• last year

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) merupakan salah satu lembaga pemerintah nonkementerian yang baru berdiri beberapa tahun yang lalu, namun sudah banyak membuat terobosan. Ada banyak inovasi dan transformasi yang dilakukan, membuat BRIN yang masih seumur jagung, menjadi diperhitungan di Indonesia.

 

Ingin tahu lebih lanjut tentang penemuan dan pengembangan yang dilakukan BRIN? Saksikan Chief Talk berikut ini!

 

Host: Fanni Imaniar

Category

🤖
Tech
Transcript
00:00 [MUSIK]
00:15 Halo pemirsa dan apa kabar? Kita kembali lagi dalam program Chief Talk.
00:22 Kali ini bersama saya Fani Imanian.
00:24 Nah, dalam episode kali ini pemirsa kita akan membahas terkait dengan pencapaian apa saja
00:28 yang mungkin saat ini masih dalam proses atau sudah diraih oleh Indonesia
00:33 di bidang penelitian, pengembangan, pengkajian, serta inovasi dalam beberapa tahun ke belakang
00:37 dan rencana ke depannya.
00:39 Serta tentunya bagaimana tantangannya untuk terus berinovasi mengikuti perkembangan zaman
00:44 serta persaingan skala global.
00:47 Untuk mengetahui tersebut atau lebih lanjut terkait dengan hal tersebut
00:50 langsung saja kita akan bahas lebih dalam.
00:53 Bersama Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN, Laksana Trihan Doko
00:58 yang sudah bersama saya saat ini. Halo Chief!
01:00 Terima kasih Mbak Fani.
01:02 Sama-sama Bapak saya yang terima kasih Chief.
01:04 Oke, sekarang kita harus menyebutnya dengan Chief ya.
01:07 Kalau biasanya kita panggil dengan kata-kata Bapak atau Pak Kepala.
01:10 Sekarang kita panggil dengan kata Chief dalam Chief Talk kali ini.
01:13 Chief, apa kabar?
01:14 Ya baik, Alhamdulillah.
01:16 Sedang sibuk apa saja saat ini?
01:18 Ya sibuk terus.
01:19 Sibuk terus ya.
01:20 Pokoknya kalau nggak sibuk berarti bukan Chief.
01:22 Iya, kalau Chief harus sibuk.
01:24 Betul. Oke.
01:26 Nah, Chief saya ingin langsung saja ya tanya terkait dengan pencapaian
01:30 dan kemudian juga prestasi kalau kita bisa menyebut ya.
01:33 Karena dalam beberapa hari belakangan menjadi sebuah topik tersendiri di kalangan netizen
01:37 terkait dengan tiga peneliti BRIN yang bisa dibilang usianya masih sangat muda.
01:43 Ditetapkan sebagai Profesor Riset.
01:45 Mungkin boleh diceritakan sedikit Chief?
01:48 Ya, jadi BRIN saat ini telah menjadi magnet baru ya.
01:53 Khususnya untuk para generasi muda kita untuk bisa berkarir,
01:58 bisa mengembangkan diri sebagai preset sesuai passionnya di bidangnya masing-masing.
02:04 Oke, ini berarti kan bidangnya ada kalau nggak salah optik ya?
02:08 Ya, untuk tiga prosesor riset yang kemarin baru orasi itu optik,
02:12 kemudian ada iklim,
02:14 kemudian yang ketiga pencemaran,
02:16 terkait lingkungan.
02:18 Kalau misalnya Prof atau Chief melihat tiga topik ini,
02:22 baik dari optik, kemudian pencemaran laut,
02:24 dan juga tadi ya soal iklim,
02:26 dan tentu saja yang berhubungan dengan pengendalian,
02:29 yang berhubungan dengan iklim, dengan cuaca,
02:31 dan ya berarti kan ada sedikit keterkaitannya dengan mitigasi bencana di Indonesia ya.
02:36 Kira-kira apa saja relevansi dan mungkin
02:39 apa ya namanya, masukan atau tentu saja terobosan yang bisa diberikan
02:43 untuk pihak-pihak atau stakeholder terkait dari BRID.
