini sudah suatu penugasan,
04:30 maka ya kita harus menyesuaikan dengan tugas itu sendiri.
04:33 Misalnya kedewasaan kita, cara berbicara kita, cara bekerja.
04:38 Saya disuruh, diminta untuk mengajar apa saya, saya kerjakan.
04:41 Saya melakukan riset, saya melakukan riset.
04:43 Saya melakukan publikasi, saya melakukan publikasi.
04:45 Untuk apa?
04:46 Karena saya akan meminta dosen saya melakukan yang sama.
04:49 Maka saya harus memberikan contoh, saya harus melakukan itu.
04:53 Kalau saya bisa dengan waktu yang sudah sangat terbatas ini,
04:57 mereka harusnya lebih bisa dari saya.
05:00 Nah saya selalu menunjukkan itu.
05:01 Dan selama ini sih semuanya baik-baik saja, bisa berjalan,
05:05 karena kita juga ikut terlibat di dalam permasalahan si dosen, si mahasiswa.
05:10 Kita terjun langsung di situ, jadi mengalami juga situasi itu.
05:14 Jadi jiwanya juga ikut muda ya, Cip.
05:16 Betul.
05:18 Karena kalau kita ditanya, saya jujur ditanya ketika bicara rektor tadi juga,
05:22 "Siapa tamunya rektor?"
05:23 Wah, ini senior, yang memang nyata di umurnya senior.
05:28 Tapi ternyata jauh di luar ekspektasi saya masih muda, jiwa muda,
05:31 dan tadi semangatnya luar biasa.
05:33 Cip, kita bicara karir yang panjang.
05:37 Kan kalau kita lihat ketika karir seseorang panjang,
05:42 endurance-nya juga harus luar biasa.
05:45 Karena perjalanannya panjang, seperti itu ya.
05:48 Nah kalau Cip sendiri, value atau hal apa sih Cip yang bisa bagi untuk teman-teman yang misalkan Cip Talk ini
05:55 agar mereka punya karir yang baik,
05:59 tapi juga endurance-nya tetap seperti Cip,
06:01 mau berkembang, lintas generasi seperti itu.
06:05 Pertama kata kucinya adalah kita punya keteguhan, kesungguhan dalam bekerja sesuai bidang kita.
06:11 Yang kedua, kita tidak boleh yang namanya melepaskan belajar sepanjang hayat.
06:15 Belajar terus-terusan.
06:18 Karena ini kan terus berkembang.
06:20 Setiap tahun mahasiswanya ganti, sekarang generasi Z misalnya.
06:23 Kita tidak menyesuaikan, kita ditinggal.
06:26 Maka kita punya adaptasi yang cepat terhadap perubahan ini.
06:29 Itu salah satu kota kuci saya pikir.
06:31 Ini kedengarannya mungkin klise, kalau kita sering dengarkan belajar tiap hari.
06:36 Tapi ini yang memang mau tidak mau ya Cip, apapun bidangnya, apapun jabatannya,
06:40 ketika kita berhenti belajar, kita akan ya senaknan.
06:44 Termasuk ini menjadi seorang rektor, tadi yang dibilang Cip Agustinus,
06:47 bahwa terus belajar, terus adaptasi, dan akhirnya tadi bisa dari 2016 sampai 2024 saat ini ya Cip.
06:55 Oke Cip, kalau bicara sekarang kita ke pengalaman.
07:00 Iya pengalaman ya.
07:01 Atau prestasi atau hal yang mungkin bagi Cip sesuatu yang memorable,
07:06 yang tidak mungkin bisa dilupakan selama menjabat.
07:09 Ada nggak Cip?
07:10 Iya, saya bersyukur ya dalam perjalanan saya sebagai dosen, kemudian berkarir juga sebagai rektor ini.
07:18 Ada beberapa prestasi yang melekat lah sebagai individu dosen.
07:23 Saya pernah 2011 itu menjadi dosen terbaik di Jakarta.
07:26 Oke.
07:27 Itu pernah.
07:28 Kemudian tahun 2019 saya menjadi rektor PTS terbaik di Indonesia.
07:33 Baik.
07:34 Tahun 2023 kembali saya mendapatkan anugerah juga di Akademi Leader Award dari Kementerian.
07:40 Ini kita sama-sama lihat tuh Cip, di layar.
07:42 Di layar ada ya.
07:44 Oke.
07:45 Ya itu yang tahun 2019, ada yang tahun 2023 juga saya dapet ya.
07:50 Luar biasa, saya terima kasih juga Kementerian sudah memberikan saya penghargaan itu.
07:56 Kemudian secara pribadi saya profesional, saya juga mendapatkan penghargaan dari insinyur profesional, dari ASEAN.
08:04 Oke.
08:05 Ya itu satu, menurut saya itu satu penghargaan secara profesional sebagai bidang saya ke insinyuran.
