• last year

Special Dialogue Okezone edisi HUT Kemerdekaan RI, dengan tema 'Sudahkah Disabilitas Merdeka?' Special Dialogue kali ini menghadirkan Staf Khusus (Stafsus) Presiden Angkie Yudistia.

 

Dalam kesempatan ini, Angkie Yudistia menjelaskan arti kemerdekaan bagi disabilitas
Transcript
00:00 [MUSIK]
00:18 Terkadang kesulitan harus kamu rasakan terlebih dahulu sebelum kebahagiaan yang sempurna datang kepadamu.
00:26 Itulah salah satu kutipan yang paling terkenal dari Raden Ajeng Kartini.
00:30 Sebelum Indonesia terbebas dari penjajahan negara lain, banyak pahlawan yang turun ke medan perang
00:37 untuk mendapatkan kebebasan atau kemerdekaan bangsa Indonesia.
00:41 Para pahlawan ini rela mempertaruhkan nyawanya untuk membela masyarakat Indonesia.
00:47 Dengan penuh rasa syukur, akhirnya kita menjadi negara yang utuh yaitu Indonesia.
00:55 Indonesia merupakan negara yang sangat luas.
00:58 Terdiri dari 38 provinsi yang dihuni ratusan, bahkan ribuan penerus bangsa.
01:04 Mereka lahir dengan berbagai kelebihan yang dianugerahi oleh Tuhan Yang Maha Esa.
01:10 Pemirsa, saya Safira Rahmani, inilah Indonesia Maju.
01:14 Telah hadir bersama kita salah satu putri bangsa Indonesia
01:21 dengan keistimewaannya telah membantu memberi kesempatan
01:25 untuk sahabat-sahabat istimewa kita di luar sana
01:28 untuk mendapatkan kesempatan yang sama sebagai penerus bangsa Indonesia.
01:32 Beliau adalah staff khusus Presiden Jokowi, Ibu Angki Yudistia.
01:37 Halo Ibu Angki, apa kabar?
01:40 Baik, terima kasih.
01:41 Ini enaknya dipanggil Ibu, Kakak atau apa nih Kak?
01:46 Apa aja, boleh ada senyamannya.
01:47 Boleh ya, senyamannya aja.
01:50 Oke, Kak Angki.
01:51 Jadi pemirsa, Kak Angki ini merupakan,
01:55 tercatat sebagai finalis Abang Noni Jakarta dari daerah Jakarta Barat, benar ya Kak?
02:01 Dan mendapat penghargaan sebagai The Most Fearless Female Kosmopolitan di tahun 2008
02:07 dan berbagai macam prestasi yang telah Kak Angki dapatkan.
02:10 Salah satunya nih pemirsa,
02:12 di tahun ini Kak Angki baru saja meluncurkan buku keempat
02:17 yang berjudul Menuju Indonesia Inklusi.
02:20 Kak Angki, kalau boleh diceritain sedikit,
02:24 apa sih isi buku dari Menuju Indonesia Inklusi ini?
02:27 Singkatnya, Menuju Indonesia Inklusi itu adalah perihal tentang literasi disabilitas.
02:35 Saya sebagai seorang penyandang disabilitas,
02:37 mungkin nggak kelihatan ya Mbak,
02:39 karena saya harus menggunakan alat bantu dengar.
02:42 Jadi alat bantu yang saya pakai ada di kedua tingkat kanan kiri saya.
02:47 Jadi saya ini adalah penyandang tuli, penyandang disabilitas,
02:51 yang nggak bisa dengar makanya harus pakai alat.
02:53 Jadi kalau ngobrol harus lihat dekat bibirnya.
02:56 Oke, berarti ini kalau aku ngomong, ngobrol sama Kakak ke dekat bibir?
03:01 Lihat dekat bibir.
03:02 Oh oke, oke.
03:03 Atau kadang-kadang teman-teman tuli lain ada yang pakai bahasa isyarat,
03:06 sekarang teknologi sudah mulai canggih.
03:08 Jadi sekarang itu sudah ada teknologi yang dimana
03:12 apa yang kita omongin bisa menjadi tulisan.
03:16 Wah keren banget.
03:18 Jadi inilah alat bantu untuk yang tidak bisa mendengar.
03:23 Jadi buku keempat ini adalah buku di mana proses.
03:28 Proses dari buku 1, buku 2, buku 3, buku 4.
