Laporan Wartawan Tribunnews, Lendy Ramadhan
TRIBUN-VIDEO.COM - Keluarga korban Lion Air PK-LQP menolak dipindahkan dari posko Hotel Ibis, Cawang, Jakarta Timur.
Namun, keluarga korban harus keluar dari hotel karena pihak Lion Air menghentikan pembayaran fasilitas kamar yang biasa digunakan korban.
Akibatnya beberapa perwakilan keluarga ada yang menunggu di lobby hotel dengan tetap membawa kunci kamar mereka dan surat perjanjian pelayanan yang diberikan pihak Lion kepada keluarga korban.
Neuis Marfuah, satu dari keluarga korban menceritakan, pihak hotel memintanya keluar paling lambat pada pukul 12.00, batas waktu checkout yang biasanya diterapkan hotel.
Jika ingin kembali menggunakan kamar, keluarga korban diminta untuk menanggung sendiri pembiayaan kamar tersebut.
“Tadi pagi kami diminta oleh pihak hotel, bahwa kami harus checkout hari ini jam 12 siang. ,” ungkap Neuis saat ditemui di Hotel Ibis, Jakarta Timur, Rabu (23/1/2019).
Neuis menceritakan ia memang telah mendapatkan surat peringatan dari pihak Lion untuk keluar dari hotel satu hari dari batas check out atau kemarin (23/1/2019).
Tetapi di surat tersebut tidak ada informasi yang jelas keluarga akan dipindahkan kemana, sementara putri Neuis yang menjadi korban Viviane Afifah belum teridentifikasi.
“Dari pihak Lion itu memberitahukan kepada pihak keluarga, bahwa pos yang di Ibis ini mau ditutup dan dipindahkan. Jika dipindahkan, pertanyaannya kami dipindahkan ke mana? Mereka menjawab, kami belum tahu, nanti akan kami beritahukan kemudian,” kata Neuis.
Warga Bandung, Jawa Barat itu pun sulit sekali mencari kepastian karena petugas Lion yang biasa berjaga di Hotel Ibis sudah tidak ada, dan susah menghubungi pihak Lion.
“Jangan seperti itu. Mereka sruruh kami check out tapi mereka sudah pada pergi semua, tidak bisa dihubungi,” kata Neuis.
Neuis pun berharap ia dan para keluarga korban lainnya khususnya yang belum teridentifikasi bisa mendapatkan fasilitas kembali untuk mempermudah proses identifikasi yang masih terus berjalan.
Keluarga korban tetap meminta fasilitas tersebut karena pada surat yang diberikan Lion kepada keluarga korban pada 16 Januari 2019 lalu yang isi poin kedua Lion berjanji memberikan fasilitas penginapan bagi keluarga korban yang belum teridentivikasi.
“Minimal untuk 64 keluarga korban yang belum terdentifikasi masih tetap stay disini,” pungkas Neuis.
TRIBUN-VIDEO.COM - Keluarga korban Lion Air PK-LQP menolak dipindahkan dari posko Hotel Ibis, Cawang, Jakarta Timur.
Namun, keluarga korban harus keluar dari hotel karena pihak Lion Air menghentikan pembayaran fasilitas kamar yang biasa digunakan korban.
Akibatnya beberapa perwakilan keluarga ada yang menunggu di lobby hotel dengan tetap membawa kunci kamar mereka dan surat perjanjian pelayanan yang diberikan pihak Lion kepada keluarga korban.
Neuis Marfuah, satu dari keluarga korban menceritakan, pihak hotel memintanya keluar paling lambat pada pukul 12.00, batas waktu checkout yang biasanya diterapkan hotel.
Jika ingin kembali menggunakan kamar, keluarga korban diminta untuk menanggung sendiri pembiayaan kamar tersebut.
“Tadi pagi kami diminta oleh pihak hotel, bahwa kami harus checkout hari ini jam 12 siang. ,” ungkap Neuis saat ditemui di Hotel Ibis, Jakarta Timur, Rabu (23/1/2019).
Neuis menceritakan ia memang telah mendapatkan surat peringatan dari pihak Lion untuk keluar dari hotel satu hari dari batas check out atau kemarin (23/1/2019).
Tetapi di surat tersebut tidak ada informasi yang jelas keluarga akan dipindahkan kemana, sementara putri Neuis yang menjadi korban Viviane Afifah belum teridentifikasi.
“Dari pihak Lion itu memberitahukan kepada pihak keluarga, bahwa pos yang di Ibis ini mau ditutup dan dipindahkan. Jika dipindahkan, pertanyaannya kami dipindahkan ke mana? Mereka menjawab, kami belum tahu, nanti akan kami beritahukan kemudian,” kata Neuis.
Warga Bandung, Jawa Barat itu pun sulit sekali mencari kepastian karena petugas Lion yang biasa berjaga di Hotel Ibis sudah tidak ada, dan susah menghubungi pihak Lion.
“Jangan seperti itu. Mereka sruruh kami check out tapi mereka sudah pada pergi semua, tidak bisa dihubungi,” kata Neuis.
Neuis pun berharap ia dan para keluarga korban lainnya khususnya yang belum teridentifikasi bisa mendapatkan fasilitas kembali untuk mempermudah proses identifikasi yang masih terus berjalan.
Keluarga korban tetap meminta fasilitas tersebut karena pada surat yang diberikan Lion kepada keluarga korban pada 16 Januari 2019 lalu yang isi poin kedua Lion berjanji memberikan fasilitas penginapan bagi keluarga korban yang belum teridentivikasi.
“Minimal untuk 64 keluarga korban yang belum terdentifikasi masih tetap stay disini,” pungkas Neuis.
Category
🗞
Berita