02:46 Ya, jadi Indonesia itu kan salah satu negara dengan
02:51 apa, masalah yang terbesar.
02:54 Masalah yang banyak dan beragam.
02:56 Tantangannya banyak ya Prof?
02:57 Karena kita negara kebuluan,
02:59 negara kebuluan, manusianya beragam, bukan negara kontinen,
03:04 lebih banyak lautnya daripada daratnya, dan sebagainya.
03:08 Jadi di satu sisi kita punya banyak keuntungan,
03:11 kekayaan alam, dan seterusnya.
03:13 Tapi di sisi lain, memang kita berhadapan dengan masalah-masalah alam.
03:20 Kita pusat bencana, punya banyak bencana,
03:23 masalah lingkungan itu juga jauh lebih sensitif
03:27 dibandingkan negara kontinen seperti Australia misalnya.
03:30 Jadi kita kan berurusan langsung dengan pencemaran laut,
03:34 sampah plastik di laut yang entah datang dari mana-mana juga misalnya.
03:39 Dan tidak hanya dari internal Indonesia sendiri ya?
03:42 Kalau kita bicara iklim, juga sama.
03:44 Iklim kita itu iklim muson yang jauh lebih sulit diprediksi
03:47 daripada di area kontinen misalnya.
03:50 Tapi justru itu dari sisi kami, dari sisi IPTEC, para periset,
03:54 itu tantangannya banyak.
03:56 Jadi justru hal yang menarik ya?
03:59 Persis, karena banyak problem di situ.
04:01 Periset itu kan problem solver.
04:04 Artinya kalau tidak ada problem, dia cari-cari problem.
04:09 Bisa jadi.
04:11 Ini hal yang menarik berarti.
04:13 Tidak ada problem, berarti kita harus mencari sesuatu.
04:16 Reset itu bermula dari problem.
04:18 Kalau tidak ada problem, tidak ada riset.
04:20 Dan kalau tidak ada manusia, tidak ada problem.
04:22 Ya, persis.
04:23 Munculnya dari manusia.
04:25 Tapi kalau kita lihat juga, Cief, menariknya adalah karena usianya masih sangat muda.
04:30 Para periset berini yang dikatakan sebagai profesor riset ini.
04:34 Berarti secara tidak langsung kita juga mendapatkan citra bahwa
04:38 badan riset dan juga inovasi nasional ini sangat menghargai
04:41 teman-teman kalangan muda, walaupun usianya masih muda.
04:44 Tapi ketika memiliki kontribusi, maka tidak akan ditutup
04:48 jalannya untuk menjadi seorang profesor atau meningkatkan lagi prestasi-prestasinya.
04:54 Jadi meskipun kami ini lembaga pemerintah,
04:57 tetapi berbeda dengan lembaga pemerintah lain.
05:00 Di kami itu hirarki tidak terlalu ketat.
05:04 Dan kita tidak mengenal yang disebut sebagai senioritas dari sisi usia.
05:11 Dibrin?
05:12 Ya, jadi kita melihat murni dari capaian output mereka.
05:16 Sehingga kalau yang memang berprestasi, kinerjanya bagus,
05:22 ya usianya berapa pun, dia bisa naik.
05:26 Dan hal biasa kalau di Brin misalnya ada salon satu yang usianya masih 40 tahun,
05:32 itu biasa. Kalau di KL lain kan mungkin itu hampir tidak ada.
05:36 Harus menunggu berapa putaran kalau kita menyebutnya.
05:40 Jadi prestasi atau apresiasi tersebut juga by merit system?
05:44 Persis, kita murni berbasis output.
05:47 Oke, Chief kita akan menuju ke pertanyaan selanjutnya.
05:52 Ketika kita tahu, Brin kan baru saja merayakan Hari Jadi, pada tanggal 28 April.
05:57 Selamat ulang tahun sebelumnya.
05:58 Terima kasih.
05:59 Untuk Brin, berarti usianya sekarang?
06:02 Batita.
06:03 Batita, baru 3 tahun.