03:31 Banyak banget pertanyaan-pertanyaan orang disabilitas itu apa,
03:35 disabilitas itu apa aja,
03:37 ragam penyandang disabilitas itu apa,
03:40 bagaimana negara mengakomodir disabilitas,
03:44 kebijakan-kebijakan apa aja,
03:47 terus implementasinya apa.
03:49 Mungkin terdengar isunya ini adalah isu yang serius ya,
03:53 tapi bukunya itu dikemas itu semenarik mungkin.
03:56 Iya, aku lihat sedikit itu banyak gambar-gambar yang lucu-lucu juga ya Kak Kian.
04:00 Betul, jadi kalau teman-teman sudah ada yang baca,
04:03 jadi itu banyak banget gambar-gambar, data, infografis, cerita.
04:08 Jadi bentuknya storytelling aja,
04:10 karena kita ingin siapapun yang membaca buku ini,
04:13 itu memahami bahwa penyandang disabilitas itu ada di sekitar kita,
04:17 dan kita berjuang bersama.
04:19 Benar banget, dan penyandang disabilitas ini juga punya kesempatan yang sama juga ya Kak,
04:24 seperti kita-kita ini,
04:26 yang mungkin punya kelebihan, tapi mereka juga punya kelebihan.
04:29 Betul.
04:30 Nah, Kak Angki, kalau boleh tahu nih,
04:33 apa sih arti kemerdekaan menurut Kak Angki sendiri?
04:36 Oke, arti kemerdekaan itu adalah
04:40 bagaimana kita sebagai masyarakat ini
04:44 berada di fase bernegara yang bebas secara diskriminasi,
04:49 tanpa harus merasa dikucilkan.
04:52 Aku tahu banget rasanya menjadi seorang disabilitas yang hidup sangat terbatas banget.
04:58 Gimana kita tahu kita pernah merasa dikucilkan,
05:02 kita tahu kita merasa dianggap gak mampu,
05:05 kita tahu dianggap gak bisa.
05:08 Kemerdekaan ini adalah momentum di mana lingkungan kita ini harus inklusif,
05:14 menerima penyandang disabilitas.
05:17 Bukan sebagai kelompok eksklusif atau charity based,
05:21 tapi bagaimana kita bisa menerima lingkungan inklusif ini,
05:26 disabilitas itu mampu untuk berdaya.
05:29 Benar, keren banget.
05:31 Dan juga seperti Kak Angki bilang tadi,
05:35 di hari kemerdekaan ini adalah untuk kita semua.
05:40 Karena kita sama-sama berjuang untuk membangkitkan,
05:43 untuk memajukan Indonesia itu sendiri.
05:46 Benar ya, Kak?
05:48 Kalau boleh tahu nih, siapa sih pahlawan yang Kakak idolakan?
05:52 Dan kenapa Kakak mengidolakan pahlawan itu?
05:57 Pahlawan, sebenarnya kalau pahlawan sehari-hari itu aku mengidolakan ibuku ya.
06:02 Bisa bayangin gak seorang ibu,
06:06 yang melahirkan anak, bayi seperti biasa,
06:10 terus tiba-tiba di usia 10 tahun anaknya harus mengalami disabilitas.
06:14 Itu gimana terlukaan seorang hati seorang ibu.
06:18 Karena biar bagaimanapun saya tumbuh hingga setik ini karena ibuku.
06:24 Mencari informasi di saat dulu teknologi gak secanggih sekarang.
06:29 Bagaimana aku bisa harus tetap sekolah.
06:33 Bagaimana aku harus bisa mendapatkan kualitas diri yang semakin berkembang.
06:38 Terus gimana aku harus bisa berteman dengan banyak orang tanpa harus.
06:43 Orang itu merasa kasian banget sih anaknya, gak bisa denger.
06:47 Jadi perjuangan ibuku tuh luar biasa banget ya.
06:51 Jadi sehingga membuat aku merasa bahwa di buku keempat ini pun aku memberikan halaman
06:56 buat ibuku menceritakan apa sih mimpinya, harapannya, perjuangannya itu gimana.
07:04 Karena buat aku adalah sosok ibu yang kuat.
07:07 Itu akan melahirkan, menumbuhkan anak disabilitas yang jauh lebih kuat.
07:12 Kalau ibu itu sedih, anak itu akan jadi bingung.
07:17 Jadi aku beruntung aku memiliki ibuku yang kuat banget.
07:21 Sehingga aku bisa seperti saat ini karena beliau.
07:24 Dan juga bisa lebih berbesar hati.
07:27 Kita juga jadi termotivasi karena ibu kita juga semangat gitu ya kak.
07:32 Nah tadi kakak bilang, dulu kan gak secanggih sekarang ya kak.
