Balap Karung, Permainan yang Dulunya Merupakan Pengaruh dari Belanda dan Kerap Dijadikan Ajang Lomba

  • 5 tahun yang lalu
TRIBUN-VIDEO.COM – Siapa yang tidak mengenal permainan balap karung.

Permainan balap karung kerap dijadikan ajang lomba pada perayaan 17 Agustus-an.

Sebuah literatur mencatat bahwa permainan balap karung merupakan pengaruh dari Belanda.

Pada sekolah-sekolah yang didirikan oleh misionaris Belanda, mereka biasa mengadakan lomba balap karung di setiap perayaan negeri mereka.

Biasanya lomba balap karung tersebut diikuti oleh anak-anak berusia 6-12 tahun.

Namun ada juga sejarah yang mengatakan bahwa permainan balap karung berasal dari masa penjajahan Jepang.

Ketika itu rakyat Indonesia yang herus menjalani kerja paksa atau Romusha dan terpaksa menggunakan karung goni sebagai pakaiannya.

Pemerintahan Jepang dengan sengaja menghambat proses distribusi pakaian.

Karung goni yang digunakan tersebut tidak nyaman ketika dipakai, karena banyak dengan kutu.

Oleh sebab itu rakyat Indonesia menderita penyakit kulit seperti koreng dan gatal-gatal.

Peralatan permainan Balap Karung

Sebuah karung terigu/karung beras ukuran 50 kg yang nantinya akan dipakai oleh peserta.

Sebuah peluit untuk memberikan aba-aba mulainya pertandingan yang nantinya digunakan oleh wasit.

Pembatas-pembatas antar peserta lomba balap karung, bisa menggunakan tali rafia ataupun menggunakan kapur tulis.

Arena permainan yang cukup luas dengan panjang 15-20 meter dan lebar 3-4 meter.

Peserta permainan balap karung dengan tidak memandang batasan umur ataupun jenis kelamin.

Semua orang boleh ikut serta dalam permainan ini.

Dan juga, dibutuhkan seorang wasit untuk mengatur jalannya pertandingan.

Aturan Permainan

Aturan permainan balap karung sukup sederhana, yaitu seseorang harus melompat memakai karung dari garis start menuju ujung lintasan dan kembali lagi garis start semula.

Apabila permainan dilakukan secara berkelompok, ketika pemain telah kembali ke garis start maka ia akan digantikan pemain lain dalam regunya.

Regu yang berhasil mencapai garis start atau finish dengan catatan waktu tercepat dinyatakan sebagai pemenangnya.

Sebagai catatan, perlombaan biasanya menggunakan sistem gugur karena jumlah pesertanya banyak.

Jadi, apabila seseorang atau sebuah regu berhasil menang, ia harus melawan lagi pemenang yang lain.

Sedangkan yang kalah dinyatakan gugur dan tidak dapat bermain lagi.