06:05 Baru akan 3 tahun.
06:07 Berarti gemas-gemasnya ya.
06:08 Lagi aktif-aktifnya kan, Chief.
06:10 Oh iya, babayi tapi hiperaktif.
06:13 Tapi kita berarti sudah harus hitung-hitung dari pencapaian,
06:19 kemudian mungkin tentu saja harapan khususnya dari Chief sendiri untuk Brin.
06:24 Jadi kalau di usia kami yang relatif masih sangat singkat ya,
06:30 jadi integrasi, konsolidasi lembaga pemerintah dalam satu wadah yang sedemikian besar,
06:38 itu kan baru pertama dalam sejarah Republik ini.
06:41 Dan bahkan pertama di dunia.
06:45 Kolegasi saya di luar negeri selalu menyampaikan seperti itu.
06:48 Kami menyatukan 49 lembaga, kementerian, satu kementerian,
06:54 4 lembaga pemerintah besar pada saat itu, balik bank kementerian dan sebagainya.
06:59 Dan itu kami bisa selesaikan dalam waktu alhamdulillah 2 tahun.
07:02 Tahun lalu ya, kami sudah tuntaskan dan langsung pada saat yang sama
07:07 kami juga bisa langsung masuk ke tujuan utama pendirian Brin,
07:12 yaitu untuk memperkuat ekosistem riset dan inovasi nasional.
07:17 Ada kesulitan tersendiri nggak, Chief, mengingat lagi-lagi usia,
07:21 maksud kami waktunya atau durasinya kan bisa dibilang sebentar ya, dibawah 3 tahun.
07:26 Tapi kan kepala yang harus diurus, tanda kutip, ini banyak.
07:29 Banyak, orang pintar-pintar.
07:31 Dan kalau nggak tahu saya dulu pernah dapat pepatah atau wajangan dari orang tua,
07:36 kalau semakin pintar biasanya semakin sulit untuk diatur, tanda kutip.
07:40 Itu tidak salah juga.
07:42 Jadi kuncinya apa, Chief?
07:44 Ya itu tadi yang saya sampaikan, kalau kami di Brin, kami ini kan sangat egaliter ya.
07:50 Itu hierarki tidak terlalu kuat, ya.
07:54 Terus struktur kami itu sangat tipis, tapi lebar.
07:58 Dan ini memang sebenarnya struktur dan karakter lembaga pemerintah
08:04 yang didam-damkan oleh kementerian PAN-RB sebenarnya.
08:09 Of course, apalagi millennial dan juga genzi ya.
08:12 Benar, benar. Dan apalagi kami memang menjadi instrument untuk manajemen talenta nasional
08:19 untuk riset dan inovasi, di mana kami diharapkan menjadi tempat wadah bagi para diaspora,
08:25 talenta-talenta unggul Indonesia, untuk mau bekerja dan berkarir di negara kita.
08:31 Karena kan kita banyak mendidik anak-anak muda kita, ya kan?
08:35 Dengan mengirimkan mereka ke luar negeri juga dan sebagainya.
08:39 Bagaimana kita bisa memberikan alternatif wadah,
08:43 sehingga mereka tidak bisa bilang, "Oh saya tidak pulang karena tidak ada opsi."
08:48 Minimal kami ada opsi.
08:50 Kami siapkan mainannya, dan tentang petiknya.
08:53 Iya, benar. Playgroundnya juga.
08:55 Sehingga mereka bisa, tidak ada alasan untuk tidak bisa berkarir di Indonesia.
09:01 Sesuai bidang dan passionnya.
09:03 Mencari dan juga mengkader talenta muda ini juga tentunya membutuhkan sebuah modal ya, Chief.
09:11 Mengingat bahwa anggaran riset dan penelitian di Indonesia sendiri kan juga,
09:15 sempat mengusulkan memang, Chief ya.
09:18 Koreksi saya kalau saya salah.
09:20 Rp699,4 miliar.
09:23 Ini memang standar.
09:26 Lebih besar dari itu.
09:27 Kalau boleh tahu dikoreksi, Chief.
