Pendulang Suara PDIP Saat Pemilu, Benarkah Jawa Tengah Jadi Kandang Banteng_

  • tahun lalu
POJOKSATU.id - Provinsi Jawa Tengah sangat identik dengan julukan Kandang Banteng terutama dalam kontestasi politik.

Sebutan tersebut dikaitkan dengan kekuatan politik dan massa pendukung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang sangat mendominasi di Jateng.

Jawa Tengah selama ini dikenal sebagai kawasan penghasil suara terbesar bagi PDI Perjuangan di Pemilu.

Baik di pemilu legislatif (pileg) maupun pemilu presiden (pilpres), Jateng banyak menyumbangkan suara untuk partai berlambang banteng itu.

Pada Pemilu Legislatif 2019, PDI-P mengantongi 128 kursi DPR RI dari 34 provinsi di tanah air.

Dari jumlah tersebut, 26 di antaranya disumbangkan oleh Jawa Tengah. Adapun total kursi di seluruh daerah pemilihan (dapil) Jateng berjumlah 77.

Perolehan kursi PDI-P di Jateng itu bahkan melampaui target partai yang semula "hanya" menginginkan 23 kursi.

Mundur ke Pemilu 2014, PDI-P mendapat 109 kursi DPR RI di tingkat nasional.

Lagi-lagi, Jateng menyumbangkan kursi dalam jumlah besar sebanyak 18. Saat itu, total kursi DPR RI di dapil Jateng berjumlah 69.

Pada Pilpres 2014, Jateng juga menjadi penyumbang suara terbesar bagi pasangan Jokowi-Jusuf Kalla, yakni 12.959.540 suara. Jokowi-JK pun berhasil melenggang ke kursi RI-1 dan RI-2 berbekal 70.997.833 suara nasional.

Beralih ke Pemilu Presiden pada Pilpres 2019 Jateng berkontribusi 16.825.511 suara untuk pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

Angka ini menjadi yang terbesar dibandingkan 33 provinsi lainnya. Saat itu, Jokowi-Ma'ruf meraup 85.607.362 suara secara nasional dan berhasil keluar sebagai pemenang.

Sebelum era Jokowi, Jawa Tengah juga menjadi penyumbang suara terbesar bagi pasangan capres-cawapres Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto yang bertarung pada Pilpres 2009.

Kendati pasangan Mega-Pro ini kalah oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang duet dengan Budiono, keduanya mendapat 6.694.981 atau 38,28 persen suara di Jateng.
Pemilu Presiden 2004 juga demikian. Perolehan suara Megawati yang berpasangan dengan Hasyim Muzadi paling banyak disumbangkan oleh Jateng.

Keduanya berhasil mengantongi 8.409.066 suara masyarakat Jawa Tengah, meski harus kalah dari pasangan SBY-Jusuf Kalla.

Pengamat politik dari Universitas Sebelas Maret Surakarta, Agus Riewanto mengungkap alasan ramai pendukung PDIP di Jateng.

Menurutnya, hal ini tak lepas dari ketokohan Soekarno dan jejak Partai Nasional Indonesia atau PNI di Jateng. Agus mengatakan, di Jateng partai bentukan Soekarno itu acap unggul.

PDIP yang bercikal dari PNI mendapat tempat khusus di hati masyarakat Jateng. Apalagi masih ada trah Soekarno di pucuk pimpinan partai. Yakni Megawati Soekarnoputri selaku Ketua Umum PDIP.

Menurut Agus, Soekarnoisme melekat kuat di Jawa Tengah. Wajar jika kemudian PDIP berkuasa di daerah ini. (Kartika)

#politik


Dianjurkan