• 13 jam yang lalu
SEMARANG, KOMPAS.TV - Di tengah era digital, masyarakat sudah jarang membeli kalender konvensional. Hal tersebut berdampak pada pedagang kalender keliling di Kota Semarang, yang mengalami penurunan pembeli. Di Kawasan Pasar Johar Kota Semarang atau tepatnya di Jalan KH Agus Salim, tampak beberapa pedagang kalender keliling sedang menjaga dagangannya. Salah satunya adalah Ngadino, pedagang kalender keliling, yang sudah menekuni profesi ini selama 37 tahun.

Ngadino biasanya menjajakan kalender sejak pagi hingga sore hari berkeliling dengan menggunakan sepeda motornya, kali ini ia memilih Kawasan Pasar Johar untuk menjajakan kalender Tahun 2025.

Sebenarnya, profesi pedagang kalender keliling ini hanya bisa ditemui di akhir tahun, seperti di bulan November hingga Januari. Namun, di Tahun 2025 ini, Ngadino mengaku pembeli kalender menurun. Biasanya, awal bulan Januari dagangannya sudah terjual habis, namun hingga minggu kedua ini dagangan kalendernya masih banyak yang harus dijual.

"Penjualan tahun ini berkurang, peminatnya berkurang. Kalo tahun kemarin (2024) agak lumayan, kalo ini berkurang. Bilangnya enggak cuma kalender, semua (pedagang) bilangnya sama, pasarnya baru lesu. Kebanyakan (pembeli) orang-orang tua, biasanya kantor-kantor pesan, ini tidak ada yang pesan," jelas Ngadino.

Ada beragam jenis kalender yang dijajakan oleh Ngadino, seperti kalender dinding, kalender meja, kalender dengan neptu Jawa, dan kalender penanggalan Cina, dengan rentang harga mulai dari Rp10.000 hingga Rp25.000.

Kalender yang paling banyak diminati oleh pembeli adalah kalender dengan neptu Jawa. Rata-rata pembeli yang datang memang mencari kalender neptu Jawa karena tidak ada di aplikasi ponsel pintar. Rata-rata pembeli berusia dewasa hingga orang tua.

#kalender #semarang #pasarjohar



Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/566879/pedagang-kalender-keliling-di-kota-semarang-curhat-sepi-pembeli

Category

🗞
Berita

Dianjurkan