09:29 Kalau anggaran BRIN setahunnya itu rata-rata kami sekitar Rp7 triliun.
09:34 Rp7 triliun?
09:35 Rp7 triliun setahun ya.
09:36 Tapi itu sebenarnya kan masih ada anggaran dana abadi juga,
09:41 yang dialokasikan untuk dana abadi yang dikelola LPDP.
09:45 Tapi nanti khusus untuk riset, itu sekitar Rp5 triliun setiap tahun.
09:49 Jadi secara total kalau anggaran riset di Indonesia itu, yang dari pemerintah ya,
09:54 itu kalau di total ya sekitar Rp15 triliun.
09:57 Itu oke, itu memang secara resmi sudah ditetapkan Rp15 triliun?
10:00 Iya, termasuk untuk yang ke kampus,
10:03 baik kampus yang dibawa ke Mendigut, maupun kampus yang dibawa ke Menterian Agama.
10:08 Oke.
10:09 Selain kami di BRIN.
10:11 Memang standarisasinya harus sebesar itu ya, Chief?
10:15 Ya sebenarnya kalau besaran itu relatif ya.
10:17 Kalau kita komparasi dengan negara-negara lain?
10:19 Masih kecil.
10:20 Kalau dilihat dari persentase tentu masih kecil.
10:22 Tapi kan kita tidak bermula dari anggaran ideal.
10:27 Kita harus bermula dari apa yang akan kita lakukan.
10:30 Baru setelah itu anggaran akan menyusulkan.
10:33 Berarti tolak ukur yang digunakan oleh BRIN ketika mengusulkan atau mendapat anggaran sebesar itu,
10:39 berarti apa saja rencananya?
10:40 Itu tergantung dari program yang memang kami usulkan pada setiap tahunnya.
10:45 Dan kami memang untuk anggaran negara, itu kami fokuskan untuk infrastruktur.
10:50 Untuk menciptakan mainan.
10:52 Sehingga ada playground.
10:54 Oke, 2024 mainan sama playgroundnya apa saja, Chief?
10:57 Banyak sekali kalau 2024.
10:59 Sampai tahun ini kita masih fokus dengan itu.
11:02 Jadi kita investasi untuk belanja produktif istilahnya.
11:07 Jadi bukan untuk habis pakai.
11:09 Oke.
11:10 Sedangkan untuk risetnya itu sendiri, pahan riset dan sebagainya,
11:14 itu kita create dari pendapatan yang kami peroleh.
11:18 Kalau boleh tahu pendapatannya dari sektor mana saja, Chief?
11:21 Oh itu macam-macam.
11:22 Karena kami mengelola banyak infrastruktur besar juga, seperti kebun raya.
11:26 Oh iya.
11:27 Di seluruh Indonesia kan ada kapal riset.
11:31 Kebun raya, Pak Gokul.
11:33 Terima kasih.
11:34 Ada satelit, ada segala macam.
11:37 Termasuk lab-lab.
11:40 Jadi tentu itu kami pakai untuk riset, tetapi itu juga bisa dioptimalkan.
11:45 Nah itu yang kami pakai untuk belanja pahan, dan sebagainya.
11:50 Sehingga anggaran negara bisa kami fokuskan untuk belanja yang produktif.
11:56 Dan juga penggunaannya efektif serta efisien.
11:58 Betul.
11:59 Saya juga ingin gali terkait dengan beberapa pertanyaan dari netizen,
12:03 saat ini warganet, tentang riset dan juga inovasi di Brin mengenai pengembangan nuklir.
12:08 Apalagi kan saat ini situasi skala global sedang dibikin, apa ya?
12:14 Geopolitik kurang bagus.
12:16 Kondisi geopolitik kita kurang stabil.
12:18 Ada yang punya, ya maksudnya kita tahu sedang menyiapkan senjata di masing-masing tempat.
12:25 Kalau Indonesia sendiri bagaimana, Chief?
12:27 Ya kalau kita kembali ke yang kita sebut sebagai perencanaan energi.
12:34 Kalau kita bicara nuklir untuk energi, nuklir tidak hanya untuk energi loh ya.
