Pangkalan Brandan Lautan Api, Peristiwa Pembumihangusan Tambang Minyak Pangkalan Brandan

  • 5 tahun yang lalu
TRIBUN-VIDEO.COM – Pangkalan Berandan adalah ibukota Kecamatan Babalan, Kecamatan Sei Lepan, Kecamatan Berandan Barat, dan Kecamatan Berandan Timur, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.

Terletak di pesisir pantai timur pulau Sumatera, sekitar 60 km di sebelah utara Kota Binjai.

Kelurahan ini terletak strategis karena dilalui oleh Jalan Raya Lintas Sumatera dan merupakan pintu gerbang provinsi Sumatera Utara relatif dari Aceh.

Pangkalan Berandan terkenal karena merupakan salah satu ladang minyak tertua di Indonesia dan telah dieksplorasi sejak zaman Hindia Belanda.

Terdapat 5 Unit Operasi Daerah Produksi di bawah Pertamina, Unit I yang membawahi daerah Aceh dan Sumatera Utara berkantor pusat di Pangkalan Brandan.

Belanda dan Jepang

13 Agustus menjadi peringatan perjuangan melawan Belanda yang dikenal dengan Pangkalan Brandan Lautan Api.

momen bersejarah ini juga dikenal sebagai Brandan Bumi Hangus yang terjadi pada 13 Agustus 1947.

Pada 1871 pengeboran sumur minyak pertama dilakukan di Cirebon.

Namun sumur produksi pertama adalah sumur Telaga Said di wilayah Sumatera Utara yang dibor pada 1883, disusul Royal Dutch Company di Pangkalan Brandan 1885.

Kegiatan ekploitasi minyak di Indonesia dimulai, tetapi hasilnya digunakan untuk kepentingan Belanda.

Sejak 1892 kilang minyak Royal Dutch di Pangkalan Brandan yang menjalankan usaha eksploitasi mulai memproduksi minyak secara massal.

Pada 1940-an, Pemerintah Hindia Belanda tidak dapat menahan serangan dari jepang yang menginvasnsi Indonesia.

Berbagai proyek minyak yang ada di Indonesia mulai dikuasai oleh Jepang termasuk kilang Minyak di Pangkalan Brandan.

Setelah berhasil menguasai Pangkalan Brandan, Jepang mengadakan perbaikan lapangan dan kilang minyak menggunakan Romusha dan pekerja yang dahulu terlah bekerja disitu.

Kapasitas produksi minyak yang awalnya hanya mencapai 30 ton per hari, berubah menjadi 10.000 ton per hari.

Pencapaian Jepang membuat Sekutu menjatuhkan bom Little Boy dan Fatman di Hiroshima dan Nagasaki.

Peristiwa tersebut membuat Jepang menyerah.

Pangkalan Brandan Lautan Api

Pasukan Sekutu bersama Belanda atau yang dikenal sebagai Agensi Militer I Belanda pada 21 Juli 1947 mengawali aksi bumi hangus.

Pasukan Sekutu keesokan harinya melancarkan serangan menuju arah Pangkalan Brandan.

Serangan dimuali dari Tandem hilir yang selanjutnya mengarah menuju Stabat.

Ketika itu para pejuang yang tergabung dalam Komando Langkat Area bertekat “Dari Pada Hidup Di Bawah Telapak Kaki Penjajah, Lebih Baik Mati Berkalang Tanah.”

Demikian pula keberadaan Tambang Minyak Brandan “Dari Pada Dikuasai Penjajah, Lebih Baik Musnah”.

Pembumihangusan tambang minyak Pangkalan Brandan diawali dengan meledakkan tanki-tanki besar, fondasi penyulingan, dan gedung-gedung perusahaan tambang minyak, sekitar pukul 03.00 dini hari, 13 Agustus 1947.

Akhirnya aksi ini dinamai Pangkalan Brandan Lautan Api.

Dianjurkan