Cara Kurban Panji Gumilang Beda dari yang Lain, Terkuak Nama Sesungguhnya Ternyata Ini

  • tahun lalu
Pimpinan Pondok Pesantren Al Zaytun, Panji Gumilang tengah menjadi sorotan lantaran pernyataannya memicu kontroversi.

Ia kini terlilit terkait dugaan penistaan agama.

Seiring dengan itu, sejumlah sikap kontroversinya pun muncul ke hadapan publik.

Salah satunya mengenai ajaran berkurban saat Idul Adha.

Panji Gumilang rupanya memiliki ajaran sendiri terkait berkurban. Ia mengajarkan bila berkurban tidaklah disembelih melainkan diternak.

Dia mengatakan, kurbannya bisa dicicil dan itu tidak dalam bentuk kambing dipotong. Kambingnya nanti diternak di sana, dikutip dari kanal YouTube Herri Pras.

Alasan Panji Gumilang adalah mereka memakai asas manfaat, di mana hewan-hewan kurban itu tidak dibiarkan untuk dipotong.

Tetapi dikembangbiakkan supaya lebih besar dan banyak.

“Kalau cuman dipotong, Cuma saat itu saja. Kambing, sapi itu diternak di sana, dibesarkan,” terangnya.

Akan tetapi, antan jamaah Ponpes Al Zaytun, Ken Setiawan mengatakan setelah diternak justru tidak tahu hewan-hewan tersebut lantas dimanfaatkan untuk apa.

“Kita nggak tahu, yang tahu Panji Gumilang,” sebut dia.

Diketahui, Panji Gumilang bernama lengkap Abdussalam Rasyidi Panji Gumilang.

Ia merupakan pria kelahiran Gresik, Jawa Timur, pada 30 Juli 1946.

Panji Gumilang mendirikan Pondok Pesantren Al-Zaytun pada 1996. Istri Panji Gumilang bernama Farida Al-Widad.

Dia memiliki seorang putri yang diberi nama Anis Khairunnisa. Wanita kelahiran 25 Mei 1980 ini pernah menjabat sebagai anggota DPRD Kabupaten Indramayu.

Sedangkan anak laki-laki Panji Gumilang bernama Imam Prawoto. Kini Imam menjabat sebagai rektor Institut Agama Islam Al Zaytun Indonesia (IAI AL-AZIS) Indramayu, Jawa Barat.

Sebagai pemimpin pondok pesantren, Panji Gumilang dinilai kontroversial karena sejumlah perkataan dan perbuatannya dinilai bertentangan dengan umat Islam pada umumnya.

Beberapa kontroversi yang mencuat belakangan ini diantaranya tata cara salat ied di pesantren tersebut yang berbeda, yakni dengan mencampurkan shat laki-laki dan perempuan.

Selain itu, di pesantren Al Zaytun juga terdapat sejumlah doktrin tak biasa, seperti menyanyikan lagu Yahudi, diduga menghalalkan perzinahan dan menyatakan pergi haji tak perlu ke Mekkah.

Akibatnya, ponpes yang ada di Kabupaten Indramayu itu sempat didemo oleh sekelompok orang. Mereka meminta kepada pemerintah agar menutup ponpes itu karena dinilai meresahkan.

Di balik sosoknya yang kini kerap kali mengundang kontroversi, terungkap masa lalu seorang Panji Gumilang.

Masa lalunya dibeberkan oleh seorang pria bernama Endang Rahmat (64) yang merupakan warga Desa mekarjaya, Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu.

Endang mengaku mengenal Panji Gumilang sejak era 1960an. Ketika itu nama Panji adalah Abdussalam.

Pria asal Pendeglang, Banten itu mengaku pernah menjadi tetangga Abdussalam alias Panji Gumilang.

Menurut Endang, pada era 1967-1968, Abdussalam dikenal warga Menes, Banten sebagai salah satu guru yang mengajar di madrasah tsnawiyah.

...

Category

🗞
News

Dianjurkan