08:09 Baik.
08:10 Kemudian untuk untar sendiri, saya bisa membawa banyaklah kegiatan-giatan yang kemudian prestatif untar.
08:17 Saya juga bersyukur ya.
08:18 Baik.
08:18 Itu juga satu prestasi yang saya pikir sebagai rektor tidak mungkin saya lupakan.
08:24 Karena itu perjuangan yang tidak hanya saya lakukan, tapi juga oleh komunitas dalam kebersahannya dengan para mitra.
08:29 Saya pikir itu suatu yang luar biasa.
08:31 Menarik.
08:32 Dan tadi Cip membuktikan bahwa di usia yang muda, everything is possible kalau mau berusaha ya Cip ya.
08:38 Betul.
08:39 Karena kalau kita lihat kan dengan pengalaman Cip dan segala macam yang sudah dilalui pasti tidak mudah.
08:44 Dan saya secara personal ketika bicara dengan Cip sebagai rektor ini sangat nyaman.
08:50 Karena kalau kita bicara misalnya ada pendidik dan anak didik kadang ada barrier ya Cip.
08:56 Ya.
08:56 Kadang yang mereka sungkan untuk ngobrol dan ternyata Cip sebagai rektor juga luar biasa.
09:02 Terima kasih.
09:05 Terima kasih.
09:05 Cip, satu bungkin terakhir.
09:06 Ya.
09:07 Harapannya untuk untar.
09:08 Harapan untar ya.
09:11 Jadi saya berharap untar nanti tahun ini ulang tahun ke-65.
09:15 Untar terus bisa menjadi satu peruntungan tinggi pilihan masyarakat.
09:20 Bisa dipercaya, prestasinya juga bisa membawa harum sifat akademika.
09:26 Juga untuk nusadan bangsa lah.
09:28 Kami kan sekarang dengan tagline baru ya, Untar Untuk Indonesia yang kami luncurkan tahun 2019.
09:34 Untar Untuk Indonesia.
09:34 Ya itu tahun 2019 pada saat ulang tahun untar ke-60.
09:38 Kemudian tahun ini kita tambahkan Untar Untuk Indonesia, Untar Untuk Dunia.
09:42 Oke.
09:42 Ya supaya karya-karya kita tidak hanya nasional tapi kita juga bisa berkontribusi ke internasional.
09:49 Baik.
09:49 Saya kira itu sesuatu yang selalu kita dorong, kita harapkan dan saya yakin dengan kolaborasi,
09:56 dengan kebersamaan di Untar juga dengan para mitra itu bisa dicapai.
09:59 Baik, karena kalau kita lihat peran akademis si universitas di zaman sekarang ya Cip ya.
10:05 Apalagi kita bicara demokrasi di tanah air tidak bisa dikesampingkan bagaimana ya pendidik
10:12 dan tadi sifat akademika mereka punya peran penting dalam membangun bangsa
10:17 dan kalau lebih besar lagi membanggakan sama bangsa di dunia ya Cip.
10:21 Sukses untuk Untar.
10:22 Terima kasih.
10:23 Saya senang sekali punya kesempatan ini.
10:26 Nanti kita diajak ya Cip ke Untar.
10:29 Harusnya berkunjung, jadi melihat apakah saya sampaikan ini ada sesuatu yang berbeda atau
10:33 tidak, karena teman saya banyak sih Untar juga, sehaudara juga lagi sekolah di Untar.
10:41 Terima kasih.
10:42 Jadi memang ini kesempatan yang luar biasa untuk menawarkan Untar dan juga Cip.
10:45 Tapi harapan saya makin banyak mahasiswa berprestasi ya, tidak hanya dari Untar,
10:50 tapi dari Universitas Penampun yang mampu tadi membanggakan bangsa dan negara dengan
10:56 karyanya masing-masing.
10:57 Cip terima kasih, Rektor Universitas Starumadagara, Bapak Profesor, Doktor, Insinyur Agustinus Purna.
11:02 Irawan atas kesempatannya.
11:04 Sehat-sehat Cip.
11:05 Terima kasih.
11:05 Sampai ketemu lagi.
11:06 Insya Allah kita di kesempatan yang lainnya.
11:08 Dan demikian perbincangan kita tadi bersama Rektor Universitas Starumadagara, Bapak Profesor,
11:14 Doktor, Insinyur Agustinus Purna.
11:15 Irawan dalam program Cip Talk.
11:17 Kali ini saya Arjuno Syaputra.
11:18 Pamit undur diri.
11:19 Terima kasih.
11:20 Sampai jumpa.
11:21 [MUSIK]
11:24 [MUSIK]
11:27 [MUSIK]
11:29 [MUSIK]
11:39 [MUSIK]
11:55 [MUSIK]
11:57 [MUSIK]
12:07 [MUSIK]

Recommended