JAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Kesehatan menyebut, hingga saat ini tercatat ada 15 kasus dugaan hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya.
Tercatat 5 orang dilaporkan meninggal dunia, sementara 10 orang lainnya masih dirawat.
Kementerian Kesehatan mengatakan, ada 15 kasus hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya, terdeteksi di 5 provinsi sejak ditemukan kasus pertama pada (27/04) lalu.
Yaitu 11 orang di DKI Jakarta, 1 orang di Jawa Barat, 1 orang di Jawa Timur, 1 orang di Sumatera Barat, dan 1 orang di Bangka Belitung.
Hingga saat ini, tercatat 5 orang pasien dilaporkan meninggal dunia, sementara 10 orang lainnya masih dirawat.
Baca Juga Fraksi PDI-P Desak Pemprov DKI Lakukan Pencegahan Massal Hepatitis Akut Misterius di https://www.kompas.tv/article/287602/fraksi-pdi-p-desak-pemprov-dki-lakukan-pencegahan-massal-hepatitis-akut-misterius
Rata-rata pasien yang terkena hepatitis akut berusia 1-6 tahun.
Hingga kini belum bisa dipastikan apa yang menyebabkan munculnya penyakit hepatitis akut berat pada anak.
Penelitian sedang dilakukan bersama-sama oleh Indonesia, bekerja sama dengan WHO.
Sementara, Ikatan Dokter Anak Indonesia, IDAI menyebut meski investigasi belum selesai, orang tua diminta jangan panik dan mewaspadai gangguan pada saluran pernapasan dan pencernaan anak.
Selain meneruskan kebiasaan hidup dengan prokes, dalam antisipasi penularan penyakit melalui droplet, IDAI mengimbau untuk memastikan kebersihan makanan serta mengonsumsi makanan yang matang.
Kementerian Kesehatan melaporkan tiga kasus pertama di Indonesia dilaporkan pada 27 April 2022.
Sebanyak tiga pasien anak dirawat di Rumah Sakit Dokter Cipto Mangunkusumo, Jakarta.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, meminta rumah sakit dan dinas kesehatan untuk memonitor penyakit ini.
Menurut Menkes virus hepatitis akut menular melalui asupan makan yang masuk melalui mulut.
Masyarakat diminta untuk menjaga pola hidup sehat, makan dan minum yang sudah matang, serta tidak bergantian alat makan.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/287637/suspek-hepatitis-akut-terdeteksi-di-5-provinsi-idai-waspadai-gangguan-napas-pencernaan-anak
Tercatat 5 orang dilaporkan meninggal dunia, sementara 10 orang lainnya masih dirawat.
Kementerian Kesehatan mengatakan, ada 15 kasus hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya, terdeteksi di 5 provinsi sejak ditemukan kasus pertama pada (27/04) lalu.
Yaitu 11 orang di DKI Jakarta, 1 orang di Jawa Barat, 1 orang di Jawa Timur, 1 orang di Sumatera Barat, dan 1 orang di Bangka Belitung.
Hingga saat ini, tercatat 5 orang pasien dilaporkan meninggal dunia, sementara 10 orang lainnya masih dirawat.
Baca Juga Fraksi PDI-P Desak Pemprov DKI Lakukan Pencegahan Massal Hepatitis Akut Misterius di https://www.kompas.tv/article/287602/fraksi-pdi-p-desak-pemprov-dki-lakukan-pencegahan-massal-hepatitis-akut-misterius
Rata-rata pasien yang terkena hepatitis akut berusia 1-6 tahun.
Hingga kini belum bisa dipastikan apa yang menyebabkan munculnya penyakit hepatitis akut berat pada anak.
Penelitian sedang dilakukan bersama-sama oleh Indonesia, bekerja sama dengan WHO.
Sementara, Ikatan Dokter Anak Indonesia, IDAI menyebut meski investigasi belum selesai, orang tua diminta jangan panik dan mewaspadai gangguan pada saluran pernapasan dan pencernaan anak.
Selain meneruskan kebiasaan hidup dengan prokes, dalam antisipasi penularan penyakit melalui droplet, IDAI mengimbau untuk memastikan kebersihan makanan serta mengonsumsi makanan yang matang.
Kementerian Kesehatan melaporkan tiga kasus pertama di Indonesia dilaporkan pada 27 April 2022.
Sebanyak tiga pasien anak dirawat di Rumah Sakit Dokter Cipto Mangunkusumo, Jakarta.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, meminta rumah sakit dan dinas kesehatan untuk memonitor penyakit ini.
Menurut Menkes virus hepatitis akut menular melalui asupan makan yang masuk melalui mulut.
Masyarakat diminta untuk menjaga pola hidup sehat, makan dan minum yang sudah matang, serta tidak bergantian alat makan.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/287637/suspek-hepatitis-akut-terdeteksi-di-5-provinsi-idai-waspadai-gangguan-napas-pencernaan-anak
Category
🗞
Berita