Liputan6.com, Texas - Sebuah konferensi tahunan yang menyatukan penganut Bumi Datar atau disingkat FE (Flat Earthers), kembali digelar pada bulan ini. Mereka sedang merencanakan pelayaran ke ujung dunia untuk menemukan gunung es yang menahan lautan di seluruh tepian Bumi.
Pengarungan samudra mereka akan berlangsung pada tahun 2020, menurut keterangan dari situs web Flat Earth International Conference (FEIC) baru-baru ini mengumumkannya.
Enam+00:55VIDEO: Masa Jabatan Tersingkat, Liz Truss Mundur Sebagai Perdana Menteri Inggris
Pernyataan terkait rencana pelayaran penganut Bumi Datar ini muncul di situs web Flat Earth Society (FES), yang diduga sebagai organisasi FE resmi dan tertua di dunia, yang berasal dari awal 1800-an.
Apa yang menjadi target utama dari orang-orang ini adalah untuk membuktikan bahwa Bumi merupakan piringan pipih yang pinggirannya dikelilingi oleh dinding es dengan tinggi menjulang.
Perbesar
Seorang mantan astronau NASA membuat malu pendukung teori bumi datar dalam sebuah debat di TV. (Doc: JSC/NASA)
Gagasan kelompok Bumi Datar tersebut mendapat sindiran dari banyak kalangan, terutama mereka yang percaya Bumi berbentuk bak bola. Dalam menjalankan idenya, 'kaum' FE menerapkan sistem pemetaan laut dan teknologi navigasi --seperti GPS-- serupa dengan bentuk asli Bumi: bulat. Sesuatu yang dianggap lucu oleh kebanyakan orang.
Di satu sisi, FE berpendapat bahwa gambar yang menunjukkan cakrawala melengkung cuma sebuah kepalsuan semata, dan foto bulatnya Bumi yang diambil dari angkasa luar merupakan bagian dari konspirasi besar NASA dan badan antariksa lainnya untuk menyembunyikan kerataan Bumi.
Namun, orang-orang Yunani kuno --pada lebih dari 2.000 tahun lalu-- bahkan telah mampu mematahkan anggapan itu dengan menegaskan Bumi berbentuk menyerupai bola dan memiliki gaya gravitasi yang membuat segala sesuatu yang ada di planet ini tidak mental ke angkasa luar --saat Bumi berotasi.
Tetapi dalam diagram yang dibagikan di situs web FES, Bumi justru digambarkan sebagai piringan gepeng, mirip kue panekuk. Kutub Utara amblas di bagian tengah dan seluruh sisi Bumi yang melingkar dikelilingi oleh dinding es, sehingga lautan tidak tumpah.
Dinding es itu --yang dianggap oleh beberapa Bumi Datar sebagai Antarktika-- adalah tujuan pelayaran FEIC mendatang. Namun uniknya, grafik navigasi dan sistem yang memandu kapal pesiar ini didasarkan pada prinsip Bumi bulat, kata Henk Keijer, mantan kapten yacht yang punya pengalaman 23 tahun menjadi nahkoda.
GPS bergantung pada jaringan lusinan satelit yang mengorbit ribuan mil di atas Bumi. Sinyal dari satelit akan mengarah ke perangkat GPS (sebagai penerima), dan setidaknya tiga satelit diperlukan untuk menentukan posisi yang tepat karena kelengkungan Bumi, Keijer menjelaskan.
"Seandainya Bumi datar, total tiga satelit itu sudah cukup untuk memberikan informasi ini kepada semua orang di Bumi," kata Keijer. "Tapi nyatanya, jumlah tersebut tidak cukup, karena Bumi bulat."
Pengarungan samudra mereka akan berlangsung pada tahun 2020, menurut keterangan dari situs web Flat Earth International Conference (FEIC) baru-baru ini mengumumkannya.
Enam+00:55VIDEO: Masa Jabatan Tersingkat, Liz Truss Mundur Sebagai Perdana Menteri Inggris
Pernyataan terkait rencana pelayaran penganut Bumi Datar ini muncul di situs web Flat Earth Society (FES), yang diduga sebagai organisasi FE resmi dan tertua di dunia, yang berasal dari awal 1800-an.
Apa yang menjadi target utama dari orang-orang ini adalah untuk membuktikan bahwa Bumi merupakan piringan pipih yang pinggirannya dikelilingi oleh dinding es dengan tinggi menjulang.
Perbesar
Seorang mantan astronau NASA membuat malu pendukung teori bumi datar dalam sebuah debat di TV. (Doc: JSC/NASA)
Gagasan kelompok Bumi Datar tersebut mendapat sindiran dari banyak kalangan, terutama mereka yang percaya Bumi berbentuk bak bola. Dalam menjalankan idenya, 'kaum' FE menerapkan sistem pemetaan laut dan teknologi navigasi --seperti GPS-- serupa dengan bentuk asli Bumi: bulat. Sesuatu yang dianggap lucu oleh kebanyakan orang.
Di satu sisi, FE berpendapat bahwa gambar yang menunjukkan cakrawala melengkung cuma sebuah kepalsuan semata, dan foto bulatnya Bumi yang diambil dari angkasa luar merupakan bagian dari konspirasi besar NASA dan badan antariksa lainnya untuk menyembunyikan kerataan Bumi.
Namun, orang-orang Yunani kuno --pada lebih dari 2.000 tahun lalu-- bahkan telah mampu mematahkan anggapan itu dengan menegaskan Bumi berbentuk menyerupai bola dan memiliki gaya gravitasi yang membuat segala sesuatu yang ada di planet ini tidak mental ke angkasa luar --saat Bumi berotasi.
Tetapi dalam diagram yang dibagikan di situs web FES, Bumi justru digambarkan sebagai piringan gepeng, mirip kue panekuk. Kutub Utara amblas di bagian tengah dan seluruh sisi Bumi yang melingkar dikelilingi oleh dinding es, sehingga lautan tidak tumpah.
Dinding es itu --yang dianggap oleh beberapa Bumi Datar sebagai Antarktika-- adalah tujuan pelayaran FEIC mendatang. Namun uniknya, grafik navigasi dan sistem yang memandu kapal pesiar ini didasarkan pada prinsip Bumi bulat, kata Henk Keijer, mantan kapten yacht yang punya pengalaman 23 tahun menjadi nahkoda.
GPS bergantung pada jaringan lusinan satelit yang mengorbit ribuan mil di atas Bumi. Sinyal dari satelit akan mengarah ke perangkat GPS (sebagai penerima), dan setidaknya tiga satelit diperlukan untuk menentukan posisi yang tepat karena kelengkungan Bumi, Keijer menjelaskan.
"Seandainya Bumi datar, total tiga satelit itu sudah cukup untuk memberikan informasi ini kepada semua orang di Bumi," kata Keijer. "Tapi nyatanya, jumlah tersebut tidak cukup, karena Bumi bulat."
Category
š
Pembelajaran