12:38 Kan kita pakai untuk kesehatan, justru yang banyak untuk kesehatan sebenarnya.
12:42 Itu ya nuklir itu salah satu opsi utama, ya.
12:47 Energi baru terbarukan, yang memang harus kita pikirkan.
12:52 Dan penanggung jawab nuklir di negara ini Brin, secara regulasi ya.
12:57 Jadi kami, itu sepertinya kami memiliki organisasi riset khusus yang menangani nuklir.
13:04 Apalagi Prof juga, koreksi saya kalau saya salah, ketika dulu melakukan studi juga mendalami soal?
13:11 Ya bidang saya dekat sekali dengan teknologi nuklir.
13:16 Ya saya fisika teori ya.
13:19 Bagaimana Indonesia, khususnya dari Brin, melihat bagaimana potensi pengembangan nuklir tersebut
13:24 tapi mencegahnya supaya tidak disalahgunakan?
13:26 Ya kalau masalah penyalahgunaan itu tergantung kebijakan politik ya pemerintah.
13:32 Tapi kalau dari sisi kebutuhan real energi kita, memang nuklir itu menjadi salah satu alternatif utama.
13:40 Yang memang harus menjadi pertimbangan kita mau tidak mau, suka tidak suka.
13:44 Pada saatnya kita harus, karena negara kita besar.
13:48 Penduduknya besar dengan kemajuan ekonomi yang makin meningkat, yang tentu konsumsi energi makin tinggi.
13:54 Dan itu tidak bisa dipenuhi hanya dari sumber daya yang kita miliki saat ini, termasuk batu bara.
14:01 Oke, energi yang tidak terbarukan itu ya Prof?
14:03 Ya, dan batu bara kan punya masalah tersendiri dengan lingkungan ya.
14:07 Nuklir itu termasuk salah satu energi bersih.
14:09 Yang safe ya sebenarnya?
14:11 Ya.
14:12 Abis beberapa tahun atau baca sejarah tentang Syairnobil, sebenarnya iya.
14:15 Tapi memang ada beberapa.
14:16 Tapi teknologi nuklir sekarang jauh lebih aman.
14:18 Lebih advance ya?
14:19 Jauh.
14:20 Oke, itu lagi-lagi yang dikembangkan oleh Brie.
14:22 Nah, Chief, kita masuk ke topik ini, karena kita tahu Chief ada lulusan S1 sampai dengan S3 Fisika di Jepang.
14:32 Dan kita tahu Jepang dan juga Indonesia ini kan cukup erat ada keterkaitan tersendiri, terutama di bidang tantangannya secara alam dan juga manusianya yang terdampak.
14:43 Kalau misalnya bicara mengenai Jepang, berarti bicara mengenai bencana, dan begitu juga di Indonesia.
14:48 Bagaimana menelurukan apa bekal dari Jepang tersebut untuk dikembangkan di Indonesia?
14:54 Ya, jadi kalau kita bicara bencana, karena negara kita kan ada Ring of Fire ya, jadi memang kita ini pasar bencana ya.
15:01 Sama seperti Jepang, sama gitu.
15:04 Dan mungkin kita malah lebih banyak, karena kita tidak hanya bencana terkait gempa, tetapi juga ada kebakaran, ada masalah iklim juga.
15:15 Karena iklimnya muson ya, misalnya, berbeda dengan Jepang yang lebih stabil.
15:19 Jadi memang kita banyak belajar, banyak berkolaborasi dengan Jepang, karena mereka memiliki pengalaman dan jam terbang yang jauh lebih tinggi.
15:30 Kalau terkait dengan mitigasi dan penanganan bencana.
15:33 Apa yang membedakan antara bagaimana mitigasi bencana yang di Jepang dengan yang di Indonesia?
15:39 Jadi kalau di Jepang itu relatif mereka sudah tuntas melakukan pemetaan potensi sumber bencana.
15:46 Karena dia kan memang tidak terlalu besar ya, secara wilayah.
15:50 Sedangkan kita kan baru memulai di Indonesia.
