Dalem Jayadipuran, Bangunan Cagar Budaya yang Menjadi Saksi Sejarah di Yogyakarta

  • 5 tahun yang lalu
TRIBUN-VIDEO.COM – Dalem Jayadipuran terletak di Jalan Brigjen Katamso 139 Yogyakarta dan dibangun pada 1847.

Bangunan bergaya klasik dengan bentuk limasan ini kini ditempati sebagai Kantor Balai Pelestarian Nilai Budaya Yogyakarta.

Pada awalnya, Dalem Jayadipuran bernama Dalem Dipowinatan.

Nama tersebut sesuai dengan nama pemilik, KRT Dipowinoto.

Setelah KRT Dipowinoto meninggal, Sultan Hamengku Buwono VII menghadiahkan rumah ini kepada menantunya, KRT Jayadipura.

Jayadipura dikenal sebagai seorang seniman yang serba bisa.

Karena ditempati Jayadipura, rumah tersebut kemudian lebih dikenal dengan Dalem Jayadipuran.

Bangunan Dalem Jayadipuran mengalami berulangkali pergantian pemilik.

Singkatnya, tanah beserta bangunan Dalem Jayadipuran menjadi milik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang kemudian difungsikan menjadi Kantor Balai Pelestarian Nilai Budaya Yogyakarta hingga sekarang.

Tempat Kongres Perempuan Indonesia I

Pada awal masa pergerakan nasional, muncul berbagai organisasi perempuan.

Hal tersebut tidak bisa lepas dari semangat kebangsaan dan kemerdekaan yang juga dirasakan oleh para perempuan.

Seiring dengan berjalannya waktu, organisasi-organisasi perempuan terus tumbuh dan meluas.

Pada waktu itu, organisasi politik besar juga sudah memiliki bagian yang terdiri dari para wanita.

Kesadaran mengenai peran dalam meraih kemerdekaan ini melahirkan Kongres Perempuan Indonesia I.

Kongres ini menempati Dalem Jayadipuran, tepatnya pada 22-25 Desember 1928.

Kongres ini diprakarsai oleh Ny. Sukonto (Wanita Utomo), Nyi Hajar Dewantara (Wanita Tamansiswa), dan Nn. Sujatin (Putri Indonesia).

Kala itu, Kongres Perempuan Indonesia I dihadiri kurang lebih 1000 wakil dari 30 organisasi wanita.

Di antaranya adalah Wanita Utomo, Aisyiah, Wanita Tamansiswa, Poetri Indonesia, Jong Islamieten Bond Dames Afdeling, Meisjeskring, dan Wanita Katholik.

Kongres Perempuan I Indonesia juga dihadiri organisasi pergerakan yang lain, seperti Boedi Oetomo, PNI, Partai Syarikat Islam dan Muhammadiyah.

Dianjurkan