Awal tersebarnya yahudi di Jazirah Arab dan penetapan Kiswah Ka'bah

  • 2 tahun yang lalu
Setelah Rabi’ah bin Nashr wafat, Kerajaan Yaman dikuasai oleh Hassan bin Tubaan As’ad Abu Karib.
Ayahanda beliau, yakni Tubaan As’ad, telah membentangkan jalan baginya. Yaitu ketika ia datang dari Timur menuju kota Madinah. Ia sengaja tidak membangkitkan amarah penduduknya. Kemudian ia menitipkan seorang putranya di sana yang kemudian dibunuh secara misterius. Kemudian Tubaan mengerahkan pasukan menuju kota Madinah untuk mengusir dan membumihanguskan penduduknya. Namun rombongan pasukan yang dipimpin Tubaan ini disambut oleh kabilah-kabilah Anshar yang dipimpin oleh ‘Amru bin Thallah, akhirnya pecahlah pertempuran antara kedua pasukan. Orang-orang Anshar bercerita: Mereka bertempur melawan pasukan Tubaan pada siang hari dan menjamu mereka pada malam hari. Hal tersebut membuat Tubaan takjub kepada mereka. Ia berkata: “Sungguh kaum yang kami perangi ini memang sangat mulia.”
Ketika kaum dari Tubba’ pimpinan Tubaan ini tengah mengepung kota Madinah, datanglah kepadanya dua orang rahib Yahudi yang ilmunya sangat luas. Mereka berdua mendengar bahwa Tubaan ini ingin meratakan kota Madinah dan membinasakan penduduknya.
Mereka berdua berkata: “Wahai baginda raja, janganlah teruskan niat Anda itu. Jika Anda tidak menghiraukan anjuran kami ini, baginda raja pasti terhalang menaklukkannya, dan kami tidak menjamin Anda terlepas dari adzab.”
Tubaan berkata: “Mengapa begitu?”
“Karena kota itulah tempat berhijrah seorang Nabi yang akan muncul dari kabilah Quraisy di akhir zaman nanti dan kota itulah yang akan menjadi tanah air dan tempat ia berdomisili.” jawab kedua rahib Yahudi itu.
Akhirnya Tubaan mengurungkan niatnya karena melihat ilmu yang dimiliki kedua rahib Yahudi itu. ia sangat tertarik dengan penuturan keduanya. Ia pun meninggalkan kota Madinah dan memeluk agama rahib itu (agama Yahudi)

Dahulunya Tubaan dan kaumnya adalah penyembah berhala. Dalam perjalanannya kembali ke Yaman, ia mengarahkan kaumnya menuju Mekkah. Ketika mereka tiba di daerah antara Usfaan dan Amaj, datanglah beberapa orang dari suku Hudzail bin Mudrikah. Orang-orang itu berkata kepadanya: “Wahai raja, maukah baginda kami tunjukkan kepada sebuah gudang harta yang tidak diketahui oleh raja-raja sebelum Anda? Di dalamnya terdapat mutiara lu’lu’, zabarjid, yaqut, emas dan perak!
“Tentu mau!” jawab Tuban.
“Sebuah rumah di Mekkah yang disembah-sembah oleh penduduknya dan mereka melakukan ibadah di sisinya.” kata mereka.
Sebenarnya dengan anjuran tersebut orang-orang suku Hudzail ini menghendaki kebinasaan Tubaan. Mereka tahu raja mana saja yang ingin merusak kehormatan Baitullah pasti hancur binasa.
Ketika Tubaan dan tentaranya sudah bersiap-siap melakukan anjuran mereka, ia bertanya terlebih dahulu kepada dua orang rahib Yahudi itu. Keduanya berkata: “Sebenarnya orang-orang itu (suku Hudzail) menghendaki kehancuran dirimu beserta pasukanmu. Kami tidak mengetahui adanya rumah suci yang dijadikan oleh Allah sebagai rumahNya selain Baitullah tersebut! Jika Anda menuruti anjuran mereka Anda