15:53 Kita baru memulai ekspedisi-ekspedisi misalnya yang di darat untuk pemetaan sesar, untuk pemetaan ulang gunung kerapi.
16:05 Kemudian kalau di laut juga pemetaan topologi dan juga potensi, apa namanya, merkologi.
16:14 Karena kan kita tahu misalnya waktu tsunami yang terakhir yang menimpa Banten pada saat itu, itu kan terjadi dengan mekanisme yang sama sekali belum pernah kita ketahui.
16:23 Ya kan, tidak ada gempa, tidak ada apa-apa, tetapi karena ada longsoran tebing di bawah laut, itulah yang mendorong air sehingga mendengarkan adanya tsunami dengan korban yang cukup besar.
16:35 Sehingga kan kita sekarang, wah kalau begitu kita harus memetakan juga itu tebing-tebing di dalam laut.
16:40 Ya, karena kalau dia runtuh atau apa, dia berpotensi mendorong air laut ke darat.
16:46 Jadi itu yang harus kita lakukan dan itu yang kita di Indonesia kita belum tuntas melakukan.
16:52 Dan untuk itu Brint melakukan, kami memiliki program ekspedisi yang cukup masif ya, itu mulai tahun ini untuk laut maupun untuk darat.
17:01 Jadi kita tahu langsesar misalnya pulau Jawa itu dimana saja dan kita petakan lebih detail lagi.
17:08 Potensi-potensi problemnya.
17:10 Ada pertanyaan sih Chief, tapi mungkin nanti akan kita, atau saya tanyakan setelah.
17:15 Off air maksudnya.
17:17 Tapi ini Chief, setelah lama atau besar di Jepang, apa yang membuat Chief kembali ke Indonesia kemudian akhirnya menjadi kepala Brint?
17:27 Sejujurnya saya nggak langsung kembali ya.
17:31 Setelah itu saya bekerja di luar sebagai periset juga, tapi tidak di Jepang.
17:36 Waktu itu saya banyak di Eropa, terakhir saya di Jerman misalnya.
17:40 Jadi saya cukup lama tidak kembali sebenarnya.
17:42 Berapa tahun Chief?
17:43 Ya total setelah 15 tahun.
17:45 Wah lama sekali.
17:46 Nah kenapa, maksudnya apa yang membuat Chief ingin kembali?
17:50 Ya pada saat itu banyak alasan ya, tapi kalau alasan yang keren mungkin karena ya apa..
17:58 Nasionalisme?
17:59 Saya tidak berani juga bilang itu.
18:01 Itu terlalu tinggi buat saya.
18:05 Tapi ya waktu itu karena waktu S1 saya itu kan dibiayai oleh beasiswa program Kemeristek ya waktu zaman Pak Habibie.
18:15 Jadi saya ada ikatan dinas lah, nah itu yang saya ingin selesaikan waktu itu.
18:20 Setelahnya saya pakai beasiswa dari Jepang, tapi saya kan masih ada ikatan ya moral itulah ya.
18:28 Jadi saya kembali untuk waktu itu ya, ya sudah saya selesaikan ikatan dinas, nanti setelah selesai ya saya pikir lagi kira-kira begitu.
18:37 Tapi sekarang hati dan juga passionnya masih di Brint?
18:41 Tidak tau, waktu itu akhirnya waktu saya mau kembali lagi ternyata ya kita di jadikan pejabat.
18:48 Karena tidak boleh kembali.
18:51 Oke, tapi jadi penasaran Chief, apa saja tantangan mungkin kalau boleh diceritain suka duka ketika menjadi kepala Brint?
18:58 Hitungannya lembaga yang masih sangat muda saat ini kan?
19:01 Ya kalau kepala Brint tentu semua orang pasti paham bahwa ini lembaga baru dengan anggota yang sedebikian banyak.
19:10 Kami itu KL, apa istilahnya, Bu Srimulyani itu KL bukan strategis, KL signifikan.
19:23 Salah satu dari 10 KL signifikan di negara ini.