07:39 Ketika sekolah, kakak masuk ke sekolah khusus atau sekolah yang biasa?
07:46 Sekolah umum.
07:48 Karena aku lahir di Medan, itu penglahir doang nih ya kan.
07:53 Terus ikut pindah orang tua aku pindah-pindah.
07:56 Jadi aku pernah tinggal di Medan, Ambon, Ternatek, Bengkulu, Surabaya, Medan, Bogor, Jakarta.
08:05 Itu pindah-pindah.
08:07 Karena zaman dulu sekolah luar biasa itu gak banyak.
08:12 Gak semua kota, kabupaten itu memiliki sekolah luar biasa.
08:19 Jadi sehingga membuat orang tua aku menyalahkan aku di sekolah umum.
08:23 Susah, susah. Zaman dulu gak ada sekolah inklusif, mbak.
08:27 Bisa bayangin gak susahnya.
08:30 Akses pendidikan zaman dulu aku harus berhadapan dengan matah pelajaran yang sama dengan yang lainnya.
08:40 Aku harus berhadapan dengan teman-teman umum lainnya.
08:43 Aku harus mengerti dan memahami apa yang guru omongin.
08:48 Itu berat banget kan.
08:50 Tapi Alhamdulillah aku bisa melewati itu, bisa melewati fase-fase itu.
08:54 Karena biar bagaimanapun pendidikan adalah jendela dunia.
08:58 Orang tua aku selalu berpesan dan mengatakan bahwa seorang perempuan itu harus berpendidikan tinggi.
09:08 Lepas kamu disabilitas atau tidak.
09:10 Karena yang bisa menelamatkan diri kamu masa depan adalah kamu sendiri.
09:16 Kami orang tua adalah mengantarkan kamu dan membimbing kamu.
09:20 Keren sekali. Dan akhirnya inilah Angki Yudistia bisa berdiri di sini karena berkat doa dari seorang ibu.
09:27 Iya, benar.
09:28 Karena cita-cita seorang ibu, seorang bapak yang memiliki anak berkebutuhan khusus itu adalah anak yang mandiri.
09:35 Itu cita-cita semua orang aku yakin banget setiap aku bertemu dengan orang tua,
09:39 dimanapun sekolah luar biasa, komunitas atau apa, cita-cita mereka sama.
09:43 Gimana caranya anak itu bisa mandiri?
09:46 Tapi memang kalau ibuku bilang, saya harus berani tega.
09:50 Harus diceburin dulu.
09:52 Biar bisa berenang.
09:53 Benar. Jadi ibuku selalu bilang, "Kamu kalau sekolah pergi sendiri ya, nak?"
09:59 Enggak ada yang namanya antar jemput.
10:02 "Aduh, Mama."
10:05 Aku waktu tinggal di Bogor, aku kuliah di Jakarta.
10:09 Mamaku bilang, "Kamu pergi sendiri aja naik kereta. Atau kamu sendiri naik bis bisa.
10:14 Kalau kamu nggak kuat, kamu ngekos sendiri aja."
10:17 Sampai disuruh ngekos ya, Kak?
10:19 Iya, sebanyak ini nggak nangis ya, dong. Nangis.
10:22 Ya ampun, nyantar.
10:23 Dulu kereta kan nggak ada informasi, Mbak.
10:26 Jadi kalau dibilang, "Kereta Jakarta berangkat."
10:29 Aku nggak dengar. Kalau misalkan aku tanya, "Pak, mohon maaf, kereta ke Jakarta di mana?"
10:33 "Tuh, berangkat."
10:35 Saya nggak tahu.
10:36 Udah lewat.
10:37 Udah lewat. Jadi hal-hal kayak gitu ketinggalan.
10:40 Tapi aku belajar. Belajar itu adalah bagaimana aku harus bertanya orang.
10:45 Daripada kita malu bertanya sesak di jalan.
10:48 Dari ketinggalan di jalan.
10:50 Dari ketinggalan di jalan.
10:51 Dari ketinggalan di jalan.
10:52 Ketinggalan di jalan.
10:53 Ketinggalan di jalan.
10:54 Ketinggalan di jalan.
10:55 Ketinggalan di jalan.
10:56 Ketinggalan di jalan.
10:57 Oke, baik.
10:58 Nah, Kak Anggi kan sekarang menjadi staf khusus presiden.
11:03 Dan itu hal-hal apa yang menjadi concern atau fokus Kak Anggi sekarang ini?
11:09 Oke.
11:10 Dari tahun 2019.
