Manuver PKS Usung Anies-Sohibul, Bagaimana Peta Politik Jelang Pilkada Jakarta?

  • kemarin dulu
JAKARTA, KOMPAS.TV - Sepekan terakhir, peta persaingan di Pilkada Jakarta tersedot oleh berbagai manuver yang dilakukan PKS.

Mulai dari pengakuan Presiden PKS yang mendapat tawaran posisi cawagub dari Koalisi Indonesia Maju.

Hingga mengajukan Wakil Ketua Majelis Syuro PKS, Sohibul Iman sebagai Bakal Calon Gubernur Jakarta.

Dan puncaknya, Presiden PKS Ahmad Syaikhu mengumumkan mengusung pencalonan Anies Baswedan dan Sohibul Iman sebagai bakal Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta.

Bahkan, akun media sosial PKS langsung memasang poster duet Anies-Sohibul Iman dengan slogan duet tersebut "Jakarta Aman".

Nama lain yang disebut-sebut akan maju di Pilkada Jakarta adalah mantan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.

Namun Partai Golkar, masih menimbang ke mana kadernya akan maju.

Apakah di Pilkada Jakarta atau kembali bertarung di Jawa Barat.

Sementara, Sekjen Partai Gerindra, Ahmad Muzani mengaku partainya belum mengeluarkan surat rekomendasi untuk siapa pun di Pilkada Jakarta.

Di sisi lain, Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh menyarankan agar Mantan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil maju dalam Pilkada Jakarta 2024.

Menurut Surya Paloh, Ridwan Kamil bakal menjadi pesaing kuat untuk Anies Baswedan.

Meski begitu, paloh mengakui elektabilitas Anies masih paling di tinggi di Jakarta.

Nama lain yang masuk bursa Pilgub Jakarta adalah Basuki Cahaya Purnama atau Ahok dan putra bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep.

Jakarta menjadi salah satu provinsi yang diperebutkan sejumlah partai politik dalam pemilihan gubernur 2024 mendatang.

Lantas, bagaimana peta politik di Jakarta saat ini?

Baca Juga Respons soal Diusung PKS di Pilgub Jakarta, Anies: Terima Kasih di https://www.kompas.tv/video/518057/respons-soal-diusung-pks-di-pilgub-jakarta-anies-terima-kasih

#aniessohibul #pilkadajakarta #ridwankamil

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/video/518062/manuver-pks-usung-anies-sohibul-bagaimana-peta-politik-jelang-pilkada-jakarta