19:29 Karena besar, sehingga besar itu tapi bersumber dari banyak orang yang berasal dari berbagai macam instansi yang berbeda sama sekali.
19:39 Jadi tentu itu tantangan yang luar biasa pada saat itu.
19:43 Tahun pertama ketika bertemu dengan orang-orang banyak orang-orang?
19:48 Kalau saya langsung saya temui aja satu-satu semuanya.
19:52 Kenalan satu-satu Chief?
19:54 Ya maksudnya per unit saya datang.
19:57 Oke, sampai dengan saat ini mungkin apa saja rutinitas yang dari tahun pertama sampai dengan tahun ketiga ini masih Chief lakukan?
20:05 Saya selalu buka ini, WA terbuka untuk semua sivitas saya, email terbuka, siapapun boleh kirim WA dan pasti saya jawab.
20:17 Insyaallah saya jawab lah.
20:19 Itu notifikasinya nggak penuh?
20:21 Ya itu biasa, dan biasanya saya juga terima langsung, siapapun.
20:25 Karena saya paham banyak orang yang mungkin mengalami masalah, mengalami ini karena dia harus beradaptasi dengan pola baru.
20:33 Dicurhatin dong Chief?
20:35 Oh iya, iya.
20:37 Ya nggak apa-apa saya jawab satu-satu, meskipun telat 2-3 jam tapi saya berjawab satu-satu.
20:43 Dan kalau saya datang pagi sekali, jadi itu sering ada yang datang langsung, saya terima.
20:50 Ya kan itu bagian dari teman-teman saya, jadi kalau mereka mengalami kesulitan ya saya berusaha membantu.
20:57 Dan biasanya curhat aja udah membuat mereka.
21:01 Biasanya habis plong kemudian semangat lagi.
21:05 Karena kan konsolidasi integrasi semacam print ini jarang terjadi ya, hampir belum ada sejarahnya.
21:16 Sehingga pasti banyak menimbulkan, ya ada yang mungkin sulit beradaptasi, mengalami stres dan sebagainya.
21:26 Dan saya selalu luangkan waktu untuk mereka lah.
21:30 Nah waktu Chief ditetapkan sebagai, atau dipanggil untuk ditetapkan sebagai Kepala Brint,
21:36 ada ekspektasi tersendiri atau mungkin persiapan tersendiri begitu Chief?
21:42 Mengingat ini kan, ya lagi-lagi baru pertama kali dibuat dan ditetapkan di Indonesia.
21:46 Persiapan dari saya?
21:47 Iya.
21:48 Nggak ada, kan memang nggak ada di panggilan.
21:50 Nggak sempat.
21:51 Saya nggak tahu kalau saya mau jadi Kepala Brint.
21:53 Apa yang Anda harapkan untuk menghadapi?
21:56 Tidak, tapi kebetulan kan saya sebelumnya Kepala Lipi. Lipi itu kan lembaga riset terbesar ya pada saat itu.
22:02 Dan di Lipi saya melakukan hal yang sebenarnya serupa.
22:05 Cukup besar waktu transformasi yang saya lakukan.
22:09 Jadi ya, pekal itu yang membuat, ya sebenarnya kan mirip, itu kan problem yang serupa.
22:16 Miniatur Brint lah pada saat itu.
22:19 Lipi adalah prototipe mungkin bisa dibilang.
22:21 Ya jadi begitu.
22:22 One step sebelum menjadi Brint ya.
22:26 Jadi ya itu pengalaman bagus untuk saya.
22:29 Portfolio.
22:30 Jadi saya langsung bisa melakukan banyak hal karena saya sudah lakukan itu waktu di Lipi.
22:34 Bisa langsung tancap gas begitu ya?
22:36 Langsung.
22:37 Kalau kata anak-anak zaman sekarang, zaman now.
22:39 Nah, bicara mengenai anak-anak zaman now, Chief.
22:42 Indonesia masih butuh tentunya dan masih akan terus membutuhkan periset-periset.
22:47 Apalagi yang usianya masih muda.
22:49 Tapi mungkin ada yang masih takut atau ya lagi-lagi karena kita bicara mengenai budaya ketimuran.