11:13 Ditarik oleh Bapak Presiden Jokowi untuk menjadi staf khusus beliau.
11:19 Itu ceritanya gimana sih, Kak?
11:21 Itu 4 tahun yang lalu ya.
11:23 Jadi, kita nostalgia dulu. Flashback dulu.
11:25 Oke, flashback dulu.
11:27 Ya, memang staf khusus presiden adalah pilihan beliau.
11:31 Pilihan beliau.
11:32 Bagaimana kami dipanggil langsung, dipilih secara langsung oleh beliau.
11:39 Dan bagaimana dengan latar belakang kami, termasuk saya,
11:43 ini untuk hal-hal disabilitas, isu disabilitas.
11:47 Isu disabilitas ini kita memiliki undang-undangnya.
11:50 Undang-undang nomor 8 tahun 2016 tentang penyandang disabilitas.
11:54 Jadi, Bapak meminta pandangan, meminta riset data, meminta support
12:03 bagaimana negara ini hadir untuk penyandang disabilitas.
12:08 Jadi, sehingga kami berdua beserta jajaran beliau,
12:13 kementerian dan lembaga ini menghasilkan kebijakan publik
12:18 yang keberpihakan kepada penyandang disabilitas.
12:21 Jadi, dengan undang-undang nomor 8 tahun 2016 penyandang disabilitas,
12:26 Pak Presiden juga telah mensahkan sebanyak peraturan turunannya,
12:31 7 peraturan pemerintah dan 2 peraturan presiden.
12:34 Dan kita juga punya Komisi Nasional Disabilitas.
12:38 Artinya kalau negara punya Komnas HAM, Komnas Anang, Komnas Perempuan,
12:45 berbagai Komnas lainnya, dalam sejarah akhirnya Indonesia punya tahun 2022 kemarin.
12:51 Jadi, inilah concern Pak Presiden dan saya sebagai staff khusus Bileo,
12:58 nonstruktural, selalu berusaha untuk membangun komunikasi.
13:03 Baik itu tidak hanya untuk stakeholders, tapi juga untuk masyarakat.
13:09 Program yang dicanangkan telah berhasil dan menjadi PR juga untuk Kak Angki dan teman-teman yang lain.
13:18 Itu bagaimana kelanjutannya setelah ini?
13:20 Kelanjutan programnya?
13:25 Baiklah, program-program baik visi, misi Bapak Presiden secara teknis ini
13:31 ada dijalankan oleh kementerian dan lembaga.
13:34 Program-program itu tentu dijalankan sesuai dengan amanah undang-undangnya,
13:40 sesuai dengan peraturan Presidennya, peraturan Menterinya,
13:43 bahkan peraturan-peraturan terkait untuk pemerintah pusat.
13:50 Dan untuk pemerintah daerah tentunya juga bersinergi dengan daerah untuk peraturan daerahnya.
13:56 Bahwa program-program ini berjalan sesuai dengan peraturan yang ada.
14:00 Jadi kami di sini bertahun-tahun, 4 tahun di sini selalu mendorong setiap peraturan itu disahkan
14:08 baik pemerintah pusat, kementerian dan lembaga, dan juga pemerintah daerah.
14:13 Sehingga untuk kelanjutannya ini adalah implementasi antara pemerintah dan daerah
14:19 sesuai dengan peraturan-peraturan yang sudah ada.
14:23 Oh iya benar, dan itu juga nantinya akan bermanfaat untuk teman-teman disabilitas di luar sana.
14:29 Sehingga program-program itu tepat pada sasarannya, ini memang harus sinergi.
14:34 Bagaimana saling partisipasi aktif.
14:38 Partisipasi aktif itu nggak hanya sebagai pemerintah saja,
14:42 tapi bagaimana juga masyarakat, komunitas, dan banyak hal ya, swasta juga kita perlu
14:50 untuk kita saling bersinergi satu sama lain.
14:53 Sehingga menuju Indonesia maju, Indonesia inklusi, itu kita nggak bisa sendirian.
14:58 Kita harus saling bersinergi.
15:00 Benar banget.
15:01 Kak Angki, gimana sih perkembangan literasi disabilitas di Indonesia saat ini?
15:07 Tapi, sesaat lagi kita akan dengerin nih jawaban dari Kak Angki.
15:11 Pemirsa, bagaimanakah upaya untuk memperluas literasi disabilitas di Indonesia saat ini?
15:18 Akan kita bahas sesaat lagi, tetap di Indonesia Maju.
15:21 [Musik]

Recommended