SEMARANG, KOMPAS.TV - Siapa yang menyangka, warga binaan pemasyarakatan (WBP) Lapas Perempuan Kelas IIA Bulu Semarang ikut berperan membuat stola, yang dikenakan Paus Fransiskus beberapa waktu lalu waktu berada di Indonesia. Salah satunya Maria Stevani, yang masuk dalam tim pembuatan stola dari batik tersebut. Stola batik ini dibuat oleh satu tim yang terdiri dari enam orang termasuk dirinya.
Prosesnya tak mudah, sebab butuh waktu kurang lebih hingga satu bulan untuk membuatnya. Menurutnya, yang tersulit adalah proses mencanting, sebab, butuh ketelitian.
Stola tersebut berukuran sekitar 1,5 meter x 2 meter. Setelah itu, pesanan mulai berdatangan ke Lapas Perempuan Kelas IIA Bulu ini. WBP asal Bekasi ini mengaku tidak butuh waktu lama belajar membatik. Dia hanya butuh waktu sekitar dua hingga tiga bulan untuk bisa membatik.
"Bangga. 2 meter x 1,5 meter, sama seperti yang dipakai Paus kemarin. Kalau yang ini tidak tau pesanan dari mana. Setelah itu, banjir pesanan," ujar Maria.
Sementara itu Kepala Lapas Perempuan Kelas IIA Semarang, Kristiana Hambawani, mengatakan, selain stola, pouch ecoprint karya WBP Lapas Perempuan Kelas IIA Bulu Semarang juga terpilih untuk diberikan kepada Paus Fransiskus. Terpilihnya dua kerajinan karya mereka ini membawa dampak yang sangat besar bagi para WBP.
"Bermula dari pesanan rekan kami. Ternyata beliau punya banyak alternatif lapas-lapas yang mungkin membuat hal yang sama ini, ternyata lapas kami yang terbaik. Akhirnya kami terpilih untuk dihaturkan ke Paus Fransiskus," ucap Kristiana.
Seperti diketahui, stola yang dihasilkan oleh warga binaan ini terbuat dari kain tenun dan batik.
#pausfransiskus #stoladaribatik #semarang
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/539038/buat-stola-untuk-paus-fransiskus-napi-lapas-bulu-kami-happy
Prosesnya tak mudah, sebab butuh waktu kurang lebih hingga satu bulan untuk membuatnya. Menurutnya, yang tersulit adalah proses mencanting, sebab, butuh ketelitian.
Stola tersebut berukuran sekitar 1,5 meter x 2 meter. Setelah itu, pesanan mulai berdatangan ke Lapas Perempuan Kelas IIA Bulu ini. WBP asal Bekasi ini mengaku tidak butuh waktu lama belajar membatik. Dia hanya butuh waktu sekitar dua hingga tiga bulan untuk bisa membatik.
"Bangga. 2 meter x 1,5 meter, sama seperti yang dipakai Paus kemarin. Kalau yang ini tidak tau pesanan dari mana. Setelah itu, banjir pesanan," ujar Maria.
Sementara itu Kepala Lapas Perempuan Kelas IIA Semarang, Kristiana Hambawani, mengatakan, selain stola, pouch ecoprint karya WBP Lapas Perempuan Kelas IIA Bulu Semarang juga terpilih untuk diberikan kepada Paus Fransiskus. Terpilihnya dua kerajinan karya mereka ini membawa dampak yang sangat besar bagi para WBP.
"Bermula dari pesanan rekan kami. Ternyata beliau punya banyak alternatif lapas-lapas yang mungkin membuat hal yang sama ini, ternyata lapas kami yang terbaik. Akhirnya kami terpilih untuk dihaturkan ke Paus Fransiskus," ucap Kristiana.
Seperti diketahui, stola yang dihasilkan oleh warga binaan ini terbuat dari kain tenun dan batik.
#pausfransiskus #stoladaribatik #semarang
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/539038/buat-stola-untuk-paus-fransiskus-napi-lapas-bulu-kami-happy
Category
🗞
Berita