22:54 Kan kadang-kadang suka ada side effect atau dampak.
22:58 Takut untuk mengembangkan diri karena masih ada senior-senior sebelumnya.
23:02 Apa pesan-pesan dari Chief untuk mereka-mereka yang masih muda tapi ingin terjun ke dunia riset dan juga inovasi?
23:08 Ya kalau buat saya yang penting apa kejar cita-cita sesuai passion.
23:13 Gimana?
23:15 Sesuai passionnya masing-masing.
23:17 Apapun itu?
23:18 Yes, whatever.
23:19 Oke.
23:20 Dan Brint siap menerima kalian.
23:22 Termasuk untuk studi dan juga beasiswa?
23:25 Kami tidak ada yang namanya beasiswa, tapi kami ada program yang degree by riset.
23:31 Jadi aktivitas menerima degree tapi melalui aktivitas riset itu lebih menyenangkan, bukan by course.
23:36 Oke.
23:37 Dan itu terbuka untuk siapa saja, untuk S2, S3.
23:41 Dan kami menerima kan minimal harus S3.
23:44 Jadi kami memberikan tempat juga kalau mereka sudah selesai itu ada tempat juga yang mereka bisa bekerja.
23:53 Jadi ada pelajaran sebelum dan juga nanti sesudah.
23:56 Pesis.
23:57 Pesis termasuk para diaspora yang masih di luar negeri.
24:00 Kami banyak menerima diaspora, 500.
24:02 Per year?
24:04 Per riset baru berkualifikasi S3 bidang apapun.
24:09 2024 ini?
24:10 Ya 500 juga.
24:11 Wah banyak sekali.
24:13 Ini berarti menjadi sebuah titik terang dan kita harapkan harapan baru supaya kita tidak kalah dari negara-negara.
24:20 Supaya kita bisa menarik talenta-talenta kita mempertahankannya di negara ini.
24:25 Kalau hanya ngirim masuk beasiswa kan banyak.
24:28 Tapi bagaimana membuat mereka mau bekerja di negara ini itu hal yang berbeda lagi.
24:33 Berkarya dan juga memajukan ya.
24:35 Supaya kita tidak kalah, kita tahu kan selama ini kan sedang dikuasai atau didominasi dari negara India.
24:41 Dan mungkin nanti mereka yang sudah di luar negeri ternyata kerja di Malaysia, di Singapura, di mana-mana.
24:47 Ya kan?
24:48 Kita harus memberikan pilihan dong, bahwa kamu kalau ke Indonesia juga bisa loh.
24:52 Even better di negara sendiri.
24:55 Itu tugas kami.
24:57 Baik Chief, aku sudah dikodok, saya sudah dikodok sama produsernya.
25:00 Karena durasi kita terbatas sekali.
25:02 Terima kasih.
25:03 Kita sudahi dulu dialog yang sebenarnya menarik.
25:05 Dan semoga dengan begini kita masih akan ada episode lainnya untuk menggali lebih lanjut ya.
25:10 Terkait dengan Chief Laksanatri Handoko dan juga tentu saja Badan Riset dan Inovasi Nasional Sehat Keseluruhan.
25:15 Terima kasih banyak.
25:16 Terima kasih sama-sama.
25:18 Salam sehat selalu.
25:19 Grupnya atau grup whatsappnya jangan ditutup lagi nih berarti abis ini ya.
25:23 Akan terima curhatan lagi nih setelah ini.
25:25 Masih terus.
25:26 Baik Chief, thank you so much atas waktunya.
25:29 Terima kasih.
25:31 Baik, demikian perbincangan kita bersama dengan Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN.
25:35 Laksanatri Handoko dalam program Chief Talk kali ini.
25:38 Akhir kata, mewakili kerebat kerja yang bertugas, saya Fani Imaniar.
25:41 Pamit dulu diri.
25:42 Terima kasih.
25:43 Kita ketemu lagi di episode selanjutnya.
25:45 Dan sampai jumpa.
25:46 [Musik]
26:15 [Musik]
26:37 Terima kasih.

Recommended